WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 10 TAHUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

BUPATI SIDOARJO PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI BALI.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 104 TAHUN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL ACEH

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 54 Tahun : 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

B U P A T I T A S I K M A L A Y A

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL BAB I KETENTUAN UMUM.

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR : 30 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 86 / HUK / 2010 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Perkembangan Dinas Sosial Provinsi Riau

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 43 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

FUNGSI a. pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja kesekretariatan ; b. pelaksanaan pelayanan kesekretariatan yang

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

Transkripsi:

SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, perlu menetapkan Peraturan Walikota Batu tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Sosial Kota Batu; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Batu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4118); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 9. Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS SOSIAL KOTA BATU. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Batu. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Batu. 3. Walikota adalah Walikota Batu. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batu sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hlm 2 dari 18 hlm

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Batu. 8. Dinas adalah Dinas Sosial Kota Batu. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Sosial Kota Batu. 10. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disebut UPTD adalah unsur pelaksana kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang Dinas. 11. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 12. Organisasi adalah penyusunan dan pengaturan berbagai bagian sehingga semuanya menjadi kesatuan yang teratur. 13. Tata Kerja adalah segala sesuatu yang mengenaipengurusan dan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi. 14. Kewenangan adalah hak dan kewajiban untuk menentukan atau mengambil kebijakan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. 15. Sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat yang lahir, tumbuh, dan berkembangan dalam kehidupan bersama. 16. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PMKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan, atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani, maupun sosial secara memadai dan wajar. 17. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya disebut PSKS adalah perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat yang dapat berperan serta untuk menjaga, menciptakan, mendukung, dan memperkuat penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 18. Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Hlm 3 dari 18 hlm

BAB II KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2 (1) Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang sosial. (2) Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. (3) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang sosial. (4) Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perumusan kebijakan teknis dan rencana strategis di bidang sosial; b. penetapan rencana kerja dan anggaran di bidang Sosial; c. pelaksanaan kebijakan di bidang sosial; d. penyelenggaraan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur di bidang sosial; e. pelaksanaan administrasi dinas di bidang sosial; f. penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran di bidang sosial; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. Pasal 3 (1) Susunan organisasi Dinas terdiri atas: a. Sekretariat, membawahi: 1. Sub Bagian Program dan Pelaporan; dan 2. Sub Bagian Umum dan Keuangan. b. Bidang Pelayanan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial, membawahi: 1. Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia; 2. Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Tuna Sosial dan Advokasi; dan 3. Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Kecacatan. c. Bidang Pemberdayaan Bantuan dan Jaminan Sosial, membawahi: 1. Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin dan Keluarga Rentan; 2. Seksi Pembinaan Kepahlawanan Kesetiakawanan Sosial dan Partisipasi Sosial Hlm 4 dari 18 hlm

masyarakat; dan 3. Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial. d. UPTD; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (3) Masing-masing Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (4) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. (5) Masing-masing Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang. (6) Hubungan tata kerja antara Kepala Dinas dengan bawahan atau sebaliknya secara administratif dilakukan melalui Sekretaris. BAB III URAIAN TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Sekretariat Pasal 4 (1) Sekretariat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, koordinasi dan sinkronisasi, serta mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; b. pengelolaan administrasi kepegawaian; c. pengembangan kompetensi dan kapasitas kepegawaian; d. pengelolaan administrasi perlengkapan; e. pengelolaan urusan rumah tangga; f. pelayanan, hubungan masyarakat, dan publikasi; g. pelaksanaan koordinasi dan pengelolaan data kependudukan dan pencatatan sipil; h. pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran, dan perundang-undangan; i. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas Bidang; j. pengelolaan kearsipan dinas; Hlm 5 dari 18 hlm

k. pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksana; l. pengelolaan administrasi keuangan; dan m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (3) Sub Bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan pelaksanaan penghimpunan data dan informasi; b. menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program dan perundang-undangan; c. melaksanakan penyusunan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan; d. melaksanakan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja; e. melaksanakan penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah; f. melaksanakan peyusunan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah; g. melaksanakan koordinasi kebijakan penataan pengembangan kapasitas kelembagaan dan ketatalaksanaan; dan h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (4) Sub Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut: a. melaksanakan penerimaan, pendistribusian, dan pengiriman surat; b. melaksanakan penggandaan naskah Dinas; c. mengelola kearsipan Dinas; d. menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan; e. melaksanakan tugas di bidang hubungan masyarakat, publikasi, dan dokumentasi; f. melakukan penyusunan kebutuhan dan pengelolaan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, dan pengamanan; g. menyusun usulan penghapusan aset dan menyusun laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris; h. mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian mulai dari penempatan pegawai sesuai formasi; i. menyusun analisa jabatan pegawai; j. menyusun standar kompetensi pegawai, tenaga Hlm 6 dari 18 hlm

teknis, dan fungsional; k. menyiapkan bahan peningkatan kompetensi dan kedisiplinan pegawai, tenaga teknis, dan fungsional; l. melakukan peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, kenaikan pangkat, Daftar Urut Kepangkatan (DUK), Sumpah/Janji Pegawai, kesejahteraan, Gaji Berkala, mutasi, pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, dan izin belajar; m. menyusun usulan pensiun; n. mengevaluasi dan merencanakan kebutuhan pegawai (bezzeting) berdasarkan beban kerja Dinas; o. melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai; p. melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan; q. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan r. menyelenggarakan administrasi kepegawaian, keuangan lainnya dan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Bagian Kedua Bidang Pelayanan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Pasal 5 (1) Bidang Pelayanan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial, mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pelayanan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perencanaan program bidang pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial; b. perumusan rencana kerja dan anggaran bidang pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial; c. penyusunan standar operasional prosedur bidang pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial; d. pengendalian data informasi bidang pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial; e. pelaksanaan kebijakan teknis dan perlindungan terhadap Anak Terlantar (Antar), Anak yang Hlm 7 dari 18 hlm

Berhadapan dengan Hukum, Anak Jalanan, Anak dengan Kedisabilitasan, Anak yang menjadi Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah, Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus, Penyandang Disabilitas, Lanjut Usia Terlantar, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Korban Trafficking, Kelompok Minoritas, Eks Napi, Korban Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), HIV/AIDS, Tuna Susila, Gelandangan dan Pengemis; f. penyusunan pedoman penyelenggaraan terhadap Anak Terlantar (Antar), Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Anak Jalanan, Anak Dengan Kedisabilitasan, Anak yang menjadi Tindak Kekerasan atau diperlakukan Salah, Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus, Penyandang Disabilitas, Lanjut Usia Terlantar, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Korban Trafficking, Kelompok Minoritas, Eks Napi, Korban Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), HIV/AIDS, Tuna Susila, Gelandangan dan Pengemis; g. pelaksanaan koordinasi dan perlindungan terhadap Anak Terlantar (Antar), Anak yang berhadapan dengan Hukum, Anak Jalanan, Anak dengan Kedisabilitasan, Anak yang menjadi Tindak Kekerasan atau diperlakukan Salah, Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus, Penyandang Disabilitas, Lanjut Usia Terlantar, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Korban Trafficking, Kelompok Minoritas, Eks Napi, Korban Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), HIV/AIDS, Tuna Susila, Gelandangan dan Pengemis; h. pengawasan penyelenggaraan pelayanan dan perlindungan Anak Terlantar (Antar), Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Anak Jalanan, Anak dengan Kedisabilitasan, Anak yang Menjadi Tindak Kekerasan atau diperlakukan Salah, Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus, Penyandang Disabilitas, Lanjut Usia Terlantar, Wanita Rawan Sosial Ekonomi, Korban Trafficking, Kelompok Minoritas, Eks Napi, Korban Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA), HIV/AIDS, Tuna Susila, Gelandangan dan Pengemis; i. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial; dan Hlm 8 dari 18 hlm

j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas, dan fungsinya. Pasal 6 (1) Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak dan Lanjut Usia mempunyai tugas: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang pelayanan rehabilitasi sosial anak dan lanjut usia; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang pelayanan rehabilitasi sosial anak dan usia lanjut; e. menyiapkan bahan penyusunan pedoman pelayanan, rehabilitasi sosial, advokasi, adopsi bagi Balita Terlantar, Anak Terlantar, Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Anak Jalanan, Anak dengan Kedisabilitasan, Anak yang Menjadi Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah, Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus; f. menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan pelayanan dan rehabiliasi sosial, serta pembinaan lanjut bagi Lanjut Usia; g. memberikan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial, serta pembinaan lanjut bagi balita terlantar, anak terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, anak jalanan, anak dengan kedisabilitasan, anak yang menjadi tindak kekerasan atau diperlakukan salah, anak yang memerlukan perlindungan khusus dan lanjut usia; h. mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial, serta pembinaan bagi balita terlantar, anak terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, anak jalanan, anak dengan kedisabilitasan, anak yang menjadi tindak kekerasan atau diperlakukan salah, anak yang memerlukan perlindungan khusus dan lanjut usia; i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Hlm 9 dari 18 hlm

(2) Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Tuna sosial dan Advokasi mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang pelayanan rehabilitasi sosial penyandang tuna sosial dan advokasi; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang pelayanan rehabilitasi sosial penyandang tuna sosial dan advokasi; e. menyiapkan bahan penyusunan pedoman pelayanan, rehabilitasi sosial, advokasi, wanita harapan, tuna wisma, eks napi, kelompok minoritas, anak berhadapan dengan hukum, orang dengan gangguan jiwa terlantar (ODGJ), HIV/AIDS dan pemulangan ke daerah asal; f. menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan pelayanan dan rehabiliasi sosial advokasi, serta pembinaan lanjut bagi wanita harapan, tuna wisma, eks napi, kelompok minoritas, anak berhadapan dengan hukum, orang dengan gangguan jiwa terlantar (ODGJ), HIV/AIDS, dan pemulangan ke daerah asal; g. memberikan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial, advokasi, serta pembinaan lanjut bagi wanita harapan, tuna wisma, eks napi, kelompok minoritas, anak berhadapan dengan hukum, orang dengan gangguan jiwa terlantar (ODGJ), HIV/AIDS dan pemulangan ke daerah asal; h. mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan rehabilitasi sosial, serta pembinaan bagi wanita harapan, tuna wisma, eks napi, kelompok minoritas, anak berhadapan dengan hukum, orang dengan gangguan jiwa terlantar (ODGJ), HIV/AIDS dan pemulangan ke daerah asal; i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (3) Seksi Pelayanan Rehabilitasi Sosial Penyandang Kecacatan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang Hlm 10 dari 18 hlm

pelayanan rehabilitasi sosial penyandang kecacatan; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang pelayanan rehabilitasi sosial penyandang kecacatan; e. menyiapkan bahan penyusunan pedoman pelayanan dan rehabilitasi sosial serta pembinaan lanjut bagi penyandang cacat tubuh, cacat netra, cacat rungu, cacat wicara, cacat mental, dan cacat bekas penderita penyakit kronis; f. menyiapkan bahan dan melaksanakan kegiatan bagi penyandang cacat tubuh, cacat netra, cacat rungu, cacat wicara, cacat mental, dan cacat bekas penderita penyakit kronis; g. memberikan bimbingan teknis dalam penyelenggaraan pelayanan dan rehabiltasi sosial serta pembinaan lanjut bagi penyandang cacat tubuh, cacat netra, cacat rungu, cacat wicara, cacat mental, dan cacat bekas penderita penyakit kronis; h. mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial serta pembinaan lanjut bagi bagi penyandang cacat tubuh, cacat netra, cacat rungu, cacat wicara, cacat mental, dan cacat bekas penderita penyakit kronis; i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Bidang Pemberdayaan Bantuan dan Jaminan Sosial Pasal 7 (1) Bidang Pemberdayaan Bantuan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pemberdayaan bantuan dan jaminan sosial. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pemberdayaan Bantuan dan Jaminan Sosial menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. perencanaan program bidang pemberdayaan bantuan dan jaminan sosial; b. perumusan rencana kerja dan anggaran bidang Hlm 11 dari 18 hlm

pemberdayaan bantuan dan jaminan sosial; c. penyusunan standar operasional prosedur bidang pemberdayaan bantuan dan jaminan sosial; d. pengendalian data informasi bidang pemberdayaan bantuan dan jaminan sosial; e. perumusan kebijakan teknis bidang pemberdayaan bantuan dan jaminan sosial; f. pelaksanaan kebijakan teknis pengembangan partispasi sosial masyarakat, pembinaan lembaga penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial, bantuan dan jaminan sosial, pemberdayaan dan penanggulangan fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil, penanaman nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial, Undian Gratis Berhadiah (UGB), dan pengumpulan dana sosial; g. penyusunan pedoman penyelenggaraan partispasi sosial masyarakat, pembinaan lembaga penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial, bantuan dan jaminan sosial, pemberdayaan dan penanggulangan fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil, penanaman nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial, Undian Gratis Berhadiah (UGB), pengumpulan dana sosial; h. pelaksanaan koordinasi dan partispasi sosial masyarakat, pembinaan lembaga penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial, bantuan dan jaminan sosial, pemberdayaan dan penanggulangan fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil, penanaman nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial, Undian Gratis Berhadiah (UGB), pengumpulan dana sosial; i. pengawasan penyelenggaraan dan partispasi sosial masyarakat, pembinaan lembaga penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial, bantuan dan jaminan sosial, pemberdayaan dan penanggulangan fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil, penanaman nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial, Undian gratis Berhadiah (UGB), pengumpulan dana sosial; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan bidang pemberdayaan; dan Hlm 12 dari 18 hlm

k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 8 (1) Seksi Pemberdayaan Fakir Miskin dan Keluarga Rentan mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang pemberdayaan fakir miskin dan keluarga rentan; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang pemberdayaan fakir miskin dan keluarga rentan; e. menyiapkan bahan penyusunan pedoman pemberdayaan sosial bagi fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil; f. menyiapkan bahan kegiatan pemberdayaan kepada fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil; g. melaksanakan fasilitasi kegiatan pemberdayaan sosial ekonomi bagi fakir miskin, keluarga rentan, dan komunitas terpencil; h. mengawasi pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial bagi fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil; i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (2) Seksi Pembinaan Kepahlawanan Kesetiakawanan Sosial dan Partisipasi Sosial Masyarakat mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang pembinaan kepahlawanan kesetiakawanan sosial dan partisipasi sosial masyarakat; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang pembinaan kepahlawanan kesetiakawanan sosial dan partisipasi sosial masyarakat; e. menyiapkan bahan penyusunan pedoman pembinaan kepahlawanan, kesetiakawanan sosial, dan penghargaan terhadap keluarga pahlawan, dan pemeliharaan taman makam pahlawan; Hlm 13 dari 18 hlm

f. menyiapkan bahan penyusunan pedoman pengembangan kelembagaan monitoring, evaluasi pengendalian, dan pembinaan lanjut di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS); g. menyiapkan bahan fasilitasi pembinaan dan pendayagunaan karang taruna, organisasi sosial, Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis (WKSBM) yang terdiri dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), masyarakat, dan dunia usaha; h. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. (3) Seksi Bantuan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan; b. menyusun rencana kerja dan anggaran bidang bantuan dan jaminan sosial; c. menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Seksi; d. menyiapkan bahan kebijakan teknis bidang bantuan dan jaminan sosial; e. menyiapkan bahan penyusunan pedoman pembinaan perijinan, pemantauan, penyelidikan, dan penyidikan terhadap penyimpangan pengumpulan pengolahan sumber dana sosial, serta pembinaan dan pengembangan jaminan kesejahteraan sosial; f. melakukan fasilitasi kesiapsiagaan mitigasi tanggap darurat dan bantuan rehabilitasi sosial bagi korban bencana alam dan bencana sosial; g. melakukan pembinaan, perijinan, pemberian jaminan dan bantuan sosial kepada fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil, korban bencana alam, dan bencana sosial; h. mengawasi pelaksanaan kegiatan dan analisis bantuan dan jaminan sosial bagi fakir miskin, keluarga rentan, komunitas terpencil, korban bencana alam, dan bencana sosial; i. melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Seksi; dan j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya. Hlm 14 dari 18 hlm

BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS Pasal 9 (1) UPT adalah unsur pelaksana teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu. (2) UPT dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 10 Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah, nomenklatur, susunan organisasi, uraian tugas, dan fungsi UPT Dinas diatur dengan Peraturan Walikota. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 11 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional tertentu yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang diangkat oleh Walikota. (3) Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Walikota berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VI TATA KERJA Pasal 12 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi, dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah, serta instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang diperlukan. (3) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masingmasing dan memberikan bimbingan, serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Hlm 15 dari 18 hlm

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasannya masing-masing, serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. (5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya. (6) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. BAB VII PENGISIAN JABATAN Pasal 13 (1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota dari Aparatur Sipil Negara yang memenuhi syarat atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Perangkat Daerah diisi oleh pegawai aparatur sipil negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (3) Pegawai aparatur sipil negara yang menduduki jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, dan jabatan pengawas Perangkat Daerah wajib memenuhi persyaratan kompetensi: a. teknis; b. manajerial; dan c. sosial kultur. (4) Selain memenuhi kopetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pegawai aparatur sipil negara yang menduduki jabatan Perangkat Daerah harus memenuhi kompetensi pemerintahan. (5) Kompetensi teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis yang dibuktikan dengan sertifikasi. (6) Kompetensi manajerial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. (7) Kompetensi sosial kultur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan. (8) Ketentuan mengenai persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Hlm 16 dari 18 hlm

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Bagan Struktur Organisasi Dinas sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini. Pasal 15 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Batu Nomor 39 Tahun 2013 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Batu (Berita Daerah Kota Batu Tahun 2013 Nomor 12/D), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Batu. Ditetapkan di Batu pada tanggal 20 Desember 2016 WALIKOTA BATU, TTD Diundangkan di Batu pada tanggal 20 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH KOTA BATU, TTD EDDY RUMPOKO WIDODO BERITA DAERAH KOTA BATU TAHUN 2016 NOMOR 85/D Hlm 17 dari 18 hlm