BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA PEKALONGAN. tentang Pengelolaan Zakat Bab III tentang Organisasi Pengelolaan Zakat khususnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar.

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 BUPATI CIREBON

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Fundraising ZIS pada BAZDA Kabupaten Rembang

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH

BAB III GAMBARAN PEAKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK. A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak

RAKERDA KEPUTUSAN RAKERDA BAZNAS SE BANGKA BELITUNG 1

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR

BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 teniang Pemerintahan Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB V PEMBAHASAN. kepada para mustahik. Dalam proses penghimpunan, pengumpulan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN TEMANGGUNG. 1. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kabupaten Temanggung

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB III PENYAJIAN DATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

SOSIALISASI INPRES NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI PENGUMPULAN ZAKAT DI KEMENTERIAN/LEMBAGA MELALUI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. pendayagunaan dana ZIS, serta tugas yang harus dilaksanakana oleh BAZIS DKI

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

BAB IV PEMBAHASAN. Departemen Agama) setelah dikeluarkannya keputusan Kepala Kantor. tentang Susunan Pengurus Badan Amil Zakat, Infaq dan shadaqah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA. 1. Gambaran Umum Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Malang

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II IDENTIFIKASI BADAN AMIL ZAKAT ( BAZ ) KABUPATEN SIAK

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH

BAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

BAB II SEKILAS TENTANG BAZNAS KABUPATEN KARIMUN. A. Sejarah dan Perkembangan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Karimun

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA PEKALONGAN A. Profil BAZNAS Kota Pekalongan 1. Sejarah BAZDA Kota Pekalongan lahir sebagai implementasi UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab III tentang Organisasi Pengelolaan Zakat khususnya pasal 6. Dahulu pertama kali berdiri pada tahun 1993, BAZNAS Kota Pekalongan bernama BAZIS Kota Pekalongan karena memang menghimpun dan mengelola zakat, infak dan sedekah. 1 Di samping amanah UU, beberapa hal yang melatarbelakangi terbentuknya BAZNAS Kota Pekalongan ini adalah: a. Mayoritas penduduk kota Pekalongan beragama Islam. b. Komitmen eksekutif dan legislatif serta tokoh masyarakat atau kyai dan alim ulama untuk membuat wadah pengelolaan zakat yang amanah dan profesional. c. Peran serta dunia usaha dan industri (BUMN, BUMD dan swasta) dengan memberikan dana sosial perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat. BAZNASKota Pekalongan merupakan salah satu organisasi pengelola zakat yang beroperasi sepanjang tahun. Organisasi ini merupakan organisasi yang bekerjasama dengan lembaga pemerintahan maupun perorangan. Sebagai organisasi yang bekerjasama dengan instansi pemerintah, biasanya zakat pegawai langsung 1 Hasil wawancara dengan Dr. H. Imam Suradji, M.Ag, wakil ketua dalam susunan badan pelaksana harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 28 Agustus 2013. 62

dipotong setiap bulannya. Tapi untuk yang perorangan, organisasi ini membutuhkan sosialisasi yang sangat maksimal karena tidak semua orang mengetahui adanya organisasi pengelola zakat khususnya BAZ. Dan juga kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai proses untuk menjadi seorang muzaki pada organisasi ini, penyaluran dana yang telah dikumpulkan dan juga program-program yang ada pada BAZNAS membuat masyarakat lebih senang jika mereka membagikan sendiri zakat yang akan mereka keluarkan. Kendala lain yang dihadapi oleh BAZNAS Kota Pekalongan adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh seluruh pegawai maupun orang yang terlibat langsung dalam proses pengumpulan zakat tersebut dan adanya info-info yang diterima oleh masyarakat bahwa pernah terjadi penyelewengan dana yang terjadi di BAZNAS, sehinggga membuat masyarakat enggan menyalurkan zakatnya ke BAZNAS kendatipun info tersebut belum terbukti kebenarannya. 2 Selain itu juga terjadi kontra termasuk para kyai mengenai pemotongan gaji per bulan bagi pegawai. Dalam mengatasi semua perilaku masyarakat di atas, BAZNAS telah melakukan berbagai sosialisasi seperti mendatangi para calon muzaki, sosialisasi di masjidmasjid, mengirimkan surat kepada orang-orang kaya untuk berzakat, membuat dan membagikan leaflet serta memasang berbagai macam bentuk spanduk. Namun pada kenyataannya ternyata masih terlalu banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang adanya berbagai program yang dimiliki oleh BAZNAS kota Pekalongan. 3 2 Hasil wawancara dengan Drs. H. Mohammad Yahya, sekretaris dalam susunan komisi pengawas BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 20 September 2011. 3 Hasil wawancara dengan Drs. H. Abdul Fatah Yasran, wakil ketua dalam susunan komisi pengawas BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 21 Oktober 2011. 63

2. Visi Menjadi Badan Pengelola Zakat, Infak dan Sadaqah yang unggul dan terpercaya. 4 3. Misi a. Mewujudkan optimalisasi pengelolaan zakat, infak dan sadaqah yang professional. b. Mewujudkan optimalisasi pengelolaan zakat, infak dan sadaqah yang amanah, transparan dan akuntabel. c. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri. 5 4. Tujuan a. Terselenggaranya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, sesuai dengan tuntunan agama. b. Terbinanya kualitas umat baik secara lahiriyah maupun batiniyah. c. Terselenggaranya pendistribusian zakat secara efektif, efisien, berdayaguna dan berhasilguna. d. Meningkatkan kesejahteraan umat dan mendukung terciptanya keadilan sosial. e. Membina dan mengembangkan kualitas kerja sama yang sinergis antara Badan Amil Zakat dengan muzaki, mustahiq, dan pihak lain yang terkait. 6 5. Susunan Organisasi BAZNAS Kota Pekalongan Dalam buku petunjuk teknis pengelolaan zakat yang dikeluarkan oleh Institut Manajemen Zakat (2001) dikemukakan bahwa susunan organisasi lembaga pengelola zakat seperti BAZ adalah sebagai berikut: 7 4 Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan Tahun 2012. 5 Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan Tahun 2012. 6 Buku Profil BAZNAS Kota Pekalongan periode 2009-2012. 64

a. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan Badan Pelaksana. b. Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. c. Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. d. Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua, sekretaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan pendayagunaan. e. Anggota pengurus BAZ terdiri atas unsure masyarakat dan unsure pemerintah. Unsur masyarakat terdiri atas unsure ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, tenaga professional dan lembaga pendidikan yang terkait. Adapun susunan organisasi BAZNAS Kota Pekalongan periode tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut: a. Susunan Dewan Pertimbangan BAZNAS Kota Pekalongan NO JABATAN DALAM NAMA KETERANGAN PENGURUS 1 Ketua Dr. H. M. Basyir Ahmad Walikota Pekalongan 2 Wakil Ketua Dr. H. Imam Tobroni, S.Ag, Kantor Kemenag M.M 7 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern., hlm. 130-132. 65

3 Sekretaris Drs. Dwi Arie Putranto, M.Si. Pemkot 4 Wakil Sekretaris Drs. H. Soedaryo El Kamali, STAIN MA 5 Anggota KH. Yasykur Tasrip Ulama 6 Anggota M. Isa Muchsin Al Irsyad 7 Anggota KH. Zakaria Anshor NU 8 Anggota Drs. H. M. Ghozali Muhammadiyah 9 Anggota Arief Mahmud, Bc.Hk. Tokoh Masyarakat b. Susunan Komisi Pengawas BAZNAS Kota Pekalongan NO JABATAN DALAM NAMA KETERANGAN PENGURUS 1 Ketua KH. Akrom Sofyan Ulama 2 Wakil Ketua Drs. KH. Abdul Fatah Yasran Ulama 3 Sekretaris Drs. H. Mohammad Yahya Kantor Kemenag 4 Wakil Sekretaris Sri Kuncoro P, BA Pemkot 5 Anggota Drs. Muslih Husein, M. Ag. STAIN 6 Anggota Hj. Balgis Diab, S.Ag,SE,MM DPRD 7 Anggota Drs. H. Nadhif Kantor Kemenag 8 Anggota dr. Hj. Sri Nurdijah Kasbollah Cendekiawan 9 Anggota Hj. Falasifah Tokoh Masyarakat 66

c. Susunan Badan Pelaksana Harian BAZNAS Kota Pekalongan NO JABATAN DALAM NAMA KETERANGAN PENGURUS 1 Ketua H. Ahmad Alf Arslan Djunaid, Wakil Walikota SE 2 Wakil Ketua I Dr. H. Imam Suradji, M.Ag. STAIN 4 Sekretaris H. Ahmad Slamet Irfan, SH Pemkot 5 Wakil Sekretaris I Denny Noviyanto, S.Ag Kantor Kemenag 6 Wakil Sekretaris II H. M. Hasan Bisri, M.Ag STAIN 7 Bendahara H. Ahmad Rofiq, B.A Ketua BMT SM- NU 8 Sie Pengumpulan H. Sofyan Adnan, SH Pemkot dr. H. M. Murtazam 9 Sie Pendistribusian Kasiman Mahmud Desky, Cendekiawan KUA M.Ag. H. Tubagus Surur, M.Ag. STAIN Arif Wahyudi, M.Ag Tokoh Masyarakat 10 Sie Pendayagunaan DR. Makrum Kholil, M.Ag. STAIN KH. Hasanudin Subkhi 11 Sie Pengembangan DR. Ade Dede Rohayana, Ulama STAIN M.Ag Suryani, SH, M.Hum. KH. Yasykur UNIKAL Ulama 67

6. Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan a. Umum 1) Disadari bahwa untuk menjadikan Badan Amil Zakat Kota Pekalongan sebagai lembaga pengelola zakat yang amanat dan profesional memerlukan kerja keras dan pemikiran semua pihak. 2) Agar kerja BAZNAS Kota Pekalongan makin optimal maka harus sesering mungkin dilakukan rapat-rapat dalam melaksanakan program BAZNAS. Baik yang berkenaan dengan penghimpunan maupun penyaluran. Disepakati bahwa prinsip kerja BAZNAS Kota Pekalongan ke depan adalah sebesarbesarnya mengumpulkan dana ZIS, dan dari dana yang terkumpul seoptimal mungkin segera didistribusikan/didayagunakan. 3) Rapat-rapat pengurus BAZNAS Kota Pekalongan adalah institusi yang bisa memutuskan untuk menyalurkan dana ZIS dan semua pihak harus menghargai. 4) Mengingat bantuan Pemkot Pekalongan yang terbatas, maka sejauh mungkin dana dana bantuan itu bisa dialokasikan untuk merealisasikan semua program yang ada di BAZNAS Kota Pekalongan. b. Program Bidang Pengawasan 1) Diskusi/lokakarya kajian tentang fikih dalam melakukan pengawasan dana zakat dan non zakat. 2) Mengadakan pengawasan dana zakat dan non zakat. 3) Menunjuk auditor eksternal untuk melakukan audit pengelolaan keuangan BAZNAS Kota Pekalongan. 68

c. Program Bidang Pengumpulan 1) Menertibkan edaran tentang cara Menghitung Zakat Sendiri (MZS) bekerjasama dengan Bidang Pengembangan. 2) Sosialisasi profil BAZNAS melalui pertemuan bersama dengan musholla, masjid, instansi Babinrohis, IPHI Kota Pekalongan, calon jamaah haji dan sebagainya. 3) Pendataan muzaki 4) Mengumpulkan zakat, infak dan sadaqah. d. Program Bidang Pendayagunaan dan Pendistribusian 1. Fakir-Miskin a) Pemberian bantuan biaya hidup bagi fakir miskin. b) Pemberian modal kerja. c) Pengembangan modal usaha bagi pedagang kecil. d) Pengembangan modal usaha bagi pengusaha kecil. e) Pemberian bantuan pendampingan bagi pengobatan penderita gangguan jiwa dan penyakit lainnya yang membutuhkan perawatan khusus dari keluarga miskin. 2. Muallaf, berupa pemberian dana bagi pembinaan secara rutin terhadap muallaf di daerah rawan, daerah kumuh dan perumahan miskin. 3. Fi al-riqab, berupa pemberian dana advokasi bagi para buruh atau TKW yang mendapatkan masalah. 4. Al-Ghorimin, berupa pemberian bantuan bagi masyarakat yang terlilit hutang. 5. Sabilillah 69

a. Memberikan santunan bagi guru ngaji (kamisan). b. Pemberian beasiswa untuk anak SD sampai S1 yang rawan putus sekolah. c. Pemberian bantuan pelunasan tunggakan biaya sekolah bagi anak-anak dari keluarga miskin. d. Diklat ketrampilan. e. Pemberian bantuan kepada lembaga keagamaan dan sabilillah untuk syiar Islam khususnya di daerah rawan, rob dan kawasan kumuh. f. Pemberian beasiswa bagi para santri pondok pesantren asal Pekalongan dari keluarga miskin. 6. Ibn Sabil, berupa pemberian biaya transportasi bagi orang yang kehabisan biaya perjalanan. e. Program Bidang Pengembangan 1. Mengadakan publikasi dan sosialisasi kegiatan BAZNAS melalui: a) Penerbitan buletin tiap 3 bulan, sebagai media informasi dan sosialisasi BAZNAS. b) Publikasi melalui radio (RKB), surat kabar dan lainnya. c) Pemasangan Baliho BAZNAS. 2. Membentuk UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di setiap instansi pemerintah dan swasta. 3. Mengkoordinir pengiriman dai/mubaligh yang akan dikirim ke UPZ untuk kebutuhan sosialisasi BAZNAS. 4. Menghadiri undangan-undangan yang memerlukan informasi mengenai BAZNAS Kota Pekalongan. 70

5. Menerbitkan website untuk memperluas komunikasi BAZNAS Kota Pekalongan. 6. Mengembangkan saldo infak lewat PT/Koperasi atau dipinjamkan sebagai modal dengan model yang sesuai syariah. B. Manajemen Pengumpulan Dana Zakat di BAZNAS Kota Pekalongan 1. Sumber Pendanaan BAZNAS a. Dana zakat, infak dan sedekah Dana zakat, infak dan sedekah BAZNAS Kota Pekalongan sebagian besar bersumber dari pegawai di lingkungan Pemkot Pekalongan (PNS), dan dana dari masyarakat yang mau membayarkan zakatnya di BAZNAS Kota Pekalongan. b. Dana operasional Anggaran kegiatan BAZNAS Kota Pekalongan bersumber dari dana APBD Pemkot Pekalongan sebesar Rp 50.000.000 per tahun, dana zakat bagian amil dan dari bagi hasil simpanan dengan pihak perbankan. Dana tersebut dipergunakan untuk honor pegawai full timer, bisyaroh rapat-rapat dan ATK. 2. Manajemen Pengumpulan Dana Zakat BAZNAS Kota Pekalongan 8 a. Perencanaan 1) Menerbitkan edaran tentang Menghitung Zakat Sendiri (MZS) bekerjasama dengan Bidang Pengembangan. Untuk menentukan berapa zakat yang harus dikeluarkan oleh muzaki, BAZNAS kota Pekalongan memberikan panduan penghitungan zakat 8 Hasil wawancara dengan Ahmad Slamet Irfan, SH, sekretaris dalam susunan Badan Pelaksana Harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 3 Maret 2011. 71

kepada muzakki yang tidak dapat menghitung sendiri zakatnya agar zakat yang dikeluarkan sesuai dengan yang ditentukan dalam syariat Islam dalam hal nishabnya. 2) Sosialisasi profil BAZNAS melalui pertemuan bersama dengan musholla, masjid, Instansi Babinrohis dan sebagainya. Dalam perencanaan program kerjanya, BAZNAS kota Pekalongan akan melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai kewajiban membayar zakat. Di antara sosialisasi yang akan dilakukan adalah dengan mendatangi para calon muzaki, sosialisasi di masjid-masjid, mengirimkan surat kepada orang-orang kaya untuk berzakat, membuat dan membagikan leaflet serta memasang berbagai macam bentuk spanduk. 3) Pendataan muzaki. Untuk menentukan calon muzaki, BAZNAS kota Pekalongan membuat suatu standar tertentu, contohnya seperti bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu yang gajinya telah lebih dari Rp 2.400.000. Sedangkan yang gajinya di bawah Rp 2.400.000 hanya dianjurkan untuk berinfak atau sadakah. Dan untuk memudahkan dalam pengumpulan zakat, BAZNAS kota Pekalongan juga bekerja sama dengan pihak perbankan. Hal ini dilakukan selain memudahkan BAZNAS, juga untuk memudahkan para muzaki dalam membayarkan zakatnya. Selain itu juga hal ini dapat menambah jumlah dana zakat di perbankan yang diperoleh dari bagi hasil yang diberikan oleh pihak perbankan kepada BAZNAS. 72

4) Mengumpulkan zakat, infak dan sedekah dari Pegawai Negeri yang muslim yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan. Pengumpulan zakat dilakukan oleh BAZNAS kota Pekalongan dengan cara mengirim petugas penarik zakat, infak dan sedekah, atau muzaki langsung mentransfer zakatnya ke rekening BAZNAS kota Pekalongan. Selain itu, BAZNAS kota Pekalongan juga telah membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) untuk mengumpulkan dana zakat dari para muzaki yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ pegawai tetap, yakni melalui bendahara gaji yang ada di masing-masing instansi/skpd tempat bertugas setiap bulannya, seperti di Pemkot Pekalongan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Kementrian Agama, dan sebagainya. Kemudian dana zakat dan infak tersebut disetorkan ke: 9 a) Bagian Umum dan Keuangan SETDA Kota Pekalongan b) Bank Mu amalat, Jl. Hayam Wuruk no. 142, dengan nomor rekening BAZDA (Zakat) 5110033893/ nomor rekening BAZDA (Infaq) 5110033912 c) BMT SMNU, Jl. Sriwijaya no. 2, dengan nomor rekening BAZDA (Zakat) 01.2010.100.02751/ nomor rekening BAZDA (Infaq) 01.2010.100.02750 Seluruh dana yang terkumpul kemudian disimpan dalam rekening BAZDA Kota Pekalongan. Setelah dana tersebut disimpan dalam rekening selama satu tahun, kemudian dana tersebut disalurkan atau didistribusikan kepada 9 Hasil wawancara dengan Laila Rumadhiani, selaku staf administrasi BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 7 September 2012. 73

para mustahik melalui beberapa program yang telah dibuat oleh BAZNAS Kota Pekalongan. Tabel Perkembangan Penerimaan Zakat BAZNAS Kota Pekalongan No Tahun Penerimaan Zakat (Rp) Penerimaan Infak (Rp) 1 2009 51.450.000,00 272.326.750,00 2 2010 38.398.000,00 36.573.599,96 3 2011 1.125.933.291,00 510.177.331,00 4 2012 1.301.104.008,00 551.230.458,00 5 2013 1.284.782.850,00 602.284.302,00 b. Pengorganisasian Susunan organisasi BAZNAS Kota Pekalongan meliputi dewan pertimbangan, komisi pengawas dan badan pelaksana harian. Kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah dilakukan oleh UPZ di tiap-tiap instansi pemerintah maupun swasta. Kemudian hasil pengumpulan disetorkan ke Bank Muamalat dan BMT SMNU. c. Pelaksanaan dan Pengarahan 10 Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan zakat, BAZNAS Kota Pekalongan bekerjasama dengan Bank Muamalat dan BMT SMNU. Selain itu, BAZNAS 10 Hasil wawancara dengan Dr. H. Imam Suradji, M.Ag, wakil ketuadalam susunan badan pelaksana harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 28 Agustus 2013. 74

Kota Pekalongan juga membentuk UPZ di tiap-tiap instansi pemerintah maupun swasta. d. Pengawasan Untuk kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah mendapatkan pengawasan dari komisi pengawas dan pihak pengurus harian BAZNAS kota Pekalongan. 75