PENYULUHAN DAN PENGENALAN BAHAYA NARKOBA SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN DINI PENGGUNAAN NARKOBA PADA ANAK

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM PENYULUHAN PENGENTASAN PENGGUNA ROKOK ANAK USIA SEKOLAH

BINA KELUARGA REMAJA (BKR) DALAM RANGKA MENINGKATKAN POLA ASUH REMAJA YANG BENAR DAN TERARAH

BAB II TINJAUAN TEORI. yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENYULUHAN PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA TERHADAP ANAK-ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) PADASISWA DI SMA NEGERI 2 BABELAN

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TERLIBAT TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK NEGERI 1 PADANG. Oleh : Rahayu Yulmianti. Gusneli

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGUNAKAN MC.OFFICE PADA PEGAWAI DESA BOLOPLERET, KEC. JUWIRING, KLATEN.

SOSIALISASI BAHAYA NARKOBA DAN MINUMAN KERAS SERTA DAMPAK HUKUM BAGI PENGGUNANYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan peredaraan dan penyalahgunaan obat-obatan. mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (2008) sendiri setidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI ORIGAMI

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajar SMP dan SMA dalam ilmu psikologi perkembangan disebut. laku remaja sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di dalam

SILABI PSIKOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja? Harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

Perkembangan Sepanjang Hayat

Seri Pengabdian Masyarakat 2015 ISSN: Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4 No. 3, September 2015 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan formal merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap

TINJAUAN YURIDIS TERKAIT FAKTOR DAN UPAYA MENANGGULANGI ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI INDONESIA Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat timbul disebabkan oleh faktor- faktor penyebab, baik faktor intern

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan seiring dengan itu, angka kemiskinan terus merangkak. Kenaikan harga

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang modern ini handphone dapat di jadikan untuk hal-hal yang bersifat

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Ada hubungan negatif antara bimbingan sosial dengan tingkat kenakalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap yaitu: usia tahun adalah masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

PEMBINAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA) DI DUSUN SONGBANYU 1, KECAMATAN GIRI SUBO, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masa depan seseorang. Seperti yang dituturkan oleh Menteri Pendidikan

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang melanggar

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PERSEPSI REMAJA TENTANG PENYALAHANGUNAAN NARKOBA DI SMK KUSUMA BANGSA BANGSAL KABUPATEN MOJOKERTO. Wiwit Widyawati

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

PENYULUHAN MOTIVASI KEWIRAUSAHAAN UNTUK PARA REMAJA

DAPATKAH AKU BERHENTI BERJUDI? (STUDI FENOMENOLOGIS PROFIL PENJUDI BOLA YANG MEMASUKI MASA DEWASA AWAL)

PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMA PANCA BUDI MEDAN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

Abstract. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENINGKATAN KUALITAS SISWA TERAMPIL IPTEK DENGAN EDUKASI KOMPUTER BAGI SISWA SD DI DUSUN WONOLELO

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

PROGRAM PENYULUSAN MAKANAN SEHAT DAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDUNG

PENINGKATAN KESADARAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS BERITA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS TESIS

KAMPANYE MENGHINDARI DAN MENGURANGI DAMPAK NEGATIF DARI PENGGUNAAN SMARTPHONE SECARA BERLEBIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

PELATIHAN MANAJEMEN ORGANISASI PADA REMAJA DUSUN KENAIBAN DAN PENCIL, DESA KENAIBAN, JUWIRING, KLATEN, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Fase usia remaja merupakan saat individu mengalami perkembangan yang

Seri Pengabdian Masyarakat 2015 ISSN: Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4 No. 3, September 2015 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara Indonesia harus berperan serta secara positif untuk mencapai

Studi Deskriptif Mengenai Self Control pada Remaja Mengenai Kedisiplinan di Panti Asuhan X

EFEKTIVITAS RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP PENURUNAN DURASI BERMAIN PEMAIN GAME ONLINE YANG MENGALAMI ADIKSI

HUBUNGAN TEMAN SEBAYA DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

MOTIVASI KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PENANGGULANGAN MINUMAN KERAS OLEH KEPOLISIAN DI WILAYAH HUKUM POLISI RESORT BANYUMAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

Konseling Individu Dengan Teknik Trait & Factor untuk Mengatasi Dampak. Overprotektif terhadap Kemandirian Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Nogosari

PELATIHAN PUBLIC SPEAKING PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK DUSUN PULUHAN, DESA BANYUSIDI, PAKIS, MAGELANG, JAWA TENGAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

Transkripsi:

Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 3, September 2013 Halaman 178-182 PENYULUHAN DAN PENGENALAN BAHAYA NARKOBA SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN DINI PENGGUNAAN NARKOBA PADA ANAK Anang Hermawan dan Dheni Wahyu Santosa Universitas Islam Indonesia ABSTRACT Drug use in the service program is intended as a first step in the prevention of drug trafficking among teenagers early on. Elementary school students grades 5 and 6 are students with the transition to the age of adolescence for the next 1-2 years they will move into the adolescent level. When children move on to middle and high school education usually desire to explore for themselves become more powerful, and tend to be dangerous and are vulnerable to the negative things. Lack of knowledge of the great dangers that lurk as a result of their delinquency makes the juvenile may be falling prey to trafficking and drug use. Moreover, based on author interviews with the school obtained the explanation that the introduction of drug activities or similar activities related to the prevention of juvenile delinquency had not been established at all. In that regard the authors deliberately do this activity as a form of devotion in order to reduce negative behavior and drug abuse and other harmful additives in the future. In the activities carried out for approximately 12 hours these children are very enthusiastic and be understood definitions, forms, uses and dangers of drugs and commit to not use it in the future. Keywords: Kids, Drugs, Delinquency ABSTRAK Penggunaan peda program pengabdian ini dimaksudkan sebagai langkah awal pencegahan peredaran dikalangan remaja sejak dini. Siswa sekolah dasar kelas 5 dan 6 merupakan siswa dengan usia peralihan menuju usia remaja karena dalam 1-2 tahun berikutnya mereka akan beranjak memasuki jenjang remaja. Saat anak beranjak ke jenjang pendidikan SMP dan SMA biasanya keinginan mengeksplore diri menjadi lebih kuat, dan cenderung berbahaya serta rentan dengan hal-hal negatif. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya besar yang mengintai sebagai akibat dari kenakalan mereka membuat remaja tersebut bisa saja terjerumus kepada pengedaran dan penggunaan. Apalagi berdasarkan wawancara penulis dengan pihak sekolah didapatkan penjelasan bahwa kegiatan pengenalan atau kegiatan sejenis yang berkaitan dengan pencegahan kenakalan remaja belum pernah diadakan sama sekali. Berkaitan dengan hal itu penulis sengaja melakukan kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian guna menekan perilaku negatif dan penyalahgunaan serta zat aditif berbahaya lainnya dikemudian hari. Dalam kegiatan yang dilakukan selama kurang lebih 12 jam ini anak-anak 178

Seri Pengabdian Masyarakat 2013 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 3, September 2013 sangat antusias dan menjadi mengerti tentang defenisi, bentuk, kegunaan dan bahaya dari dan berkomitmen untuk tidak menggunakannya dikemudian hari. Kata kunci: Anak, Narkoba, Kenakalan 1. PENDAHULUAN Anak merupakan titipan tuhan yang paling berharga dan ditunggu tunggu kehadirannya oleh setiap mereka yang telah memutuskan untuk membangun dan membina rumah tangga. Sama seperti manusia pada umumnya seorang anak dalam perkembangan hidupnya akan menapaki suatu fase dan tahapan pentingdalam babak kehidupan, yakni fase remaja. Remaja merupakan suatu masa yang oleh banyak peneliti dirumuskan sebagai masa dimana seorang anak mulai berkembang dan mengeksploitai dirinya sendiri dalam rangka mencari jati diri sebagai bentuk pembuatan identitas diri yang nyata. Bukan lagi sekedar nama dan garis keturunan tapi lebih pada pengenalan sikap, minat, hobi dan bakat serta berbagai kecenderungan lain yang sejatinya hanya didasarkan pada kemungkinan remaja untuk lebih berperan atau mendapatkan otonomi dalam lingkungan dimana dia merasa nyaman dan diterima dengan baik. Santrok (1995) dalam bukunya yang berjudul life span development jilid 2, mengungkapkan bahwa sebenarnya plasma pembawa sifat atau gen yang diwariskan dari orang tua masih mempengaruhi pemikiran dan perilaku selama masa remaja. Akan tetapi interaksi antara gen dengan kondisi sosial dan lingkungan membuat semuanya menjadi lebih kompleks. Keluarga, teman teman sebaya, persahabatan, teman kencan, atau kedekatan khusus dengan lawan jenis merupakan pengalaman pengalaman masa sekolah yang jelas memberi pengaruh besar pada perkembangan sikap dan pemikiran remaja sehingga merekapun mulai bertanya siapa aku yang sebenarnya?. Hal ini kemudian sejalan dengan teori perkembangan kognitif dari piaget (Homdijah, 2010) bahwa anak remaja berada pada tahapan keempat atau tahapan operasional formal dimana pada usia tersebut remaja sejatinya mulai berfikir abstrak dan hipotetif. Pada saat itu anak sudah dapat memikirkan apa yang akan terjadi sebagai akibat dari perbuatan yang dilakukannya. Akan tetapi satu hal yang tak bisa dinafikkan ialah bahwa meski remaja seharusnya sudah memikirkan apa yang akan terjadi jika ia melakukan suatu tindakan tertentu semuanya dapat terpatahkan dan bergeser dari hakikat yang seharusnya dia lakukan karena alasan pertemanan dan persahabatan. Pertemanan membuat remaja kemudian menjadi lebih kuat dan berani untuk secara bersama melakukan berbagai bentuk kenakalan termasuk menggunakan. Adapaun kenakalan sendiri secara teoritif berarti tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau menyimpang dari aturan aturan normatif, dari pengertian normatif ataupun harapan lingkungan sosia yang bersangkutan, Cohen (Willis, 2005). Senada dengan Cohen, Katono (2002) menyatakan bahwa Juvenile of Deliquency ialah perilaku jahat atau dursila atau kenakalan remaja yang merupakan gejala sakit secara sosial pada anak anak karena bentuk pengabaian sosial sehingga mereka membentuk perilaku yang menyimpang. Kurangnya kontrol diri karena pengabaian orangtua membuat anak kemudian mencoba mencari jalan lain yang sayangnya rata-rata merupakan tindakan menyimpang dan kriminal. Kontrol diri sendiri berarti kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi, kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang 179

Hermawan, Santosa lain, selalu konform dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (Ghufron & Risnawita, 2010). Oleh karena berbagai fakta dan untuk mecegah berbagai kondisi yang disampaikan diatas maka penulis berinisiatif untuk melakukan kegiatan penyuluhan ini sebagai bentuk pencegahan sejak dini. Harapannya, jika telah mengetahui sejak sebelum memasuki fase remaja, para siswa atau anak-anak dapat memiliki benteng fikiran yang kuat sehingga nantinya tidak menjerumuskan diri ke hal-hal negatif yang dapat menghancurkan masa depan mereka sendiri dan orang lain seperti penggunaan nakoba. 2. METODE PELAKSANAAN Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di, Desa, kec.juwiring, Klaten. Penyulihan ini berlangsung 4 hari dengan durasi per petemuan adalah dengan total jam pengabdian keseluruhan mencapai 12 jam. Adapun rincian kegiatannya adalah sebagai berikut. Tabel 1 Rincian Program penyuluhan antisipasi dan bahaya No. Uraian Kegiatan Tempat Kegiatan Durasi Kegiatan 1 2 3 4 Durasi Jam 12 Jam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah mendapat sosialisasi dan bahaya, siswa memiliki pengetahuan baru tentang, bentuk, bagaimana cara menghindarinya dan akibat secara sosial, agama serta hukum jika mereka terjerumus di dalamnya. Dalam program ini anak-anak terlihat begitu antusias karena bagi mereka penyuluhan semacam ini adalah hal yang baru serta bermanfaat untuk menjadi bekal perjalanan hidup mereka kedepannya. Harapan penulis perilaku mereka nantinya dapat lebih terkendali sekalipun mereka terlibat dalam jenis kenakalan lain, mereka masih memimiliki pengetahuan tentang bahaya 180

Seri Pengabdian Masyarakat 2013 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 2, No. 3, September 2013 yang ditimbulkan sehingga mampu mengontrol diri mereka ataupun menjelaskan pada teman-teman lain yang belum paham mengenai dampak besar yang akan timbul dari berbh kecil.agai kegiatan menyimpang mereka. Dengan demikian maka kenakalan remaja akan berkurang atau setidaknya memiliki resiko bahaya yang lebih kecil. Gambar 1 penjelasan tentang bahaya Gambar 2 Antusiasme anak anak dalam mengikuti kegiatan pelatihan 4. KESIMPULAN Harapan orang tua, guru dan generasi tua kepada anak-anak seharusnya menjadi salah satu penguan atau alasan berbagai tindakan baik yang dilakukan anak diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Akan tetapi harapan tanpa ada tindakan nyata seperti penyampaian pesan riil, penyuluan, contoh nyata dan tindakan pencegahan lainnya membuat anak 181

Hermawan, Santosa kemudian bergerak kearah yang salah karena kesalahan dalam mengartikan pertemanan, dan cara mengeksplorasi diri mereka. Sehingga yang terjadi kemudian adalah terjerumusnya anak-anak kedalam tindakan yang negatif, yang salah satunya adalah penggunaan bara terlarang seperti. Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat baik bagi perkembangan anak-anak. Sehingga jikalaupun tidak bisa mencegah semuanya, kita masih bisa mencegah sebagiannya. Penulis berharap nantinya pihak sekolah bisa mencontoh kegiatan ini dan mulai mengembangkan kegiatan lain yang sejenis yang lebih inovatif untuk mengendalikan pola kenakalan siswa. 5. REFERENSI Ghufron, M. 2003. Hubungan kontrol diri dan Persepsi Remaja terhadap Penerapan Disiplin Orangtua Terhadap Prokrastinasi Akademik. Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Homdijah, Siti. (2010). Aplikasi Perkembangan kognitif Piaget. Jurnal Penelitian. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Santrock, John W. 1995. Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga. Willis, Sofyan S. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta. 182