BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

L a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

5.1. Area Beresiko Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

EVALUASI PENGELOLAAN PRASARANA LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI SURABAYA (STUDI KASUS : RUSUNAWA URIP SUMOHARJO)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HABITAT SOSIAL

BAB III METODE KAJIAN

ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PERMUKIMAN DENGAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA BERDASARKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. astronomis terletak pada lintang LS LS dan pada bujur

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

PENENTUAN DAERAH PRIORITAS PELAYANAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT TUGAS AKHIR

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa wilayah tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB 4 PENYUSUNAN KONSEP. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan. 4.1 Visi pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

Lingkungan Permukiman

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

EVALUASI LAYANAN SANITASI DI RUSUNAWA SEMANGGI KOTA SURAKARTA

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tabel 2.2 Sintesa Teori Faktor Bermukim Masyarakat

POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN 2016

KUESIONER PENELITIAN MENGENAI STRATEGI ADAPTASI LINGKUNGAN TERHADAP DAERAH RAWAN BANJIR KELURAHAN PEDURENAN KECAMATAN KARANG TENGAH TANGERANG TAHUN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan peneliti untuk

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Transkripsi:

131 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian Perkembangan Kualitas Permukiman ini dilakukan di Kampung Bratan, Kota Surakarta. Kampung Bratan terdiri dari dua RW, yaitu RW 01 dan RW 02. Kampung ini merupakan kampung ikonik di Kota Surakarta karena sejak dulu terkenal sebagai kampung industri rumahan. Pada tahun 2015, terdapat 46 unit industri rumahtangga yang berada di kampung Bratan, kuranglebih 10 % dari total keluarga di Kampung Bratan merupakan pelaku industri rumahtangga. Angka ini belum termasuk keluarga non-industri namun memiliki mata pencaharian utama terkait industri rumahtangga. Keberadaan industri rumahtangga yang terus beraktivitas merupakan isu lingkungan tersendiri, mengingat aktivitas industri rumahtangga menghasilkan limbah yang seringkali tidak diolah sebelum dibuang. Oleh karenanya, kualitas lingkungan permukiman di Kampung Bratan menjadi penting dan menarik untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dimulai dari penyusunan proposal penelitian hingga penyusunan laporan penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan selama bulan Juli 2015 yang merekam persepsi pemukim di Kampung Bratan pada dua titik waktu, yaitu tahun 2010 dan tahun 2015 (saat kuesioner diedarkan). Secara lengkap, jadwal penelitian dapat dilihat di bawah ini. Jadwal Penelitian No Kegiatan Waktu Bulan Tahun 2015 dan 2016 Nopember Desember Januari Pebruari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Penyusunan Proposal Penelitian 2. Seminar Proposal Penelitian 3. Revisi Proposal Penelitian 4. Pelaksanaan Penelitian 5. Pengolahan Data dan Penyusunan Hasil 6. Seminar Hasil Penelitian 7. Revisi Hasil Penelitian 13

B. Tata Laksana Penelitian 14 1. Jenis dan perancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menitikberatkan pada penggunakan data numerik untuk menjelaskan fenomena kualitas lingkungan permukiman di Kampung Bratan, Surakarta. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik kuantitatif untuk menarik nilai generik dari fenomena yang terekam pada data yang dikumpulkan. Perancangan penelitian perubahan kualitas lingkungan permukiman di Kampung Bratan, Surakarta ini menggunakan pendekatan komparatif yang menggunakan alat analisis statistik untuk menunjukkan perbedaan data pada variabel yang diteliti. Perbedaan yang diteliti pada penelitian ini adalah perbedaan kualitas lingkungan permukiman pada dua titik tahun yang berbeda, yaitu tahun 2010 dan tahun 2015. Variabel-variabel yang digunakan untuk mendeskripsikan kualitas lingkungan permukiman pada dua titik tahun tersebut adalah sama sehingga dapat diperbandingkan satu ke satu (head to head) secara langsung. 2. Populasi dan Sampel Kualitas lingkungan pada penelitian ini didekati dari persepsi masyarakat yang bermukim di Kampung Bratan, Surakarta. Masyarakat Kampung Bratan secara administratif adalah responden untuk masyarakat dihitung berdasarkan rumus sampel Frank Lynch dan data 2013 yang menghasilkan 114 responden. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95 % yang berarti pada setiap 100 sampel, kesalahan yang ditoleransi adalah 5 %. Dalam penarikan jumlah sampel, tidak dibedakan antara rumah tangga industri dan rumah tangga non industri, hal ini dikarenakan penelitian ini terfokus pada kualitas lingkungan permukiman yang dapat dinilai oleh keseluruhan populasi. 3. Variabel Penelitian Berdasarkan kajian literatur yang telah disusun pada Bab II, tiga literatur menggunakan variabel yang berbeda-beda untuk mengukur kualitas

15 lingkungan permukiman. Variabel dalam penelitian ini menggunakan kombinasi dari variabel-variabel yang dikemukakan dalam ketiga literatur sebelumnya. Penelitian ini menggunakan kelompok variabel yang berasal dari Doxiadis (1969) yang menyatakan bahwa elemen lingkungan terdiri dari lingkungan alami (nature) dan lingkungan buatan (shell dan network), namun dengan mengkombinasikan literatur yang lain untuk mendapatkan variabel yang operasional. Lingkungan alami kemudian diperjelas dengan literatur dari Kemenenterian PU dan Perumahan Rakyat (2014) yang menyatakan bahwa variabel yang diukur adalah kualitas sungai dan kualitas udara. kialitas sungai diukur dari warna air sungai dan keberadaan sampah yang memenuhi aliran sungai. Kualitas udara diukur dengan keberadaan polusi udara (bau dan asap) yang dirasakan oleh masyarakat dan bersumber dari kegiatan industri kecil yang berada pada Kampung Bratan. Sementara itu, pada elemen lingkungan buatan, pengertian shell sebagai hunian tidak digunakan sebagai variabel. Penggunaan variabel hunian untuk mengukur kualitas lingkungan penelitian tidak relevan mengingat hunian bersifat personal, sedangkan lingkungan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah lingkungan permukiman yang bersifat makro. Shell yang berarti wadah berkegiatan dapat pula diartikan sebagai sarana yang mendukung aktivitas manusia seperti sarana pendidikan, perkantoran, perdagangan, dan olahraga menurut Jayadinata (1999, dalam Hidayati 2014). Namun, penggunaan sarana publik yang hanya dapat disediakan pada skala pelayanan kota juga tidak relevan dengan penelitian ini. Hal ini mengingat lokasi penelitian yang merupakan kawasan industri kecil sehingga tidak dapat dilkukan intervensi terhadap penyediaan sarana pada skala pelayanan kota. Selain itu, keberadaan sarana-sarana dengan skala pelayanan besar tidak berdampak langsung pada kualitas lingkungan kawasan. Kemenenterian PU dan Perumahan Rakyat (2014) memberikan alternatif indikator penilaian shell yang lebih relevan untuk penelitian ini,

16 yaitu ruang terbuka hijau. Variabel ini dinilai relevan mengingat ruang terbuka hijau merupakan sarana publik yang sediaannya dapat berada pada skala kawasan permukiman. Selain itu, keberadaan ruang terbuka publik juga dapat diintervensi oleh masyarakat pemukim di Kampung Bratan sendiri. Untuk elemen terakhir dari lingkungan buatan, yaitu network, Jayadinata (1999, dalam Hidayati, 2014) menyatakan bahwa kualitas lingkungan pada elemen jaringan ini dapaat dilihat dari jaringan listrik, jairngan air bersih dan jaringan drainase. Jaringan air bersih dan drainase digunakan dalam penelitian ini, sementara untuk jaringan listrik, keseluruhan wilayah Kampung Bratan telah memiliki akses terhadap jaringan listrik perkotaan. Kemenenterian PU dan Perumahan Rakyat (2014) memiliki kumpulan variabel yang berbeda, yaitu air bersih, drainase, sanitasi, persampahan dan jairngan jalan lingkungan. Jaringan jalan lingkungan dianggap tidak relevan untuk dijadikan variabel dalam penelitian ini karena jaringan jalan tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu yang menjadi waktu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang sudah ditentukan tidak diberi bobot karena merupakan variabel bebas, setara, tidak ada yang lebih unggul satu dari yang lain. Hal tersebut disebabkan penelitian ini tidak menyasar pada tujuan tertentu dengan pemrograman dan sasaran tertentu (outcome dan output). Keseluruhan variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

17 Tabel 3. Variable penelitian Doxiadis (1969) Jayadinata (1999) dalam Kementrian PU dan Perumahan Rakyat Variabel yang digunakan Hidayati (2014) (2014) Nature Sungai Sungai Udara Udara Shell Hunian Pusat Kota Tempat Kerja Pusat Pendidikan Pusat Olahraga Network Ruang Terbuka Ruang Terbuka Hijau Hijau Jaringan Listrik Jaringan Air Bersih Air Minum Air bersih Jaringan Drainase Drainase Drainase Jairngan Sanitasi Sanitasi Sanitasi Persampahan Persampahan Jalan Lingkungan Sumber : Berbagai sumber diolah 4. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan mempertimbangkan pengetahuan populasi terhadap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Sifat variabel yang menggunakan persepsi sebagai dasar pengukuran kondisi menyebabkan karakteristik populasi bersifat homogen terhadap variabel penelitian. Oleh karena sifat populasi yang homogen, serta untuk menjalankan pengumpulan data dengan efisien, maka teknik Accidental Sampling cocok untuk digunakan. Pada teknisnya, Accidental Sampling mengambil sampel pada keluarga yang bersedia mengisi kuesioner pada saat pengumpulan data di lapangan dilakukan. Pengambilan sampel berhenti saat jumlah sampel minimal (117 responden) telah tercapai. 5. Teknik Analisis Data Untuk melakukan penilaian kualitas lingkungan, terlebih dahulu didefinisikasi kualitas lingkungan permukiman. Kualitas lingkungan permukiman merupakan pencapaian terhadap kondisi ideal lingkungan permukiman seperti yang telah ada di Bab II, seperti kualitas udara yang

18 baik adalah tidak berdebu dan tidak berbau, kualitas drainase yang baik adalah jaringan yang tersedia dan berfungsi dengan baik. Setiap variabel kemudian didefinisikan seperti apa kondisi idealnya. Setelah kondisi ideal didefinisikan, indikator setiap variabel kemudian disusun berdasarkan tingkat pencapaian kondisi ideal kualitas lingkungan permukiman. Indikator tersebut menandai tiga tingkatan, yaitu (1) Buruk, (2) Sedang dan (3) Baik. Indikator untuk setiap variabel dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

19 Tabel 4. Indikator-indikator dari Variabel Penelitian Elemen Variabel Sub Variabel Indikator Skor Lingkungan Kualitas Warna Air dan Penuh dengan sampah dan 1 alami Sungai Sampah berwarna hitam pekat Terdapat sedikit sampah dan 2 air berwarna coklat keruh Tidak terdapat sampah dan 3 air berwarna coklat bening Kualitas Udara Keberadaan asap Selalu terdapat polusi asap 1 dari industri dari industri rumahtangga Kadang-kadang terdapat 2 polusi asap dari industri rumahtangga Tidak pernah terdapat polusi 3 asap dari industri rumahtangga Lingkungan Ruang Keberadaan Tidak tersedia jalur hijau atau 1 Buatan Terbuka Hijau RTH taman lingkungan Tersedia jalur hijau atau 2 taman lingkungan Tersedia jalur hijau dan 3 taman lingkungan Kualitas Air Sumber Air Membeli air bersih 1 Minum Kualitas Jaringan Drainase Kualitas Jaringan Sanitasi Kualitas Jaringan Persampahan Sumber : Analisis Peneliti 2015 Bersih Sumur 2 PDAM 3 Saluran Drainase Tidak ada saluran drainase 1 (got) Saluran drainase dibangun 2 sendiri Saluran drainase dibangun 3 pemerintah Fungsi Saluran Tersumbat sampah dan 1 sedimen Terkadang terdapat sampah 2 dan sedimen Air dapat mengalir lancar 3 Genangan Setiap kali hujan 1 Kadang-kadang 2 Tidak pernah 3 Sistem Sanitasi WC dan KM umum tanpa 1 septik tank Cara Pembuangan Sampah WC dan KM umum dengan 2 septic tank WC dan KM rumah 3 Tidak ada TPS yang 1 terjangkau Ada TPS 2 Ada sistem pengambilan 3 sampah ke rumah

20 Pengumpulan data yang menggunakan kuesioner telah memberikan ruang untuk responden memilih kondisi mana yang paling tepat menggambarkan kondisi lingkungan permukiman menurut persepsi responden. Setelah data diperoleh, terdapat tiga tahapan analisis yang dilakukan untuk mengidentifikasi perkembangan kualitas lingkungan permukiman Kampung Bratan, yaitu (1) Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan pada tahun 2010, (2) Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan pda tahun 2015, (3) Analisis Perkembangan Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2010-2015. Masing-masing tahapan analisis dijelaskan seperti di bawah ini. a. Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2010 Analisis ini pada dasarnya melabeli pilihan responden pada kuesioner dengan skor yang telah ditetapkan seperti dapat dilihat pada Tabel di atas. Perhitungan skor dilakukan pada 3 bagian, yaitu perhitungan skor kualitas pada setiap variabel, perhitungan skor kualitas pada elemen lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan buatan), serta perhitungan skor kualitas lingkungan secara keseluruhan. Perhitungan skor kualitas pada keseluruhan variabel menggunakan cara yang sama, kecuali untuk skor pada variabel Kualitas Jaringan Drainase. Skor yang diperoleh untuk setiap responden kemudian dihitung secara total untuk 117 responden. Perhitungan tersebut kemudian dicocokkan pad tiga kriteria kualitas, yaitu Baik, Sedang, Buruk. Penetapan tiga kriteria tersebut menggunakan pembagian kelas berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah yang mungkin diperoleh dari skoring kuesioner. Perhitungannya sebagai berikut : Nilai terendah = 1 (skor terendah) x 117 (total responden) = 117 Nilai tertinggi = 3 (skor terendah) x 117 (total responden) = 351 Perhitungan kelas kriteria Range kelas = Nilai tertinggi - Nilai terendah 3

21 Range kelas = (351-117)/3 = 234/3 = 78 Berdasarkan range kelas tersebut, dapat diketahui skor untuk masing- masing kriteria, seperti dapat dilihat pada Tabel berikut Tabel 5. Nilai Skor untuk Penilaian Kriteria per Variabel No Kriteria Skor 1 Baik 274 351 2 Sedang 195 273 3 Buruk 117 194 Sumber : Analisis Peneliti 2015 Khusus untuk variabel kualitas jaringan drainase yang terdiri dari 3 sub variabel, perhitungan skor untuk penentuan kriteria kualitas adalah sebagai berikut. Nilai terendah = 1 (skor terendah) x 3 (jumlah sub variabel) x 117 (total responden) = 351 Nilai tertinggi = 3 (skor tertinggi) x 3 (jumalah subvariavel) x 117 (total responden) = 1.053 Range kelas kriteria = (1.053 351)/3 = 234 Berdasarkan range kelas tersebut, dapat diketahui skor untuk masing- masing kriteria khusus untuk variabel Kualitas Jaringan Drainase, seperti dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 6. Nilai Skor untuk Penilaian Jaringan Drainage No Kriteria Skor 1 Baik 820 1.053 2 Sedang 586 819 3 Buruk 351 585 Sumber : Analisis Peneliti 2015

22 Untuk skoring bagian kedua, yaitu skoring untuk masing-masing elemen, perhitungan skoring dilakukan dengan menjumlahkan skor pada variabel-variabel yang terdiri dari kelompok elemen yang sama. Perhitungan nilai terendah dan tertinggi untuk masing-masing elemen kualitas lingkungan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 7. Interval Nilai Variabel No Elemen Variabel Nilai Nilai Range Terendah Tertinggi Kelas 1 Kualitas Kualitas 117 351 Lingkungan Sungai Alami Kualitas 117 351 Udara Nilai Elemen 234 702 156 2 Kualitas Kualitas 117 351 Lingkungan Buatan Ruang Terbuka Kualitas Air 117 351 Minum Kualitas Jaringan Drainase Kualitas Jaringan Sanitasi Kualitas Jaringan 351 1053 117 351 117 351 Persampahan Nilai Elemen 819 2.457 546 Sumber : Analisis peneliti 2015 Berdasarkan nilai range pada tabel di atas, maka dapat disusun skor setiap kelas kriteria pada setiap elemen, seperti yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 8. Nilai masing-masing kriteria No Elemen Kriteria Skor 1 Lingkungan Alami Baik 547 702 Sedang 391 546 Buruk 234 390 2 Lingkungan Buatan Baik 1.913 2.547 Sedang 1.366 1.912 Buruk 819 1.365 Sumber : Analisis Peneliti 2015

23 Pada bagian terakhir dari perhitungan skoring kualitas lingkungan, dilakukan penilaian terhadap kualitas lingkungan secara menyeluruh. Penilaian terhadap kualitas lingkungan ini dihiutng berdasarkan total nilai yang diperoleh dari keseluruhan variabel pada keseluruhan responden. Nilai terendah pada perhitungan ini adalah 1.053 (total nilai terendah elemen lingkungan alami dan lingkungan buatan), sementara nilai tertinggi adalah 3.249. Berdasarkan nilai tersebut, range untuk setiap kelas kriteria adalah 732. Dengan demikian, penilaian terhadap kualitas lingkungan permukiman kampung Bratan secara keseluruhan untuk masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 9. Nilai Kualitas Lingkungan No Kriteria Skor 1 Baik 2.518 3.249 2 Sedang 1.786 2.517 3 Buruk 1.053 1.785 Sumber : Analisis peneliti 2015 b. Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2015 Analisis ini merupakan analisis yang sama yang dilakukan pada data yang diperoleh dari kuesioner pada data tahun 2015. Perhitungan skor kualitas juga dilakukan pada 3 bagian, yaitu skor pada kualitas setiap variabel, skor kualitas elemen lingkungan, serta perhitungan skor kualitas lingkungan secara keseluruhan. Mekanisme perhitungan skoring untuk analisis ini sama dengan mekanisme analisis pada bagian Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2015. c. Analisis Perubahan Kualitas Lingkungan Kampung Bratan tahun 2010-2015 Analisis perubahan kualitas lingkungan kampung Bratan dilakukan dengan menggunakan data kualitas lingkungan tahun 2010 dan 2015. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis

24 kuantitatif dengan jenis analisis inferensi yang pada dasarnya menggunakan proses statistik untuk menarik sari dari data yang banyak. Alat analisis yang digunakan adalah T-test dengan paired samples. Sampel berpasangan yang digunakan adalah responden pada penelitian ini (berjumlah 117) dan berpasangan antara tahun 2010 dan 2015 (dengan variabel pengamatan yang sama). Analisis T-test akan mengeluarkan dua nilai indikator, yaitu Sig. yang berarti Signifikansi perbedaan, dan T-hitung yang menandakan besaran perbedaan. Perbedaan dinilai signifikan jika nilai Sig. lebih kecil dari 0.05. Pada analisis ini, dihitung perkembangan kualitas lingkungan, baik per variabel (kualitas sungai hingga kualitas jaringan persampahan), per elemen (kualitas lingkungan alami dan kualitas lingkungan buatan), dan secara keseluruhan. Analisis Statistikal yang digunakan bersifat non parametrik disebabkan data yang bersifat perseptif dengan kuesioner yang mudah dipahami oleh masyarakat setempat. Data yang diperoleh berskala nominal ordinal tanpa interval sehingga analisis lebih mudah dilakukan. Keseluruhan proses analisis pada penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut ini. Data Karakteristik Lingkungan Kampung Bratan Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Alami 2010 Kualitas Lingkungan Buatan 2010 Data Karakteristik Lingkungan Kampung Bratan Analisis Skoring Kualitas Lingkungan Alami 2015 Kualitas Lingkungan Buatan 2015 Kualitas Lingkungan 2010 Kualitas Lingkungan 2015 Analisis Paired Sample T test Perkembangan Kualitas Lingkungan Permukiman Kp Bratan 2010-2015 INPUT ANALISIS OUTPUT

25