BAB III TINJAUAN WILAYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN WILAYAH

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

BAB III TINJAUAN KAWASAN

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB IV. A. Pelaksanaan Pasal 24 huruf a, b, dan c Undang-undang Nomor 20 Tahun tentang Rumah Susun Oleh Pemerintah Kabupaten Sleman.

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi pajak yang sangat

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

STUDI LITERATUR UKDW DATA. Profil Kota Yogyakarta (DIY) Potensi Kota Yogyakarta Potensi Kota Yogyakarta dalam bidang olahraga Data - data sekunder

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH SLEMAN, YOGYAKARTA. 3.2 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman Kecamatan Depok, Yogyakarta Kondisi Administrasi

BAB III TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III PUSAT SENI KERJANINAN BAMBU DI DESA WISATA BRAJAN Kondisi Administratif Kabupaten Sleman

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sleman Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ' 00" Bujur Timur, 7 34' 51" dan 7 47' 30" Lintang Selatan yang

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGELOLAAN SEKTOR PERIKANAN. 1. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Administrasi

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dan mengidentifikasi sumber-sumber daya yang dimilikinya.pemerintah

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN/WILAYAH YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN TENTANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN DAN KAWASAN CA/TWA GUNUNG GAMPING

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

Perencanaan dan Perancangan Maguwoharjo Sport Center BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN BAB III TINJAUAN WILAYAH / KAWASAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH

IV. KEDAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110 o sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III Tinjauan Lokasi dan Rumah Sakit Hewan di Yogyakarta 3.1 Tinjauan Kondisi Umum Kabupaten Sleman

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KULON PROGO

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

BAB III TRANSPORTASI ANGKUTAN JALAN RAYA KABUPATEN KLATEN

BAB III TINJAUAN KAWASAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN LOKASI TAPAK YOUTH CENTER

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN LOKASI PUSAT OLAHRAGA REKREASI FUTSAL DI SLEMAN Tinjauan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BAB III: TINJAUAN LOKASI

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

TINGKAT KERUSAKAN LINGKUNGAN FISIK AKIBAT PENAMBANGAN PASIR DAN BATU DI KECAMATAN TURI DAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG KEADAAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III GEDUNG KONSER MUSIK KLASIK DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

DINAS PENGENDALIAN PERTANAHAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN

*terdiri dari kolam/empang/tebat, tanah kuburan, jalan, dan lapangan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian yang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 1) Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

KLASIFIKASI LAHAN UNTUK PERENCANAAN PENGGUNAAN LAHAN DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Kabupaten Sleman. Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no.

UKDW. Pengertian Rusunawa Apartemen sejahtera Bentuk bangunan rusunawa Rusunawa Juminahan Konstruksi bangunan Rusunawa Sanitasi bangunan rusunawa

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH PUSAT PERTUNJUKAN KOMUNITAS MUSIK INDIE DI YOGYAKARTA. Gambar 3.1. Wilayah Administrasi Provinsi DIY Sumber :

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER- 12 /PJ/2010 TENTANG NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

UKDW. UU Reepublik Indonesia no.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2011

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH DAN KAWASAN

Transkripsi:

BB III TINJUN WILYH 3.1. TINJUN WILYH D.I. YOGYKRT 3.1.1. Kondisi Wilayah Berdasarkan permasalahan an yang sudah dijabarkan, an, maka Youth ctivity Center berlokasi di Indonesia, khususnya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar ar 33. Peta Struktur Ruang dan Pola Pemanfaatan Ruang D.I.Yogyakarta.Yogya Tahun 2002-2017 02-2017 Sumber: Bappeda DIY 3.1.2. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 33 provinsi di wilayah Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa dengan luas 3.185,80km 2 atau 0,17% dari luas seluruh Indonesia. DIY terletak pada posisi 7 0.33-8 0.12 LS dan 11 0.00-110 0.50 BT. Memiliki batas geografi pada sisi Selatan dibatasi Lautan Indonesia, pada sisi Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten, pada sisi Tenggara dengan Kabupaten Wonogiri, pada sisi Barat dengan Kabupaten Puworejo, dan pada sisi Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten 47

Magelang. Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri terdiri dari Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km 2, Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km 2, Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.4585,36 km 2, Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km 2, dan Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km 2. Gambar 34. Peta dministrasi Kabupaten Sleman Sumber: Bappeda DIY, 2008 3.2. TINJUN WILYH KBUPTEN SLEMN 3.2.1. Kondisi Wilayah Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau sekitar 18% dari luas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaraka utara-selatanan Kabupaten aten Sleman berkisar +/-34 km, dan jarak ak timur-barat berkisar 35 km. Kabupaten aten Sleman memiliki mili 17 Kecamatan, 86 desa, dan 1.212 pedukuhan. Kecamatan Cangkringan memiliki luas daerah terluas dengan luas daerah 4.799 km 2 dan Kecamatan dengan pedukuhan terbanyak adalah Kecamatan Tempel dengan 98 Pedukuhan. 3.2.2. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Sleman terletak t di 110 0 13 03 110 0 33 00 BT dan 7 0 34 51-7 0 47 03 LS dengan ketinggian antara 100-2.500 m di atas permukaan air laut. Memiliki batas geografi: Batas Utara :Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah 48

Batas Timur :Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Batas Barat :Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Magelang Batas Selatan :Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunung Kidul Bagian selatan merupaka dataran rendah yang subur, sedangkan bagian utara berupa tanah kering (ladang dan perkarangan) a serta memiliki kemiringan mengarah ke selatan dengan puncak tertinggi Gunung Merapi. Terdapat beberapa sungai mengalir di Kabupaten Sleman yang menuju ke Pantai Selatan, antara lain Sungai Progo, o Krasak, Sempor, Kuning, Boyong, Winogo, Gendol, dan Opak. 3.2.3. Karakteristik tik Wilayah a. Berdasarkan karakteristik sumber daya yang ada, a, wilayah ah Kabupaten Sleman terbagi menjadi 4 kawasan : -Kawasan lereng Gunung Merapi, dimulai dari jalan yang menghubungkan kota Tempel, Pakem, dan Cangkringan sampai ai dengan puncak Gunung Merapi. Merupakan wilayah dengan sumberdaya air dan ekowisata yang berorientasi pada kegiatan Gunung Merapi dan ekosistemnya. -Kawasan Timur meliputi i Kecamatan Prambanan, sebagian Kecamatan Kalasan, dan Kecamatanan Berbah. Wilayah ini merupakanan tempat peninggalan g purbakala (candi) yang merurpakan pusat wisata budaya dan daerah ah laha kering serta sumber bahan batu putih. -Kawasan glomerasi Kota Yogyakarta pada wilayah tengah meliputi Kecamatan Mlati, Sleman, Ngaglik, glik, Ngemplak, Depok, dan Gamping. Merupakan pusat pendidikan, perdagangan dan jasa. -Wilayah Barat meliputi Kecamatan Godean, Minggir, seyegan, dan Moyudan merupakan daerah pertanian lahan basah yang tersedia cukup air dan sumber bahan baku kegiatan industri kerajinan mendong, bambu, serta gerabah. b. Berdasarkan jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kabupaaten Sleman dilewati jalur jalan utama yang merupakan jalur ekonomi yang menghubungkan Sleman dengan kota-kota lainnya seperti Semarang, Surabaya, dan Jakarta. Jalur ini melewati wilayah Kecamatan Prambanan, 49

Kalasan, Depok, Mlati, Tempel, dan Gamping. Selain itu wilayah Kecamatan Depok, Mlati, dan Gamping juga dilalui jalan lingkar yang merupakan jalan arteri primer, sehingga kecamatan tersebut menjadi wilayah yang cepat berkembang dan beralih fungsi dari pertanian menjadi industri, perdagangan, dan jasa. c. Berdasarkan pusat-pusat pertumbuhan, uhan wilayah Kabupaten Sleman merupaka wilayah hulu kota Yogyakarta. Berdasarkan r an letak kota dan mobilitas kegiatan masyarakat, dapat dibedakan fungsi kota sebagai a berikut : -Wilayah glomerasi (perkembangan kota dalam kawasan tertentu) merupakan perkembangan kota Yogyakarta, maka kota-kota yang berbatasan asan dengan kota-kota Yogyakarta a yaitu Kecamatan a Depok, Gamping, serta sebagian wilayah Kecamatan Ngaglik dan Melati merupakan wilayah aglomerasi Kota Yogyakarta, -Wilayah sub-urban (perbatasan antara desa dan kota) meliputi Kecamatan Godean, Sleman, dan Ngaglik terletak agak jauh dari kota Yogyakarta dan berkembang menjadi tujuan kegiatan masyarakat di wilayah kecamatna sekitarnya, sehingga menjadi pusat pertumbuhan. -Wilayah fungsi khusus/ wilayah penyangga (buffer zone) meliputi Kecamatan Tempel, e Pakem, dan Prambanan a an yang merupakan pusat pertumbuhan bagi wilayah a sekitarnya. 3.3. TINJUN N SPEK KHUSUS S 3.3.1. 3.1. Pendidikan ikan Pengembangan emba wilayah Kabupaten Sleman dibagi menjadi 4 kawasan, asan, yaitu : - Satuan Kawasan Perkembangan Daerah I : berpusat di Pakem dengan arahan pengembangan gro-bisnis, growisata, dan Ekowisata Merapi. - Satuan Kawasan Perkembangan Daerah II : berpusat di Prambanan dengan arahan perkembangan pariwisata dan agrobisnis dengan setting pedesaan. - Satuan Kawasan Perkembangan Daerah III : berpusat di Depok dengan arahan pengembangan pendidikan, jasa pelayanan kepariwisataan, i dan perdagangan skala regional/nasional. - Satuan Kawasan Perkembangan Daerah IV : berpusat di Godean dengan arahan pengembangan/ intensifikasi pertanian dan industri kecil. 50

a. Fasilitas Pendidikan Jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Sleman pada tahun 2009/2010 pada tingkat SD berjumlah 498 unit, pada tingkat SMP berjumlah 110 unit, pada tingkat SM berjumlah 45 unit, dan pada tingkat perguruan tinggi berjumlah 38 perguruan tinggi. Sasaran pengguna utama Youth ctivity Center adalah remaja usia 11-15 tahun, yang berarti sedang menempuh pendidikan tingkat menengah pertama. Jumlah pelajar tingkat menegah pertama di Sleman berjumlah 34.761 siswa. Bagi masyarakat dengan kemampuan ekonomi lemah, disediakan kelompok belajar paket B setara SMP dengan jumlah murid sebanyak 360 orang dan 108 tutor yang terbagi dalam 18 kelompok. Kelompok belajar paket C setara SM terdapat 400 murid dengan 120 tutor yang terbagi dalam 20 kelompok. k. Gambar 35. Peta Satuan Kawasan Pengembangan Wilayah Kabupaten Sleman Tahun 2014 Sumber : BPPD Kabupaten Sleman, 2014 3.3.2. ksesbilitas dan Transportasi a Wilayah Kabupaten Sleman dilalui jalur utama sebagai jalur ekonomi utama di wilayah selatan Pulau Jawa, baik ke Jawa Timur, jawa Tengan, maupun Jawa Barat. Bandara Udara disucipto terletak di Kecamatan Berbah, berdekatan dengan jalan raya Yogyakarta-Solo dan jalur kereta api Jakarta- Surabaya.Sarana jalan kabupaten Sleman sepanjang 1.085 km dengan 455 buah jembatan dan 3.700 gorong-gorong. Jalan desa sepanjang 2.764 km, jalan 51

negara 61,65 km dan jalan provinsi 139,69 km. Banyaknya jumlah angkutan penumpang berkisar 6.215 buah dan 85 buah kendaraan wisata Kabupaten Sleman dilalui jalur jalan nasional yang membentang ke Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Selain itu Kabupaten Sleman memiliki terminal Jombor yang merupakan terminal tipe, terminal tipe B di daerah Prambanan dan Tempel, dan terminal tipe C pada jalan nasional,provinsi, dan kabupaten yang didukung dengan 1 terminal terpadu pada jalan nasional. Penyediaan a Pelayanan transportasi di wilayahah DIY, melakukan k penelitian terhadap ap pengguna sarana transportasi umum, m, dengan sebagian an besar pengguna guna jasa layanan transportasi tersebut adalah penduduk duk usia kurang dari 40 tahun (usia produktif) dengan 43.18% untuk tujuan bekerja, 30.79% untuk tujuan sekolah/pendidikan, 11,62% untuk tujuan sosial budaya, 9,69% untuk tujuan belanja, 2,29% tujuan bisnis, 1,84% tujuan rekreasi, dan 0,54% untu tujuan lainnya. Sebagian besar dari data tersebut merupakan kegiatan a yang bersifat reguler/teratur dan menuntut ketersediaan sarana transportasi yang memadahi. 3.3.3. Fasilitas Kepemudaan dan Olahraga a. Fasilitas Umum Fasilitas umum olahraga yang terdapat t di Kabupaten Sleman yang diolah pemerintah, antara lain Stadion Maguwoharjo dan Stadion Triadi berupa lapangan sepak bola dan fasilitisas lainnya mencakup lapangan angan futsal, lapangan basket, lapangan tenis, bulutangkis, utangkis, voli, dan kolam renang. b. Fasilitas Kepemudaan Badan Pemuda dan Olahraga memiliki fasilitas kepemudaan yang secara umum tersebar di Provinsi D.I.Yogyakarta yaitu Youth Center di daerah Tlogoadi dan Pondok Pemuda mbarbinagun bi yang terletak t di Jalan Wates. 52

3.4. LOKSI TPK 3.4.1. Kriteria Pemilihan Lokasi Dasar pemilihan lokasi Youth ctivity Center di Sleman berkaitan dengan fungsi bangunan dengan sasaran pengguna yang umumnya remaja. Maka pertimbangan pemilihan lokasi berdasarkan kedekatan dengan lokasi aktivitas remaja lainnya, seperti pendidikan terutama tama tingkat menengah pertama, permukiman, area rekreasi dan area komersial yang mendukung dengan akses pencapaian aian yang mudah. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka beberapa acuan dipergunakan sebagai faktor penentuan entuan lokasi: - Lokasi terletak di daerah dengan jumlah penduduk duk usia remaja a yang potensial (Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sleman). - Lokasi berada di daerah yang mempunyai rencana pemanfaatan ata ruang sebagai fungsi pendidikan. - Lokasi dilalui atau mudah dicapai menggunakan saranan transportasi publik agar mudah dijangkau dari berbagai daerah. - Lokasi berada dekat dengan pusat aktivitas remaja, seperti perumahan, sekolah, universitas, i kos, tempat nongkrong, dll untuk mendukung kemudahan akses pencapaian - Lokasi jauh dari pusat keramaian a an seperti pertokoan, pasar, dan stasiun. - Lokasi jauh dari tempat terlarang menurut kesusilaan sila yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jiwa ke arah negatif. 3.4.2.lternatif Lokasi Setelah melihat kriteria lokasi, maka diperoleh 2 lokasi yang cocok dengan kriteria pemilihan lokasi untuk dibangunnya Youth ctivity Center adalah Kabupaten Sleman dengan jumlah fasilitas pendidikan tertinggi ti i 1.278 prasarana pendidikan menurut Data Jumlah Sekolah Menurut Tingkatan Sekolah dan Kabupaten/Kota DIY tahun 2012/2013 (Dinas Pendidikan DIY). Dari data yang dilampirkan dalam slemankab.go.id, terdapat dua belas Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Depok, Sleman, antara lain SMP Negeri 1, 53

SMP Negeri 2, SMP Muhammadiah 2, MTs Wachid Hasyim di Desa Condongcatur. SMP Negeri 4, SMP Negeri 5, SMP Muhammadiah 3 dan SMP Budi Mulia di Desa Catur Tunggal. SMP Negeri 3, SMP ngkasa disucipto, SMP Diponegoro, dan SMP Muhammad 1di Desa Maguwoharjo. Gambar 36. Sekolah tingkat menengah pertama di Kecamatan Depok, Sleman, D.I.Yogyakarta.Yog a Sumber : Google earth dan berbagai sumber, 2015 Jumlah sekolah tingkat menengah pertama tersebar di tiga desa, yaitu Desa Condongcatur, Catur Tunggal, danmaguwoharjo. o. Gambar 37. Posisi sekolah-sekolah, jangkauan area, posisi shelter, dan jalur Trans Jogja di Desa Condong Catur, Catur Tunggal, dan Maguwoharjo. Sumber: Beberapa sumber dan analisis penulis, 2015 54

Berdasarkan pertimbangkan jangkauan area sekolah-sekolah di ketiga desa dan jalur Trans Jogja maka terdapat 2 alternatif tapak yang mendekati kriteria pemilihan tapak, yaitu : Gambar 38. Lokasi lternatif tif Tapak Sumber : Googel Earth dan nalisis Penulis, 2015 Gambar 39. Situasi lternatif Tapak 1 Sumber: Google earth dan nalisis Penulis, 2015 55

lternatif tapak 1 terletak di Jalan Selokan Mataram dengan luas +/- 8.174.8 m 2, berupa lahan kosong dan terdapat bangunan semi permanen. Terletak berdekatan dengan beberapa institusi pendidikan, mulai dari SDN Depok, SMPN 4, SMN 1, dan tingkat perguruan tinggi. Didukung pula dengan kedekatannya dengan area permukiman warga, kos-kosan, serta apartemen (Student Park partment dan Student Castle partment) yang sedang dibangun, serta angunan komersial berupa kafe, futsal, pusat olahraga (renang, bulutangkis, fitness), karaoke, aoke, warnet, angkringan, dan lainnya. Gambar 40. Situasi lternatif Tapak 2 Sumber : Google Earth dan nalisis Penulis, 2015 lternatif tapak ak 2 terletak tak di Jalan an Laksada disucipto, dengan eksisting berupa Gedung Perpustakaan an Hatta. Lokasi berdekatan dengan beberapa institusi pendidikan, SM Kolese De Britto, SMK Karya, dan SMPN 1. Dikelilingi dengan fungsi penunjang pariwisata, komersial, dan hunian. Pemilihan lokasi tapak akan menggunakan sistem skoring tapak dengan aspek penilaian sesuai dengan kriteria pemilihan tapak. Tabel 7. Penilaian Lokasi Tapak Kriteria Bobot Tapak 1 Tapak 2 Kemudahan akses pencapaian: Kedekatan dengan Jalur B 10 Transportasi Publik 3x10=30 4x10=40 Jenis Jalan Penghubung 20 B 3x20=60 4x20=80 Kedekatan dengan Tempat Kegiatan Remaja: Sarana Pendidikan 10 B 56

4x10=40 3x10=30 B Sarana Komersil 5 3x5=15 4x5=20 B Sarana Rekreasi 5 4x5=20 3x5=15 C Sarana Olahraga 5 4x5=20 2x5=10 Jauh dari keramaian 5 Jauh dari tempat asusila a 10 Ketersediaan Jaringan 10 Infrastruktur 4x10=40 4x10=40 Kondisi sekitar yang B mendukung tampilan 10 3x10=30 4x10=40 bangunan Kondisi Lingkungan ngan untuk C pengembangan ngan view ke luar 10 4x10=40 0 2x10=20 tapak Total 100 360 345 Bobot : =4, B=3, C=2, D=1, E=0 C 4x20=80 4x10=40 0 2x5=10 4x10=40 3.4.3.Tapak 3.Tapa terpilih Sumber : nalisis Penulis, 2015 Lokasi tapak terpilih berada di Jalan Selokan Mataram, merupakan lahan a non- sawah, ditumbuhi rumput liar dan terdapat bangunan semipermanen. Sebagian digunakan sebagai area pembuangan sampah yang mengganggu lingkungan sekitar. Dikelilingi oleh lahan kosong baik sawah maupun non-sawah. Dihubungkan n dengan jalan an lingkungan gan yang relatif ramai, karena Jalan Selokan Mataram merupakan jalan potong dari beberapa jalan utama. Gambar 41. Eksisting Tapak Terpilih Sumber: Google earth dan analisis penulis,2015 57

Gambar 42. Foto tapak dan lingkungan sekitarnya Sumber: dokumentasi penulis, 2015 Gambar ar 43. Data Ukuran Tapak Sumber: Google earth dan analisis pribadi, 2015 Gambar 44. Gambar potongan - tapak Sumber : nalisis Penulis, 2015 58

Data tapak : Luas total lahan : 8.181,3 m 2 Sesuai Perda Kabupaten Tingkat II Sleman No. 1 tahun 1990, tentang Peraturan Bangunan : - GSB : ½ lebar jalan - KDB : maksimal 50% - TB : Jarak pandang maksimal 45 derajat dari garis damija - Tata Guna Lahan : Kawasan asanan pendidikan, dika n perdagangan, dan jasa - Curah hujan : 2000-3000 mm/th - Kontur : 0.2 1m, miring ke timur Gambarar 45. Kontur pada tapak Sumber: nalisis Pribadi 59