KOPI, Alam Takambang Dijadikan Guru (Alam terkembang jadi guru) :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II ISI. A. Pengertian Adat

INTERPRETASI MOTIF ORNAMEN BADA MUDIAK DI MINANGKABAU. Abstrak

Adat-istiadat Minangkabau

INTERPRETASI MOTIF ORNAMEN BADA MUDIAK

Analisis metaforis..., Widya, FIB, UI, 2010.

PROFIL PENERAPAN INKUIRI MORAL ALAM TAKAMBANG JADI GURU OLEH REMAJA AWAL DI KENAGARIAN AMPANG PULAI KECAMATAN KOTO XI TARUSAN JURNAL

Tujuan Umum Pembelajaran Mampu berkomunikasi dengan menerapkan prinsip budaya setempat (Minangkabau)

MENGGALI NILAI-NILAI KEARIFAN BUDAYA LOKAL MINANGKABAU DAN RELEVANSINYA DENGAN BUDAYA KERJA DOSEN

Analisis metaforis..., Widya, FIB, UI, 2010.

ANALISIS ESTETIKA MAMANGAN ADAT: REFLEKSI KECANTIKAN PEREMPUAN

Nan Tasirek Dalam Balai Adat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia adalah mahkluk yang diberi akal dan pikiran sehingga ia

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM BUKU KUMPULAN PANTUN MINANGKABAU KARYA H. IDRUS HAKIMY DT RAJO PENGHULU ARTIKEL ILMIAH HARMULIS NPM

I. PENDAHULUAN. oleh penghulu-penghulu suku yang memiliki kewenangan yang sama derajatnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. prosesi pernikahan warga perantauan Padang Pariaman di Pesisir-Bengkulu sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempunyai corak sederhana dan nampak nyata dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. tanah ini dengan sendirinya menimbulkan pergesekan- pergesekan. kepentingan yang dapat menimbulkan permasalahan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun

MEMBUMIKAN NILAI BUDAYA LOKAL DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

SEMANGAT PROFESIONALISME DALAM PERIBAHASA MINANGKABAU

NILAI-NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM TEKS PIDATO BATAGAK GALA PENGHULU KARYA H. IDRUS HAKIMY DATUAK RAJO PENGHULU

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA MENHIR DI NAGARI MAHAT (Kajian Etnoarkeologi)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH

PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati

Kesenian dan Adat Minangkabau

TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN

Jonson Handrian Ginting

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

umur peradaban manusia di permukaan bumi ini. Pada zaman pra sejarah, manusia telah mengenal proses penyampaian pernyataan dengan bahasa isyarat,

BAB I PENDAHULUAN. komunitas masyarakat matrilineal paling besar di dunia (Kato, 2005).

Kajian Terhadap Landasan Filosofi Pantun Minangkabau

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

Alam Minangkabau. Alam Minangkabau terbagi atas dua bagian, yaitu daerah. Luhak Nan Tigo dan daerah Rantau. Luhak Nan Tigo merupakan tiga daerah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial masyarakat. Noviatri dan Reniwati (2010:4) menyatakan bahwa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini merupakan studi kasus pada tiga rumah sakit di Sumatera Barat. Dilakukan

BENDA DAN KEGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap etnik (suku) di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I,... :..! r a. ADAT ISTIADAT DAN AGAMd. DI PEDESBrn OLEH. 9N~lIi)IN DT. R. ENDAH. Desenber. 4ltIP.i PAD AN6. ~VIIL\\< UPT PERPUSTAKAAId

ILMU PENGETAHUAN ALAM SD dan MI Kelas IV ATIKAH RAHMAH

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2008

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Simpulan bahasa Bandingan Perumpamaan Pepatah Bidalan Kata-kata hikmat

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA MENTERI DALAM NEGERI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB III MUARO TAKUNG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG. ha/ dan jumlah penduduknya jiwa yaitu, Kepala Keluarga dengan

Kayu gergajian Bagian 1: Istilah dan definisi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura

SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI ( STUDI PADA NAGARI PADANG MAGEK KABUPATEN TANAH DATAR ) Oleh: Afdhal Prima.

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kurangnya kesadaran hukum di masyarakat? 2. Bagaimana upaya untuk mengubah Culture di masyarakat?

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan metode pengajaran yang efektif dan efisien, kemampuan

etnis- Galundi Nan Baselo. Taratak Dusun Koto Nagari. Mangumpua nan taserak manjapuik nan tatingga. benang merah

BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 44 Tahun 2012 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA DI JAWA BARAT

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang No. 44 Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian tersebut akan

Pemanah yang Lihai. Tiga Putri ~ 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 56 TAHUN 2012 T E N T A N G

6. Besi Cor. Besi Cor Kelabu : : : : : : : Singkatan Berat jenis Titik cair Temperatur cor Kekuatan tarik Kemuluran Penyusutan

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE,

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

Perubahan Sifat Benda

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK KECAMATAN BUNGARAYA DESA BUNGARAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu wilayah suku bangsa tertentu. Salah satu bahasa tersebut

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 11 SERI E

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Register Bahasa Minangkabau Ragam Adat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Minangkabau menganut falsafah 1 Alam Takambang Jadi. Minangkabau ragam adat adalah tuturan bahasa pasambahan.

PEKERJAAN JUMLAH HARGA

Sekolah Eden. "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat."

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB 2 DATA DAN ANALISA

UNGKAPAN LARANGAN PADA MASYARAKAT NAGARI ALAHAN PANJANG KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK SKRIPSI ARTIKEL ILMIAH

PEMANTAPAN MATERI UAN SMP/MTs. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

Pronomina Penunjuk dalam Bahasa Minangkabau

ILMU PERTANDA Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pariaman ditemukan oleh Tomec Pires ( ), seorang

Transkripsi:

KOPI, Alam Takambang Dijadikan Guru (Alam terkembang jadi guru) : Satinggi tinggi malantiang, Mambubuang ka awang-awang, Suruiknyo katanah juo, Sahabih dahan dengan ranting, Tereh panguba barunyo nyato. (setinggi melempar, membumbung ke awang-awang, kembali jatuh ke tanah juga, Sehabis dahan dengan ranting, dikubak dikulit batang, teras pengubar itulah nyato). untuk mencapai tujuan pepatah tersebut, terlebih dahulu kita harus meninjau kembali kaidah-kaidah adat yang dihimpun dalam pepatah, petitih, guridam, mamang, bidal, seperti : panakiak pisau sirawik, ambiak galah batang lintabuang, silodang ambiak keniru. Nan satitiak jadikan lawik, Nan sakapa jadikan gunuang, Alam talambang jadikan guru. (penakik pisau siraut, ambil galah batang lintabung, selodang ambil untuk niru. Yang setetes jadikan laut, yang sekepal jadikan gunung, alam terkembang jadikan guru). 1 / 5

Pepatah ini mengadung arti agar manusia selalu berusaha menyelidiki, membaca, serta mempelajari ketentuan-ketentuan yang terdapat pada alam semesta sehingga dari penyelidikan yang dilaksanakan berkali-kali akan diperoleh suatu kesimpulan yang dapat dijadikan guru dan iktibar tempat menggali pengetahuanyang berguna bagi manusia. Ketentuan-ketentuan alam yang disusun menjadi pepatah-petitih yang diganbarkan dengan berbagai bentuk dan corak ada yang dinyatakan secara langsung, dan ada yang secara tidak langsung. Tetapi pada umumnya bertindak dan menyusun pergaulan hidup berdasarkan ketentuan dalam alam itu. Inilah yang dimaksud gurindam dalam adat: Malangkah diujuang padang, basilek di ujuang karih, kato salalu baumpamo, rundingan banyak bamisalan. (Melangkahdi ujung pedang, bersilat di ujung keris, kata-kata selalu berumpama, rundingan selalu berkiasan). Bahwa alam terkembang merupakan sumber dasar adat minangkabau. Pokok dalam ajaran adapt seperti kata mufakat yang menjadi tempat bertolak bagi setiap usaha untuk mencapai sesuatu yang baik dalam terlaksananya aturan adapt demi tercapainya kebahagiaan dalam masyarakat. Yang merupakan sumber dari kata mufakat dari ketentuan alam ialah air, seperti: Bulek aia ka pambuluah, bulek kato ka mufakat, bulek baru digolekkan, tipih baru dilayangkan. (Bualat air dengan pembuluh, bulat kata dengan mufakat, bulat baru digolekkan, tipis baru dilayangkan). 2 / 5

Air sebagai alam yang mempunyai ketetuan yang khas, merupakan pilihan bagi nenek moyang orang minangkabauuntuk mencari pokok hukum bermusyawarah untuk mendapatkan kata sepakat yang sungguh-sungguh bulat. Menurut ketentuan alam terkembang, suatu benda yang tidak benar-benar bundar, tidaklah dapat digolekkan menurut semestinya. Begitupun benda yang tidak sempurna tipis tidak akan bisa melayang menurut semestinya pula. Selanjutnya menurut ketentuan alam juga: Saciok bak ayam, sadanciang bak basi, data balantai papan, licin balantai kulik, tapawik makanan lantak, takuruang makanan kunci. (Seciap umpama anak ayam, sedencing umpama besi, datar berlantai papan, licin berlantai kulit, terpaut diberi lantak, terkurung diberi kunci). Menurut ketentuan alam diingatkan dalam mendapatkan kata sepakat, dengan bunyi, sehingga kesatuan pendapat tersebut dapat mengujudkan satu kata dan perbuatan. Datar berlantai papan, licin berlantai kulit artinya tidaklah mungkin suatu benda alam yang bundar bisa bergolek dengan rata dan lancer. Yang menjadi tujuan dalam adat minangkabau bermufakat dalam mencapai sesuatu ialah agar: Golek tibo din an data, golek indak bagolek lai, karano talatak suatu ditampeknyo, 3 / 5

nan manuruik aluah nan patuik. (Golek tiba pada tempatnya, golek tidak akan bergolek lagi, karena telah terletak sesuatu pada tempatnya, menurut sesuatu yang dapat dimakan akal). Pertentangan, perselisihan dan sebagainya dalam masyarakat disebabkan karena sesuatu tidak terletak pada tempatnya. Akibat sesuatu tidak tercapai sasarannya sehingga akhirnya, menurut pepatah, sesuai dengan ketentuan alam yang nyata: Rumah sudah tokoh babunyi, api pandan puntuang barasok, minyak habih samba tak lamak, arang abi basi binaso. (Rumah sudah tokok berbunyi, api padam puntung berasap, minyak habis sambal tak enak, arang habis besi binasa). Suatu kata sepakat yang bulat di dalam adat, lumrah terjadi perbedaan pendapat. Karena berbeda pendapat adalah disebabkan berbeda-beda tingkatan ilmu pengetahuan manusia, hal ini juga dinyatakan dengan ketentuan yang terdapat dalam alam seperti kata pepatah: Pincang biduak rang tiku, didayuang sambia manungkuik, basilang dalam tungku, baitu api mangko hiduik. (Pincalang biduk orang tiku, didayung sedang menelungkup, 4 / 5

bersilang kayu di dalam tungku, begitu apibaru mau hidup). Berbeda pendapat adalah suatu petanda dinamika manusia dalam berpikir, yang dilarang oleh adat adalah berpecah-belah. Segala sesuatu dapat dirasakan ke dalam diri tentang akibat tersebut, yakni: Nan elok dek awak, katuju pulo dk urang. (Yang baik bagi kita, juga baik bagi orang). Ketentuan adat yang merupakan peraturan yang harus ditaati yang berhubungan pergaulan hidup orang dengan orang, masyarakat dengan masyarakat lainnya, menurut ketentuan alam yang dijadikan pepatah seperti: Nan kuriak kundi, nan merah sago, nak baiek budi, nan endah baso. (Yang kurik kundi, yang merah saga, yang baik adalah budi, yang indah ialah basa-basi). Pepatah tersebut bertujuan bahwa di dalam pergaulan hidup yang sangat penting ialah berbudi pekerti sesamanya. 5 / 5