BAB I PENDAHULUAN. maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab 1. Adapun tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah dunia menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sistem pendidikan di Indonesia telah menetapkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. tidak sama, oleh karena itu peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum yang terus menerus berganti menjadi fenomena yang memiliki dampak tersendiri dari berbagai pihak penyelenggara pendidikan di sekolah, baik warga sekolah yaitu kepala sekolah, tenaga pendidik dan peserta pendidik, maupun warga di luar sekolah yaitu orang tua, akademisi, dan pihak pihak lain. Sebagai instrumen peningkatan mutu pendidikan, kurikulum selalu melakukan perubahan perubahan yang bertujuan melakukan perbaikan, pengembangan dan pelengkap dari kurikulum terdahulu. Menurut Nasution (dalam Fajar Siddiq 2013:2), perubahan kurikulum mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Pada dasarnya mengubah kurikulum sama halnya mengubah manusia yang terlibat sebagai peragaan kurikulum. Oleh sebabnya perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan social (social change). Pada bulan Juli 2013 sistem pendidikan di Indonesia menetapkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Banyak faktor yang mendasari kelahiran kurikulum 2013 diantaranya dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang tujuan dari pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis

2 serta bertanggung jawab. Selain itu dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa serta sejalan dengan visi dan misi pendidikan nasional, Kemendiknas (Renstra Kemdiknas 2010-2014) mempunyai visi 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). Menurut Mulyasa (2013:19) mengemukakan bahwa Insan Indonesia Cerdas adalah insan cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis. Kelahiran kurikulum 2013 ini memberikan intervensi peningkatan mutu pendidikan hal ini tidak luput dari perubahan-perubahan yang diterapkan pada kurikulum 2013, Menurut Fajar Sidiq (2013:2-3) sedikitnya ada enam perubahan yang dilakukan bersamaan dengan penerapan Kurikulum 2013. Pertama, terkait dengan penataan sistem perbukuan. Kedua, penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) di dalam penyiapan dan pengadaan guru. Ketiga, penataan terhadap pola pelatihan guru. Keempat, memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra kurikuler, serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK). Kelima, terkait dengan memperkuat NKRI. Melalui kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan, peserta didik diharapkan mendapat porsi tambahan pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, toleransi dan lainnya. Keenam, ini juga masih terkait dengan hal kelima, memperkuat integrasi pengetahuan-bahasa-budaya. Kunci sukses dari keberhasilan penerapan kurikulum 2013 tidak terlepas dari peranan kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru, aktivitas peserta didik,

3 sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik dan partisipasi warga didalam dan diluar sekolah. Wujud implementasi kurikulum 2013 akan tercapai dengan pemahaman yang mendalam dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan Kurikulum 2013, salah satunya pihak tenaga pendidik. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu dan siap (cakap) menerapkan kurikulum 2013. Aktivitas-aktivitas yang diharapkan antara lain guru mampu produktif, kreatif, inovatif dalam mengajar serta mampu membentuk karakter (character building) peserta didik karena besar harapan peserta didik dapat menguasai tuntutan-tuntutan yang diharapkan, hal ini sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin memaksa peserta didik bersaing dengan peserta didik dibelahan dunia. Untuk mencapai kompetensi yang tinggi didalam kurikulum 2013 terdapat banyak kendala dalam penerapannya diantaranya ketidakcakapan Kepala sekolah dalam memimpin, mengoordinasi, menggerakkan dan menyelaraskan sumber daya pendidikan yang tersedia, ketidaksiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 yang berkaitan dengan kompetensi dan kreativitas guru tersebut, ketidaksamaan siswa dalam mengembangkan kreativitas yang dimiliki serta aktivitas siswa yang berbeda dari setiap peserta didik, kurangnya sosialisasi kurikulum 2013 berpengaruh kepada rendahnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki pihak penyelenggara pendidikan, fasilitas dan sumber belajar yang kurang memadai serta lingkungan yang tidak kondusif akademik. Sebagai pelaksana proses pendidikan keadaan ini berhubungan dengan kesiapan. Khususnya kesiapan guru baik secara

4 mental dan fisik. Kesiapan guru bernilai positif apabila keadaan guru siap menerima kebijakan dan tuntutan kurikulum 2013 dan memberikan respon positif begitu juga sebaliknya dengan kesiapan guru bernilai negatif. Kreativitas tidak hanya mencerminkan kesiapan yang positif bagi guru, tetapi juga merupakan penentu keberhasilan guru dalam menghadapi kurikulum 2013. Setiap guru memiliki potensi kreatif yang sama tetapi perkembangan dari kreatif itu sendiri yang berbeda dari guru satu dengan yang lain. Dengan kata lain, ada guru yang memiliki peningkatan dan penurunan potensi kreatif. Salah satu tujuan dari kurikulum 2013 adalah menciptakan generasi emas yang berkarakter. Dalam membentuk karakter banyak faktor yang mempengaruhi. Menurut Soemarsono (2002:1) mengemukakan bahwa Character Building is a Never Ending (Membentuk karakter adalah proses tanpa henti). Hal ini menunjukkan bahwa karakter tidak hanya diwariskan dari orang tua atau membentuk karakter tidak hanya diwariskan oleh lingkungan keluarga. Sekolah, kelas, guru dan teman serta faktor lainnya berperan penting dalam membentuk karakter siswa. Karakter yang dilahirkan juga berbeda-beda setiap individunya, tergantung dari proses penurunan karakter dan yang mempengaruhinya. Guru merupakan salah satu yang berperan dalam membentuk karakter siswa, mengembangkan atau mengubah pemikiran, sikap, penilaian yang baik, integritas dan kebajikan penting serta membentuk pribadi yang efektif. Oleh karena itu guru berpengaruh besar terhadap karakter (kepribadian) siswa.

5 Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan peneliti di SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala diketahui bahwa untuk penilaian afektif/sikap siswa berjumlah 35 orang, predikat sangat baik (SB) diperoleh sebanyak 14,275% atau 5 orang, predikat baik (B) diperoleh sebanyak 34% atau 13 orang sedangkan predikat cukup (C) diperoleh sebanyak 42,85% atau 15 orang dan predikat Kurang (K) diperoleh sebanyak 5,7% atau 2 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembentukan karakter siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu belum maksimal dan cenderung cukup dengan perolehan terbanyak yaitu 42,85% atau 15 orang. Sementara berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan peneliti terhadap beberapa siswa di SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan pembentukan karakter siswa tidak maksimal dan cenderung cukup. Beberapa faktor tersebut diantaranya yaitu disaat jam pelajaran dimulai, guru tidak bergegas untuk masuk kelas, mengarahkan siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) kemudian meninggalkan kelas, guru selalu mengajar dengan metode ceramah akibatnya siswa merasa jenuh dan lainnya. Faktor yang telah diuraikan tersebut berkaitan dengan kesiapan guru dan kreativitas guru dalam proses belajar mengajar.

6 Berdasarkan keadaan ini, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Kesiapan Guru dalam Menerapkan Kurikulum 2013 dan Kreativitas Guru Terhadap Pembentukan Karakter (Character Building) Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala Tahun Ajaran 2013/2014 1.2 Identifikasi Masalah Sehubungan dengan uraian latar belakang diatas dan dengan pertimbangan agar dapat terarah pada penyelesaian, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagimana kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 di SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala Langkat Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana kreativitas guru di SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala Langkat Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Bagaimana pembentukan karakter (character building) siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala Langkat Tahun Ajaran 2013/2014? 4. Apakahn ada pengaruh antara kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 dan kreativitas guru terhadap pembentukan karakter (character building)siswa kelas VII pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala Tahun Ajaran 2013/2104?

7 1.3 Pembatasan Masalah Seperti yang telah diuraikan di atas, terdapat banyak masalah yang teridentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus dalam penelitian untuk menghindari meluasnya masalah maka penelitian ini dibatasi pada : 1. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1SMP Swasta Harapan Bangsa Kuala Tahun Ajaran 2013 / 2014. 2. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah kesiapan guru terkhusus guru pada mata pelajaran IPS Terpadu dalam menerapkan kurikulum 2013 diantaranya kesiapan fisik, mental dan emosional dan kreativitas guru yang mencakup keterampilan guru mengelola kelas dan menciptakan ketertarikan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan antusias. 3. Parameter Parameter yang digunakan adalah pembentukan karakter (character building) siswa yaitu sebagai acuan atau tolak ukur seberapa besar keberhasilan atau kegagalan kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 dan kreativitas guru dalam proses belajar mengajar.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 terhadap pembentukan karakter (character building) siswa? 2. Apakah ada pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar mengajar terhadap pembentukan karakter (character building) siswa? 3. Apakah ada pengaruh kesiapan guru dalam menghadapi penerapan kurikulum 2013 dan kreativitas guru terhadap pembentukan karakter (character building) siswa? 1.5 Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kesiapan guru dalam menghadapi penerapan kurikulum 2013 terhadap pembentukan karakter (character building) siswa 2. Untuk mengetahui pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar mengajar terhadap pembentukan karakter (character building) siswa

9 3. Untuk mengetahui pengaruh kesiapan guru dalam menghadapi penerapan kurikulum 2013 dan kreativitas guru terhadap pembentukan karakter (character building) siswa. 1.6 Manfaat Penelitian berikut : Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai 1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan serta pengalaman mengenai ruang lingkup pendidikan yang luas termasuk mengenai kurikulum. 2. Bagi guru, penelitian ini menjadi masukan dalam upaya meningkatkan pembentukan karakter siswa secara optimal dan sesuai dengan karakter ilmiah siswa. 3. Bagi siswa, penelitian ini dapat membantu siswa mengembangkan karakter, watak dan kepribadian yang dimilikinya. 4. Bagi sekolah, sebagai pedoman dan bahan masukan untuk menghasilkan karakter yang bermartabat dari siswa dalam pelaksanaan kurikulum 2013.

10 5. Bagi pihak lain, penelitian ini menjadi masukan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal yang berkaitan dengan kurikulum 2013 yang memungkinkan menggunakan variabel yang bervariasi.