BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi akan diterima di masa yang akan datang, dan sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

PENGARUH KURS, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA, DAN IHSG TERHADAP INDEX HARGA SAHAM SYARI AH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. wadah investasi yang dapat menyerap aliran modal dalam sekala besar.

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Hadirnya lembaga keuangan tidak lain untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan harta kekayaan perusahaan secara produktif.investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

I. PENDAHULUAN. banyak industri yang mengalami kebangkrutan karena inflasi yang tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: kinerja perusahaan, pengumuman penerbitan sukuk, pengumuman

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pilihan gaya hidup seseorang. Sayangnya banyak di antara

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri ( capital flight)

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. jika IHSG naik, maka secara umum saham-saham yang diperjual belikan di BEI

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Muttaqin,2008)

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJKN) menyebutkan. sebagai motor penggerak perekonomian yang didukung oleh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Walaupun ruang linkupnya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan bisnis dengan aturan-aturan yang dibuat. Sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal dalam Negara Indonesia menjadi sesuatu yang penting di era globalisasi ini, dan semakin berkembang serta membuktikan bahwa pasar modal semakin dibutuhkan sebagai bagian dari realisasi pemerintah, bukan hanya untuk menghimpun modal akan tetapi juga sebagai alternatif investasi, sumber dana melalui penjualan saham dan penerbitan obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013). Pasar modal sendiri adalah aktivitas ekonomi global yang memiliki peran strategis dalam perekonomian modern. Dan bukan suatu kebetulan, bahwa ternyata investasi yang sekarang banyak digandrungi para pengusaha adalah investasi melalui pasar modal. Dalam konteks perekonomian modern, pasar modal merupakan media paling efektif dalam melakukan transaksi keuangan (Umam, 2013:6). Dengan demikian, pasar modal menjadi media investasi dengan mempertemukan pemilik dana (investor) dan pengguna dana (perusahaan go public/emiten). Namun masih banyak juga kalangan yang belum menyadari bahwa Indonesia telah memiliki pasar modal sejak tahun 1912 yang dalam proses perkembangannya mengalami pasang surut sesuai dengan perkembangan sejarah, kegiatan pasar modal tersebut akhirnya ditutup pada tahun 1942 dan mengalami kevakuman sampai tahun 1977. Kemudian 1

2 pemerintah Orde Baru mengaktifkannya kembali. Sejak pasar modal diaktifkan kembali, tepatnya pada bulan Agustus 1977, aktivitasnya sangat berfluktuasi. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya (Umam, 2013:33). Menurut Umam (2013:116) ada 6 jenis saham di Bursa Efek Indonesia, yaitu Indeks Harga Saham Individu (IHSI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ-45, Indeks Syari ah (Jakarta Islamic Index) dan Indeks Papan Utama. Dilihat dari legal formalnya, pasar modal dengan prinsip-prinsip syari ah Islam adalah Jakarta Islamic Index (JII) yang dibentuk pada bulan Juli 2000 dan pada tanggal 3 juli 2000, BEJ mengeluarkan daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah Islam. Dikatakan demikian karena saham-saham yang masuk dalam indeks syari ah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syari ah. Berdasarkan fatwa No. 40 / DSN-MUI / X / 2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syari ah di bidang pasar modal, menetapkan kriteria kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syari ah ialah: a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang; Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional; b. Produsen, distributor, serta pedagang makanan dan minuman yang haram;

3 c. Produsen, distributor, dan atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga ribawi lebih dominan dari modalnya. Pada dasarnya mekanisme dalam pasar modal tidak luput dan berkaitan dari pengaruh faktor-faktor makroekonomi seperti kurs, tingkat inflasi, jumlah uang bereda (M2), tingkat suku bunga (BI Rate) dan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus senantiasa berfluktuasi di setiap waktunya sehingga hal ini mengindikasikan berpengaruh terhadap kegiatan investasi di pasar modal. Keberadaan saham-saham syari ah dalam Jakarta Islamic Index (JII) tergolong masih baru, tetapi dari tahun ke tahun indeks saham syari ah dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) menunjukkan nilai dan grafik yang terus naik. Peningkatan tersebut seiring dengan kondisi pasar saham yang sedang bullish yang tercermin pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Misalnya secara point to point indeks JII meningkat 21.8% dari 164.029 pada tahun 2004 menjadi 199.75 pada akhir tahun 2005 (Bank Indonesia, 2005). Para investor memiliki minat yang tinggi terhadap saham syari ah. Jika dibandingkan dengan tahun 2011, nilai kapitalisasi saham syari ah di JII tercatat sebesar 1.414.983,81 dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 tercatat jumlah kapitalisasi JII sebesar 1.944.531,70 triliun dan mengalami peningkatan sebesar 529.547,98 triliun

4 atau sebesar 37,42%. Sebagai gambaran kapitalisasi indeks saham syari ah dalam Jakarta Islamic Index (JII) untuk tahun 2011 hingga tahun 2014 nampak seperti dalam tabel 1.1. Tabel 1.1 Perkembangan Kapitalisasi dan Jumlah Saham Syariah tahun 2010-2014 Jumlah Tahun Periode Saham I 210 2010 II 228 I 234 2011 II 253 I 304 2012 II 321 I 310 2013 II 336 I 322 2014 II 334 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2014 Disamping hal tersebut di atas pertumbuhan Kapitalisasi 1.134.632,00 1.414.938,81 1.671.004,23 1.672.099,91 1.944.531,70 indeks harga saham syari ah dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) juga menunjukkan perkembangan yang tergolong cukup baik. Hal itu terlihat dari tabel 1.2. Tabel 1.2 Kinerja Index Saham Syariah Dalam JII (Tahunan) Tahun 2011-2016 No Tahun Index JII 1 2011 537.031 2 2012 594.789 3 2013 585.110 4 2014 691.039 5 2015 603.349 6 2016 694.127 Sumber: www.idx.co.id

5 Berdasarkan dari dua Tabel tersebut, mengindikasikan bahwa keberadaan saham syari ah diminati oleh para investor, hal itu tercermin dari semakin meningkatnya indeks saham syari ah. Dalam hal ini JII meskipun di tahun 2013 mengalami penurunan akan tetapi di tahun 2014 indeks saham kembali mengalami peningkatan serta peningkatan jumlah saham syari ah tiap tahunnya, meskipun beberapa kali mengalami fluktuasi. Akan tetapi selalu mengalami kenaikan dari periode sebelumnya dalam setahun. Sedangkan nilai kapitalisasi saham syari ah yang ditunjukkan oleh Jakarta Islamic Index (JII) selalu mengalami trend peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Laporan tahunan Bank Indonesia (2003) menjelaskan beberapa faktor pendorong positifnya kinerja pasar modal di Indonesia antara lain: Membaiknya persepsi investor asing terhadap tingkat resiko di Indonesia, serta selisih suku bunga (interest differential) yang cukup signifikan sehingga memicu arus modal masuk untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek, dan kestabilan ekonomi makro dan prospek pertumbuhan ekonimi yang signifikan disela perekonomian global yang cenderung lesu mengakibatkan pemodal asing melirik pasar modal Indonesia. Fenomena fluktuasi pertumbuhan indeks saham syari ah pada Jakarta Islamic Index (JII) yang tidak konsisten ini menarik untuk dilakukan penelitian terutama sampai sejauh mana pengaruh variable makroekonomi pasca krisis global yang diwakili oleh kurs, inflasi, jumlah uang beredar (M2), suku bunga Bank Indonesia (BI

6 Rate), dan IHSG terhadap indeks harga saham JII selama kurun waktu Januari 2011 Desember 2016. Nilai tukar IDR/USD memiliki pengaruh negative signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hal tersebut berarti bahwa perubahan nilai tukar IDR/USD akan memberikan arti pada pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), yang mana perubahannya memiliki arah berlawanan atau negatif. (Siti & Khoirurah, 2015). Implementasi kebijakan moneter salah satunya dilakukan dengan kebijakan nilai tukar yang sering di sebut kurs, hal ini memiliki peran yang sangat penting agar tercapai stabilitas moneter dan mendukung kegiatan ekonomi di Indonesia sebab nilai tukar yang stabil diperlukan agar dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan usaha. (Murtini dkk, 2015). Depresiasi mata uang rupiah terhadap dollar berarti bahwa nilai rupiah mengalami pelemahan sehingga penukaran mata uang dollar akan mendapatkan nilai rupiah yang lebih tinggi. Pelemahan nilai tukar rupiah akan berpengaruh secara berbeda terhadap perusahaan dalam katagori impor atau ekspor. Bagi perusahaan impor tentu depresiasinya rupiah akan merugikan perusahaan sebab menanggung biaya yang lebih besar. Hal yang sama juga dialami oleh perusahaan yang memiliki hutang dalam bentuk dolar tentu depresiasi rupiah akan merugikan sebab perusahaan akan membayar kewajiban yang lebih besar, tentu hal tersebut akan menurunkan profitabilitas perusahaan.(siti & Khoirurah, 2015).

7 Menurut Septian (2012) inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan secara statistic terhadap (JII), serta menurut Nor Isniani dan Nunung (2013) menyatakan bahwa inflasi mempunyai pengaruh yang negatif signifikan terhadap resiko investasi. Akan tetapi penelitian Gadang Gagas dkk (2013) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Variabel makro lain yang menarik untuk dikaji yaitu Tingkat Suku Bunga dan Jumlah Uang Beredar (M2). Tingkat Suku Bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan, Hal ini dikarenakan kenaikan tingkat suku bunga mendorong investor mengalihkan dananya dari pasar modal ke pasar uang sehingga mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan mengalami penurunan (Halim & Akbar, 2014). Variabel suku bunga SBI dari ketiga penelitian yang dilakukanoleh Fitriawati (2009), Nor Isnaini dan Nunung Ghoniyah (2013), dan Khotimatul Khusna (2009) memiliki hasil yang sama yaitu berpengaruh signifikan terhadap beta saham syariah. Sedangkan Ash- sidiq dan Setiawan (2014) menyatakan variable Jumlah Uang Beredar (M2) tidak berpengaruh signifikan terhadap index harga saham di (JII).

8 Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul PENGARUH KURS, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA BANK INDONESIA, DAN IHSG TERHADAP INDEX HARGA SAHAM SYARI AH DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE Januari 2011- Desember 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka pokok dari masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara kurs, tingkat inflasi, jumlah uang beredar (M2) tingkat suku bunga (BI rate), dan IHSG secara parsial terhadap indeks harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) pada periode Januari 2011-Desember 2016? 2. Berapa besar pengaruh kurs, tingkat inflasi, jumlah uang beredar (M2) tingkat suku bunga (BI rate), dan IHSG terhadap indeks harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) pada periode Januari 2011-Desember 2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh antara kurs, tingkat inflasi, jumlah uang beredar (M2) tingkat suku bunga (BI rate), dan IHSG secara parsial

9 terhadap indeks harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) pada periode Januari 2011-Desember 2016. 2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kurs, inflasi, tingkat inflasi, jumlah uang beredar (M2) tingkat suku bunga (BI rate), dan IHSG secara parsial terhadap indeks harga saham di Jakarta Islamic Index (JII) pada periode Januari 2011-Desember 2016 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis: 1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sedikit sumbangan pemikiran dalam rangka memajukan keilmuan dan memperkaya wawasan terkait hubungan antara variabel fundamental makroekonomi dengan harga saham dalam pasar modal syariah. 2. Sebagai refrensi bagi peneliti-peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian ataupun mengembangkan penelitian terkait masalah yang sama. b. Manfaat Praktis: Diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dan informasi kepada para kalangan praktisi, investor dan para pelaku pasar modal sehingga dapat digunakan sebagai informasi, tolok ukur, pengetahuan, masukan dan referensi untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.

10 E. Metode Penelitian E.1. Alat dan Model Analisi Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Error Correction Model (ECM) dengan model ekonometrika jangka panjang sebagai berikut : log(jii) t = β 0 + β 1 log(kurs) t + β 2 INF t + β 3 log(m2) t + β 4 BIRATE t + β 5 log(ihsg) t + εt Di mana : JII Β 0 β 1 β 2 β 3 β 4 KURS INF M2 BIRATE IHSG εt = Indeks Harga Saham JII = Konstanta = Koefisien Regresi = Nilai Tukar Rupiah = Tingkat Inflasi = Jumlah Uang Beredar = Suku Bunga (BI Rate) = Index Harga Saham Gabungan = Error Term berikut: Model jangka pendeknya dinyatakan dengan persamaan sebagai ΔLog(JII) t = γ 0 + γ 1 ΔKURS t + γ 2 ΔINF t + γ 3 Δlog(M2) t + γ 4 Δlog(BIRATE) t + γ 5 Δlog(IHSG) t + γ 6 ΔKURS t-1 + γ 7 ΔINF t-1 + γ 8 Δlog(M2) t-1 + γ 9 Δlog(BIRATE) t-1 + γ 10 Δlog(IHSG) t-1 + γ 11 ECT t + w t Di mana: γ 0 = β 0 γ 1 = α 1, γ 2 = α 2, γ 3 = α 3, γ 4 = α 4, γ 5 =α 5, γ 6 = -λ (1 - β 1 ), γ 7 = -λ (1 β 2 ), γ 8 = -λ (1 β 3 ), γ 9 = -λ (1 β 4 ), γ 10 =-λ (1 β 5 ) γ 6 = λ

11 ECT = KURS t-1 + INF t-1 + log(m2) t-1 + log(birate) t-1 + log(ihsg) t-1 - log(jii) t-1 Estimasi dari model di atas akan meliputi langkah-langkah seperti berikut : estimasi parameter model dengan metode Error Correction Model (ECM), uji asumsi klasik, uji kebaikan model, dan uji validitas pengaruh. E.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder runtut waktu (time series) periode Januari 2011 sampai Desember 2016. Dalam penelitian ini, data Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperoleh dari laporan yang di publikasikan oleh Buersa Efek Indonesi (BEI). Data inflasi, kurs dan (BI rate) diperoleh dari laporan yang di keluarkan oleh Bank Indonesia dalam situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id). Data jumlah uang beredar (M2) dari laporan yang di publikasikan oleh kementrian perdagangan Indonesia dengan alamat situsnya (http://www.kemendag.go.id) F. Sistematika Penulisan Penyusunan penelitian ini menggunakan sistematika sederhana dengan maksud agar lebih mudah menerangkan segala permasalahan yang menjadi pokok pembahasan sehingga lebih terarah pada sasaran. Kerangka sistematika penulisan ini terdiri atas 5 bab, yakni :

12 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang pemaparan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan alat analisis data dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori teori yang mendasari, mendukung, dan relevan dengan penelitian tinjauan terhadap penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini membahas objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, metode dan alat analisis. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi data indeks harga saham Jakarta Islamic Index (JII), kurs, inflasi, jumlah uang beredar (M2), suku bunga bank Indonesia (BI rate), dan IHSG, pembahasan dan hasil penelitian yang meliputi variabel yang paling berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII) dan inetrpretasinya.

13 BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari serangkaian pembahasan dan saran keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diberikan kepada pihak-pihak, baik untuk subyek penelitian maupun bagi penelitian selanjutnya.