BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN STRATEGI INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:7) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. masa depan, yaitu: (1) learning to know (belajar untuk mengetahui), (2) learning

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dan menghadapi perubahan-perubahan yang tidak menentu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil observasi siswa. sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

PENERAPAN STRATEGI MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Sedangkan tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya melipuri pengetahuan,keterampilan dan sikap-sikap yang baru yang diharapkan tercapai oleh siswa. 2 Menurut Ausubel, belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi, dimensipertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan kepada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. 3 1 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.73 3 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Bandung: Erlangga, 1989), h.110 1

2 Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat dihindari, disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan guru bersimpang siur, tidak ada fokus masalahnya. Hal ini tentu saja harus dicarikan jalan keluarnya. Jika guru tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu bahan dengan baik. Apa salahnya jika menghadirkan media sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran. Matematika merupakan bidang studi yang amat berguna dan banyak memberi bantuan dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu maka dapat dikatakan bahwa setiap orang memerlukan pengetahuan matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhannya. Namun perlu juga disadari bahwa banyak anggapan bahwa pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sukar dan tidak menyenangkan. Berhitung merupakan salah satu unit yang sangat penting sebagai dasar dalam mempelajari matematika. Oleh sebab itu, belajar berhitung membantu kita dalam memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam kehidupan seharihari. Dengan demikian, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa matematika sangat diperlukan bagi setiap orang untuk membantu menyelesaikan permasalahannya, seperti halnya telah dijelaskan dalam QS. Yunus ayat 5, yaitu:

3 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok, mata pelajaran wajib yang ada di setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. Matematika juga menjadi salah satu dari tiga mata pelajaran yang di masukkan dalam UASBN. Sampai sekarang masih ada siswa yang kurang berminat terhadap Matematika dan prestasi belajar Matematikapun belum menunjukkan hasil yang optimal. Siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah mulai mengenal operasi hitung perkalian dan pembagian ketika berada di kelas II. Pada saat memasuki jenjang pendidikan dasar kelas II, seharusnya mereka sudah mengetahui memahami dan menguasai konsep dasarnya tentang operasi perkalian dan pembagian dan sudah bisa mengaplikasikan konsep tersebut ke dalam materi yang lainnya ketika berada di kelas yang lebih tinggi yaitu kelas IV, V dan VI. Kenyataannya pada siswa kelas II, banyak yang belum hafal konsep dasar Operasi Perkalian dan Pembagian untuk mengerjakan Operasi perkalian dan Kesulitan itu terlihat pada operasi hitung perkalian dan pembagian ketika tes akhir pembelajaran matematika, untuk materi operasi hitung perkalian pembagian di kelas II MI Thalabul Khair Kertak Hanyar Kabupaten Banjar menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

4 Masalah yang juga sering muncul adalah siswa diharapkan untuk menguasai pelajaran berdasarkan informasi yang di sampaikan oleh guru, sehingga menjadikan para siswa tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat, tak kreatif dan mandiri, apalagi untuk berfikir inovatif. Selain itu, pendekatan pembelajaran matematika masih menggunakan pendekatan tradisional, yaitu duduk dengar catat dan hafal. Pembelajaran jadi membosankan, tidak menarik dan hasilnya tidak memuaskan. Waktu untuk mengerjakan soalpun menjadi kurang efektif, sehingga tidak semua soal dapat terjawab dengan cepat dan benar. Mata Pelajaran Matematika yang diberikan kepada siswa kelas II SD/MI pada semester 1 dan semester 2 untuk membekali siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta mampu bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Untuk menguasai mata pelajaran matematika secara baik, diperlukan pemahaman konsep dan prosedur (algoritma) secara baik pula. Mata Pelajaran Matematika tentang operasi perkalian dan pembagian bilangan dilaksanakan semester genap tahun 2013/2014, sehingga belum tahu kesenjangannya. Namun kesenjangan tersebut dapat diasumsikan relevan dengan kesenjangan yang ada pada mata pelajaran matematika yang diupayakan guru kelas pada MI Thalabul Khair Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Asumsi ini peneliti ambil, karena peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah yang

5 berkolaborasi dengan guru kelas,guru kelas tersebut sama, materi ajar, saranaprasarana dan lingkungan sekolah serta karakteristik siswanya tidak jauh berbeda. Sebenarnya materi perkalian sendiri telah digambarkan Allah SWT dalam bahasa aritmatika sebagai bentuk perkalian beruntun melalui sebuah perumpamaan dalam Al Qur an pada QS. Al Baqarah ayat 261, yaitu : Dalam ayat tersebut, orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alllah Ta ala, balasannya digambarkan dalam bahasa aritmatika sebagai bentuk perkalian beruntun 1 7 100. Perkalian ini dapat dinyatakan ke dalam bentuk bilangan berpangkat yaitu 2 5. 4 Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menarik, efektif, kreatif, dan inovatif dengan pendekatan, strategi, dan metode yang sebagian besar prosesnya menitik beratkan pada aktifnya keterlibatan siswa. Pembelajaran konvensional yang terpusat pada dominasi guru, sehingga siswa menjadi pasif sudah dianggap tidak efesien dan efektif lagi dalam menyajikan pembelajaran bermakna karena tidak memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang secara mandiri. Seringkali pula guru dalam melaksanakan pembelajaran kurang memperhatikan pendekatan, strategi, dan metode apa yang sesuai yang harus sesuai yang harus disajikan dalam menyampaikan materi pembelajaran atau pokok bahasan. 4 Mutadi, Bergelut dengan Si Asyik, (Jakarta, PT. Listafariska Putra, 2008)

6 Untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini terlebih dahulu harus menentukan metode yang sesuai, sehingga proses pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas akan berlangsung dengan baik. Salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran matematika materi operasi perkalian dan pembagian di kelas II SD/MI adalah metode Index Card Match. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu active learning juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. 5 Dalam pembelajaran aktif, siswa harus mengerjakan banyak tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang 5 Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008) h. xiv

7 membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi ini pada anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka. Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran ini pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respon anak didik dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dalam strategi ini juga setiap materi pelajaran harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Ada banyak strategi pelajaran yang dapat digunakan dalam menerapkan pembelajaran aktif di sekolah. Menurut Silberman,ada sekitar 101 bentuk strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh siswa. Salah satu bentuk strategi itu adalah Strategi Pembelajaran Index Card Match (pencocokan kartu indeks). 6 Index Card Match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Tipe Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka saat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban 6 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Stategies to Teach Any Subject, (1996). Terjemahan Raisul Muttaqien, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Nusamedia, 2006), h. 250

8 atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Biasanya guru dalam kegiatan belajar mengajar memberikan banyak informasi kepada siswa agar materi atau pun topik dalam program pembelajaran dapat terselesaikan tepat waktu, namun guru terkadang lupa bahwa tujuan pembelajaran bukan hanya materi yang selesai tepat waktu tetapi sejauh mana materi telah disampaikan dapat diingat oleh siswa. Karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan peninjauan ulang atau review untuk mengetahui apakah materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Silberman bahwa salah satu cara yang pasti untuk membuat pembelajaran tetap melekat dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak 7. Metode index card match adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan jalan melatih siswa agar menguasai pembelajaran melalui cara yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa saat ingin meninjau ulang materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Metode ini melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati proses pembelajaran karena cara ini dikemas seperti sebuah permainan. Metode pembelajaran ini membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas siswa meningkat. Metode ini dapat 7 Ibid, h. 249

9 melatih pola pikir siswa karena dengan metode ini, siswa dilatih kecepatan berfikirnya dalam mempelajari suatu permasalahan yang disajikan melalui pencarian kartu jawaban atau kartu soal. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka peneliti mencoba mencari solusi jawaban tersebut diatas, yaitu dengan menggunakan pembelajaran melalui metode Index Card Match dapat memotivasi siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam berhitung pada mata pelajaran matematika. Dalam konteks ini, penulis akan mengangkatnya dalam sebuah judul: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian Melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas II MI Thalabul Khair Kertak Hanyar B. Identifikasi Masalah Dari kenyataan diatas, peneliti dengan bantuan teman sejawat untuk berkolaborasi yaitu dengan guru kelas, bersama-sama mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil refleksi terungkap masalah masalah dalam pembelajaran, antara lain: 1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep perkalian dan pembagian suatu bilangan. 2. Belum diterapkannya strageti pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan perkalian dan pembagian. 3. Pembelajaran masih monoton dan kurang menarik.

10 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan metode Index Card Match terhadap pembelajaran matematika materi Operasi Perkalian dan Pembagian Siswa Kelas II MI Thalabul Khair Kertak Hanyar Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2013/2014? 2. Apakah penggunanan metode Index Card Match dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi Operasi Perkalian dan Pembagian Siswa Kelas II MI Thalabul Khair Kertak Hanyar Kabupaten Banjar tahun pelajaran 2013/2014? D. Cara Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menerapkan Metode Index Card Match. Metode ini penulis gunakan karena dianggap mampu meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam belajar dan diharapkan akan meningkatkan hasil belajar mereka. Melalui metode ini siswa dituntut untuk dapat saling bekerjasama dalam diskusi kelompok, saling membantu dan bertukar informasi. Setiap anggota kelompok akan aktif dalam pembelajaran, siswa aktif dalam mencari informasi sedangkan guru aktif dalam memberikan informasi. Adapun langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan sebagai rencana pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

11 1. Merancang skenario pembelajaran dengan Metode Index Card Match. 2. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan. 3. Melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa saat berlangsungnya proses belajar mengajar dikelas dengan dibantu oleh teman sejawat sebagai kolaborator. 4. Tindakan kelas dilakukan dalam 3 siklus. E. Hipotesis Tindakan 1. Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam tiga siklus pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi operasi perkalian dan pembagian dengan menggunakan metode Index Card Match pada kelas II tahun pelajaran 2013 / 2014 Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair 2. Penggunaan metode Index Card Match dalam materi operasi perkalian dan pembagian dapat meningkatkan hasil belajar dan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. 3. Kondisi awal prestasi siswa sebelum menggunakan metode Index Card Match dalam pembelajaran matematika adalah rendah. Kemudian pada tahap berikutnya guru melakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan rendahnya motivasi dan prestasi siswa. 4. Pada tahap siklus I, guru melakukan pembelajaran dengan menggunakan metoda Index Card Match. Pada siklus I ini semua kegiatan dicatat, baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Disamping itu dicatat pula tentang

12 kondisi dan suasana belajar. Selanjutnya guru bersama pengamat mendiskusikan tentang proses pembelajaran yang baru saja dilakukan. Bila ada yang perlu diperbaiki, maka hal itu dilakukan pada siklus II dan siklus III. 5. Dari hasil pengamatan siklus I, siklus II dan siklus III ternyata ada peningkatan motivasi belajar dan prestasi siswa, dalam kemampuan untuk menyelesaikan Operasi Perkalian dan Pembagian melalui metode Index Card Match. 6. Berdasarkan kerangka berpikir dan kajian teori dapat dinyatakan hipotesis penelitian ini yaitu: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Perkalian Dan Pembagian Melalui Metode Index Card Match Siswa Kelas II MI Thalabul Khair Kertak Hanyar Kabupaten Banjar telah berhasil meningkatkan motivasi belajar matematika dan kemampuan prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan operasi perkalian dan pembagian. F. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian Tujuan umum Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada operasi hitung perkalian dan pembagian. 2. Tujuan Khusus Penelitian Tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

13 a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran konsep operasi perkalian dan pembagian dengan menggunakan metode Index Card Match pada mata pelajaran matematika kelas II tahun pelajaran 2013/2014 Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair. b. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada operasi hitung perkalian dan pembagian dengan menggunakan metode Index Card Match sehingga dihasilkan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan pada akhirnya dapat mencapai hasil pembelajaran tuntas pada mata pelajaran matematika kelas II tahun pelajaran 2013/2014 Madrasah Ibtidaiyah Thalabul Khair. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar matematika pada operasi hitung perkalian dan pembagian dapat dilakukan dengan menggunakan metode Index Card Match. 2. Manfaat Praktis Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut : 1) Bagi siswa

14 a. Agar siswa dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal matematika terutama pada indikator perkalian dua angka atau lebih dengan teknik menyimpan. b. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya dengan kemampuan menyelesaikan soal matematika pada operasi hitung perkalian dan pembagian melalui metode Index Card Match. c. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan. 2) Bagi guru/peneliti a. Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas. b. Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. c. Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada operasi hitung perkalian. d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya 3) Bagi Sekolah a. Sebagai masukan bagi guru SD/ MI dalam mengajarkan matematika pada operasi hitung perkalian dan pembagian dengan metode Index Card Match.

15 b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika tentang operasi perkalian dan pembagian melalui metode Index Card Match. c. Sebagai acuan untuk melakukan kegiatan yang sejenis. H. Sistematika Penulisan Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara memecahkan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Landasan teori, terdiri atas point-point / sub judul bahasan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Metode Penelitian, terdiri dari setting (waktu dan tempat) penelitian, siklus PTK, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik dan alat pengumpul data, indikator kinerja, teknik analisis data, prosedur penelitian dan jadwal penelitian.