PEDOMAN ETIK TENAGA KEPERAWATAN RSU SARASWATI CIKAMPEK

dokumen-dokumen yang mirip
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN, PERAWAT, RUMAH SAKIT DASAR HUKUM

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

Kode Etik Dokter, Perawat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya di RS Tipe A

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

Etika dan Moral dalam Bidang Kebidanan

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

Kode etik menjadi alat untuk menyusun standar praktik profesional serta memperbaiki dan memelihara standar tersebut.

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

BAB II ISI A. Pengertian

I. KLASIFIKASI PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SARASWATI 1. Tanggung jawab perawat/bidan terhadap pasien (individu, keluarga dan masyarakat )

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA DAN IMPLEMENTASI - JABARAN KODE ETIK

ETIKA PROFESI KEBIDANAN OLEH HJ JULIANI, SST,MARS 1

KODE ETIK DOSEN, TENAGA KEPENDIDIKAN & MAHASISWA UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

BAB II TINJAUAN TEORITIS

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

KONSEP HUKUM DALAM KEPERAWATAN

ETIKA AKADEMIK. Program Studi D3 Keperawatan

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

KONSEP UMUM MANAJEMEN. Sumijatun September 2008

KODE ETIK PSIKOLOGI MUKADIMAH

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ETIKA PROFESI SATPAM

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

Dari uraian diatas kelompok merasa tertarik untuk menguraikan konsep penanganan masalah bioetik disertai dngan studi kasus. B.

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

MEDIKO LEGAL PADA HEMATOLOGI DAN ONKOLOGI. Dr. H. Edi Sulistyono, MM ( Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Pati )

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

HERU SASONGKO, S.FARM.,APT.

Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PT. RUMAH SAKIT...No. T E N T A N G KEBIJAKAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

BUPATI BENER MERIAH RANCANGAN QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR Nomor : 12/Kpts/SM.140/J.4.5/IV/2013

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I KETENTUAN UMUM

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

KODE ETIK KEHIDUPAN KAMPUS BAGI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

standar profesi medis

KODE ETIK PUBLIC RELATIONS (HUMAS RUMAH SAKIT)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5

Kode Etik Guru Indonesia

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

Mengingat : 1 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2 MEMUTUSKAN:

KODE ETIK PNS TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ANDALAS SK REKTOR NOMOR : 24 TAHUN 2012)

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Rahasia medis menjadi salah satu unsur terpenting. dalam hubungannya antara dokter dengan pasien.

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

BAB III TINJAUAN TEORITIS

BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN. 1. Peraturan Non Hukum (kumpulan kaidah atau norma non hukum)

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA MADRASAH IBTIDAIYAH AL-FALAHIYYAH Nomor : b / MAF / HK-2 / I / 14

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

Transkripsi:

PEDOMAN ETIK TENAGA KEPERAWATAN RSU SARASWATI CIKAMPEK A. PENDAHULUAN Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dasar penyusunan pedoman etik keperawatan ini dari kode etik keperawatan Indonesia dan peraturan karyawan rumah sakit Saraswati Cikampek. Kode etik merupakan suatu pernyataan komprehensif dari proses yang memberikan tuntunan bagi anggota untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan dalam bidang profesinya, baik yang berhubungan dengan pasien sebagai individu, keluarga, masyarakat maupun terhadap teman sejawat, profsi dan diri sendiri. Kode etik sebagai suatu rangkuman nilai-nilai dan norma-norma yang dapat dipakai sebagai pedoman operasional sangatlah dibutuhkan, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah menjadi suatu unit social ekonomi yang majemuk dalam rumah sakit, dimna tenaga Kerja yang terdiri dari berbgagai profesi menjadi etika profesi sendiri sehingga semangat kebersamaan sangat dibutuhkan agar rumah sakit dapat berfungsi dengan baik. B. MAKSUD DAN TUJUAN Pedoman etik keperawatan ini dapat dijadikan bagi tenaga keperawatan (perawat dan bidan) dalam melaksanakan tugas dalam rangka meningkatkan kedisiplinan serta ketertiban administrasi dengan tujuan untuk keseragaman dalam bertindak. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup dari pedoman ini adalah meliputi masalah etika keperawatan baik tenaga perawat maupun tenaga perawat maupun tenaga bidan dilingkungan rumah sakit Saraswati Cikampek. D. DASAR HUKUM Buku pedoman kode etik rumah sakit, kode etik keperawatan rumah sakit, peraturan kepegawaian rumah sakit Saraswati cikampek. E. LAFAL SUMPAH PROFESI 1. Lafal sumpah profesi / janji sarjana keperawatan berbunyi Demi allah saya bersumpah / berjanji bahwa: a. Saya akan membuktikan hidup saya guna kepentingan prikemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan masyarakat.

b. Saya akan menjalankan tugas saya sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kesehatan masyarakat. c. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai sarjana keperawatan. d. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan keperawatan saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum prikemanusiaan. e. Dalam menunaikan kewajiban saya, akan berikhtiar dengan sungguh sungguh supayatidak berpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial. f. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dengan penuh keinsyafan. 2. Lafal sumpah / janji ahli madya keperawatan Demi allah saya bersumpah / berjanji bahwa : a. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan akan Melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya, menurut undang-undang yang berlaku dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan. b. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam melaksanakan tugas dan dasar kemanusiaan tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, bangsa dan agama. c. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan dalam Melaksanakan tugas akan membina kerjasama, kebutuhan dan kesetiakawanan dengan teman sejawat. d. Bahwa saya sebagai ahli madya keperawatan tidak akan menceritakan kepada siapapun segala rahasia yang berhubungan dengan tugas saya kecuali jika diminta pengadilan untuk keperluan kesaksian. 3. Lafal sumpah bidan Demi allah saya bersumpah / berjanji bahwa : a. Bahwa saya sebagai bidan akan Melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya, menurut undang-undang yang berlaku dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan. b. Bahwa saya sebagai bidan dalam melaksanakan tugas atas dasar kemanusiaan tidak akan membeda-bedakan pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, bangsa dan agama. c. Bahwa saya sebagai bidan dalam melaksanakan tugas akan membina kerjasama, keutuhan dan kesetiakawanan dengan teman sejawat. d. Bahwa saya sebagai bidan tidak akan menceritakan kepada siapapun segala rahasia yang berhubungan dengan tugas saya kecuali jika diminta pengadilan untuk keperluan kesaksian. Semoga tuhan yang maha esa memberikan kekuatan kepada saya.

F. KODE ETIK PROFESI TENAGA KEPERAWATAN 1. KODE ETIK PERAWAT INDONESIA Sebagai profesi yang turut serta menggunakan tercapainya kesejahteraan fisik material dan mental spiritual bagi masyarakat, maka kehidupan profesi keperawatan di rumah sakit Saraswati cikampek selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat sekitar akan pelayanan keperawatan. Tenaga keperawatan di rumah sakit Saraswati menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi individu, keluarga, masyarakat oleh karenanya pelayanan yang dipersembahkan oleh para perawat adalah selaluberdasarka kepada cita-cita yang luhur, niat yang murni untuk keselamatan dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, politik dan agam serta kedudukan sosial. Dalam melaksanakan tugas pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat, cakupan tanggung jawab perawat rumah sakit Saraswati adalah meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan serta memulihkan kesehatan yang semuanya ini dilaksanakan atas dasar pelayan yang paripurna. Dalam Melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna para perawat mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas sifat-sifat pribadi yang luhur dengan ilmu dan ketrampilan yang memadahi serta dengan kesadaran bahwa pelayanan yang diberikan adalah merupakan bagian dari upaya kesehatan secara penuh Dengan bimbingan tuhan yang maha esa dalam melaksanakan tugas pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air,perawat rumah sakit Saraswati menyadari bahwa sebagai perawat yang berjiwa pancasila dan UUD 1945 merasa terpanggil untuk Melaksanakan kewajiban dalam bidang keperawatan dengan penuh tanggung jawab berpedoman kepada dasar-dasar. 1) Tanggung jawab perawat terhadap perawat, individu, keluarga, dan masyarakat. a) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. b) Perawat dalam Melaksanakan pengabdiannya dibidang keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.

c) Perawat dalam Melaksanakan kewajiban bagi individu, keluarga dan masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan amrtabat dan tradisi luhur keperawatan. d) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan masyarakat. 2) Tanggung jawab perawat terhadap tugas a) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat. b) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan umum yang berlaku. c) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan. d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut serta kedudukan sosial. e) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan. 3) Tanggung jawab perawat terhadap sesame perawat dan profesi kesehatan lain a) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara dalam keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh b) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan. 4) Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan

a) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang bermanfaaat bagi perkembangan keperawatan. b) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi luhur. c) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan. d) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya. 5) Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air a) Perawat senantiasa Melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan b) Perawat senantiassa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat 2. KODE ETIK BIDAN INDONESIA 1) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat a) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam Melaksanakan tugas pengabdiannya. b) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. c) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. d) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. e) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

f) Setiap bidan seantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. 2) Kewajiban bidan terhadap tugasnya a) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. b) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan. c) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien. 3) Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya a) Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan sejawatnya untuk menciptakan suasana yang serasi. b) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya. 4) Kewajiban bidan terhadap profesinya a) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat. b) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. c) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya. 5) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri a) Setiap bidan harus memelihara kesehatan agar dapat melaksanakan profesinya dengan baik. b) Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 6) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air a) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa Melaksanakan ketentuanketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KKB dan kesehatan keluarga.

b) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KKB dan kesehatan keluarga. G. HAK DAN KEWAJIBAN 1. Hak dan kewajiban pasien di rumah sakit Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien 1) Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit. 2) Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur. 3) Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi. 4) Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi keperawatan. 5) Pasien berhak memilih dokter dan kelas keperawatan sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit. 6) Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa ikut campur tangan dari pihak luar. 7) Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat. 8) Pasien berhak atas privacy dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya. 9) Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi: a. Penyakit yang diderita. b. Tindakan medic apa yang hendak dilakukan c. Kemungkinan penyilit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya. d. Alternative terapi lain. e. Prognosanya. f. Perkiraan biaya pengobatan. 10) Pasien berhak menyetujui/member izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang di derita. 11) Pasien berhak menolak tindkan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya. 12) Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadaan kritis. 13) Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak menggangu pasien lain.

14) Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan rumah sakit. 15) Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya. 16) Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual. Kewajiban pasien : 1) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit. 2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatannya. 3) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat. 4) Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter. 5) Pasien dan atau penanggungjwabnya berkewajiban memenuhin hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya. 2. Hak dan kewajiban perawat dan bidan di rumah sakit (SK. Dirjen Yanmed No. YM 00.03.2.6.956 th 1997) 1) Memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan profesinya. 2) Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang pendidikannya. 3) Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan perundangan serta standar profesi dan kode profesi. 4) Mendapatkan informasi yang lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya. 5) Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang keperawatan/kebidanan/kesehatan secara terus-menerus. 6) Diperlakukan adil dan jujur oleh RS maupun klien/pasien dan atau keluarganya. 7) Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di RS. 8) Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien atau dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.

9) Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan, standar profesi dan etik profesi. 10) Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai peraturan/ketentuan yang berlaku di RS. 11) Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang profesinya. Perawat dan bidan wajib: 1) Mematuhi semua peraturan yang berlaku di RS dengan hubungan hokum antara perawat dan bidan dengan pihak rumah sakit. 2) Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak RS. 3) Memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya. 4) Memberikan pelayanan/asuhan keperawatan/kebidanan sesuai dengan standar profesi dan batas kewenangan/otonomi profesi. 5) Menghormati hak-hak klien. 6) Merujuk pasien kepada perawat lain/tenaga kesehatan lain yang mempunyai keahlian/kemampuannya lebih baik. 7) Apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/tindakan atau klien dengan penyulit, bidan wajib merujuk klien kepada bidan lain/dokter yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik. 8) Memberikan kesempatan kepada klien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama/keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan pelayanan kesehatan. 9) Bidan wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk didampingi suami/keluarganya. 10) Bekerjasama dengan tenaga medis/kesehatan lain yang terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan kepada klien. 11) Bidan wajib bekerja sesuai standar profesi serta berdasarkan hak otonomi profesi. 12) Memberikan informasi yang adekuat tentang keperawatan/kebidanan kepada pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya. 13) Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (inform consent) atas tindakan yang akan dilakukan. 14) Membuat dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan secara akurat berkesinambungan. 15) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan/kebidanan sesuai dengan standar profesi keperawatan/kebidanan dan kepuasan klien.

16) Mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan/kebidanan secara terus-menerus. 17) Melakukan pertolongan darurat sebagai prikemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya. 18) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien bahkan juga setelah klien tersebut meninggal, kecuali jika diminta keterangannya oleh yang Berwenang. H. PROSEDUR PENANGANAN ETIK KEPERAWATAN 1. Pengaduan Pelanggaran Etik Keperawatan Pengertian Pelaporan/penyampaian informasi adanya pelanggaran etik keperawatan ke pihak yang Berwenang untuk diselaikan. Tujuan 1. Tercapainya system informatika/system pelaporan adanya masalah secara baik. 2. Diketahui adanya masalah/pelanggaran secara tepat Kebijakan 1. Pengaduan dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis. 2. Pengaduan dapat berasal dari pasien, sesama perawat/karyawan, kepala lantai, kepala Instalasi rawat inap, kasi keperawatan, dokter. 3. Penerima pengaduan adalah kepala lantai, kepala Instalasi rawat inap, kasi keperawatan, yanmed. Prosedur 1. Pengaduan dari pasien secara lisan disampaikan kepada perawat jaga, penanggungjawab shift, kepala lantai, kepala Instalasi rawat inap, kasi keperawatan, dokter yang merawat dan yanmed. 2. Pengaduan dari pasien secara tertulis dapat dismpaikan melalui surat yang dimasukkan ke kotak saran atau ditujukan ke direksi. 3. Pengaduan dari perawat pelaksana, karyawan di luar keperawatan, penanggungjawab shift dan dokter disampaikan ke kepala lantai, kepala Instalasi rawat inap, kasi keperawatan. 2. Penyelesaian masalah etik keperawatan Pengertian Masalah etik adalah dilema yang terjadi karena adanya konflik antara: Keyakinan individu perawat dengan keyakinan klien Keyakinan individu perawat dengan kebijakan rumah sakit dan SPO. Keyakinan individu dengan praktek keperawatan dan kode etik keperawatan.

Tujuan Tercapainya penyelesaian masalah etik keperawatan dengan konsekuensi negative yang minimal bagi semua pihak. Kebijakan 1. Penyelesaian masalah etik keperawatan di rumah sakit umum Saraswati Berpedoman kepada nilai dan keyakinan berdasarkan: a. Azas keadilan b. Azas menghormati c. Azas manfaat d. Azas kejujuran e. Azas tidak merugikan f. Azas kerahasiaan 2. Konsekuensi pelanggaran yang ditemukan pada perawat dikaitkan kode etik keperawatan 3. Masalah etik keperawatan ditangani oleh komite keperawatan Prosedur 1. Yang melakukan/mengetahui adanya pelanggaran membuat laporan kejadian Menggunakan format laporan kejadian atau laporan kesalahan. 2. Laporan diserahkan kepada atasannya sesuai dengan jalur structural atau langsung ke komite keperawatan. 3. Kepala lantai melaporkan adanya pelanggaran ke kepala Instalasi rawat inap di teruskan ke kasi keperawatan 4. Kepala lantai, kepala Instalasi rawat inap dan kasi keperawatan berkoordinasi dengan komite keperawatan untuk melakukan klarifikasi masalah dengan mempertimbangnkan hal-hal sebagai berikut: Tentukan siapa yang seharusnya mengambil keputusan. Tentukan prinsip etik, teori dan standar yang berhubungan dengan dilemma. Tentukan beberapa konflik nilai yang terjadi. Jika pelanggaran merupakan masalah etik, maka komite keperawatan menentukan kriteria keslahan (ringan, sedang atau berat) 5. Komite keperawatan mengumpulkan data kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan masalah 6. Mencari alternative pemecahan kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan maasalah 7. Mengambil keputusan a. Pilih salah satu dari beberapa alternative tindakan dengan mempertimbangkan nilai, etik dan pengetahuan. b. Jika tidak konsisten dengan nilai, etik maupun ilmu pengetahuan, maka perlu ditinjau kembali.

c. Jika ada/tidak ada penyelesaian maka kasi keperawatan lapor ke direktur. d. Direktur akan merekomendasikan masalah yang tidak terselesaikan ke komisi etik rumah sakit. e. Komisi etik rumah sakit berkooedinasi dengan kasi keperawatan untuk mengambil keputusan. f. Setelah ada/tidak ada penyelesaian, komisi etik rumah sakit akan melapor ke direktur. g. Direktur akan memberikan disposisi hasil keputusan kepada kasi keperawatan. 8. Melaksanakan tindakan Konsekuensi/sanksi bagi perawat dapat berupa pembinaan, teguran lisan, teguran tertulis, surat peringatan atau PHK sesuai dengan pedoman/prosedur pemberian sanksi. 9. Evaluasi Kasi keperawatan melakukan evaluasi setelah dilakukan pembinaan, serta melaporkan ke direktur dengan tembusan komisi etik komite keperawatan dan komisi etik rumah sakit. I. KLASIFIKASI PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SARASWATI ALUR PENANGAN PELANGGARAN ETIK PROFESI KEPERAWATAN / BIDAN PENGADUAN LISAN / TERTULIS DIREKTUR STAF BIDAN YANG TERLAMBAT MKE MASALAH KEBIDANAN ETIKA MASALAH MKD KOMITE KOMITE KEBIDANAN ETIK ETIK DISIPLIN PROFESI PEMANGGILAN PELAPOR MASALAH KEPOLISIAN HUKUM