PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PARAXYLENE PRODUKSI II PERTAMINA RU IV CILACAP

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MASA KERJA, TINGKAT ABSENSI DAN PERPUTARAN TUGAS KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DISTRIK NAVIGASI KELAS III CILACAP

ARIEF KURNIAWAN AMSRI NIM. B

BAB III METODE PENELITIAN. gambaran penjelasan mengenai hasil penelitian serta penelitian ini. dari responden dengan menggunakan kuesioner.

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

STUDI ASOSIATIF TENTANG MOTIVASI KERJA KARYAWAN STMIK AMIKOM PURWOKERTO. Oleh : Yusmedi Nurfaizal (STMIK AMIKOM Purwokerto) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel independen. Variabel dependen adalah tipe variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan pada PT.Capella Dinamik Nusantara yang

BAB III METODE PENELITIAN

Vol. 4, Nomor 1, Oct 2016 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA PT PKS SEUMANTOH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA BAGIAN PRODUKSI PADA PT. LASER JAYA SAKTI PASURUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. populasi atau bagian populasi untuk mencari hubungan-hubungan yang. data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penulisan ini dilakukan pada

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

BAB III. METODE PENELITIAN. meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian ini menguji pengaruh sikap,

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. 71 Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. akan menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. 1 Penelitian ini

Kata Kunci: Disiplin Kerja, Kinerja Karyawan. Gorontalo. 3 Drs. Rusli Isa, M.Si. Dosen Manajemen. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory research, yaitu tipe penelitian yang bertujuan untuk

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

BAB III METODE PENELITIAN. Badan Amil Zakat Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta. pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PT. SWABINA GATRA GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

ANALISIS FAKTOR KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI KARET PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII JEMBER

PENGARUH KONFLIK DAN STRESS TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. BINA CIPTA NUSA PERKASA BANDAR LAMPUNG. Oleh Ahiruddin Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USBRJ

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Data Primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian penjelasan (explanatory

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA KINERJA KARYAWAN PADA PT PLN (PERSERO) APJ PURWOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan Pengabdian LPPM UMP 2014 ISBN Purwokerto, 20 Desember2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA (STUDI PADA PEGAWAI ADMINISTRATIF IKIP PGRI MEDAN) Oleh : Bambang Widjarnoko. SE.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN HOTEL ARIA GAJAYANA MALANG SKRIPSI

PENGARUH PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. MANUNGGAL JAYA DI BOYOLALI SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga. penulis menggunakan jenis data sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dibagikan kepada karyawan pada KJKS BMT An-Najah Wiradesa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penjualan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada sebuah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KOMITMEN, DAN FASILITAS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA KANTOR KELURAHAN SINGONEGARAN KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN

NURWIDYA DIDIK HERMANTO NIM. B

36 Kompensasi. Variabel kompensasi ini terdiri dari Gaji, Reward dan Insentif. 1. Gaji Menurut Hasibuan (2007) gaji adalah balas jasa yang dibayar sec

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

BAB III METODE PENELITIAN

CYBER-TECHN. VOL 5 NO 1 (2010)

PENGARUH OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS) TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Kuantitatif adalah data penelitian berupa angka- angka dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Penelitian ini termasuk

Transkripsi:

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA NON FISIK, PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PARAXYLENE PRODUKSI II PERTAMINA RU IV CILACAP Oleh : Mutiasari, Istiyono (Dosen STIE Satria Purwokerto) ABSTRAK Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Paraxylene Produksi II Pertamina RU IV Cilacap. Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: Satu, Lingkungan kerja non fisik, program keselamatan kerja dan program kesehatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap; Dua, Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap; Tiga, Program keselamatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap; Empat, Program kesehatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap dan Lima, Lingkungan kerja non fisik merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap. Keyword : Lingkungan Kerja Non Fisik, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kinerja PENDAHULUAN Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih serta munculnya inovasi-inovasi baru di bidang teknik produksi, telah mendorong perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sumber daya manusianya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja sumber daya manusia atau karyawan serta kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001). Faktorfaktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan antara lain lingkungan kerja non fisik, program keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 32

Pertamina sebagai perusahaan minyak nasional di Indonesia memiliki beberapa unit usaha, yang antara lain adalah unit Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap. Unit ini merupakan usaha petrokimia yaitu mengolah paraxylene menjadi bahan baku yang digunakan untuk industri tekstil dan pembuatan karung. Paraxylene sendiri merupakan hasil olahan dari minyak bumi yang bernama naftah. Unit produksi ini menggunakan bahan baku kimia serta peralatan dengan tingkat teknologi tinggi yang dapat menyebabkan adanya kecelakaan kerja dan ancaman terhadap kesehatan karyawannya. Resiko yang dihadapi oleh karyawan tersebut dapat menyebabkan karyawan merasa tidak aman dalam bekerja sehingga kinerja karyawan menjadi rendah. Oleh karena itu, perusahaan hendaknya memperhatikan lingkungan kerja non fisik agar karyawan tidak mengalami tekanan atau kejenuhan dalam kerja, juga memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja agar karyawan merasa mendapatkan keamanan dan perlindungan dalam melakukan pekerjaannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka perumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Apakah lingkungan kerja non fisik, program keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama-sama mempengaruhi kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap? 2. Apakah lingkungan kerja non fisik secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap? 3. Apakah program keselamatan kerja secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap? 4. Apakah program kesehatan kerja secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap? 5. Variabel manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap? Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 33

KERANGKA PEMIKIRAN LINGKUNGAN KERJA NON FISIK PROGRAM KESELAMATAN KERJA KINERJA KARYAWAN PROGRAM KESEHATAN KERJA Gambar 1. Kerangka Pemikiran HIPOTESIS 1. Lingkungan kerja non fisik, program keselamatan kerja dan program kesehatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap. 2. Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap. 3. Program keselamatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap. 4. Program kesehatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap. 5. Lingkungan kerja non fisik merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasi dengan penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap yang berjumlah 100 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah metode pengambilan sampel acak (random sampling). Pengukuran sampel menggunakan pendapat Slovin, dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 10% (Sugiyono, 1999) : Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 34

Keterangan: n = jumlah sampel minimal N = jumlah populasi e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel Dengan rumus Slovin tersebut dapat diketahui jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian sebagai berikut: ( ) Jadi karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap yang dijadikan sampel sebanyak 50 orang. METODE ANALISIS 1. Variabel Penelitian a. Variabel Independen 1) Lingkungan kerja non fisik (X 1 ) Lingkungan kerja non fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugastugas yang dibebankan meliputi : suasana kerja, hubungan dengan atasan dan sesama karyawan serta pelayanan kepada masyarakat. Indikator-indikator lingkungan kerja non fisik : a) Hubungan antara bawahan dengan atasan b) Hubungan antar sesama karyawan c) Suasana tempat kerja d) Kerja sama dalam melaksanakan pekerjaan e) Arahan yang diberikan pimpinan dalam pelaksanaan pekerjaan 2) Program keselamatan kerja (X 2 ) Keselamatan kerja menunjukan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Indikator-indikator : a) Ketersediaan alat-alat perlindungan dalam pekerjaan Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 35

b) Keamanan ruang kerja karyawan c) Larangan-larangan dalam bekerja d) Pemeliharaan fasilitas dan peralatan mesin e) Penggunaan alat-alat/mesin yang aman 3) Program kesehatan kerja (X 3 ) Program kesehatan kerja merupkan kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Indikator-indikator : a) Ruang kerja yang bersih dan nyaman b) Penerangan ruang kerja c) Pengaturan suhu dan udara ruang kerja d) Ruang kerja yang sehat e) Pemeriksaan kesehatan bagi karyawan b. Variabel Dependen Variabel Kinerja (Y) Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Indikator-indikator variabel kinerja : 1) Kesesuaian hasil pekerjaan dengan target 2) Kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan 3) Kesalahan dalam pekerjaan 4) Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan 5) Ketelitian dalam melakukan pekerjaan 2. Uji Multikolinearitas Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkolerasi. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dengan menguji Variance Inflation Factor (VIF) dan matrik kolerasi antara variabel bebas. Kriteria pengujian VIF adalah yaitu sebagai berikut (Singgih Susanto, 2002) : VIF > 5, berarti terdapat gejala multikolinearitas VIF < 5, berarti tidak terdapat gejala multikolinearitas Kriteria pengujian matrik kolerasi antar variabel bebas : Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 36

r > 0,5, berarti terdapat gejala multikolinearitas r < 0,5, berarti tidak terdapat gejala multikolinearitas 3. Analisis Persamaan Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk memperkirakan nilai dari variabel X 1 (lingkungan kerja non fisik), X 2 (program keselamatan kerja), X 3 (program kesehatan kerja) dan Y (Kinerja). Adapun rumus regresi berganda adalah sebagai berikut (J. Supranto, 1992) : Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b n X n + e Keterangan : Y = Variabel terikat (kinerja) b 0 = Konstanta, yaitu nilai Y pada saat semua variabel X bernilai 0 b 1 = Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien b 2 b 3 regresi dari variabel X 1 = Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien regresi dari variabel X 2 = Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien regresi dari variabel X 3 b n = Kemiringan permukaan regresi yang menyatakan koefisien regresi dari variabel X n X 1 X 2 X 3 X n e = Variabel bebas lingkungan kerja non fisik = Variabel bebas program keselamatan kerja = Variabel bebas program kesehatan kerja = Variabel bebas n = Suatu kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata nol untuk tujuan perhitungan, e diasumsikan 0 4. Teknik Analisis a. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabelvariabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Pengambilan Keputusan pengujian hipotesis: Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 37

1). Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan ada pengaruh secara bersama-sama yang signifikan antara lingkungan kerja non fisik, program keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ) terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y). 2). Jika F hitung F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh secara bersama-sama yang signifikan antara lingkungan kerja non fisik, program keselamatan dan kesehatan kerja sebagai variabel bebas (X 1, X 2, X 3 ) terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y). b. Koefisien Determinasi (R 2 ) Selanjutnya untuk melihat kemampuan variabel bebasnya dalam menerangkan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi berganda (R 2 ). Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi berganda (R 2 ) berada diantara 0 dan 1 atau 0< R 2 <1. c. Uji t Untuk membuktikan hipotesa dua,tiga dan empat yang menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik (X 1 ), program keselamatan kerja (X 2 ) dan program kesehatan kerja (X 3 ) karyawan. Dengan asumsi : mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja a. Ho : b 1 = b 2 = b 3 = 0, artinya variabel lingkungan kerja non fisik (X 1 ), program keselamatan kerja (X 2 ) dan program kesehatan kerja (X 3 ), secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). b. Ha : b 1 b 2 b 2 0, artinya artinya variabel lingkungan kerja non fisik (X 1 ), program keselamatan kerja (X 2 ) dan program kesehatan kerja (X 3 ), secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). c. Pada α = 0,05/2, apabila hasil pengujian memungkinkan : H 0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel H 0 ditolak jika -t tabel > t hitung atau t tabel < t hitung d. Uji Elastisitas Analisis ini digunakan untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh antara lingkungan kerja non fisik, program keselamatan kerja dan program Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 38

kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Untuk itu digunakan rumus elastisitas sebagai berikut (Robert S. Pindyck dan Daniel Robin Field, 1976): Keterangan : Ej : Elastisitas ke X j : Rata-rata Xj (variabel bebas) Y : Rata-rata Y (variabel terikat) bj : Taksiran bj (Koefisien Regresi berganda) Kriteria test : Hipotesis diterima jika E3 > E1 dan E3 > E2 Hipotesis ditolak jika E3 E1 dan E3 E2 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Multikolinieritas Tabel 1. Hasil pengujian Multikolinieritas menggunakan Nilai Variance Inflation Factor (VIF) Variabel VIF Lingkungan kerja non fisik (X 1 ) 1,042 Program keselamatan kerja (X 2 ) 1,036 Program kesehatan kerja (X 3 ) 1,009 Berdasarkan tabel 1 di atas, diperoleh hasil perhitungan VIF untuk variabel lingkungan kerja non fisik (X 1 ) = 1,042, variabel program keselamatan kerja (X 2 ) = 1,036 dan program kesehatan kerja (X 3 ) = 1,009. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat multikolinearitas karena nilai VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 5. 2. Analisia regresi berganda Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 4,560 + 0,285 X 1 + 0,462 X 2 + 0,243 X 3 Persamaan diatas dapat dijelaskan arti dari masing-masing koefisien sebagai berikut : 1). Nilai konstanta (b 0 ) = 4,560, artinya nilai konstanta tersebut bernilai positif, dengan demikian apabila lingkungan kerja non fisik, program keselamatan dan Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 39

kesehatan kerja dalam keadaan konstan akan berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan sebesar 4,560 satuan. 2). Nilai koefisien (b 1 ) = 0,285, artinya jika lingkungan kerja non fisik (X 1 ) mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan mengalami peningkatan sebesar 0,285 satuan, sebaliknya apabila lingkungan kerja non fisik mengalami penurunan sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan sebesar 0,285. 3). Nilai koefisien (b 2 ) = 0,462, artinya jika program keselamatan kerja (X 2 ) mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,462 satuan. Begitu pula sebaliknya jika program keselamatan kerja mengalami penurunan sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan juga mengalami penurunan sebesar 0,462 satuan. 4). Nilai koefisien (b 3 ) = 0,243, artinya jika program kesehatan kerja (X 3 ) mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,243 satuan. Begitupula sebaliknya jika program kesehatan kerja mengalami penurunan sebesar 1 satuan, maka kinerja karyawan juga mengalami penurunan sebesar 0,243 satuan. 3. Uji Simultan (uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas (X 1, X 2, dan X 3 ) terhadap kinerja karyawan (Y) secara bersama-sama. Dengan taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 5% = 0,05 dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-k-1) diperoleh nilai F tabel sebesar 3,19. Hasil analisis menunjukkan bahwa F hitung sebesar 43,692 > F tabel 2,81, dengan demikian H 0 ditolak, artinya lingkungan kerja non fisik (X 1 ), program keselamatan kerja (X 2 ), dan program kesehatan kerja (X 3 ) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Lingkungan kerja non fisik, program keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 40

Adapun gambar penolakan H 0 dari uji F disajikan pada gambar 2 sebagai berikut : Daerah Penerimaan H 0 Daerah penolakan H 0 0 F Tabel =2,81 F hitung = 43,692 Gambar 2. Kurva normal uji F 5. Analisis Koefisien Determinasi Hasil analisis diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,7402, hasil tersebut mencerminkan bahwa pengaruh lingkungan kerja non fisik, program keselamatan dan kesehatan kerja secara keseluruhan terhadap peningkatan kinerja karyawan sebesar 74,02 %, sisanya sebesar 25,98 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti 6. Uji parsial (uji t) Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah (5%)/2 = 0,05/2 = 0,025 dengan pengujian dua sisi. Derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-k) = ± 2,021. Dari hasil analisis diperoleh besarnya nilai t hitung masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 1). Nilai t hitung dari variabel Lingkungan kerja non fisik lebih besar daripada t tabel (X 1 = 3,158 > t tabel = 2,021), maka H 0 ditolak dan H a diterima dan oleh karena itu hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. 2). Nilai t hitung dari variabel Program keselamatan kerja (t X 2 ) lebih besar daripada t tabel (X 2 = 5,108 > t tabel = 2,021), maka H 0 ditolak dan H a diterima dan oleh karena itu hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Program keselamatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. 3). Nilai t hitung dari variabel Program kesehatan kerja (t X 3 ) lebih besar daripada t tabel (X 3 = 2,472 > t tabel = 2,021), maka H 0 ditolak dan H a diterima dan oleh karena itu hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Program kesehatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. Untuk memperjelas hasil perhitungan di atas, maka dapat dilihat gambar penolakan/penerimaan H 0 berikut ini. Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 41

Daerah penolakan Ho Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho -t Tabel = -2,021 t Tabel = 2,021 Gambar 3. Kurva normal uji t tx 1 = 3,158 tx 2 = 5,108 tx 3 = 2,472 7. Analisis Elastisitas Untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat digunakan uji elastisitas, diperoleh hasil sebagai berikut : E 1 = 0,309, berarti kenaikan satu persen dari lingkungan kerja non fisik akan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 0,309. E 2 = 0,485, berarti kenaikan satu persen dari program keselamatan kerja akan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 0,485. E 3 = 0,227, berarti kenaikan satu persen dari program kesehatan kerja akan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 0,227. Karena E 2 > E 1 dan E 2 > E 3 (0,485 > 0,30 dan 0,485 > 0,227) maka program keselamatan kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan sehingga hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Lingkungan kerja non fisik merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, ditolak. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KESIMPULAN 1. Lingkungan kerja non fisik, program keselamatan kerja dan program kesehatan kerja secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan bagian kilang Paraxylene PT Pertamina (Persero) RU IV Cilacap. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan uji F, yaitu nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel (43,692 > 2,81). Karena secara bersama-sama ketiga variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat, maka hipotesis Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 42

pertama yang Lingkungan kerja non fisik, program keselamatan kerja dan program kesehatan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. 2 Lingkungan kerja non fisik (X1) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan analisis uji t. Nilai t hitung yang diperoleh untuk variabel lingkungan kerja non fisik (t X 1 ) lebih besar dari nilai t tabel t (X 1 = 3,158 > t tabel = 2,021), oleh karena itu hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. 3. Program keselamatan kerja (X 2 ) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan analisis uji t. Nilai t hitung dari variabel Program keselamatan kerja (t X 2 ) lebih besar daripada t tabel (X 2 = 5,108 > t tabel = 2,021), maka H 0 ditolak dan H a diterima dan oleh karena itu hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Program keselamatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. 4. Program kesehatan kerja (X 3 ) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan analisis uji t. Nilai t hitung dari variabel Program kesehatan kerja (t X 3 ) lebih besar daripada t tabel (X 3 = 2,472 > t tabel = 2,021), maka H 0 ditolak dan H a diterima dan oleh karena itu hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Program kesehatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, diterima. 5. Dari hasil perhitungan elastisitas, diperoleh nilai elastisitas lingkungan kerja non fisik (E 1 ) sebesar 0,309, elastisitas program keselamatan kerja (E 2 ) sebesar 0,485 dan elastisitas program kesehatan kerja (E 3 ) sebesar 0,227. Karena E 2 > E 1 dan E 2 > E 3 (0,485 > 0,30 dan 0,485 > 0,227) maka program keselamatan kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan sehingga hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Lingkungan kerja non fisik merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan Paraxylene produksi II Pertamina RU IV Cilacap, ditolak. IMPLIKASI 1. Pertamina RU IV Cilacap khususnya bagian kilang Paraxylene harus meningkatkan kinerja para karyawannya, agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Oleh kaena itu, perusahaan hendaknya memperhatikan faktor lingkungan kerja non fisik, program keselamatan kerja dan program kesehatan kerja. Ketiga hal tersebut jika ditingkatkan keadaannya dapat meningkatkan kinerja karyawan. Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 43

2. Berkaitan dengan lingkungan kerja non fisik, agar kinerja karyawan meningkat, maka pihak perusahaan harus menjaga suasana kerja yang harmonis, menjaga hubungan kerja yang lancar baik antara atasan dengan bawahan ataupun antar karyawan. Lingkungan kerja non fisik yang baik akan menciptakan suasana kerja yang nyaman, aman dan kekeluargaan sehingga karyawan merasa tenang dan tentram dalam melaksanakan pekerjaannya dan apa akhirnya dapat meningkatkan kinerjanya. 3. Melalui program keselamatan kerja yang memadai, misalnya dengan tersedianya sarana dan fasilitas yang baik dan aman (safety), maka karyawan merasa mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan pekerjaannya, sehingga mereka bekerja tanpa rasa takut ataupun ragu-ragu. Sikap ini dapat menungkatkan kinerja karyawan. 4. Adanya program kesehatan kerja yang baik, maka karyawan juga merasa terlindungi jika merasa ada gangguan kesehatan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Jika karyawan sehat, maka tidak akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan akan mengakibatkan kinerja meningkat. 5. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan program keselamatan kerja, meskipun tidak mengabaikan lingkungan kerja non fisik dan program kesehatan kerja. Hal yang dapat dilakukan adalah menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang dapat melindungi karyawan dalam bekerja, yaitu pelindung kepala (helm, masker), pelindung badan (baju kerja, sarung tangan) serta kelengkapan lain. Perlengkapanperlengkapan tersebut membuat karyawan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tidak ragu-ragu karena terlindungi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Hani Handoko, T, 2001, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta. Heidjrachman & Suad Husnan, 1990, Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta Indiantoro, Nur dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Supranto, J, 1992, Statistik Teori dan Aplikasi, Erlangga, Jakarta. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakaya, Bandung. Nasution, 2003, Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta. Nitisemito, Alex, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Personalia, PT Sasmito Bros, Yogyakarta Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 44

Rohmat, 2003, Pengaruh Keselamatan Kerja Terhadap Peningkatan Motivasi Kerja Karyawan Pada PT Industri Sandang Nusantara (Persero) Unit Cilacap, Skripsi, STIE Satria, Purwokerto. Pyndick, R.S. dan D.L. Rubenfield. 1976. Econometric Model dan Econometric Forecast. Mc. Graw Hill. New York Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Suma mur, 1993, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, CV Haji Masagung, Jakarta. Susanto, Singgih. 2002. Menggunakan SPSS dan Exel untuk mengukur Sikap dan Kepuasan Konsumen. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tulus, Agus, 1992, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jurnal Pro Bisnis Vol. 4 No. 2 Agustus 2011 45