PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

dokumen-dokumen yang mirip
ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI


BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi

SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Asuransi Pengertian Asuransi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI POLIS ASURANSI

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

II. LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran sangat luas,banyak ahli yang telah memberikan definisi atas

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya selalu dihadapkan dalam dua hal, yaitu hal-hal baik dan hal-hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

BAB I PENGENALAN ASURANSI

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. barang-barang dicuri, dan sebagainya. Kemungkinan akan kehilangan atau

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

KARAKTERISTIK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN ASURANSI DI INDONESIA. A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi. diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

Asuransi Jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

Dokumen Perjanjian Asuransi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH ASURANSI DAN MANAJEMEN RISIKO 2 (FAK EKONOMI - D3 MANAJEMEN KEUANGAN) KODE / SKS

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI

SOAL JAWAB 110 : HUKUM DAN ASURANSI 26 SEPTEMBER 2000

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 62. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pedoman atau petunjuk

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A.

BAB II LANDASAN TEORITIS. saham agar dapat meminimalkan kemungkinan risiko yang akan terjadi.

ASURANSI. a. Insured b. Insurer c. Accident d. Interest

ASURANSI. Definisi Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB I PENDAHULUAN. bukan komersial. Potensi pengembangan industri asuransi di Indonesia sangat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Asuransi dalam bahasa Belanda di sebut verzekering yang berarti pertanggungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia selalu terdapat kejadian kejadian yang tidak dapat

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

UTMOST GOOD FAITH. 3. Material facts

BAB III TINJAUAN TEORI. 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya. a. Pengertian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Industri jasa asuransi merupakan salah satu pilar keuangan,

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi rasa cemas yang timbul sebagai akibat dari kecelakaan tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

GENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Jama an (2008:4), Signaling Theory mengemukakan tentang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. informasi sudah merajai diberbagai bidang kehidupan manusia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASURANSI DAN PERATURANNYA. A. Pengertian, Jenis, dan Aspek Hukum Perjanjian Asuransi

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi adalah serapan dari istilah bahasa Belanda assurantie, dalam

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /POJK.05/2015 TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

6. RENEWAL AND CANCELLATION

Transkripsi:

PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau bertanggung jawab hokum kepada pihak ke tiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk melakukan pembayaran yang didasarkan atas meninggal hidupnya seseorang. Definisi menurut KUHD pasal 246 Suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan pergantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu. Peraturan asuransi: UU no. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian PP no. 73 tahun 1992 tentang usaha perasuransian PMK no. 152/pmk.010/2012 tentang tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan perasuransian PMK no. 53/PMK.010/2012 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi PMK no. 11/PMK/010/2011 tentang kesehatan keuangan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah PMK no. 01/PMK.010/2011 tentanng perubahan atas peraturan MK no. 74/PMK.010/2007 tentang penyelenggaraan pertangungan asuransi pada lini asuransi kendaraan bermotor PMK no. 168/PMK.010/2010 tentang pemeriksaan perusahaan perasuransian PMK no. 18/PMK.010/2010 tentang prinsip dasr penyelenggaraan usaha asuransi dan usaha reasuransi dengan prinsip syariah PP no. 81 tahun 2008 tentang perubahan ketiga atas PP no. 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian. Asal kata asuransi dari bahasa latin ASSECURARE (menyakinkan orang lain) assurance (menanggung sesuatu yang pasti terjadi) dan insurance (menanggung sesuatu yang belum tentu terjadi) Definisi asuransi menurut: a. Ekonomi Metode mentransfer resiko dengan jalan memindahkan akibat kerugian dari ketidakpastian b. Hukum Kontrak perjanjian dimana tertanggung memindahkan resiko tertentu kepada penanggung dengan membayar premi c. Bisnis Lembaga usaha yang menerima pengalihan resiko dari masyarakat d. Social Sarana social dalam penghimpunan dana untuk menghadapi kerugian keuangan e. Matematis Pendekatan kuantitatif dan statistic atas suatu resiko sehingga tercapai keseimbangan antara manfaat dan premi. Manfaat dari asuransi yaitu rasa aman, berfungsi sebagai tabungan, penyebaran resiko, dan meningkatkan keberlangsungan usaha. KLASIFIKASI ASURANSI a. Berdasarkan sifat (asuransi wajib dan asuransi sukarela) b. Berdasarkan tujuan (asuransi jiwa, asuransi social, dan asuransi kerugian) c. Berdasarkan kepemilikan (asuransi milik pemerintah dan asuransi milik swasta) 1

d. Berdasarkan bentuk hokum (perseroan terbatas, persero, koperasi, dan usaha bersama) e. Berdasarkan objek (objek manusia dan objek harta benda) f. Berdasarkan kegiatan (proteksi pada kegiatan individu dan proteksi pada kegiatan usaha) 2. JENIS-JENIS RESIKO DAN RESIKO YANG DI ASURANSIKAN Jenis-jenis resiko: a. Resiko murni Adalah suatu resiko yang apabila terjai akan memberikan kerugian kepada tertanggung dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan. b. Resiko spekulatif Adalah resiko terhadap dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dan kemungkinan untuk mendapatkan kerugian. c. Resiko individu Adalah resiko yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Resiko individu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: Resiko pribadi / personal risk (terjadi pada tubuh seseorang) Resiko harga / property risk (terjadi terhadap harta tertanggung) Resiko tanggung gugat / liability risk (terjai pada pihak lain akibat suatu resiko yang terjadi pada tertanggung) Cara mengelolah resiko yakni: 1. Menghindari resiko / risk avoidance 2. Mengurangi resiko / risk reduction 3. Menahan resiko / risk retention 4. Membagi resiko / risk sharing 5. Mentransfer resiko / risk transfer Resiko yang dapat di asuransikan/ di tanggung diantaranya: a. Resiko bersifat homogen artinya suatu benda / barang yang berpotensi mengalami resiko cukup banyak. contohl rumah atau bangunan lain yang terancam resiko kebakaran, kendaraan bermotor seperti mobil atau sepia motor, lukisan terkenal dan benda lain yang jumlahnya sedikit tidak dapat diasuransikan dengan syarat homogen ini. b. Resiko murni / pure risk, resiko tersebut harus menimbulkan kerugian bagi tertanggung jika resiko terjadi dan tidak akan menimbulkan kerugian jika resiko tidak terjadi. c. Kerugian / kerusakan yang diakibatkan oleh suatu resiko terjadi dari suatu peristiwa yang bersifat kebetulan. d. Resiko yang terjadi bukan sesuatu hal yang bertentangan dengan peraturan / kebijaksanaan umum / kebijaksanaan pemerintah (not against public policy) contoh: denda tilang, denda telat bayar pajak e. Objek resiko dan potensi dampak kerugian yang mungkin timbul, harus dapat diukur / dinilai dengan uang (financial value) f. Tertanggung mempunyai kepentingan yang melekat pada objek pertanggungan / objek resiko secara sah dilindungi oleh hokum. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI: Insurable interest. Jika resiko itu terjadi maka tertanggung akan mengalami kerugian finansial karena obyek tersebut tidak dapat berfungsi untuk menghasilkan suatu nilai finansial tertentu. Dalam kondisi tertanggung tidak mendapatkan kerugian finansial karena suatu kejadian resiko maka tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan penggantian. Tedapat beberapa unsur : a. Terdapat sesuatu yang dapat diasuransikan. b. Sesuatu tersebut menjadi obyek pertanggungan atau obyek asuransi; c. Tertanggung akan mendapat manfaat apabila tidak terjadi suatu resiko atas obyek pertanggungan tersebut & tertanggung juga akan mengalami / menderita kerugian finansial apabila obyek pertanggungan tersebut mengalami sesuatu resiko. 2

d. Hubungan atau kepentingan tertanggung terhadap obyek pertanggungan harus mempunyai hubungan yang sah menurut hukum. Itikat baik (Utmost good faith). tertanggung dan penanggung samasama mempunyai itikad baik untuk terikat di dalam suatu perjanjian asuransi. Prinsip ini dapat menjadi batal jika terdapat hal yang melanggar prinsip ini Data-data penting yang tidak diungkapkan (Non disclosure) Secara sengaja melakukan kebohongan (Concealment). Sengaja memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya (Fraudulent Misrepresentation), Secara tidak sengaja memberi gambaran yang salah yang memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi (Innocent Misrepresentation). Indemnity. Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengkompensasi resiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip indemnity tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan kematian. Proximate cause. Setiap kejadian terhadap suatu resiko mempunyai suatu atau beberapa penyebab. Perusahaan harus menemukan dan mengidentifikasi penyebab utama yang menyebabkan suatu kejadian. Misalnya, suatu kapal laut tenggelam di laut. Sebelum kapal ini tenggelam, kapal tersebut sudah pernah menabrak karang dan mengalami kebocoran. Apakah kapal tersebut tenggelam karena badai besar yang terjadi di laut Banda?; Atau Apakah tambalan pada badan kapal mengalami keretakan dan terlepas sehingga kapal menjadi bocor? Apakah ada penyebab lain? Subrogation. Prinsip ini terjadi pada suatu kejadian resiko yang menimpa tertanggung sebagai akibat dari kesalahan pihak ketiga. Tertanggung sudah mempunyai polis asuransi sebelum kejadian tersebut sehingga tertanggung berhak untuk mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi. Oleh karena tertanggung sudah mengajukan klaim dan mendapatkan penggantian maka tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan penggantian lain dari pihak ketiga tersebut. Kontribusi Apabila terjadi jaminan asuransi harta benda oleh lebih dari 1 perusahaan asuransi yang masing-masing mengeluarkan polis asuransi dengan harta pertanggungan yang sama sebesar nilai/harga suatu benda yang menjadi obyek pertanggungan, perusahaan asuransi hanya wajib membayarkan ganti rugi secara pro rata sesuai dengan tanggung jawab menurut perbandingan yang seimbang. PREMI Adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung sebagai kompensasi atas perpindahakn kewajiban penanggung atas resiko dari tertanggung ke penanggung. Nilai besar kecilnya premi tergantung pada: jenis resiko yang ditanggung, besar nilai pertanggungan, dan usia seseorang. Jangka waktu pembayaran premi dan periode pembayaran tergantung pada perjanjian pada saat awal perjanjian. POLIS Polis asuransi merupakan surat kontrak antara tertanggung dan penanggung. Polis ini merupakan bukti tertulis bahwa pihak tertanggung dan penanggung sudah sepakat untuk saling berkerjasama di dalam penyelenggaraan perlindungan terhadap suatu resiko. Di dalamnya terdapat kewajiban, hak, dan syarat-syarat bagi kedua belah pihak. 3

3. JENIS-JENIS ASURANSI Jenis perasuransian secara umum: Asuransi kerugian Asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hokum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Contoh asuransi kerugian yaitu: a. Asuransi angkatan laut b. Asuransi aviasi / penerbangan c. Asuransi pesawat udara d. Asuransi satelit antariksa e. Asuransi pengankutan darat f. Asuransi kendaraan bermotor g. Asuransi kecelakaan penumpang h. Asuransi kebakaran i. Asuransi rekayasa Asuransi jiwa Asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa dapat berupa: a. Asuransi perorangan b. Asuransi kecelakaan diri c. Asuransi social d. Asuransi social tenaga kerja Asuransi social Program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi kesejahteraan masyaratak dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial. Asuransi kredit Pihak yang menjadi tertanggung adalah pemberi kredit (bank/lembaga keuangan), sedangkan yang ditanggung oleh penangung adalah resiko kredit. Reasuransi Pertanggungan ulang sebagian atau seluruh resiko dan perusahaan asuransi kepada perusahaan asuransi lainnya berdasarkan perjanjian. Pihak-pihak utama dalam kegiatan asuransi: 1. Tertanggung, assured/insured 2. Penanggung. assurer/insurer 3. Penanggung ulang, reinsurer 4. Agen asuransi, agent 5. Pialang asuransi, insurance broker 6. Pialang reasuransi, reinsurance broker 7. Penilai kerugian, lost adjuster 8. Konsultan aktuaria, actuaria Resiko yang tidak dijamin dapat berupa: a. Akibat perbuatan yang disengaja b. Akibat sifat alamiah dari objek c. Akibat peperangan d. Akibat strike, riot, civil commotion e. Akibat act of god f. Akibat reaksi nuklir / radio aktif g. Akibat bertentangan dengan undang-undang. Karakteristik kontrak asuransi: a. Aleatory contract Nilai kontrak bagi masing-masing pihak tidak perlu sama. b. Conditional contract 4

Tertanggung harus melakukan tindakan tertentu dahulu sebelum penanggung melakukan kewajibannya. c. Adhesion contract Segala ketidakjelasan / keraguan dalam kontrak akan dijelaskan maknanya oleh drafter (penanggung) d. Unilateral contract Hanya satu pihak yang membuat janji dan harus dipenuhi secara hokum. KESEHATAN PERUSAHAAN ASURANSI: 1. Tingkat solvabilitas yakni sebesar 120% terhadap resiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Resiko kerugian tersebut diantaranya adalah: 2. Retensi sendiri yaitu jumlah resiko tertentu yang ditanggung sendiri oleh perusahaan asuransi. 3. Reasuransi yaitu berbanding terbalik dengan retensi sendiri. Jika reasuransi semakin tinggi maka tingkat resiko yang terjai pada sebuah perusahaan asuransi jika terjadi klaim akan semakin kecil. 4. Investasi, jika ROI dan ROE yang cukup tinggi. 5