BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI. MPPN/KEPALA BAPENAS DAN MENTERI KEUANGAN. RPJMD. RPJMN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MENTERI KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

No.860, 2014 BAPPENAS. Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga Penelaahan. Penyusunan. Pedoman.

L E M B A R A N D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 06 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PONOROGO TAHUN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

2012, No sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2011

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2016 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

BUPATI NGANJUK BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 311 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.172, 2010 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Rencana Strategis

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN

BUPATI MAMASA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMASA NOMOR : 10 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Cukai. Tembakau. Pembagian. Provinsi. Penghasil.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG

b. bahwa untuk menindaklanjuti program dan kegiatan Walikota dan 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

BUPATI BOALEMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2017 BUPATI KUDUS,

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR7 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 31 TAHUN

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

2010 biaya komponen masukan kegiatan, yang ditetapkan sebagai biaya masukan. 3. Standar Biaya yang Bersifat Khusus, yang selanjutnya disebut Standar B

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.02/2010 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PESAWARAN TAHUN

- 2 - Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR... TAHUN... TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR SUMATERA UTARA

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 027 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2015

BUPATI SEMARANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 90 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi:

No.229, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI. MPPN/KEPALA BAPENAS DAN MENTERI KEUANGAN. RPJMD. RPJMN. 2010-2014. PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 28 TAHUN 2010 NOMOR 0199/M.PPN/04/2010 NOMOR PMK 95/PMK.07/2010 TENTANG PENYELARASAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, DAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN 2010-2014 dalam mencapai sasaran prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, perlu dukungan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam kurun waktu 2010-2014;

2010, No.229 2 Mengingat b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014; : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

3 2010, No.229 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107); 9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYELARASAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2010-2014. Pasal 1 Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan : 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yang selanjutnya disebut RPJMN adalah RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010. 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD adalah RPJMD yang akan disusun oleh pemerintahan daerah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah terpilih hasil Pemilihan Kepala Daerah mulai tahun 2010 sampai dengan 2013, dan

2010, No.229 4 RPJMD yang telah ditetapkan sebelum tahun 2010 dan dilaksanakan dalam kurun waktu antara tahun 2010 dan 2014. 3. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP), adalah dokumen perencanaan Nasional untuk periode 1 (satu) tahun 4. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Pasal 2 Peraturan Bersama ini bertujuan untuk terwujudnya keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN 2010-2014 dalam rangka pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014 yang memerlukan dukungan dari pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota dalam kurun waktu 2010-2014. Pasal 3 (1) Untuk terwujudnya keselarasan antara RPJMD dengan RPJMN 2010-2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, bagi provinsi, kabupaten dan kota yang akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, penyusunan RPJMD provinsi, kabupaten dan kota 2010-2014 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan RPJMN 2010-2014. (2) Keselarasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain diwujudkan dalam: a. Strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah yang selaras dengan strategi, kebijakan umum, kerangka ekonomi makro, dan prioritas nasional sebagaimana tercantum dalam Buku I RPJMN 2010-2014; b. Kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah yang selaras dengan pencapaian sasaran rencana pembangunan bidangbidang sebagaimana tercantum dalam Buku II RPJMN 2010-2014; c. Pencapaian sasaran program pembangunan jangka menengah daerah yang selaras dengan pencapaian sasaran dan arah pembangunan kewilayahan sebagaimana tercantum dalam Buku III RPJMN 2010-2014. Pasal 4 (1) Bagi provinsi, kabupaten dan kota yang telah menetapkan RPJMD sebelum ditetapkannya RPJMN 2010-2014, penyelarasan RPJMD masing-masing

5 2010, No.229 dilakukan dalam penyusunan RKPD yang diselaraskan dengan RKP mulai tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya sampai dengan berakhirnya periode RPJMN 2010-2014. (2) Penyelarasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap prioritas, sasaran, rencana program dan kegiatan pembangunan tahunan daerah dengan prioritas pembangunan nasional dalam RKP tahun berkenaan. Pasal 5 (1) Penyelarasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4, disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan karakteristik daerah yang disesuaikan dengan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2) Proses penyelarasan RPJMD dengan memperhatikan RPJMN 2010-2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dilaksanakan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) jangka menengah daerah dalam rangka penyusunan RPJMD. (3) Proses penyelarasan RKPD dengan memperhatikan RKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dilaksanakan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tahunan daerah dalam rangka penyusunan RKPD. (4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah provinsi dan kabupaten/kota bertanggungjawab melakukan koordinasi penyelarasan RPJMD dengan RPJMN 2010-2014 serta koordinasi penyelarasan RKPD dengan RKP sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 6 (1) Gubernur, bupati/walikota melakukan upaya peningkatan efisiensi penggunaan sumber pendanaan APBD agar belanja daerah dapat dioptimalkan mendanai penyelarasan program/kegiatan pembangunan daerah dalam rangka mencapai prioritas dan sasaran pembangunan nasional. (2) Untuk terwujudnya hasilguna dan dayaguna pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta dana perimbangan, pencapaian sasaran program pembangunan jangka menengah daerah agar diselaraskan dengan pencapaian sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan dalam rencana strategis kementerian/lembaga dan rencana kerja tahunan kementerian/lembaga

2010, No.229 6 (3) Penyelarasan rencana program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) disesuaikan dengan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan daerah kabupaten/kota yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan. Pasal 7 (1) Rancangan RPJMD provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sebelum ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri. (2) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menilai dan menjamin terciptanya keselarasan antara Rancangan RPJMD provinsi dengan RPJMN 2010-2014 serta kesesuaian dengan tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. (3) Menteri Dalam Negeri melaksanakan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersama dengan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan. (4) Menteri Dalam Negeri menyampaikan hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Gubernur paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah konsultasi dilakukan. (5) Hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyatakan bahwa telah sesuai dengan ketentuan ayat (2) atau memuat rekomendasi penyempurnaan rancangan RPJMD provinsi yang harus ditindaklanjuti oleh Gubernur. (6) Dalam hal penyampaian hasil konsultasi melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) rancangan RPJMD provinsi dapat ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 8 (1) RPJMD provinsi ditetapkan setelah Gubernur menindaklanjuti hasil konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5). (2) RPJMD provinsi yang telah ditetapkan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Keuangan.

7 2010, No.229 Pasal 9 (1) Rancangan RPJMD kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sebelum ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dikonsultasikan kepada Gubernur. (2) Konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menilai dan menjamin terciptanya keselarasan antara Rancangan RPJMD kabupaten/kota dengan RPJMD provinsi dan/atau RPJMN 2010-2014 serta kesesuaian dengan tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. (3) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah provinsi atau dengan sebutan lain melaksanakan konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersama dengan pejabat pengelola keuangan daerah dan kepala satuan kerja perangkat daerah terkait sesuai dengan kebutuhan. (4) Gubernur menyampaikan hasil konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada bupati/walikota paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah konsultasi dilakukan. (5) Hasil konsultasi sebagaimanana dimaksud pada ayat (4) menyatakan bahwa telah sesuai dengan ketentuan ayat (2) atau rekomendasi penyempurnaan rancangan RPJMD kabupaten/kota yang harus ditindaklanjuti oleh bupati/walikota. (6) Dalam hal penyampaian hasil konsultasi melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (4), rancangan RPJMD kabupaten/kota dapat ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 10 (1) RPJMD kabupaten/kota ditetapkan setelah bupati/walikota menindaklanjuti hasil konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (5). (2) RPJMD kabupaten/kota yang telah ditetapkan disampaikan kepada Gubernur. Pasal 11 (1) RKPD provinsi sebagai pelaksanaan dari RPJMD yang telah diselaraskan dengan RPJMN 2010-2014 disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri bersamaan dengan penyampaian rancangan peraturan daerah tentang APBD provinsi tahun anggaran berkenaan untuk dievaluasi.

2010, No.229 8 (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menilai dan menjamin terciptanya keselarasan antara RKP dengan RKPD provinsi dan APBD provinsi. (3) Menteri Dalam Negeri melaksanakan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Keuangan. (4) Penyampaian hasil evaluasi RKPD provinsi oleh Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur paling lambat 15 (limabelas) hari setelah RKPD provinsi diterima. (5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyatakan bahwa RKPD provinsi telah sesuai dengan ketentuan ayat (2) atau memuat rekomendasi penyempurnaan yang harus ditindaklanjuti oleh Gubernur. Pasal 12 (1) RKPD kabupaten/kota sebagai pelaksanaan dari RPJMD yang telah diselaraskan dengan RPJMD provinsi dan RPJMN 2010-2014 disampaikan kepada Gubernur bersamaan dengan penyampaian rancangan peraturan daerah tentang APBD kabupaten/kota tahun anggaran berkenaan untuk dievaluasi. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menilai dan menjamin terciptanya keselarasan antara RKP dan RKPD provinsi dengan RKPD kabupaten/kota dan APBD provinsi. (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh kepala badan perencanaan pembangunan daerah provinsi atau dengan sebutan lain bersama dengan pejabat pengelola keuangan daerah dan kepala satuan kerja perangkat daerah terkait sesuai dengan kebutuhan. (4) Penyampaian hasil evaluasi RKPD kabupaten/kota oleh Gubernur kepada bupati/walikota paling lambat 15 (limabelas) hari setelah RKPD kabupaten/kota diterima. (5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyatakan bahwa RKPD kabupaten/kota telah sesuai dengan ketentuan ayat (2) atau memuat rekomendasi penyempurnaan yang harus ditindaklanjuti oleh bupati/walikota. Pasal 13 Ketentuan teknis yang belum diatur dalam Peraturan Bersama ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan

9 2010, No.229 Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Keuangan baik secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Pasal 14 Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal, 31 Maret 2010 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, GAMAWAN FAUZI ARMIDA S. ALISJAHBANA SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta Pada tanggal, 6 Mei 2010 MENTERI HUKUM DAN HAM ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PATRIALIS AKBAR