INFORMED CONSENT PADA PELAYANAN SIRKUMSISI

dokumen-dokumen yang mirip
INFORMED CONSENT SIRKUMSISI DI PUSKESMAS WARU, KABUPATEN PAMEKASAN, PROVINSI JAWA TIMUR, PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2013

INFORMED CONSENT PADA PELAYANAN SIRKUMSISI

INFORMED CONSENT PADA PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 1. kesadaran masyarakat akan hak-haknya dalam hal pelayanan kesehatan

INFORMED CONSENT PADA PELAYANAN ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PENERAPAN INFORMED CONSENT PADA PASIEN BEDAH DI RSI SOEMANI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN INFORMED CONSENT PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDI DI RS PKU MUHAMADIYAH GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Pengumpulan data diperoleh di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan,

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK. Kata Kunci : Informed Consent dalam keadaan darurat, Perlindungan Hukum bagi Dokter

BAB III PENUTUP. Dokter terhadap Pasien Gawat Darurat atas Tindakan Medis Dalam Bentuk Implied

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

Tinjauan Implementasi Persetujuan Tindakan Kedokteran di BLUD Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Periode Mei-Juni Tahun 2012

PELAKSANAAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT) DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

TINJAUAN YURIDIS INFORMED CONCENT BAGI PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK [ INFORMED CONSENT ]

Anindya Luthvia Riswandani

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DIHUBUNGKAN DENGAN MALPRAKTIK DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

DAFTAR PUSTAKA. jawaban Pidana Dokter. Jakarta: Erlangga; Pelayanan Medis. Semarang; Mayfield Publising Company; 1983.

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT TINDAKAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF)

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

BAB V PEMBAHASAN Kelengkapan Pengisian Persetujuan Tindakan Kedokteran di rumah Sakit Bedah Asri tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

3. Apakah landasan dari informed consent?

KEDUDUKAN REKAM MEDIS DALAM

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN INFORMED CONSENT PERSFEKTIF HUKUM DI RS PROVINSI LAMPUNG Samino 1 ABSTRAK

PEMENUHAN HAK PASIEN ATAS INFORMASI SEBELUM DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS KABUPATEN MAGELANG

INFORMED CONSENT DALAM PELAYANAN KESEHATAN

HAK ATAS INFORMASI TERHADAP RISIKO MEDIS YANG AKAN DIALAMI PASIEN

disebut dengan Persetujuan Tindakan Medik. Secara harfiah, Informed Consent terdiri

JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA. Diajukan sebagai syarat untuk guna mencapai sarjana program strata-1 kedokteran umum

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER UMUM TENTANG VISUM ET REPERTUM JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

PERBEDAAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA INSTALASI RAWAT JALAN DAN INSTALASI RAWAT DARURAT DI POLI BEDAH RSUP DR.

Keywords: Doctor, Patient surgery, informed consent Bibliography: 16 pieces ( )

TERHADAP PASIEN LANSIA SEMARANG)

PENULISAN HUKUM. Oleh : ERZA TRI WIDYANINGGAR NIM :

PERTANGGUNGANJAWABAN ATAS TERJADINYA NURSING ERROR DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INFORMED CONSENT PADA PASIEN YANG AKAN DI PASANG INFUS. Erwin Yektiningsih, Perdhana Petronila Puspita

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip dasar etik kedokteran yaitu primum non necere (yang terpenting adalah

INFORMED CONSENT ANTARA DOKTER DENGAN PASIEN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

tindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.

Oleh Mochammad Nasichin. Abstrak

KESESUAIAN DIAGNOSIS PADA BERKAS REKAM MEDIS DAN EHR PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

JUMLAH KEMATIAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - DESEMBER 2014

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

Tinjauan Proses Pengisian Persetujuan Tindakan Kedokteran Di Ruang Bedah RSUD H. Damanhuri Barabai Tahun 2014

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap profesi kedokteran di Indonesia akhir-akhir ini makin

KAJIAN PELAKSANAAN REKAM MEDIS GIGI RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTA PONTIANAK

TANGGUNG JAWAB DOKTER DALAM MALPRAKTEK KEDOKTERAN MENURUT HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

ABSTRAK. Kata kunci : Informed Consent, kesehatan, medis

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

IMPLEMENTASI PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS (INFORMED CONSENT) PADA KEGIATAN BAKTI SOSIAL KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.

PENGGUNAAN VENTILATOR BUNDLE PADA PASIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK DI ICU RSUP DR.KARIADI PERIODE JULI DESEMBER 2013

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN FORMULIR INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN Efi Sriatmi*), dr.zaenal Sugiyanto,M.

ABSTRAK. Wendi Nurfandi, 2012 Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes. Pembimbing II : Winsa Husin, dr. M.Sc., M.Kes.

INFORMED CONSENT. dr. Meivy Isnoviana,S.H

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI PASIEN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL

TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN KESALAHAN TINDAKAN KEDOKTERAN KEPADA PASIEN

PERBANDINGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA PASIEN KELAS 1 DENGAN VIP DI PUSAT PELAYANAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUP DR KARIADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Informed Consent INFORMED CONSENT

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI

PENGATURAN TINGKAT KESALAHAN DOKTER SEBAGAI DASAR PENENTUAN GANTI RUGI PADA PASIEN KORBAN MALPRAKTEK

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

UU No 29:2004 PRAKTIK KEDOKTERAN. Law & Regulation MEDICAL RECORD AUDIT SYSTEM 11/22/12 REKAM MEDIS PARAGRAF 3. Pasal 46

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah memajukan kesejahteraan bangsa. Salah satunya adalah dalam bidang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PELAKSANAAN INFORMED CONSENT PADA TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RSUD WATES KULON PROGO TAHUN 2010

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH


MEDIKOLEGAL KEBUTUHAN PENGADAAN RUANG LAKTASI DI BADAN USAHA MILIK NEGARA ( Studi di Kota Semarang ) LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

INFORMED CONSENT PADA PELAYANAN SIRKUMSISI Di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur Periode 1 Januari 31 Desember 2013 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1 Kedokteran Umum HAMIM TOHARI 22010110110013 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

Informed Consent Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur, Periode 1 Januari 31 Desember 2013 Hamim Tohari 1 ABSTRAK Latar Belakang Pelayanan Kesehatan terdapat dua pihak yang tidak dapat dipisahkan yaitu dokter dan pasien. Hubungan dokter dan pasien ini diatur dalam hukum sehingga menimbulkan adanya hak dan kewajiban bagi dokter dan pasien, salah satu kejawiban dokter dalam pelayanan medis yaitu memberikan informed consent atas segala tindakan yang akan di berikan kepada pasien. tidak terkecuali Sirkumsisi. Tujuan Mengetahui pelaksanaan Informed consent pada tindakan Sirkumsisi yang dilakukan di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode surveillans yaitu penelitian dengan melakukan pengumpulan data dengan sampel informed consent pada catatan medis sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari 31 Desember 2013 kemudian dilakukan pendataan dan ditampilkan dalam bentuk diagram dan tabel. Hasil Penelitian informed consent pada pelayanan sirkumsisi ini dari segi Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran didapatkan hasil bahwa 100% sampel memenuhi syarat lengkap ; Tujuan Tindakan Kedokteran 100% lengkap; Risiko dan Komplikasi 100% lengkap; Perkiraan Biaya 100% tidak ada; Bentuk Persetujuan pada tindakan sirkumsisi 100% dilakukan secara tertulis; Bentuk persetujuan 100% di tandatangani oleh pemberi informasi / penerima persetujuan dan pemberi persetujuan. Kesimpulan Penjelasan pada tindakan Sirkumsisi di Puskesmas Waru sudah dilakukan dengan cukup lengkap namun ada informasi yang tidak dijelaskan. Persetujuan pada tindakan Sirkumsisi di Puskesmas Waru sudah dilakukan dalam bentuk tertulis sesuai dengan permenkes dan undang-undang yang ada. Kata Kunci : informed consent, sirkumsisi, Puskesmas Waru, Persetujuan 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Informed Consent of Circumcision in Puskesmas Waru, Pamekasan Regency, East Java Provinc in January 1st December 31st 2013 ABSTRACT Background Health service has 2 inseparable parties, those are doctor and patient. Relationship between them is regulated by law giving rise to doctor and patient's rights and obligations. One of the doctor's obligation in medical service is giving informed consent for all action that will be done to the patient. All medical action are preceeded by informed consent, including circumcision. Aim To determine the implementation of informed consent for circumcision done in Puskesmas Waru, Pamekasan Regency, East Java Province. Method This research is a descriptive study. This research uses survaillance method done by collecting data, with informed consent as the sample which was gathered from medical record of circumcision in Puskesmas Waru, Pamekasan Regency, East Java Province done in January 1st - December 31st 2013. Collected data are displayed in the form of diagrams and tables. Result This research shows that, based on diagnosis and medical action procedure, 100% of samples have complete criteria, 100% explains Purpose of Medical Action, 100% explains Risks and Complications, 0% explains Costs Estimation, 100% of agreement to circumcision are written, and 100% of the agreement signed by both informant and approver. Conclusion Circumcision in Puskesmas Waru have been explained quite completely but some information was not explained. Agreement of circumcision in Puskesmas Waru have been written as explained in current Minister of Health Regulation and Statute. Keywoard : informed consent, circumcision, Puskesmas Waru, Agreement.

PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak dasar setiap individu dan semua warga Negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 1, Pelayanan Kesehatan terdapat dua pihak yang tidak dapat dipisahkan yaitu dokter dan pasien. Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter-pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter. 2 Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Masalahnya, tidak setiap upaya kesehatan hasilnya selalu memuaskan semua pihak, terutama pasian yang dengan mudah menimpakan beban kepada pemberi pelayanan kesehatan bahwa telah terjadi malpraktek. 3 Tindakan medik mengharuskan adanya persetujuan dari pasien (Informed Consent) yang dapat berupa tertulis atau lisan. Persetujuan tindakan kedokteran atau Informed Consent harus didasarkan atas informasi dari dokter berkaitan dengan penyakit atau tindakan yang akan diberikan. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Paragraf 2, Pasal 45. Informed Consent diperlukan untuk berbagai tindakan kedokteran, seperti pembedahan (operasi), tindakan invasif, dan tindakan lain yang mengandung resiko tinggi. 5 Termasuk Sirkumsisi juga harus disertai dengan Informed Consent yang jelas. Sirkumsisi (sunat) merupakan salah satu tindakan bedah minor yaitu melakukan tindakan pembuangan dari sebagian atau seluruh prepusium penis dengan tujuan tertentu. 6 Sirkumsisi yang paling umum dilakukan pada laki-laki, karena sirkumsisi rutin pada bayi untuk alasan agama dan budaya. Banyak sekali keuntungan yang bisa diambil dari tindakan ini seperti mengurangi resiko terjadinya penyakit menular seksual, kanker penis, dan infeksi traktus urin. Pada studi observasi yang ditemukan bahwa laki-laki yang tidak ter-sirkumsisi mempunyai resiko terjadinya infeksi traktus urin. Sirkumsisi juga salah satu faktor yang bisa menurunkan resiko terjadinya kanker penis. Tidak hanya itu, Sirkumsisi juga memiliki kontraindikasi dan komplikasi. 7

Sehingga Tindakan Sirkumsisi dibutuhkan Informed Consent karena merupakan tindakan bedah yang juga dapat menimbulkan komplikasi. Melalui Karya Tulis Ilmiah ini, penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Informed Consent pada tindakan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2014 mengenai informed consent pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari - 31 Desember 2013. Sampel penelitian diambil dengan metode checklist surveilans yang meliputi: 1) Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran. 2) Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan. 3) Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. 4) Perkiraan pembiayaan. 5) Bentuk persetujuan. 6) Pemberi persetujuan. 7) Pemberi Informasi dan Penerima Persetujuan Penelitian ini didapatkan sampel sebanyak 47 informed consent sirkumsisi. Data checklist surveilans terhadap penjelasan Sirkumsisi dan persetujuan tindakan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Propinsi Jawa Timur akan dikumpulkan, kemudian di-editing lalu ditampilkan dalam bentuk tabel kemudian dilakukan pendeskripsian.

HASIL 1. Diagnosis dan Tata Cara Tindakan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 sampel informed consent pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari-31 Desember 2013 didapatkan hasil 100% (47 sampel) telah memenuhi syarat lengkap. Tabel 1. Sampel Diagnosis dan Tata Cara Tindakan Penilaian Sampel Jumlah % Lengkap 47 100 Kurang Lengkap 0 0 Tidak Ada 0 0 Jumlah 47 100 2. Tujuan Tindakan Kedokteran yang Dilakukan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 sampel informed consent pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari-31 Desember 2013 didapatkan hasil 100% (47 sampel) telah memenuhi syarat lengkap. Kelengkapan tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan dinilai dengan acuan adanya paraf tenaga kesehatan pada kolom tujuan tindakan Kedokteran di Informed Consent. Tabel 2. Sampel Tujuan Tindakan Kedokteran yang Dilakukan Penilaian Sampel Jumlah % Lengkap 47 100 Kurang Lengkap 0 0 Tidak Ada 0 0 Jumlah 47 100

3. Risiko dan Komplikasi yang Mungkin Terjadi Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 sampel informed consent pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari-31 Desember 2013 didapatkan hasil 100% (47 sampel) telah memenuhi syarat lengkap. Kelengkapan risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dinilai dengan acuan adanya paraf tenaga kesehatan pada kolom Resiko dan Komplikasi di Informed Consent. Tabel 5. Sampel Risiko dan Komplikasi yang Mungkin Terjadi Penilaian Sampel Jumlah % Lengkap 47 100 Kurang Lengkap 0 0 Tidak Ada 0 0 Jumlah 47 100 4. Perkiraan Biaya Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 sampel informed consent pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari-31 Desember 2013 didapatkan 100% (47 sampel) tidak ada perkiraan pembiayaan. Kelengkapan perkiraan biaya dinilai dengan acuan adanya biaya pelayanan Sirkumsisi. Tabel 4. Sampel Perkiraan Biaya Penilaian Sampel Jumlah % Lengkap 0 0 Kurang Lengkap 0 0 Tidak Ada 47 100 Jumlah 47 100

5. Bentuk Persetujuan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 sampel informed consent pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari-31 Desember 2013 didapatkan 100% (47 sampel) bentuk persetujuan pelayanan Sirkumsisi pasien atau keluarga pasin terhadap dokter atau tenaga kesehatan (perawat) dilakukan secara tertulis. Tabel 5. Sampel Bentuk Persetujuan Penilaian Sampel Jumlah % Ya 47 100 Tidak 0 0 Jumlah 47 100 6. Pemberi Persetujuan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 sampel informed consent pada pelayanan sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari-31 Desember 2013 didapatkan 100% (47 sampel) terdapat tanda tangan dan nama terang dari pasien atau keluarga pasien. Tabel 6. Sampel Pemberi Persetujuan Penilaian Sampel Jumlah % Ya 47 100 Tidak 0 0 Jumlah 47 100

7. Pemberi Informasi dan Penerima Persetujuan Berdasarkan hasil penelitian terhadap 47 sampel informed consent pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan, Provinsi Jawa Timur periode 1 Januari-31 Desember 2013 didapatkan 100% (47 sampel) terdapat tanda tangan dan nama terang dari dokter atau tenaga kesehatan (perawat) yang memberi informasi dan penjelasan tentang Sirkumsisi serta menerima persetujuan dari pasien atau keluarga pasien. Tabel 7 Sampel Pemberi Informasi dan Penerima Persetujuan Penilaian Sampel Jumlah % Ya 47 100 Tidak 0 0 Jumlah 47 100 PEMBAHASAN Untuk Penjelasan Sirkumsisi Penelitian yang telah dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yakni melakukan checklist surveillans terhadap lembar Informed Consent Sirkumsisi yang didalamnya terdapat informasi dan persetujuan pelayanan Sirkumsisi. Berdasarkan Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran Pasal 7 ayat (3), penjelasan tindakan kedokteran sekurang-sekurangnya mencakup: diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran, tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,, serta perkiraan biaya. Unsur-unsur tersebut yang digunakan untuk menilai bagaimana penjelasan pada pelayanan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan periode 1 Januari - 31 Desmber 2013.

Untuk hasil penelitian Diagnosis dan Tata Cara Tindakan Kedokteran didapatkan hasil bahwa 100% sampel memenuhi syarat lengkap. Hal ini didasarkan dengan adanya paraf tenaga kesehatan pada kolom diagnosis dan tata cara tindakan Kedokteran di lembar Informed Consent. Untuk hasil penelitian Tujuan Tindakan Kedokteran didapatkan hasil bahwa 100% sampel memenuhi syarat lengkap yang didasarkan adanya paraf tenaga kesehatan pada kolom tujuan tindakan Kedokteran di Informed Consent. Informasi mengenai tujuan Sirkumsisi memang sangat penting di berikan kepada pasien atau keluarga pasien, karena selain sebagai pelaksanaan ibadah agama, Sirkumsisi juga dilakukan untuk alasan medis, yaitu menjaga hygiene penis dari smegma dan sisa-sisa urin, menjaga terjadinya infeksi dll. Untuk Hasil penelitian Risiko dan Komplikasi yang Mungkin Terjadi didapatkan hasil bahwa 100% sampel memenuhi syarat lengkap yang didasarkan adanya paraf tenaga kesehatan pada kolom Resiko dan Komplikasi di lembar Informed Consent. Sangat penting memberikan informasi resiko dan komplikasi sebelum di lakukan tindakan Sirkumsisi, diantaranya perdarahan, terbentuknya hematoma, infeksi, gangguan pada jahitan. Sehingga pasien atau keluarga pasien mengerti jika nanti mengalami komplikasi. Untuk Hasil Penelitian Perkiraan Biaya didapatkan hasil bahwa 100% sampel tidak menyertakan biaya dari pelayanan Sirkumsisi. Untuk Hasil Penelitian Persetujuan Tindakan Sirkumsisi didapatkan 100% sampel dalam bentuk tertulis yang sesuai dengan Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran Pasal 3 dan UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 45 yang menyatakan setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus memperoleh persetujuan secara tertulis yang

ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Dua pihak yang berhak memberi persetujuan tindakan Sirkumsisi pada penelitian yang telah dilakukan juga menunjukkan 100% sampel telah ditandatangani oleh dokter/ perawat yang memberi penjelasan sekaligus menerima persetujuan dan oleh pasien atau keluarga pasien, jadi artinya tindakan Sirkumsisi oleh dokter/ perawat dilakukan dengan sepengetahuan dan atas persetujuan dari pasien / keluarga pasien. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan : Penjelasan pada tindakan Sirkumsisi sudah dilakukan dengan cukup lengkap namun ada informasi yang tidak dijelaskan dan Persetujuan pada tindakan Sirkumsisi di Puskesmas Waru, Kabupaten Pamekasan periode 1 Januari 31 Desember 2013 sudah dilakukan dengan benar sesuai dengan permenkes dan undang-undang yang ada. Saran Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengumpulkan data menggunakan data primer dan dapat mengembangkan penelitian ini menjadi tahapan yang lebih luas di tempat yang berbeda. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Santosa, Sp.F, M.H dan dr. Akhmad Ismail, Msi.Med yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Sigid Kirana L.B, Sp.KF selaku ketua penguji dan dr. Arif R. Sadad, Sp.F, Msi.Med, S.H,DHM selaku penguji, serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Republik Indonesi. 2009. Undang-undang No. 36 Tentang Kesehatan. Jakarta. 2. Bahder Johan Nasution. 2005. Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter,Rineka Cipta, Jakarta. 3. Ninik Mariyanti. 1988. Malapraktek Kedokteran Dari Segi Hukum Pidana dan Perdata, Bina Aksara, Jakarta. 4. Permenkes RI Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 5. Republik Indonesia. 2004. Undang-undang No. 29 Tentang Praktik Kedokteran,. Jakarta. 6. Karakata S dan Bachsinar B. Sirkumsisi edisi 1. Jakarta: Hipokrates, 1994. 7. Hutcheson JC. Male Neonatal Circumcision: Indications, Controversies, and Complications. Urologic Clinics of North America. 2004: 31; 461-467. 8. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Komunikasi Efektik Dokter Pasien. Jakarta. 9. J. Guwandi, Informed Consent dan Informed Refusal, Penerbit Fakultas Kedokteran UI, 2003. 10. Wrana, P. 1939. Historical review: Circumcision. Archives of Pediatrics 56: 385 392. 11. Report 10 of the Council on Scientific Affairs (I-99):Neonatal Circumcision. 1999 AMA Interim Meeting: Summaries and Recommendations of Council on Scientific Affairs Reports. American Medical Association. December 1999. hlm. 17. 12. Milos, Marilyn F; Macris, Donna (1992). Circumcision: A Medical or a Human Rights Issue?. Journal of Nurse-Midwiferfy 37 (2): 87S 96S.

13. Dewan, P.A.; Tieu H.C., and Chieng B.S. (August 1996). Phimosis: Is circumcision necessary?. Journal of Paediatrics and Child Health 32 (4): 285-289. 14. Kaplan, GW, Complications of Circumcision, Urologic Clinics of North America, vol 10, No 3, page 543-549. 15. Ratna Suprapti Samil, Etika Kedokteran Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta, 2001, hal 45. 16. Amril Amri, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Widya Medika, Jakarta, 1997, hal. 31. 17. Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran Dalam Tantangan Zaman, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 2006 18. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis. 19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1419/Menkes/Per/X/2005 Tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi Pasal pada Pasal 17. 20. Republik Indonesia. 2004. Undang-undang Nomor 29 Pasal 45. Tentang Praktik Kedokteran. Jakarta.