BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan. Dalam arsitektur, suatu konsep mengemukakan suatu cara khusus bahwa syarat-syarat suatu rencana, konteks, dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Suatu konsep harus mengandung kelayakan, ia menunjang maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dan memperhatikan karakteristik-karakteristik dan keterbatasan-keterbatasan yang khas dari setiap proyek. Suatu tema adalah suatu pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan suatu proyek. Konsep dasar yang digunakan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 57
Arsitektur Modern itu sendiri merupakan International Style yang menganut Form Follows Function. Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, pengulangan yang monoton, merupakan ciri Arsitektur Modern. Suasana degradatif ditampilkan oleh adanya Arsitektur Modern yang telah tidak mampu membedakan dirinya dari sebarang bangunan (arsitektur itu lebih dari sekedar bangunan), gubahan olah seni atau olah nalar atau keduanya tidak jelas karena prosesnya telah sedemikian mekanistik dan terformulasi keinginan untuk mendongkrak kembali degradasi ini. Dan penerapan Metode Contrasting terhadap bangunan lama stasiun manggarai mengasumsikan bahwa bangunan sekitar tapak memiliki beragam langgam arsitektural dari berbagai periode waktu pembangunan yang berbeda sehingga bangunan baru dan lama seharusnya terpisah langgam, Eksplorasi dan Proses Rancangan Yaitu Berkonsep Struktur Sebagai el estetika 4.1.1. Struktur sebagai elemen estetika. Untuk menerjemahkan tema struktur sebagai elemen estetis kedalam suatu karya arsitektur. Perancang merujuk pada penjelasan yang dikemukakan Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yangtua merupak masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki keindahan atau estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan (utilitas). Arsitektur dapat dikatakan keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis. Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 58
strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur. Gambar 46 Diagram Pencapain arsitektur menurut Vitruvius Menurut Wilson Forrest dalam bukunya Struktur, E bahwa konstruksi bangunan dan arsitektur tidaklah menyatu dan bukan merupakan hal yang sama. Sisi yang paling berarti dari struktur adalah perannya bagi bentuk arsitektur. Sedangkan sisi yang terpenting dari arsitektur adalah pengaruh positifnya pada pola-pola tingkah laku manusia. Struktur dalam istilah arsitektur merupakan sebuah sistem, artinya gabungan atau rangkaian dari berbagai macam elemen-elemen yang dirakit sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Sedangkan estetis merupakan sebuah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifat keindahan, seni, rasa, dan dengan penciptaan apresiasi terhadap keindahan. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka tema perancangan struktur sebagai elemen estetis secara garis besar, bahwa elemen struktur itu sendiri dapat hadir sebagai fungsi lain yakni sebagai fungsi estetika, ketika biasanya struktur menjadi aspek penting sebagai kekuatan suatu bangunan dan disembunyikan dibalik elemen-elemen estetika, maka pada bangunan perancangan ini struktur juga dapat bertanggung jawab untuk tercapainya estetika pada bangunan, dimana struktur sekaligus menjadi aksen dan ornamen pada fasad bangunan. Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya, perancang merumuskannya kedalam sebuah bagan yang merupakan proses penerapan suatu tema kedalam rancangan pengembangan Kawasan Stasiun terpadu Manggarai. 1) Aspek Fasad Bangunan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 59
a) Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan). Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol pengurangan intensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 60
Gambar 47 Sistem Sun Shade pada Fasade 2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami) Melalui pendekatan architecture Modern Tropis pada bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara: Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan. 3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan) Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 61
Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal. Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan. 4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan) Antara pemakai dan Modern Tropis mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan Modern Tropis harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya. 4.2. Konsep Perancangan Berikut ini merupakan aspek yang telah atau akan di terapkan pada banguna Stasiun Terpadu manggarai. : Terinspirasi terhadap rancangan Central Station Rotterdam dengan memberikan bentuk Fasad yang teransparan dengan menggunaka Curtain wall dan dengan gabung antara elemen kayu dan stainless, Agar terwujudnya bangunan dengan konsep Modern Tropis pada Stasiun Terpad Manggarai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62
Gambar 48 Section Central Station Rotterdam 1) Aspek Tapak (Site Planning) dan Tatanan Massa Dalam Proyek pengembangan ini bangunan sudah merupakan suatu kompleks kawasan Stasiun terpadu Manggarai sehingga tercapai ketentuan bangunan yaitu Ketentuan banngunan : - Lokasi : Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai - Luas Lahan :..M² Ha( ) - KDB : 60% - KLB : 1,5 - Lapisan Bangunan : 2 Basement, 3-4 Lantai terminal Batas-batas Lahan Utara Timur Barat Selatan : Jln. Mentang Tenggulun dan Sungai Ciliwung : Jln. Naggarai 1, 2 dan Jln. MAnggarai Selatan : Pasar Manggarai dan Jln. Sultan Agung : Jln. Menara Air dan Jln. Bukit Duri Barat Gambar 49 Site Stasiun Manggarai Pemanfaatan lahan agar dapat terpenuhinya target untuk : Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 63
Railway Angkot Bus Dalam Kota Bus Antar Kota Busway MRT LRT (outer ring road ) 2 ) Fasad Bangunan Gambar 50 Fasad Bangunan Konsep perancangan yang diambil pada massa bangunan sesuai dengan tema itu sendiri Struktur Sebagai Elemen Estetis dengan pendekatan terhadapa bangunan konservasi menggunaka metode kontras terhadap bangunan lama. Dimana pada fasad bangunan menggunakan curtain wall dan dia grid sbagai pengaku struktur kolom baja pada bangunan stasiun, A). Konsep Dinding bangunan pada Stasiun Terpadu Manggarai : Konsep dinding utama pada bangunan Bandar udara soekarno-hatta mengunakan Curtain wall sebagai fasad bangunan yang berfungsi sebagai filter untuk memisahkan elemen ruang luar seperti, sinar matahari, Hujan, suara bising, panas, dll. Untuk melakukan fungsinya sebagai filter yang memisahkan elemen luar dan dalam dan menciptakan hunian utama di pertimbangkan dalam merancang curtain Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 64
wall adalah intergritas struktur curtain wall itu sendiri berdasarkan jenisnya Curtain wall dapat dikategorikan menjadi, stick system, unlitzed systems, meliputi debu, suhu, kelembabnya dan factor lainnya. Pada umumnya curtain wall terdiri dari frame alumunium dangan bahan pengisi kaca, alumunium composite panel, atau material lain seperti beton pra cetak, batu alam dan plat metal lain. Curtain wall harus dirancang untuk mampu berdiri dan menerima beban baik dari material itu sendiri, sperti berat kaca, berat alumunium, alumunium composite panel, metal sheet, dll atau gaya-gaya yang ditimbulkan oleh factor luar seperti angin hujan, salju, ekspansi akibat panas dan gempa bumi. Beban-beban yang berpengaruh dengan curtain wall : Beban mati Beban Angin Beban Gempa Beban akibat salju Beban akibat panas Beban akibat ledakan Gambar 51 Aluminum Curtain wall Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 65
Gambar 52 Curtain Wall Sebagai Filter pada bangunan Sumber http://mimuuu.blogspot.com/2009/11/curtain-wall.html Gambar 53 Curtain wall System Sumber : http://mimuuu.blogspot.com/2009/11/curtain-wall.html Gambar 54 Penerapan system Curtain wall Sumber : http://mimuuu.blogspot.com/2009/11/curtain-wall.html Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 66
Gambar 55 Persfektif stasiun manggarai 3). Rencana Konsep Atap Rencana konsep atap menggunakan struktur atap baja lengkung Space Truss One way denagn penutup atap Menggunakan Zincalume Roof Deck ( SPANDEK ) Gambar 56persfektip atap Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 67