BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sumber daya suatu Negara dapat ditingkatkan. Dewasa ini sudah menjadi. kebutuhan di setiap Negara untuk terus berusaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk juga didalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar adalah tolok ukur yang dipakai dalam mengukur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembangunan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur terpenting dalam

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki

PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN AJARAN 2009/ 2010

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Dari berbagai macam karakteristik input yang masuk, bagaimana pendidikan itu mampu menghasilkan output yang baik dan berkualitas Pendidikan tersebut mempunyai fungsi yang harus diperhatikan. Fungsi tersebut dapat dilihat pada UU No.20 tahun 2003 Pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan berkesinambungan. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara tertentu tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat. 1

2 Sekolah sebagai lembaga formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi siswa. Sebagai penyelenggara pendidikan formal, sekolah mengadakan kegiatan secara berjenjang dan berkesinambungan. Di samping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal juga berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasi belajar anak didiknya. Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak hal yang mendukung dan saling berkaitan dalam dunia pendidikan dan proses belajar mengajar. Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tujuan proses pembelajaran diperolehnya hasil optimal melalui optimalisasi proses pembelajaran tersebut, diharapkan para peserta didik dapat meraih prestasi belajar yang optimal dan memuaskan. Keberhasilan maupun kegagalan belajar tersebut ditandai dengan prestasi belajar yang dicapai seseorang dalam suatu usaha belajar. Slameto (2003:32), salah satu indikator untuk melihat kualitas pendidikan diantaranya dengan melihat prestasi belajar siswa. Realisasinya adalah peningkatan prestasi belajar, baik ditingkat dasar, sekolah menengah maupun di sekolah tingkat atas. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, faktor-faktor itu dapat berasal dari anak sendiri (internal), misalnya daya minat siswa atau daya kreativitas siswa itu sendiri, sedangkan dari luar diri anak (eksternal) misalnya dari sekolah, media pengajaran yang digunakan

3 dalam mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Jadi tidak ada faktor tunggal yang berdiri sendiri menentukan prestasi belajar seseorang. Prestasi belajar merupakan suatu masalah dalam sejarah kehidupan manusia menurut bidang dan kemampuannya masing-masing. Kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda "prestatic" yang berarti hasil usaha. Dan Marhijanto (2000:312), menyatakan Prestasi belajar sebagai bentuk penilaian yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar merupakan hasil dari usaha belajar, semakin baik usahanya maka semakin baik pula prestasi yang diraih. Tirtonegoro (2001:43), menyatakan Prestasi Belajar merupakan hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Dan dapat di simpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari usaha belajar yang berupa nilai. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi belajarnnya. Keunggulan prestasi belajar selalu menjadi penilaian utama masyarakat terhadap suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar. Prestasi belajar menentukan berhasil tidaknya pendidikan, karena itu prestasi memiliki fungsi yang penting bagi siswa dalam proses belajar. Fungsi prestasi juga dapat menentukan suatu kualitas dalam dunia pendidikan,

4 karena dengan prestasi akan dapat diketahui seberapa besar mutu dan kualitas yang dimiliki oleh siswa maupun sekolah. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa mampu memahami dan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan melihat prestasi belajar yang dicapai siswa, maka dapat dilakukan evaluasi mengenai hal-hal yang menyebabkan siswa kurang memahami dan menguasai materi pelajaran. Prestasi juga sebagai tendensi keingintahuan yang merupakan kebutuhan umum manusia. Siswa yang ingin mencapai kepuasan belajar, mereka akan mempeoleh prestasi belajar yang lebih baik dengan cara yang tekun dan giat dalam belajar. Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu prestasi juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan karena prestasi yang telah diraih oleh siswa digunakan sebagai tolok ukur tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan dan kesuksesan siswa dalam belajar. Dalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting, karena guru terlibat langsung dalam pembentukan dan pengembangan intelektual dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan dijadikan tokoh identitas diri, dengan demikian guru harus memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk mendapatkan hasil yang optimal khususnya dalam proses belajar mengajar yanng berlangsung di sekolah banyak dipengaruhi oleh

5 komponen-komponen guru dalam mengajar tersebut. Komponen tersebut meliputi keterampilan membuka pelajaran, menggunakan metode yanng bervariasi, keterampilan dalam menggunakan media, keterampilan memberi penguatan, keterampilan verbal dan non verbal, keterampilan bertanya, melakukan penjajagan dan menutup pelajaran. Hal ini akan menunjukkan keterampilan guru dalam mengajar. Tetapi, kenyataannya menurut Kementrian Pendidikan Nasional (yang dikutip dalam 2011: www.kompas.com), Sebagai berikut : Berdasarkan data dalam Education for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York, indeks pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei. Tahun lalu dengan ukuran yang sama, peringkat Indonesia berada pada urutan 65 dari 127 negara yang disurvei. Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa kualitas pendidikan mengalami penurunan yang pada tahun 2010 indeks pendidikan Indonesia berada pada urutan 65 dan pada tahun 2011 Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei. Indonesia masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat ke-34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-65. Posisi Indonesia jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109). Jepang yang mencapai posisi satu di dunia mengadopsi pendidikan berbasis teknologi yang membedakan dengan Indonesia. Berdasarkan hasil data di atas Kementerian dalam kutipannya di kompas juga menyatakan Akan menaikan peringkat pendidikan Indonesia

6 dengan mencontoh apa yang diterapkan oleh Jepang yaitu dengan membangunan sekolah yang memiliki fasilitas dan sistem pendidikan yang berbeda, dalam hal ini Kementrian tidak menyatakan bahwa system yang di anut selama ini salah atau belum tepat, tetapi perlu pembaharuan dalam aspek tertentu agar tujuan untuk menaikan peringkat pendidikan Indonesia di mata dunia. Persepsi adalah pengamatan tentang objek peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran kesan-kesan sehingga pengamatan dapat dikatakan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh dari luar. Suatu interaksi belajar mengajar didalamnya terdapat partisipasi siswa yang satu dengan yang lain berbeda-beda dalam hal keaktifannya. hal ini disebabkan oleh persepsi siswa mengenai kompetensi guru yang berbeda-beda pula. Ada sikap siswa yang terlibat aktif dalam suatu interaksi edukatif juga ada pula siswa yang bersikap kurang aktif. Siswa akan aktif dalam proses belajar mengajar jika kemampuan gurunya baik dan dan sikap kurang aktif dalam proses pembelajaran jika kemampuan gurunya tidak baik. Dengan adanya kompetensi guru yang baik maka akan memberikan persepsi siswa yang baik pula sehingga tercipta keberhasilan siswa dalam belajar. Kompetensi menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalnya. Menurut Muhibbin (2004:30)

7 kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menuntut ketentuan hukum. Guru yang memiliki kemampuan atau dengan kata lain guru yang profesional akan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dan penilaian objektif bagi siswa, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreatifitas belajar pada diri siswa. Jadi disini, persepsi siswa mengenai kompetensi guru adalah sejauh mana guru itu dapat mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Karena akan menimbulkan persepsi siswa terkait dengan penglihatanya terhadap seorang guru. Faktor tersebut kemudian akan dirangsang dan menantang siswa untuk terlibat penuh dalam proses belajar mengajar. Sehingga disini pencapaian prestasi belajar tergantung pada kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran. Jika guru mempunyai kompetensi yang baik maka, prestasi belajar siswa dapat berubah menjadi lebih baik lagi. Disamping kompetensi guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai prestasi belajar, penggunaan media pembelajaran juga dapat mempengaruhi prestasi siswa. Media pembelajaran merupakan sarana prasarana pengajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:112) Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong kegiatan belajar mengajar. Berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar kearah yang kongkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya menggunakan sekedar kata-kata (simbol verbal), sehingga

8 dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti oleh siswa. Dengan dilengkapinya media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, maka siswa akan lebih aktif untuk belajar sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Tetapi pada kenyataan masih banyak guru yang belum menggunakan kompetensi dan memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Seharusnya ini diharapkan dapat membantu baik guru maupun siswa dalam mempermudah proses pembelajaran. Seperti pada pelajaran IPS yang banyak menjelaskan teori, sehingga terkadang siswa dan guru dihadapkan tentang bagaimana kompetensi guru dan terkadang penggunaan media pembelajaran itu sendiri kurang optimal sehingga prestasi belajar IPS siswa kurang baik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BAKI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012. B. Pembatasan Masalah Pembatasan Masalah dibutuhkan agar penelitian yang dilakukan lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dipahami lebih mendalam. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

9 1. Dalam penelitian ini hanya meliputi persepsi siswa mengenai kompetensi guru, penggunaan media pembelajaran, dan prestasi belajar IPS semester ganjil tahun ajaran 2011/2012. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baki Sukoharjo. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan : 1. Adakah pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar IPS? 2. Adakah pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS? 3. Adakah pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi guru dan penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi guru terhadap prestasi belajar IPS. 2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS.

10 3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan persepsi siswa mengenai kompetensi guru dan penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar IPS. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Manfaat secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan pada dunia pendidikan mengenai peran yang dijalankan oleh kompetensi guru dan penggunaan media pembelajaran dalam pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai masukan bagi guru dan sekolah dalam mengatasi masalah ketidakmerataan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. b. Memberikan pengalaman langsung pada siswa sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan siswa memperoleh pengalaman tentang pentingnya kompetensi guru dan penggunaan media pembelajaran dalam menentukan prestasi belajar, khususnya dalam mata pelajaran IPS. c. Sebagai bahan acuan, perbandingan ataupun referensi bagi para peneliti yang melakukan penelitian yang sejenis.