PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING PADA UMKM WIN BAKERY DI JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang menyediakan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Christy Oentoe, Analisis Perhitungan Biaya. ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING. Oleh: Christy Oentoe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menetapkan pilihan yang mengucurkan laba incremental terbesar. Laba

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PESANAN KHUSUS PADA CV RARIZ GRAFIKA PALEMBANG

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Arti dan Tujuan Akuntansi Manajemen. Definisi normatif Akuntansi Manajemen menurut Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Mulyadi (2009:1) Harrison, Horngren, Thomas, Suwardy

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL PADA PD MIE AYAM BERKAH PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Sandang Indah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN PADA CV MEDIA SOLUTION PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: harga pokok produksi, full costing, variable costing, harga jual

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

ANALISIS KEPUTUSAN MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV PATI KARYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN DALAM KAITANNYA DENGAN PENGEMBANGAN PRODUK PADA PT. MAYANG SARI JEMBER SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejenis akan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan pasar untuk industri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING PADA UMKM WIN BAKERY DI JEPARA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Disusun oleh : SALIS ISTIMAROH B12.2012.02314 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 i

PERSETUJUAN SKRIPSI Nama : Salis Istimaroh NIM : B12.2012.02314 Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Akuntansi (S1) Judul Skripsi : Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual menggunakan Variable Costing pada UMKM Win Bakery di Jepara. Dosen Pembimbing : Ririh Dian Pratiwi SE,MSi,AK,CA Semarang, 29 Juni 2016 Dosen pembimbing (Ririh Dian Pratiwi SE,Msi,AK,CA) ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Salis Istimaroh NIM : B12.2012.02314 Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Akuntansi (S1) Judul Skripsi : Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual menggunakan Variable Costing pada UMKM Win Bakery di Jepara. Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari ditemukannya adanya bukti plagiat, manipulasi dan/ atau pemalsuan data maupun bentuk kecurangan lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Semarang, 29 Juli 2016 (Salis Istimaroh) iii

PENGESAHAN SKRIPSI Nama : Salis Istimaroh NIM : B12.2012.02314 Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Akuntansi (S1) Judul Skripsi : Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual menggunakan Variable Costing pada UMKM Win Bakery di Jepara. Dosen pembimbing : Ririh Dian Pratiwi SE,M.si,AK,CA Semarang, 29 Juli 2016 Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dosen Pembimbing (Dr. Agus Prayitno, M.M ) (Ririh Dian Pratiwi SE, M.Si, AK,CA) iv

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN SKRIPSI Nama : Salis Istimaroh NIM : B12.2012.02314 Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Akuntansi (S1) Judul Skripsi : Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual menggunakan Variable Costing pada UMKM Win Bakery di Jepara. Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal, 29 Juli 2016 Tim Penguji : 1. Ririh Dian Pratiwi SE,M.Si,AK,CA (...) 2. Ira Septriana, SE, M.Si, AK, CA (...) 3. YulitaSetiawanta, SE, M.Si, AK, CA (...) v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap [ Q.S. Al-Insyirah: 6-8] Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada perlindungan bagi mereka selain Dia [Q.S. Ar-Ra d : 11] Man jadda wa jadda (Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil) PERSEMBAHAN Ku persembahkan kepada Bapak, Mama, Kakak, dan adikku tercinta Sahabat dan temanku tersayang Almamaterku vi

ABSTRACK Competition between companies especially in the business of production of bread is inevitable considering to increase their business presence. Therefore, the calculation of production costs and selling prices is one of the advantages in terms of management decision making. In this case, companies need to carefully define the production costs and the selling price is to provide comparable earnings for the company. The purpose of this study is to analyze the method used by the MSME Win Bakery in calculating the production cost and the selling price as well as to compare the approaches that have been used by MSME Win Bakery with variable costing approach. This study uses descriptive collection and the use of primary data and secondary data. It can be concluded that the calculation of the production cost and selling price by using variable costing method approach show the higher margin slightly, Rp 44.674.370,00 by using variable costing approach and Rp 44.063.370,00 by using real calculation made by MSME Win Bakery. Real calculation MSME Win Bakery with variable costing method there are major differences that lies in the variable factory overhead costs consist of the electricity cost, water costs, and telephone charges. Keywords : production cost, variable costing, selling price vii

ABSTRAK Persaingan antar perusahaan khususnya dalam bidang usaha produksi roti merupakan hal yang pasti terjadi mengingat usaha ini semakin menyebar keberadaannya. Oleh karena itu, perhitungan biaya produksi dan harga jual adalah salah satu kelebihan dalam hal pengambilan kebijakan manajemen. Dalam hal ini, perusahaan perlu secara cermat menetapkan biaya produksi dan harga jualnya yaitu dengan memberikan laba yang sebanding untuk perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis metode apa yang digunakan oleh UMKM Win Bakery dalam menghitung biaya produksi harga jualnya serta untuk membandingkan pendekatan yang telah digunakan oleh UMKM Win Bakery dengan pendekatan variable costing. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data secara deskriptif dan menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perhitungan biaya produksi dan harga jual menggunakan pendekatan metode variable costing lebih tinggi dengan selisih yang sedikit, yaitu Rp 44.674.370,00 dengan menggunakan pendekatan variable costing dan Rp 44.063.370,00 dengan menggunakan perhitungan riil yang dibuat oleh UMKM Win Bakery. Perhitungan riil UMKM Win Bakery dengan metode variable costing terdapat perbedaan utama yaitu terletak pada biaya overhead pabrik variabel yang terdiri dari biaya listrik, biaya air, dan biaya telepon. Kata Kunci : biaya produksi, variable costing, harga jual viii

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allat SWT atas rahmat dan nikmat, dan karunia-nya, sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta kepada seluruh umatnya sampai akhir zaman. Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Ridho dan karunia-nya yang telah memberikan petunjuk dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perhitungan Biaya Produksi dan Harga Jual menggunakan Variable Costing pada UMKM Win Bakery di Jepara. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro. Karya ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat besar bagi penulis. Untuk itulah patutlah kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Allah SWT karena atas kebesaran dan Anugrah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. 2. Nabi Muhammad SAW sebagai inspirasi dan motivator dalam segala hal. 3. Ibu Ririh Dian Pratiwi, S.E., M.Si.,AK,CA, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar dan mengorbankan waktunya untuk membimbing penulis dalam rangka penyelesaian dan penyempurnaan skripsi ini. 4. Bapak Yulita Setiawanta, SE, M.Si, AK, CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro ix

Semarang, dosen wali yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama proses perkuliahan, sekaligus dosen penguji yang telah memberikan saran-saran yang telah membantu hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Ira Septriana, SE, M.Si, AK, CA selaku dosen penguji yang sangat dengan sabar memberikan saran, pendapat yang membangun kepada saya sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko M.Kom., selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang 7. Bapak Dr. Agus Prayitno, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 8. Segenap dosen pengajar, staff, serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dian Nuswantoro Semarang yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan petunjuk dan ilmu kepada penulis serta memberikan pelayanan yang baik sampai terselesainya skripsi ini. 9. Untuk kedua orangtuaku tercinta, Bapak Mualim dan Mama Munazah, terimakasih telah memberikan semua yang terbaik kepada saya, perhatian yang telah diberikan semoga Allah SWT mencatat dan membalas dengan berlipat-lipat kebaikan. 10. Untuk saudara-saudara tercinta, Kak Aris Munandar, S.Pd dan Mbak Khonis Muizah, S.pd.I, terimakasih dukungannya yang selalu memberikan nasihat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, memberikan inspirasi dan motivasi kepada penulis, adik Rihwan Munif yang selalu memberikan x

keceriaan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini, serta adik alm. Muzid Amin aku merindukanmu. 11. Bapak Slamet Suharjo selaku pemilik UMKM Win Bakery yang telah memberikan ijin survey kepada saya untuk penyusunan skripsi ini, meluangkan waktunya untuk di wawancarai dan mengijinkan saya untuk melihat langsung proses produksi di UMKM Win Bakery. 12. Segenap para karyawan di UMKM Win Bakery yang sangat dengan ramah ikut menjawab pertanyaan yang saya ajukan dan telah membantu dalam proses dokumentasi dalam pelaksanaan penelitian sampai penelitian selesai. 13. Untuk Lek Muh Lisin terimakasih yang telah memberikan support yang tiada henti, memberikan masukan yang sangat membantu, terimakasih untuk segalanya. 14. Untuk segenap member Sadewa Family Mbak Via, Mbak Mini, Mbak Riska, Mbak Santi, Mbak Endah, Mbak Ainur, Mbak Muji, Mbak Imah, Mbak Handa, Fina terimakasih yang selalu mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 15. Untuk teman-teman seperjuangan skripsi, Pujiasih, Kuswinda, Dwi Setiyorini, Eny Sebtri, Nor Semi, Imam Afrijal, Umi Reza Main, Dyahyu Setyoningtyas, Amalia Rosana, Wahyu Handayani, Depita Natarin, Sasmita Varnian terimakasih atas semangat yang kalian tularkan padaku, serta dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 16. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. xi

Akhirnya kembali berterimakasih kepada Allat SWT pula semua ini penulis serahkan. Semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat dari-nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Semarang, 29 Juli 2016 Penulis (Salis Istimaroh) xii

DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Persetujuan Skripsi... ii Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi... iii Halaman Pengesahan Skripsi... iv Halaman Pengesahan Kelulusan Skripsi... v Motto dan Persembahan... vi Abstrack... vii Abstrak... viii Kata Pengantar... ix Daftar Isi... xiii Daftar Tabel... xv Daftar Gambar... xvii Daftar Lampiran... xviii I BAB PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Sistematika Penelitian... 7 II BAB TINJAUAN PUSTAKA... 9 2.1 Landasan Teori... 9 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya... 9 2.1.2. Pengertian Biaya... 9 2.1.3. Klasifikasi Biaya... 10 2.1.3.1. Biaya dalam Hubungan dengan Produk... 11 2.1.3.2. Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi... 13 2.1.3.3. Biaya dalam Hubungan dengan Departemen Produksi.. 14 2.1.3.4. Biaya dalam Hubungan dengan Periode Waktu... 15 2.1.3.5. Biaya dalam Hubungan dengan Pengambilan Keputusan... 16 2.1.4. Pengertian Biaya Produksi... 17 xiii

2.1.5. Variable Costing... 18 2.1.6. Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh Metode Variable Costing... 19 2.1.7. Harga Jual... 21 2.1.8. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah... 21 2.1.9. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM... 22 2.2 Penelitian Terdahulu... 23 2.3 Kerangka Pemikiran... 24 III BAB METODE PENELITIAN... 26 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian... 26 3.2 Metode Pengumpulan Data... 26 3.3 Jenis dan Sumber Data... 27 3.3.1. Jenis Data... 27 3.3.2. Sumber Data... 27 3.4 Metode Analisis Data... 28 3.5 Tahapan Penelitian... 29 IV BAB HASIL DAN PEMBAHASAN... 30 4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 30 4.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan... 30 4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan... 32 4.1.3. Proses Produksi UMKM Win Bakery... 34 4.1.4. Peralatan Produksi Win Bakery... 36 4.2 Perhitungan Biaya Produksi Win Bakery... 37 4.2.1. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Perusahaan... 37 4.2.2. Perhitungan Biaya Produksi dengan Variable Costing... 40 4.2.2.1. Biaya Bahan Baku... 40 4.2.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung... 45 4.2.2.3. Biaya Overhead Pabrik Variabel... 46 4.2.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Metode Perusahaan dan Variable Costing... 49 4.3 Perhitungan Penetapan Harga Jual... 50 4.3.1. Perhitungan Penetapan Harga Jual dengan Metode Perusahaan... 50 4.3.2. Perhitungan Penetapan Harga Jual dengan Variable Costing... 50 V BAB PENUTUP... 53 5.1 Kesimpulan... 53 5.2 Saran... 54 Daftar Pustaka... 55 Lampiran... 56 xiv

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu... 23 Tabel 4.1 Peralatan Produksi Win Bakery... 36 Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Perusahaan... 39 Tabel 4.3 Biaya tepung terigu dalam satu bulan... 41 Tabel 4.4 Biaya margarin dalam satu bulan... 41 Tabel 4.5 Biaya gula pasir dalam satu bulan... 42 Tabel 4.6 Biaya susu skin, ragi, improfer, garam dalam satu bulan... 42 Tabel 4.7 Biaya telur dalam satu bulan... 43 Tabel 4.8 Biaya minyak goring dalam satu bulan... 43 Tabel 4.9 Biaya coklat bubuk dalam satu bulan... 44 Tabel 4.10 Biaya air galon dalam satu bulan... 44 Tabel 4.11 Total biaya bahan baku dalam satu bulan... 44 Tabel 4.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung... 45 Tabel 4.13 Biaya panir dalam satu bulan... 46 Tabel 4.14 Biaya plastik kemasan dalam satu bulan... 47 Tabel 4.15 Biaya bahan penolong dalam satu bulan... 47 Tabel 4.16 Biaya gas elpiji dalam satu bulan... 47 Tabel 4.17 Biaya Listrik... 48 Tabel 4.18 Biaya Air... 48 Tabel 4.19 Biaya Telepon... 48 Tabel 4.20 Biaya Overhead Pabrik Variabel... 49 Tabel 4.21 Perbandingan Hasil Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Metode Perusahaan dan Variable Costing... 49 Tabel 4.22 Perhitungan Harga Jual UMKM Win Bakery dengan Metode Perusahaan... 50 xv

Tabel 4.23 Perhitungan Harga Jual UMKM Win Bakery dengan Metode Variable Costing... 51 Tabel 4.24 Perbandingan Harga Jual dengan Metode Variable Costing dan Metode Perusahaan... 51 xvi

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 25 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Usaha Win Bakery... 33 Gambar 4.2 Proses Produksi Win Bakery... 34 xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi... 57 Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara... 66 Lampiran 3 Surat Keterangan... 72 xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis (perusahaan) merupakan suatu organisasi yang menyediakan berbagai barang ataupun jasa untuk dijual dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Prospek memperoleh keuntungan yaitu selisih antara penerimaan dengan biayabiaya bisnis yang merupakan pendorong orang-orang untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya. Keuntungan merupakan pemilik bisnis yang memperoleh imbalan dari risiko yang diambil ketika menginvestasikan uang dan waktu mereka. Hak untuk mengejar keuntungan membedakan bisnis dari organisasiorganisasi lain seperti universitas, rumah sakit, dan lembaga pemerintah, yang beroperasi dengan cara yang sama tetapi umumnya tidak mengejar keuntungan (Griffin & Ebert, 2007). Semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, maka perusahaan harus meningkatkan efisiensi dalam perhitungan biaya produksi dan harga jualnya karena merupakan dasar bagi perusahaan untuk menentukan biaya produksi dan harga jual produknya. Sehingga apabila perhitungan biaya produksi dan harga jual dilakukan dengan tepat maka akan diperoleh biaya produksi dan harga jual yang tepat pula. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan efisiensi biaya yaitu dengan mengendalikan biaya produksi dan harga jual perusahaan. Menurut Mulyadi (2010) biaya produksi merupakan kumpulan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mengolah bahan baku menjadi barang jadi. 1

2 Elemen biaya tersebut dibagi menjadi tiga golongan yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (tetap dan variabel). Dari tiga biaya tersebut harus diklasifikasikan pada jenis, sifat, dan perilaku biaya untuk menanggulangi ketidakpastian biaya produksi dan mengetahui berapa besaran biaya sebenarnya untuk menghasilkan suatu produk. Pada pengumpulan biaya produksi harus ditentukan oleh cara berproduksi yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan, pengumpulan biaya produksinya dengan menggunakan metode biaya pokok pesanan. Dalam metode ini biaya produksi untuk tiap-tiap pesanan harus dipisahkan secara jelas, agar biaya setiap pesanan dapat benar dan tepat. Sedangkan perusahaan yang berproduksi secara massa atau terus-menerus mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok proses. Perusahaan hendaknya mampu menetapkan dan menggunakan informasi harga pokok produksi yang tepat sehingga nantinya dapat mengetahui harga jual yang kompetitif guna bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Salah satu metode dalam perhitungan biaya produksi yang dapat membantu perusahaan dalam penentuan harga jual dan merencanakan laba adalah metode variable costing. Pada metode ini, memberikan kemungkinan bagi manajemen untuk meneliti apakah produk yang dihasilkan dapat menembus pasaran dan berapa contribution margin yang dapat diperoleh serta berapa besarnya laba yang masih dapat dicapai setelah seluruh biaya-biaya produk ini tertutup. Dengan menggunakan metode variabel costing dapat membantu manajemen dalam penentuan harga jual yang tepat untuk mencapai target laba tertentu.

3 Metode variable costing adalah metode perhitungan biaya produksi yang hanya menghitung biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi,2010). Penelitian yang dilakukan oleh Oentoe (2013) berjudul menganalisis perhitungan biaya produksi dengan menggunakan variable costing pada perusahaan Roti Jordan menyimpulkan bahwa perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode variable costing lebih rendah dibandingkan perhitungan yang dibuat oleh perusahaan. Karena metode variable costing hanya menghitung biaya overhead variabel saja, sedangkan perusahaan menghitung biaya overhead pabrik tetap dan variabel. Penelitian yang dilakukan oleh Djumali, dkk (2014) berjudul perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode variable costing dalam proses penentuan harga jual pada PT. Sari Malalugis Bitung, Universitas Sam Ratulangi Manado menyimpulkan bahwa penentuan harga jual yang dibebankan pada konsumen didasarkan dengan taksiran laba yang diharapkan. Sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan operasional dan memperoleh laba yang lebih memadai. Penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah, dkk (2014) berjudul penerapan metode variabel costing dalam penentuan harga jual pada PT. Cahaya Murni Raya Industri, Universitas Sam Ratulangi Manado menyimpulkan bahwa penentuan harga jual dengan menggunakan metode variable costing mendapatkan hasil yang optimal dibanding dengan metode yang diterapkan pada perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rantung, dkk (2015) berjudul analisis penentuan harga jual dengan metode variabel costing dan activity based costing pada

4 PT. Massindo Sinar Pratama Indutri, Universitas Sam Ratulangi Manado menyimpulkan bahwa perusahaan belum menentukan harga jual dengan benar dan akurat, karena biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum tidak diperhitungkan. Dengan penentuan harga jual dengan menggunakan metode variable costing memasukkan biaya pemasaran dan administrasi dan umum, maka dapat mencapai laba yang diharapkan. Penelitian yang dilakukan oleh Salindeho (2015) berjudul analisis perhitungan harga pokok produksi pada UD. The Sweetets Cookie, Universitas Sam Ratulangi Manado menyimpulkan bahwa perhitungan dengan menggunakan metode variabel costing diperoleh hasil yang berbeda dengan perhitungan dengan menggunakan full costing yang diterapkan pada perusahaan. Dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, ternyata banyak menggunakan objek UMKM. Hal ini merupakan bahwa wujud penting dari UMKM sebagai pertumbuhan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja, memberikan pelayanan secara meluas kepada masyarakat, dan semaksimal mungkin dapat mensejahterakan masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi di setiap daerah. Secara umum Pasal 1 Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan suatu kegiatan usaha yang mampu menyerap lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, serta berperan dalam proses pemerataan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan

5 seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan penelitian sebelumnya di atas maka Peneliti ingin meneliti di Bakery. Terdapat persaingan bakery pada desa Bugo membuat Peneliti tertarik untuk dijadikan penelitian. Dimana Win Bakery menetapkan harga jual pada umumnya dipasaran dan menggunakan perhitungan biaya produksi yang sederhana. Win Bakery merupakan salah satu usaha roti yang berada di desa Bugo Rt I/Rw II kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Usaha ini didirikan oleh Bapak Slamet tahun 1994. Win Bakery anggota dari Koperasi yang bernama KOPINKRA KARYA BOGA (Koperasi Industri dan Kerajinan Karya Boga ) yang merupakan koperasi mitra PT Sriboga Ratu Raya. Kopinkra Karya Boga bergerak dibidang usaha simpan pinjam dan peminjaman alat produksi ke anggota koperasi. Pada awal berdirinya usaha ini, Win Bakery memproduksi kue tambang dan belum mempunyai tenaga kerja melainkan anggota keluarga saja sebagai karyawan. Dari tahun ke tahun Win Bakery mengalami peningkatan jumlah produksi, pemasaran, dan mempunyai pekerja 10 (sepuluh) karyawan. Untuk memasarkan kue tambang, produsen menjual melalui distributor. Daerah pemasaran kue tambang produksi Win Bakery dipasarkan di daerah Jepara, Demak, dan Kudus. Namun pada perjalanan Win Bakery ini tidak lepas dari kegagalan dalam menjalankan usahanya. Pada saat Indonesia mengalami krisis moneter Win Bakery ini terkena dampaknya dimana harga bahan baku dan harga jual masih sama karena distributor tidak setuju bila harga jual naik. Win Bakery mencoba mencari solusi yaitu dengan mengurangi ukuran roti agar dapat mendapatkan keuntungan.

6 Penelitian ini mereplika penelitian yang dilakukan oleh Oentoe pada tahun 2013 mengenai Analisis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Variable Costing. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang terletak pada objek penelitian yaitu penelitian terdahulu pabrik sedangkan penelitian sekarang adalah UMKM. Persamaannya terletak pada tujuan yaitu untuk mengetahui bahwa metode variable costing berperan dalam perhitungan biaya produksi. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut, maka dalam skripsi ini penulis mengambil judul: PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING PADA UMKM WIN BAKERY DI JEPARA. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perhitungan biaya produksi dan harga jual yang selama ini dilakukan oleh UMKM Win Bakery? 2. Bagaimana perbedaan perhitungan biaya produksi yang diterapkan UMKM Win Bakery dengan perhitungan metode variable costing? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dihadapi, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menemukan bukti empiris perhitungan biaya produksi dan harga jual yang selama ini telah digunakan UMKM Win Bakery.

7 2. Untuk menemukan bukti empiris perhitungan biaya produksi dan harga jual yang diterapkan UMKM Win Bakery dengan perhitungan metode variable costing. 1.4. Manfaat Penelitian Sedangkan kegunaan atau manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagi Penulis Dapat menambahkan wawasan pengetahuan dan informasi mengenai hubungan biaya produksi dengan harga penjualan dan pendapatan dengan cara mengevaluasinya. 2. Bagi perusahaan UMKM Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam menghitung biaya produksi yang tepat bagi UMKM untuk mendapatkan hasil dalam perhitungan biaya produksi dan harga jualnya. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini merupakan tambahan wawasan pengetahuan dan acuan di dalam melakukan penelitian-penelitian berikutnya. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Menguraikan tentang gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

8 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Membahas mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian mulai dari beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan dalam menganalisis penelitian serta kerangka pemikiran. BAB III : METODE PENELITIAN Berisi tentang metodologi penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, metode analisis data, serta tahapan penelitian. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang gambaran umum usaha UMKM Win Bakery dan menguraikan perhitungan biaya produksi dan harga jual menggunakan variable costing. BAB V : PENUTUP Mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Bustami dan Nurlela (2006) menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana caranya untuk mencatat, mengukur, dan melaporkan mengenai informasi biaya yang diperlukan. Selain itu akuntansi biaya juga mempelajari mengenai perhitungan biaya produksi dari suatu produk yang diproduksi dan dijual dipasar, baik guna memenuhi keinginan pemesan maupun menjadi persediaan barang dagangan yang akan dijual dipasar. Mulyadi (2010) menyatakan bahwa akuntansi biaya adalah bagian dari proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Firdaus dan Wasilah (2009) menyatakan bahwa akuntansi biaya merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan telah berkembang menjadi tools of management dan berfungsi menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. 2.1.2. Pengertian Biaya Biaya dalam akuntansi biaya menurut Bustami dan Nurlela (2006) diartikan dalam dua pengertian, yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian expense. Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. 9

10 Beban atau expense adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat pendapatan di masa yang akan datang. Menurut Firdaus dan Wasilah (2009) istilah biaya (cost) tidaklah sama dengan beban (expense) dan kerugian (loss). Sering kali istilah biaya (cost), beban (expense) dan kerugian (loss) digunakan dalam pengertian yang sama. Biaya (cost) adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk mendapatkan barang ataupun jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Beban (expense) adalah biaya (cost) yang dapat memberikan manfaat (expired cost), dan termasuk pula penurunan pada asset atau kenaikan pada kewajiban sehubungan dengan penyerahan barang ataupun jasa dalam rangka untuk mendapatkan pendapatan, serta pengeluaran-pengeluaran yang hanya memberi manfaat bahan baku yang berjalan. Kerugian (loss) adalah biaya (cost) yang timbul ketika barang ataupun jasa diperoleh pada hakikatnya tidak mempunyai nilai sama sekali atau tanpa manfaat apa-apa lagi karena kondisi-kondisi tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan suatu bentuk pengorbanan yang berupa nilai ekonomis tertentu untuk mendapatkan serta mencapai tujuan tertentu atau mempunyai manfaat yang berguna untuk masa yang akan datang melebihi satu periode akuntansi tahunan. 2.1.3. Klasifikasi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2006) klasifikasi biaya adalah proses pengelompokan biaya dengan sistematis berdasarkan keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas dan penting. Klasifikasi biaya yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

11 2.1.3.1. Biaya dalam Hubungan dengan Produk Biaya dalam hubungan dengan produk dapat dibagi menjadi biaya produksi dan non produksi. 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan dalam pengolahan produk yang terdiri dari: a. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung merupakan bagian bahan baku tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai. Contohnya yaitu kayu dalam pembuatan mebel; kain dalam pembuatan pakaian; karet dalam pembuatan ban; dan lain-lain. b. Tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau dapat melakukan menkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya yaitu upah koki kue; tukang linting rokok dalam pabrik rokok; operator mesin jika menggunakan mesin; dan lain lain. c. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya overhead dapat dibagi menjadi elemen: 1.) Bahan tidak langsung

12 Bahan tidak langsung merupakan bahan yang dapat digunakan dalam proses penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya adalah amplas; pola kertas; oli dan minyak pelumas; staples; asesoris pakaian dan lain-lain. 2.) Tenaga kerja tidak langsung Tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai dan tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai. Contohnya adalah gaji satpam pabrik; gaji pengawas pabrik; pekerja bagian pemeliharaan dan lainlain. 3.) Biaya tidak langsung lainnya Biaya tidak langsung lain merupakan biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai dan tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai. Contohnya adalah pajak bumi dan bangunan pabrik; listrik pabrik; air dan telpon pabrik; sewa pabrik; asuransi pabrik dan lainlain. 2. Biaya Non Produksi Biaya non produksi merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan pengolahan produk. Biaya ini dapat dibagi menjadi elemen: a. Beban Pemasaran Beban pemasaran atau biaya penjualan merupakan biaya yang dikeluarkan ketika produk selesai dan siap utuk dipasarkan ketangan konsumen.

13 Contohnya adalah beban iklan; promosi; komisi penjualan; pengiriman barang; sampel barang gratis; hiburan; biaya alat tulis; gaji bagian penjualan; biaya penjualan dan lain-lain. b. Beban Administrasi Beban adminitrasi merupakan biaya dikeluarkan yang berhubungan dengan kegiatan penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Contohnya adalah gaji adminitrasi kantor; sewa kantor; penyusutan kantor; biaya piutang tak tertagih; biaya urusan kantor; biaya alat-alat tulis dan lain-lain. c. Beban Keuangan Beban Keuangan merupakan biaya yang muncul dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan. Contohnya beban bunga. 2.1.3.2. Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi Biaya dalam hubungan dengan volume atau perilaku biaya dapat dibagi menjadi elemen: 1. Biaya Variabel Biaya variabel merupakan biaya yang berubah dengan perubahan volume produksinya dalam rentang relevan dan secara perunit tetap. Contohnya adalah perlengkapan; bahan bakar; peralatan kecil; kerusakan bahan; sisa dan beban reklamasi; biaya pengiriman barang; royalty; biaya komunikasi; upah lembur; biaya pengangkutan dalam pabrik; biaya sumber tenaga; penanganan bahan baku; dan lain-lain.

14 2. Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu dan secara perunit berubah. Contohnya adalah gaji eksekutif produksi; penyusutan jika menggunakan metode garis lurus; pajak properti; amortisasi paten; gaji supervisor; asuransi properti dan kewajiban; gaji satpam dan pegawai kebersihan; pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan; sewa; dan lain-lain. 3. Biaya Semi Biaya semi merupakan biaya yang didalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel. Biaya semi ini dapat dibagi menjadi dua elemen biaya yaitu: a.) Biaya Semivariabel Biaya semivariabel merupakan biaya yang didalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan karakter tetap serta variabel.contohnya adalah biaya listrik; telpon dan air; bensin; perlangkapan; asuransi jiwa kelompok karyawan; pajak penghasilan biaya berjalan dinas; hiburan dan pemeliharaan; dan lain-lain. b.) Biaya Semitetap Biaya semi tetap merupakan biaya yang dapat berubah dan volume secara bertahap. Contohnya adalah gaji penyelia. 2.1.3.3. Biaya dalam Hubungan dengan Departemen Produksi Perusahaan pabrik dapat dibagi menjadi segmen-segmen dengan berbagai nama seperti: departemen; kelompok biaya; pusat biaya; unit kerja atau kerja yang

15 dapat digunakan dalam mengelompokkan biaya menjadi biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen. 1.) Biaya Langsung Departemen Biaya langsung departemen merupakan semua biaya yang dapat ditelusuri langsung ke departemen bersangkutan. Contohnya adalah gaji mandor pabrik yang digunakan oleh departemen bersangkutan merupakan biaya langsung bagi departemen. 2.) Biaya Tidak Langsung Departemen Biaya tidak langsung departemen merupakan biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung ke departemen bersangkutan. Contohnya adalah biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing-masing departemen, Oleh karena itu biaya tersebut merupakan biaya tidak langsung departemen. 2.1.3.4. Biaya dalam Hubungan dengan Periode Waktu Biaya hubungannya dengan periode waktu biaya dapat dibagi menjadi biaya pengeluaran modal dan biaya pengeluaran pendapatan. 1.) Biaya Pengeluaran Modal Biaya pengeluaran modal merupakan biaya yang memberikan manfaat di masa yang akan datang dengan jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva. Contohnya adalah pembelian mesin dan peralatan. 2.) Biaya Pengeluaran Pendapatan Biaya pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban. Contohnya adalah mesin atau peralatan yang dibeli ketika dikonsumsi akan

16 kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan apa yang disebut dengan penyusutan. 2.1.3.5. Biaya dalam Hubungan dengan Pengambilan Keputusan Biaya dalam rangka pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi biaya relevan dan biaya tidak relevan. 1.) Biaya Relevan Biaya relevan merupakan biaya di masa yang akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif. Biaya relevan terdiri dari: a. Biaya Diferensial Biaya diferensial merupakan selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternatif pilihan. Biaya diferensial disebut juga dengan biaya marginal atau biaya incremental. b. Biaya Kesempatan Biaya kesempatan merupakan kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif. c. Biaya Tersamar Biaya tersamar merupakan biaya tersamar dalam catatan akuntansi dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. d. Biaya Nyata Biaya nyata merupakan biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternative. e. Biaya yang dapat dilacak Biaya yang dapat dilacak merupakan biaya yang dapat dilacak kepada produk selesai.

17 2.) Biaya Tidak Relevan Biaya tidak relevan merupakan biaya yang dikeluarkan dan tidak dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan apapun. Biaya relevan dapat dikelompokkan menjadi elemen: a. Biaya masa lalu Biaya masa lalu atau biaya history merupakan biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak mempengaruhi keputusan apapun. Contohnya adalah pembelian mesin. b. Biaya terbenam Biaya terbenam merupakan biaya yang tidak dapat kembali. Contohnya yaitu kelebihan nilai buku atas nilai sisa; supervisor pabrik dan penyusutan bangunan. 2.1.4. Pengertian Biaya Produksi Menurut Mulyadi (2010) biaya produksi merupakan semua pengeluaran biaya untuk pengolahan bahan baku menjadi produk. Biaya produksi yang membentuk kos produksi, digunakan untuk menghitung kos produk jadi dan kos produk yang pada akhir periode akuntansi ketika masih dalam proses. Proses produksi sangat menentukan pada pengumpulan kos produksi. Secara garis besar, proses memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua macam: produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan melakukan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Contoh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan antara lain perusahaan mebel; perusahaan dok kapal. Perusahaan yang berproduksi berdasar produk massa melakukan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan digudang. Umumnya

18 produknya berupa produk standar. Contoh perusahaan yang berproduksi massa antara lain perusahaan semen; pupuk; makanan ternak; bumbu masakan; makanan ringan dan tekstil; dan lain-lain. Produksi yang berdasarkan pesanan, Perusahaan mengumpulkan kos produksinya dengan menggunakan metode kos pesanan (job order cos method). Biaya-biaya produksi tersebut dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan memenuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Metode penentuan kos produksi memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Mulyadi (2010) menyatakan bahwa metode full costing menghitung biaya produksinya dalam menentukan kos produksi menggunakan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun yang berperilaku variabel. Sedangkan metode variable costing menghitung biaya produksinya dalam menentukan kos produksi hanya terdiri dari biaya produksi variabel, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik variabel. 2.1.5. Variable Costing Mulyadi (2010) menyatakan metode variable costing merupakan metode perhitungan biaya produksi yang hanya menghitung biaya-biaya variabel saja ke dalam biaya pokok produksi. Metode variable costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variabel, dan biaya overhead pabrik variabel.

19 Metode variable costing dikenal dengan nama direct costing. Sebenarnya istilah dari direct costing sama sekali tidak berhubungan dengan istilah direct cost (biaya langsung). Pengertian biaya langsung dan tidak langsung tergantung erat tidaknya hubungan biaya dengan obyek penentuan biaya, misalnya: produk; proses; departemen; dan pusat biaya lainnya. Biaya langsung dalam hubungannya dengan produk (direct cost) merupakan biaya yang mudah diidentifikasi atau diperhitungkan secara langsung kepada produk. Ketika perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, maka seluruh biaya produksi merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk. Sehingga tidak selalu biaya langsung dalam hubungannya dengan produk merupakan biaya variabel. 2.1.6. Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh Metode Variable Costing Menurut Mulyadi (2010) laporan keuangan yang disusun berdasar metode variable costing bermanfaat bagi manajemen untuk: 1. Manfaat Informasi Variable Costing dalam Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada kepentingan perencanaan jangka pendek, manajemen membutuhkan informasi biaya yang dapat dipisah menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Sedangkan pada jangka pendek, perubahan volume kegiatan tidak dapat mengubah biaya tetap, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Sehingga, metode variable costing menghasilkan laporan laba rugi yang menyajikan informasi biaya variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek.

20 2. Manfaat Informasi Variable Costing dalam Pengendalian Biaya Variable Costing merupakan suatu metode yang menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengendalikan period costs. Jika informasi yang dihasilkan oleh menggunakan metode full costing, biaya overhead pabrik tetap diperhitungkan dalam tarif biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Sehingga manajemen kehilangan perhatian terhadap period costs (biaya overhead pabrik tetap) tertentu yang dapat dikendalikan. Pada variable costing, period costs yang terdiri dari biaya yang berperilaku tetap dikumpulkan dan disajikan secara terpisah dalam laporan laba-rugi sebagai pengurang terhadap laba kontribusi. Biaya tetap ini dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu: a. Discretionary Fixed Costs Discretionary fixed costs merupakan biaya yang berperilaku tetap dikarenakan kebijakan oleh manajemen. Biaya ini dalam jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. b. Committed Fixed Costs Committed fixed costs merupakan semua biaya yang tetap dikeluarkan dan tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan. Dengan memisahkan biaya tetap dalam kelompok tersendiri dalam laporan laba-rugi variable costing, manajemen dapat memperoleh informasi discretionary fixed costs terpisah dari committed fixed costs, sehingga pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh manajemen.

21 3. Manfaat Informasi Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Variable costing merupakan suatu metode yang menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek. Dalam pembuatan keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan, period costs tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Variable costing khususnya bermanfaat untuk penentuan harga jual jangka pendek. 2.1.7. Harga Jual Hansen dan Mowen (2009) mendefinisikan harga jual merupakan jumlah moneter yang dibebankan pada suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang ataupun jasa untuk dijual atau diserahkan. Mulyadi (2010) mendefinisikan harga jual merupakan harga yang dapat menutup semua biaya (biaya produksi dan nonproduksi) ditambah dengan laba yang wajar, umumnya biaya tidak menentukan harga jual produk atau jasa. 2.1.8 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah Pasal 1 Undang-undang No.20 Tahun 2008 tentang usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara umum merupakan suatu kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha Mikro Kecil Menengah merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik Negara.

22 2.1.9. Prinsip dan Tujun pemberdayaan UMKM Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjelaskan prinsip dan tujuan pemberdayaan usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sebagai berikut. 1. Prinsip pemberdayaan usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; b. Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi UMKM; d. Peningkatan daya saing UMKM; dan e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. 2. Tujuan pemberdayaan usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional seimbang, berkembang, dan berkeadilan; b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMKM menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan c. Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dan kemiskinan.

23 2.2. Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penulis dan Judul 1. Erni Rosiana Salindeho (2015) 2. Valentini Rantung, Vantje IIat, Heince Wokas (2015) 3. Indro Djumali, Jullie J. Sondakh, Lidia Mawikere (2014) 4. Musdalifah, Ventje IIat, Inggriani Elim(2014) Judul Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi UD. The Sweetets Cookie Manado Analisis Penentuan Harga Jual Dengan Metode Variabel Costing dan Activity Based Costing Pada PT. Massindo Sinar Pratama Industri Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Variable Costing Dalam Proses Penentuan Harga Jual Pada PT. Sari Malalugis Bitung Penerapan Metode Variabel Costing Dalam Metode Penelitian Deskriptif kualitatif Deskriptif kuantitatif Hasil Penelitian Perhitungan dengan menggunakan metode variabel costing diperoleh hasil yang berbeda dengan perhitungan dengan menggunakan full costing yang diterapkan pada perusahaan. Perusahaan belum menentukan harga jual dengan benar dan akurat, karena biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum yang tidak diperhitungkan. Dengan penentuan harga jual dengan menggunakan metode variable costing memasukkan biaya pemasaran dan administrasi dan umum, maka dapat mencapai laba yang diharapkan. Deskriptif Penentuan harga jual yang dibebankan pada konsumen didasarkan dengan taksiran laba yang diharapkan. Sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan operasional dan memperoleh laba yang lebih memadai. Deskriptif kualitatif dan kuantitatif Penentuan harga jual dengan menggunakan metode variable costing mendapatkan hasil yang

24 5. Christy Oentoe(2013), Analisis Perhitungan Biaya Produksi Mengunakan Metode Variable Costing Sumber: Data sekunder diolah. 2.3. Kerangka Pemikiran Penentuan Harga Jual Pada PT. Cahaya Murni Raya Industri Analisis Perhitungan Biaya Produksi Menggunakan Metode Variable Costing Deskriptif kuantitatif optimal disbanding dengan metode yang diterapkan pada perusahaan. Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode variable costing lebih rendah dibandingkan perhitungan yang dibuat oleh perusahaan. Karena metode variable costing hanya menghitung biaya overhead variabel saja, sedangkan perusahaan menghitung biaya overhead pabrik tetap dan variabel. Biaya produksi mempunyai peran sangat penting dalam menentukan harga jual dan laba perusahaan. Sehingga dibutuhkan ketelitian dalam perhitungan biaya produksi. Salah satu metode dalam perhitungan biaya produksi yang dapat membantu perusahaan dalam menentukan harga jual dan merencanakan laba yaitu dengan menggunakan metode variable costing.

25 UMKM Win Bakery Proses Produksi Perhitungan biaya produksi dan harga jual menurut UMKM Win Bakery Perhitungan biaya produksi dan harga jual menurut variable costing Analisis Perbandingan dari kedua metode perhitungan biaya produksi dan harga jual Rekomendasi dari kedua metode perhitungan biaya produksi dan harga jual Kesimpulan dan saran perhitungan biaya produksi dan harga jual yang efisien untuk digunakan Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Win Bakery yang beralamat di desa Bugo Rt I/Rw II kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Waktu penelitian berlangsung bulan Maret dan April 2016. 3.2. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian lapangan Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan observasi/pengamatan kegiatan secara langsung terhadap objek penelitian (Win Bakery). b. Penelitian keperpustakaan Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mendapatkan informasi dari teori-teori dengan cara mempelajari serta mencatat dari buku-buku literature, serta bahan-bahan informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. c. Dokumentasi Yaitu catatan peristiwa yang telah berlalu. Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data tertulis berupa arsip-arsip dan dokumen dari Win Bakery. 26

27 3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data Dalam penelitian ini digunakan jenis data yang terdiri dari: a. Data Kuantitatif Berupa data-data dari Win Bakery yang diukur dalam satuan uang, antara lain anggaran bahan baku, biaya overhead Win Bakery, biaya produksi, dan lainlain. b. Data Kualitatif Berupa keterangan dan penjelasan dari pihak Win Bakery yang berkaitan dengan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, dan informasi lainnya. 3.3.2. Sumber Data Kuncoro (2013) menyatakan berdasarkan sumbernya, sumber data umumnya berasal dari: a. Data Primer atau data internal yaitu sumber data yang didapatkan dengan survei lapangan secara langsung dengan menggunakan semua metode pengumpulan data original. b. Data sekunder atau data eksternal yaitu sumber data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer melalui hasil pengamatan langsung dan sistematis pada Win Bakery, seperti aktivitas yang dilakukan dan biaya-biaya yang digunakan dalam perhitungan biaya produksi. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelitian

28 perpustakaan mengenai sumber-sumber yang terkait dengan objek penelitian dan internet. 3.4. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode studi kasus yaitu suatu metode yang mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaaan sekarang dari suatu kejadian atau peristiwa. Metode ini merupakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mencari informasi-informasi secara detail, mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan menganalisa data yang diperoleh dengan metode variable costing dalam penentuan harga jual suatu produk sehingga dapat memberikan gambaran mengenai suatu keadaan tersebut. Menurut Mulyadi (2010) variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variable ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Kos produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja lngsung Biaya overhead pabrik variabel xxx xxx xxx Kos produksi xxx Sumber: Mulyadi (2010) Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

29 biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya adminitrasi dan umum tetap. 3.5. Tahapan Penelitian Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi biaya produksi Win Bakery pada bulan Maret 2016 2. Mengumpulkan data mengenai biaya yang terdiri dari: a. Biaya bahan baku b. Biaya tenaga kerja langsung c. Biaya overhead pabrik variabel 3. Melakukan perhitungan biaya produksi a. Berdasar metode UMKM b. Berdasar metode variable costing 4. Identifikasi perbedaan hasil perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh UMKM dan variable costing. 5. Menentukan harga jual sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan Harga Jual = Biaya Produksi + % kontribusi laba yang diinginkan 6. Memberikan rekomendasi tentang hasil penelitian biaya produksi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan UMKM Win Bakery milik Bapak Slamet Suharjo ini berlokasi di desa Bugo Rt I/Rw II kecamatan Welahan kabupaten Jepara. Sebelum memulai usaha, Bapak Slamet bekerja menjadi karyawan selama dua tahun. Dari hasil upah kerjanya, Bapak Slamet berusaha menabung untuk mendirikan usaha sendiri. Karena Bapak Slamet mempunyai tekat untuk tidak menjadi karyawan terus, melainkan ingin mempunyai usaha sendiri dan mempekerjakan karyawan. Dari tekat tersebut, maka Bapak Slamet harus bekerja sambil belajar untuk mendapatkan resep atau ilmu membuat roti. Suatu hari Bapak Slamet di suruh oleh Bapak Ngadiri selaku pemilik perusahaan untuk meracik atau mengobati roti. Dari sini Bapak Slamet diberi pengertian dan cara-cara untuk mengobati roti dengan maksud apabila suatu hari nanti Bapak Ngadiri pergi keluar kota maka Bapak Slamet yang diberi kepercayaan untuk mengobati roti tersebut. Dari sinilah Bapak Slamet bersyukur karena ilmu yang dicari sudah didapatinya. Suatu hari produksi roti mengalami masa penurunan permintaan pasar, yang kadangkala dalam satu minggu libur sampai 3 hari sampai 4 hari. Dari situ Bapak Slamet memberanikan diri untuk keluar dengan alasan mengurangi karyawan. Dengan alasan tersebut, Bapak Ngadiri menyetujui Bapak Slamet keluar. 30

31 Dari sinilah Bapak Slamet memberanikan diri dan bertekat untuk mendirikan usaha sendiri dengan bekal ilmu yang didapatkan sewaktu bekerja dan dengan modal tabungan. Pada saat itu Bapak Slamet belum mempunyai alat rol dan harus menumpang rol ditetangga. Pada saat produksi pertama produk yang dibuat yaitu kue tambang dimana pada waktu itu belum mempunyai karyawan dan hanya dikerjakan sendiri bersama istri. Namun untuk tahun berikutnya usaha dari Bapak Slamet mengalami kemajuan yang sudah mempunyai banyak karyawan. Namun pada perjalanan usaha ini tidak lepas dari masalah-masalah. Pada waktu indonesia mengalami krisis moneter usaha ini terkena dampaknya yaitu harga bahan baku yang melambung namun harga jual masih sama karena distributor tidak mau jika harga di naikkan. Tetapi masalah tidak muncul dari kenaikan bahan baku saja melainkan adanya persaingan yang tidak sehat diantara produsen lain. Persaingan tersebut diantaranya adalah harga dari pesaing yang lebih murah dan ukuran kue lebih besar. Dari sini usaha Bapak Slamet mulai kehilangan distributor dan pada akhir tahun 2003 mengalami masa gulung tikar. Pada tahun 2007 Bapak Slamet mencoba memproduksi kembali dengan menerapkan sistem pemasaran baru yaitu melakukan penjualan langsung bukan melalui distributor, melainkan langsung ke pasar tradisional dan agen. Ketika Win Bakery kembali memulai usaha bersamaan dengan berdirinya Koperasi Karya Boga, dimana yang sebelumnya hanya sebuah paguyuban roti. Saat masih berupa paguyuban, Win Bakery juga menjadi anggota paguyuban roti. Tahun 2007 paguyuban roti berubah menjadi koperasi setelah mendapatkan pendampingan dari PT. Sriboga Ratu Raya.

32 Setelah beberapa bulan Koperasi berdiri, Win Bakery mendapatkan info dari KOPINKA KARYA BOGA (Koperasi Institut dan Kerajinan Karya Boga) bahwa akan diadakan penyuluhan tentang keamanan pangan dalam rangka sertifikasi produksi pangan industri dan rumah tangga (SPP-IRT). Setelah mengikuti penyuluhan tentang keamanan pangan dalam rangka sertifikasi produksi pangan industri dan rumah tangga (SPP-IRT), Win Bakery mendapatkan nomor P-IRT: 206332001197. Pada saat itu Bapak Slamet masih memproduksi kue tambang namun pada tahun 2008 Bapak Slamet menambah produksinya yaitu dengan memproduksi roti manis coklat pisang dan roti selai. Pada saat memproduksi roti manis tersebut Bapak Slamet belum mempunyai pengalaman yang matang, perlengkapan seadanya dan belum menerapkan manajemen secara baik mengakibatkan kegagalan kembali pada tahun 2010. Dengan berbekal dari pengalaman dan kegagalan yang dulu Bapak Slamet mempelajarinya untuk membuka usaha kembali pada tahun 2013. Untuk produksi tahun 2013 Bapak Slamet berpindah haluan yaitu memproduksi roti dengan Merek dagang Win Bakery. 4.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan Suatu kegiatan didalam perusahaan tentunya mempunyai struktur organisasi guna mencapai tujuan tertentu dan tanggung jawab yang ada pada suatu perusahaan. Dalam pembagian kerja, UMKM Win Bakery belum melaksanakan pembagian kerja dengan baik atau masih terbilang sederhana, yakni semua kegiatan manajemen produksi dipegang oleh Bapak Slamet dan untuk keuangan sudah dipegang Ibu Sunarti. Berikut ini bagan struktur organisasi Win Bakery :

33 Pemilik UMKM Win Bakery: Bapak Slamet Proses Produksi Bagian Keuangan: Ibu Sunarti Bagian Adonan: Bapak Slamet Bagian Pemotongan: Faiz Bagian Pengovenan: Erwin Apriliawan Bagian Pengemasan: Sri Wahyuni Sumber : Diolah dari data primer perusahaan, 2016. Gambar 4.1. Struktur Organisasi Usaha Win Bakery 1. Pemilik Pemilik sekaligus pendiri usaha Win Bakery yaitu Bapak Slamet Suharjo yang mempunyai wewenang dan pengambil keputusan dalam kegiatan usahanya serta bertanggungjawab secara keseluruhan dalam menjalankan usahanya. 2. Bagian Keuangan Bagian keuangan dalam UMKM Win Bakery bernama Ibu Sunarti yang bertugas mencatat dan menghitung pemasukan serta pengeluaran. 3. Proses Produksi Kegiatan proses produksi dibagi menjadi empat bagian yang terdiri dari: a. Bagian Adonan Merupakan bagian awal dimana bahan baku utama dibuat. Bagian pembuat adonan harus mengetahui cara meracik atau mengobati roti. Bapak Slamet

34 sebagai Pemilik dari UMKM Win Bakey, beliau juga mengerjakan membuat adonan roti. b. Bagian Pemotongan Bagian pemotongan roti merupakan bagian dimana bahan baku yang sudah kalis dipotong-potong dengan berat 36gr. Pada bagian pemotongan ini, dikerjakan oleh Faiz. c. Bagian Pengovenan Bertugas mengoven bahan yang sudah di potong-potong dan sudah mengembang. Pada bagian pengovenan ini, dikerjakan oleh Erwin Ariliawan. d. Bagian Pengemasan Setelah roti sudah di oven dan di dinginkan, maka tahap selanjutnya adalah pengemasan. Bagian ini dikerjakan oleh Ibu Sri Wahyuni dan dibantu oleh Ibu Sunarti. 4.1.3. Proses Produksi UMKM Win Bakery Proses produksi merupakan suatu cara pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dengan tahapan yang ada pada unit usaha. UMKM Win Bakery memproduksi roti 6kali dalam satu minggu yaitu hari Sabtu sampai dengan hari Kamis. Proses produksi roti pisang di Win Bakery mempunyai tahap sebagai berikut: Pembuatan adonan Dimasukkan kedalam mixer untuk pengolahan adonan

35 Pembagian adonan Pengisian coklat ke dalam adonan roti Pemberian panir di atas adonan roti Pengovenan sampai adonan matang Produk Jadi (Roti Coklat) Pengepakan Gambar 4.2. Alur Proses Produksi Roti Berdasarkan Gambar 4.2, terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan roti Win Bakery. Pertama, membuat adonan dengan bahan baku terigu, margarin, gula, telur, air, serta obat-obatan yang terdiri dari susu skin, ragi, improfer dan garam. Selanjutnya bahan dasar adonan tersebut di mixer hingga kalis selama 45 menit.

36 Kemudian adonan ditimbang dengan berat 360gr menjadi 10 bagian. Setelah itu, pengisian coklat dengan bahan baku coklat bubuk, minyak goreng, dan air hangat. Adonan yang sudah berisi coklat, bagian atas bahan tersebut diberi panir dan dimasukkan ke dalam loyang untuk tahap pengembangan roti dan didiamkan selama kurang lebih 2 jam. Setelah adonan mengembang, adonan tersebut dioven yang panasnya 180 C - 200 C selama 15 menit, dan setiap 7 menit adonan di dalam oven harus dibalik arahnya agar matang seluruhnya. Kemudian adonan roti yang sudah matang didinginkan dan dikemas (dibungkus). 4.1.4. Peralatan Produksi Win Bakery Peralatan-peralatan yang digunakan dalam memproduksi roti adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Peralatan Produksi Win Bakery No Assets Jumlah Harga Satuan Total Harga 1. Mixer 1 10.000.000 10.000.000 2. Loyang 27 125.000 3.375.000 3. Oven 1 3.000.000 3.000.000 4. Timbangan roti 2 450.000 900.000 5. Meja 2 300.000 600.000 6. Ember besar 1 15.000 15.000 7. Ember sedang 2 12.000 24.000 8. Ember kecil 2 10.000 20.000 9. Gelas plastik 4 1.000 4.000 10. Baskom 2 7.500 15.000 11. Solet 4 5.000 20.000 12. Centong kayu 1 5.000 5.000 13. Pisau pemotong terigu 5 2.000 10.000

37 14. Kuas 2 5.000 10.000 15. Mangkok 4 3.000 12.000 16. Piring 1 2.500 2.500 17. Serbet 1 5.000 5.000 18. Plastik 2,5m 4.000 10.000 19. Gayung 1 5.000 5.000 TOTAL 13.957.000 18.032.500 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 4.2. Perhitungan Biaya Produksi Win Bakery 4.2.1. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Perusahaan UMKM Win Bakery melakukan perhitungan biaya produksi dengan metode yang masih sederhana, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya bahan penolong. Biasanya perusahaan tidak menghitung biaya overhead secara rinci dikarenakan perusahaan belum bisa menerapkan perhitungan biaya produksi menggunakan kaidah akuntansi (Lampiran 1, pertanyaan no 18). Proses produksi berlangsung 26 hari kerja. Bahan baku pembuatan roti meliputi tepung terigu, margarin, gula, susu skin, ragi, improfer, garam, telur, air galon, dan isian coklat yang terbuat dari coklat bubuk, minyak goreng, dan air hangat. Penelitian ini menghitung biaya produksi dengan menggunakan metode variable costing yang terjadi atas dasar transaksi yang terjadi selama bulan Maret 2016. Bulan Maret dipilih karena dianggap transaksi terbaru saat penelitian pada UMKM tersebut. Selama bulan Maret, Usaha Win Bakery ini memproduksi 62.400 biji. Begitu juga dengan bulan yang lainnya. Selama bulan Maret, Win Bakery menggunakan tepung terigu sebanyak 52 sak, dengan harga Rp 80.000,00 per sak. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk tepung terigu dalam satu bulan sebesar Rp 4.160.000,00. Dalam satu bulan margarin

38 yang digunakan Win Bakery 65kg, dengan harga 1 margarin Rp 30.0000,00. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk margarin dalam satu bulan Rp 1.950.000,00. Gula pasir yang dibutuhkan Win Bakery dalam satu bulan sebanyak 182kg, dengan harga Rp 10.000,00 perkilogram. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk gula pasir dalam satu bulan sebesar Rp 1.820.000,00. Dalam bulan Maret, susu skin yang dibutuhkan Win Bakery dalam satu bulan sebanyak 7,2 kg, ragi sebanyak 10,4 kg, improfer (pengembang dan penghalus) sebanyak 2,08 kg, dan garam sebanyak 7,8 kg dengan harga Rp 15.000,00. Jadi biaya yang dikeluarkan untuk susu skin, ragi, improfer, dan garam sebesar Rp 390.000,00. Penggunaan telur Win Bakery dalam satu bulan sebesar 26 kg, dengan harga satu kilogramnya Rp 18.000,00. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk telur dalam satu bulan sebesar Rp 468.000,00. Minyak goreng yang digunakan untuk pembuatan coklat selama satu bulan sebanyak 117 liter dengan harga satu liter Rp 12.500,00. Jadi biaya yang dikeluarkan untuk minyak goreng sebesar Rp 1.462.500,00. Dalam bulan Maret, coklat bubuk yang digunakan untuk isi roti dibutuhkan sebanyak 520kg, dengan harga satu kilogram Rp 13.500,00. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk coklat bubuk dalam satu bulan sebesar Rp 7.020.000,00. Air galon yang dibutuhkan Win Bakery dalam satu bulan sebanyak 52 galon dengan harga Rp 4.000,00 per galon. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk air galon sebesar Rp 208.000,00. Dalam satu bulan Win Bakery membutuhkan gas elpiji untuk penggunaan pengovenan sebesar 52 buah tabung dengan ukuran 3kg dengan harga per gas tabung Rp 18.000,00. Jadi pengeluaran yang digunakan untuk biaya gas elpiji sebesar Rp 936.000,00. Panir yang dibutuhkan Win Bakery dalam satu bulan sebesar 104kg, dengan harga Rp 18.000,00 per kilogramnya. Jadi biaya yang dikeluarkan

39 untuk panir dalam satu bulan sebesar Rp 1.872.000,00. Plastik yang digunakan Win Bakery dalam satu bulan sebesar 62.400 lembar dengan harga Rp 66,00 per lembar. Jadi biaya yang dikeluarkan untuk plastik dalam satu bulan sebesar Rp 4.118.400,00. Bapak Slamet mempunyai karyawan 4 orang. Untuk jam kerja Win Bakery dimulai dari pukul 06.30 dengan mengambil bahan baku di Welahan, kemudian dilanjut pukul 07.00 membuat adonan. Untuk pemanggangan dimulai dari pukul 13.00-21.00. Sedangkan untuk pengepakan dimulai pukul 16.00 hingga selesai. Kemudian pukul 18.30 para salesman dari luar kota mulai berdatangan untuk mengambil produk untuk dipasarkan. Untuk para salesman tetangga desa, berdatangan pukul 06.00 keesokan harinya. Biaya tenaga kerja per orang @ Rp 50.000,00 per hari dan tiap pekerja mendapatkan makan 3x dan rokok satu plat untuk bersama. Sehingga dalam sehari Bapak Slamet mengeluarkan uang sebesar Rp 365.000,00. Dalam satu bulan atau 26 hari Bapak Slamet mengeluarkan uang sebesar Rp 9.490.000,00. Dan masing-masing karyawan mendapatkan uang Rp 1.300.000,00 per bulan. Adapun rincian perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Perusahaan No Keterangan Kebutuhan Satu Bulan Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1. Tepung terigu 52 80.000 4.160.000 2. Margarin 65 30.000 1.950.000 3. Gula pasir 182 10.000 1.820.000 4. Susu skin 7,2 5. Ragi 10,4

40 6. Improfer (pengembang 2,08 15.000 390.000 dan penghalus) 7. Garam 7,8 8. Telur 26 18.000 468.000 9. Minyak goreng 117 12.500 1.462.500 10. Coklat bubuk 520 13.500 7.020.000 11. Air galon 52 4.000 208.000 11. Gas elpiji 52 18.000 936.000 12. Panir 104 18.000 1.872.000 13. Plastik 62.400 66 4.118.400 14. Biaya tenaga kerja Estimasi perusahaan 9.490.000 TOTAL 219.066 33.894.900 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 4.2.2. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Variable Costing Metode variable costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya-biaya variabel saja ke dalam biaya pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variabel, dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam satu bulan usaha Win Bakery milik Bapak Slamet memproduksi roti 62.400 biji dalam satu bulan. 4.2.2.1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku merupakan bahan-bahan utama yang tidak dapat terpisahkan dari suatu produk dan nilainya lebih besar dibanding dengan bahan penolong atau pelengkap. Biaya bahan baku roti coklat terdiri dari tepung terigu, margarin, gula pasir, susu skin, ragi, improfer, garam, telur, air galon, minyak goreng, dan coklat bubuk. 1. Tepung Terigu Dalam satu bulan usaha Win Bakery memproduksi roti 62.400 roti coklat, dan menggunakan tepung terigu sebanyak 52 sak dengan harga satu sak Rp 80.000,00.

41 Sehingga total biaya tepung terigu yang dikeluarkan oleh Win Bakery selama satu bulan bisa mencapai Rp 4.160.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Biaya tepung terigu dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bulan Harga (Rp) Jumlah (Rp) Tepung terigu 52 sak 80.000/sak 4.160.000 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 2. Margarin Margarin digunakan untuk membuat adonan roti coklat, dan dalam pembuatan adonan tersebut membutuhkan selama satu bulan sebanyak 65kg, dengan harga Rp 30.000,00 per kilogram. Sehingga Win Bakery mengeluarkan biaya untuk margarin sebesar Rp 1.950.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Biaya margarin dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bulan Harga (Rp) Jumlah (Rp) Margarin 65 kg 30.000 1.950.000 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 3. Gula Pasir Gula pasir merupakan salah satu pembuatan adonan roti yang penting, karena gula pasir digunakan sebagai pemanis alami. Dalam satu bulan Win Bakery membutuhkan gula pasir sebanyak 182 kg, dengan harga satu kilogram Rp 10.000,00. Jadi biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan sebesar Rp 1.820.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini:

42 Tabel 4.5 Biaya gula pasir dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bulan Harga (Rp) Jumlah (Rp) Gula Pasir 182kg 10.000 1.820.000 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 4. Susu Skin, Ragi, Improfer, Garam Susu skin digunakan sebagai tambahan pembuatan adonan roti agar adonan tersebut memiliki rasa yang lebih enak. Ragi digunakan untuk mengembangkan adonan dan membangkitkan rasa. Improfer (pengembang dan penghalus) digunakan sebagai pengembang dan penghalus tekstur adonan roti, sehingga adonan roti menjadi lebih enak. Sedangkan garam digunakan untuk menambahkan rasa gurih, membangkitkan rasa dan aroma pada adonan roti. Dalam satu bulan Win Bakery membutuhkan susu skin sebanyak 7,2 kg, ragi sebanyak 10,4 kg, Improfer (pengembang dan penghalus) sebanyak 2,08 kg, dan garam sebanyak 7,8 kg dengan harga Rp 15.000,00. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk susu skin, ragi, improfer, dan garam dalam satu bulan sebesar Rp 390.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Biaya susu skin, ragi, improfer, garam dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bulan Harga (Rp) Jumlah (Rp) Susu Skin Ragi Improfer Garam 7,2 kg 10,4 kg 2,08 kg 7,8 kg 15.000 390.000 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016.

43 5. Telur Telur merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan adonan roti. Telur yang dibutuhkan Win Bakery dalam satu bulan sebanyak 26kg dengan harga Rp 18.000,00 per kilogram. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk telur dalam satu bulan sebesar Rp 468.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Biaya telur dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Telur 26kg 18.000 468.000 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 6. Minyak Goreng Minyak goreng digunakan untuk tekstur adonan coklat sebagai isian roti agar coklat terasa lebih halus dan enak. Dalam satu bulan Win Bakery membutuhkan minyak goreng sebanyak 117kg, dengan harga Rp 12.500,00 per kilogram. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk minyak goreng dalam satu bulan sebesar Rp 1.462.500,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8 Biaya minyak goreng dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Minyak Goreng 117kg 12.500 1.462.500 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 7. Coklat bubuk Coklat bubuk merupakan bahan utama sebagai isian roti Win Bakery. Dalam satu bulan Win Bakery membutuhkan coklat bubuk sebanyak 520 kg dengan harga

44 Rp 13.500 perkilogram. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk coklat bubuk dalam satu bulan sebesar Rp 7.020.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 Biaya coklat bubuk dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Coklat Bubuk 520kg 13.500 7.020.000 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. 8. Air galon Air dalam pembuatan roti berfungsi sebagai pelarut untuk semua bahan baku menjadi adonan yang kompak. Dalam satu bulan Win Bakery membutuhkan air galon sebanyak 2 galon dengan harga Rp 4.000,00 per galon. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk air galon dalam satu bulan sebesar Rp 208.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.10 Biaya air galon dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Air Galon 52 galon 4.000 208.000 Sumber: Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016. Sehingga total keseluruhan biaya bahan baku dalam pembuatan roti coklat Win Bakery dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.11 Total biaya bahan baku dalam satu bulan No Keterangan Kebutuhan Satu Bulan Harga (Rp) Jumlah (Rp) 1. Tepung terigu 52 80.000 4.160.000 2. Margarin 65 30.000 1.950.000 3. Gula pasir 182 10.000 1.820.000

45 4. Susu skin Ragi Improfer Garam 7,2 10,4 2,08 7,8 15.000 390.000 5. Telur 26 18.000 468.000 6. Minyak goreng 117 12.500 1.462.500 7. Coklat bubuk 520 13.500 7.020.000 8. Air galon 52 4.000 208.000 Total Biaya Bahan Baku 17.478.500 Sumber : Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 4.2.2.2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung yang terlibat dalam proses produksi pada pembuatan roti Win Bakery adalah tenaga kerja harian. Tenaga kerja harian yang terdiri dari 5 orang. Masing-masing tenaga kerja diberi gaji @ Rp 50.000,00 per hari dan tiap pekerja mendapatkan 3x makan dan rokok satu plat untuk bersama. Sehingga dalam sehari Bapak Slamet mengeluarkan uang sebesar Rp 365.000,00. Dalam satu bulan atau 26 hari Bapak Slamet mengeluarkan uang sebesar Rp 9.490.000,00. Dan masing-masing karyawan mendapatkan uang Rp 1.300.000,00 per bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.12 Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan Karyawan Gaji Jumlah Tenaga Kerja 5 1.300.000 6.500.000 Makan 5 546.000 2.730.000 Rokok 260.000 260.000 Total 9.490.000 Sumber : Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016

46 4.2.2.3. Biaya Overhead Pabrik Variabel 1. Biaya bahan penolong Biaya bahan penolong merupakan bahan-bahan yang tidak menjadi bagian produk dari jadi dan pemakaiannya relative kecil. Biaya bahan penolong terdiri dari panir dan plastik kemasan. a. Panir Panir merupakan tepung yang dibuat dari roti kering yang ditumbuk halus. Tepung panir digunakan untuk memberikan bagian lapisan luar roti agar renyah. Panir yang dibutuhkan dalam satu bulan sebanyak 104kg dengan harga Rp 18.000,00 per kilogram. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk panir dalam satu bulan sebesar Rp 1.872.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.13 Biaya panir dalam satu bulan Keterangan Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Panir 104kg 18.000 1.872.000 Sumber : Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 b. Plastik Kemasan Plastik kemasan merupakan tempat pengemasan/pengepakan pada roti coklat Win Bakery yang siap untuk dijual. Plastik yang dibutuhkan dalam satu bulan sebanyak 62.400 lembar dengan harga Rp 66,00 per lembar. Jadi biaya yang dikeluarkan untuk plastik kemasan dalam satu bulan sebesar Rp 4.118.400,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :

47 Tabel 4.14 Biaya plastik kemasan dalam satu bulan Keterangan Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Plastik Kemasan 62.400 66 4.118.400 Sumber : Diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 Sehingga total keseluruhan biaya bahan penolong dalam pembuatan roti coklat Win Bakery dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.15 Biaya bahan penolong dalam satu bulan Keterangan Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Panir 104kg 18.000 1.872.000 Plastik kemasan 62.400 66 4.118.400 Total 5.990.400 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 2. Gas elpiji Gas elpiji digunakan untuk mengoven adonan roti yang sudah dibentuk. Penggunan gas elpiji 3kg sebanyak 52 tabung dengan harga Rp 18.000,00 per tabung gas. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk gas elpiji dalam satu bulan sebesar Rp 936.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.16 Biaya gas elpiji dalam satu bulan Biaya Bahan Baku Kebutuhan/Bungkus Harga (Rp) Jumlah (Rp) Gas Elpiji 52 tabung (3kg) 18.000 936.000 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 3. Biaya Listrik Listrik digunakan untuk penerangan pada saat proses produksi berlangsung dan penunjang proses produksi seperti pengovenan, pengepakan, dan lainnya. Total

48 biaya yang dikeluarkan untuk biaya listrik dalam satu bulan sebesar Rp 250.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.17 Biaya Listrik Keterangan Total Biaya (Rp) Biaya Listrik 250.000 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 4. Biaya Air Air digunakan untuk menunjang produksi seperti mencuci peralatan produksi dan kebutuhan para karyawan. Biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan air dalam satu bulan sebesar Rp 70.000,00. Dapat dilihat pada tabel barikut ini: Tabel 4.18 Biaya Air Keterangan Total Biaya (Rp) Biaya Air 70.000 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 5. Biaya Telepon Telepon digunakan oleh pemilik dan karyawan untuk melakukan hubungan serta para distributor yang ingin memesan. Biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan telepon dalam satu bulan sebesar Rp 150.000,00. Dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.19 Biaya Telepon Keterangan Total Biaya (Rp) Biaya Telepon 150.000 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 Sehingga total keseluruhan biaya overhead pabrik variabel dalam pembuatan roti coklat Win Bakery dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

49 Tabel 4.20 Biaya Overhead Pabrik Variabel Keterangan Total Biaya (Rp) Biaya bahan penolong 5.990.400 Gas elpiji 936.000 Biaya listrik 250.000 Biaya air 70.000 Biaya telepon 150.000 Total 7.396.400 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 4.2.3. Perbandingan Hasil Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Metode Perusahaan dan Variable Costing Berdasarkan kedua metode yang telah dilakukan sebelumnya, maka terdapat perbandingan antara perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode perusahaan dan metode variable costing. Dapat dilihat pada tabel 4.21 Tabel 4.21 Perbandingan Hasil Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Metode Perusahaan dan Variable Costing Keterangan Biaya Produksi Total Biaya Metode Perusahaan 33.894.900 33.894.900 Metode Bahan Baku 17.478.500 Variable Tenaga 9.490.000 Costing Kerja Langsung 34.364.900 Overhead 7.396.400 Pabrik Variabel Selisih 470.000 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode perusahaan dan metode variable costing terdapat perbandingan yang dihasilkan. Dengan metode perusahaan lebih rendah, ini dikarenakan tanpa melibatkan biaya overhead pabrik

50 variabel yang terdiri dari biaya listrik, biaya air, dan biaya telepon. Didapatkan selisih untuk biaya produksi UMKM Win Bakery yaitu Rp 34.364.900,00 Rp 33.894.900,00 = Rp 470.000,00. 4.3. Perhitungan Penetapan Harga Jual 4.3.1. Perhitungan Penetapan Harga Jual dengan Metode Perusahaan Perhitungan harga jual adalah menambahkan biaya produksi dengan kontribusi laba yang diharapkan. Rincian penetapan harga jual dengan metode perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Perhitungan Harga Jual UMKM Win Bakery dengan Metode Perusahaan Keterangan Biaya Biaya Produksi 33.894.900 Presentase yang diharapkan 30% 10.168.470 Harga Jual 44.063.370 Jumlah Produksi 62.400 Harga Jual per Biji 706,1 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 Dari tabel 4.22 diketahui bahwa perhitungan harga jual dengan menggunakan metode perusahaan sebesar Rp 706,1. Harga tersebut diperoleh dari biaya produksi ditambah dengan presentase laba yang diharapkan perusahaan kemudian dibagi dengan jumlah produksi. Perusahaan menginginkan laba sebesar 30% dalam produk ini. 4.3.2. Perhitungan Penetapan Harga Jual dengan Metode Variable Costing Perhitungan biaya produksi digunakan untuk menetapkan harga jual. Tujuannya agar perusahaan tidak menjual harga dibawah biaya produksi. Rincian penetapan harga jual dengan metode variable costing dapat dilihat pada tabel 4.23.

51 Tabel 4.23 Perhitungan Harga Jual UMKM Win Bakery dengan Metode Variable Costing Keterangan Biaya Biaya Produksi 34.364.900 Presentase yang diharapkan 30% 10.309.470 Harga Jual 44.674.370 Jumlah Produksi 62.400 Harga Jual per Biji 715,9 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 Dari tabel 4.23 diketahui bahwa perhitungan harga jual dengan menggunakan metode variable costing sebesar Rp 715,9. Dari perbandingan harga jual kedua metode tersebut, terlihat bahwa harga jual dengan metode variable costing lebih tinggi daripada harga jual dengan metode perusahaan. Berikut perbandingan harga jual dengan menggunakan metode variable costing dan metode perusahaan. Tabel 4.24 Perbandingan Harga Jual dengan Metode Variable Costing dan Metode Perusahaan Keterangan Harga Jual Selisih Harga Metode Variable Costing (Rp) Metode Perusahaan (Rp) Jual (Rp) UMKM Win Bakery 715,9 706,1 9,8 Sumber : Data diolah dari data primer UMKM Win Bakery, Maret 2016 Dari tabel 4.24 diketahui bahwa harga jual dengan menggunakan metode variable costing lebih tinggi daripada menggunakan metode perusahaan. Dengan selisih kedua metode tersebut yaitu Rp 9,8. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan variable costing menghitung semua biaya yang berkaitan dengan proses produksi, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Sedangkan perhitungan harga jual dengan metode UMKM

52 Win Bakery dihasilkan lebih kecil dikarenakan perusahaan tidak memasukkan biaya overhead pabrik variabel secara rinci ke dalam harga jualnya. Perusahaan hanya merinci biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan sebagian biaya overhead pabrik variabel yang keseluruhannya tidak dimasukkan. Sehingga perhitungan biaya produksi dan harga jual dengan metode perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan perhitungan biaya produksi dan harga jual dengan metode variable costing.

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di bab sebelumnya, maka terdapat kesimpulan sebagai berikut: 1. UMKM Win Bakery telah menghitung biaya produksi dan harga jual dengan menggunakan metode yang sederhana. Komponen biaya produksi yang dihitung perusahaan hanya meliputi biaya bahan baku langsung, biaya kerja langsung, dan sebagian biaya overhead pabrik variabel. Sehingga masih ada biaya overhead pabrik variabel yang belum diperhitungkan yang terdiri dari biaya listrik, biaya air, dan biaya telepon. 2. Hasil perhitungan biaya produksi yang di tentukan oleh perusahaan sebesar Rp 33.894.900,00 dengan presentase yang diharapkan sebesar 30% yaitu memperoleh hasil harga jual sebesar Rp 706,1 per biji. Sedangkan perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode variable costing diperoleh hasil Rp 34.364.900,00 dengan presentase yang diharapkan sebesar 30% memperoleh hasil harga jual Rp 715,9 per biji. 3. Hasil perhitungan biaya produksi dengan menggunakan variable costing lebih tinggi dari perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan. Dikarenakan metode variable costing menghitung semua biaya yang berkaitan dengan proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel termasuk biaya listrik, biaya air, dan biaya telepon. Selisih biaya produksi menurut metode perusahaan dan metode 53

54 variable costing sebesar Rp 470.000,00 dengan selisih harga jual sebesar Rp 9,8. 5.2. Saran Berdasarkan evaluasi dan analisa yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan saran sebagai pertimbangan UMKM Win Bakery untuk menghitung biaya produksi dan harga jualnya. Diantaranya sebagai berikut: 1. UMKM Win Bakery milik Bapak Slamet Suharjo ini sebaiknya menggunakan metode variable costing dalam perhitungan biaya produksi dan harga jualnya, dikarenakan metode ini lebih tepat dalam perhitungan biaya yang berkaitan dalam proses produksi. 2. UMKM Win Bakery kedepannya agar lebih rinci dan teliti untuk menghitung biaya produksi dan harga jualnya, karena ada biaya-biaya yang seharusnya dibebankan ke dalam biaya overhead pabrik variabel namun tidak dibebankan meliputi biaya listrik, biaya air, dan biaya telepon.

DAFTAR PUSTAKA Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. GRAHA ILMU. Yogyakarta. Djumali, dkk. 2014. Perhitungan Harga Pokok Produksi menggunakan Metode Variable Costing dalam Proses Penentuan Harga Jual pada PT. Sari Malalugis Bitung. Jurnal Berkala Iimiah Efisiensi. Vol. 14 No.2. Dunia, Firdaus Ahmad danwasilah. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta Griffin, R.W., dan Ronald J. Ebert. 2007. Bisnis. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Jakarta. Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Iimu Manajemen YKPN. Yogyakarta. Musdalifah, dkk. 2014. Penerapan Metode Variabel Costing dalam Penentuan Harga Jual Pada PT. Cahaya Murni aya Industri. Jurnal EMBA. Vol.2 No.3: 096-102. ISSN 2303-1174 Oentoe, Christy. 2013. Analisis Perhitungan Biaya Produksi menggunakan Metode Variable Costing. Jurnal EMBA. Vol.1 No.3: 599-605. ISSN 2303-1174. Rantung,dkk. Analisis penentuan Harga Jual dengan Metode Variabel Costing dan Activity Based Costing pada PT. Massindo Sinar Pratama Industri. Jurnal EMBA. Vol.3 No.3: 1341-1348. ISSN 2303-11. Saiman, Leonardus. 2014. Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Salindeho, Erni Rosiani. 2015. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada UD. The Sweetets Cookie Manado. Jurnal EMBA. Vol.3 No.1: 26-33. ISSN 2303-1174. 55

LAMPIRAN 56

57 Lampiran 1 : Dokumentasi Gapura desa Bugo

Bahan baku dan bahan penolong 58

Proses pembuatan isian coklat 59

Proses pembuatan adonan roti 60

Proses penakaran dan pembagian adonan roti 61

Proses pengisian coklat dan penempelan panir diatas adonan roti 62

63 Proses pengembangan roti Roti coklat yang telah mengembang dan siap di oven

64 Proses pengovenan Proses pengemasan

Roti coklat siap dipasarkan 65