BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dijadikan dasar dalam penelitian ini, diantaranya : Tabel 2. 1 Tinjauan Pustaka. Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DI INDONESIA (TINJAUAN BANK SYARIAH DAN KONVENSIONAL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengaruh CAMEL tehadap Penyaluran Dana seperti halnya penelitian Wahyudi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Return On Assets terhadap pembiayaan murabhahah. Hasil pengujian data diatas dapat diketahui dari tabel Coefficient

BAB I PENDAHULUAN. (surplus dana) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit dana) serta

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Rasio FDR, NPF, PDN, BOPO, FBIR secara simultan mempunyai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya,

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang no 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat oleh bank disebut financing atau leading. Dalam menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ROE, BOPO DAN NPL TERHADAP TINGKAT DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah sebagai perantara di bidang keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB II LANDASAN TEORI. memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah bank yang beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perbedaan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. yang digunakan berasal dari jurnal dan tesis sebagai telaah pustaka sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

RASIO KEUANGAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

Transkripsi:

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai pengukuran tingkat profitabilitas Bank Syariah telah banyak dilakukan. Oleh karena itu, beberapa penelitian tersebut dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan dasar dalam penelitian ini, diantaranya : Tabel 2. 1 Tinjauan Pustaka NO Nama Metode Judul Hasil Penelitian Persamaan & Peneliti Penelitian Penelitian Perbedaan Penelitian 1. Wenny Djuarni dan Rizki Awaludin (2013) Statistik- Deskriptif. Dengan analisis korelasi, koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis. Pengaruh Fee Based Income terhadap profitabilitas (Return On Assets) pada PT. Bank Jabar- Banten TBK. Sub Branch Cipanas- Cianjur Terdapat pengaruh positif antara Fee Based Income terhadap profitabilitas (Return On Assets) dan tidak ada hubungan secara signifikan antara Fee Based Income dengan Return On Assets Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada waktu penelitian serta alat uji analisis yang digunakan. Adapun kesamaannya terletak pada variabel Fee Based Income dan Profitabilitas. 2. Graciuous Madamba Deskriptif verifikatif dengan alat Pengaruh Fee Based Income & Intellectual Fee Based Income tidak berpengaruh secara parsial terhadap Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada objek penelitian,

15 Massie (2014) analisis data yaitu analisis regresi linier berganda. Capital terhadap Profitabilitas (pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia). profitabilitas pada industry perbankan di Bursa Efek Indonesia. dan persamaannya terletak pada variabel independennya yaitu Fee Based Income dan Profitabilitas. 3. Suryani (2012) Analisis deksriptif dengan analisis analisis regresi. alat yaitu Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Hasil analisis regresi menunjukkan tidak adanya pengaruh signfikan Financing to Deposit Ratio terhadap Return on Asset (ROA). Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada objek dimana penelitian terdahulu objek penelitiannya ialah BUS dan UUS serta menggunakan metode analisis regresi sederhana. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel yang diteliti yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Profitabilitas (ROA). 4. Ilmatus Sa diyah (2014) Metode analisis korelasi kanonikal. Analisis Hubungan Spread, Fee Based Income, dan Financing To Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Variabel Spread memiliki hubungan tidak searah dan sangat kuat tethadap ROA, variabel Fee Based Income memiliki hubungan positif, bersifat searah dan sangat kuat terhadap ROA, variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki hubungan tidak searah dan sangat kuat terhadap ROA. Variabel Spread memiliki hubungan yang tidak searah dan sangat lemah tethadap ROE, variabel Fee Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel spread, penelitian terdahulu menggunakan spread margin. Serta menggunakan metode analisis yang berbeda dikarenakan memiliki dua variabel dependen yaitu ROA dan ROE. Terdapat kesamaan pada variabel yang diteliti yaitu Fee Based Income, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Profitabilitas dari segi ROA serta Objek yang diteliti.

16 Based Income memiliki hubungan searah dan sangat lemah tethadap ROE, variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki hubungan tidak searah dan sangat lemah terhadap ROE. 5. Mei Anggraini (2014) Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio Dan Loan To Assets Ratio Terhadap Profitabilitas Financing to Deposits Ratio (FDR) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA) serta Loan to Assets Ratio (LAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets (ROA). Sedangkan secara simultan kedua variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets (ROA). Variabel independen yang berpengaruh secara dominan terhadap Return on Assets (ROA) adalah Loan To Assets Ratio (LAR). Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada waktu dan variabel penelitian. Persamaan dnegan penelitian ini hanya terletak pada variabel yang diteliti yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Profitabilitas (ROA). 6. Yeni Vestal Falaasifah (2014) Menggunakan metode analisis regresi berganda. Pengaruh CAR, FDR dan BOPO terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia periode tahun 2010-2013. CAR, FDR, dan BOPO masing-masing berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Dan secara bersamasama berpengaruh terhadap ROA Perbedaan terletak pada objek penelitian, dan waktu penelitian. Persamaannya terletak pada variabel x yaitu BOPO dan variabel y yaitu profitabilitas.

17 7 Titin Hartini (2016) Analisis deskriptif dengan metode regresi sederhana Pengaruh biaya operasional dan pendapatam operasional terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia (tahun 2012-2014). BOPO berpengaruh negative signifikan terhadap ROA. Perbedaan penelitian terletak pada metode penelitian dan waktu yang digunakan. Persamaan penelitian terletak pada variabel x BOPO dan variabel y yaitu profitabilitas. B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Bank Syariah Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Artinya, lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang utama. 11 Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum Islam, 11 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMM YKPN, 2005, hal. 1.

18 dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. 12 Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. 13 Undang-undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas : 14 a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas 12 Ismail, Perbankan Syariah, Ed.1. Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2011, hal. 32. 13 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Ed. 1, Cet. 2 Jakarta : Rajawali Pers, 2015, hal.2. 14 Ismail, Perbankan Syariah, Ed.1, Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2011, hal. 33.

19 pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya, dapat dilakukan diseluruh wilayah Indonesia dan bahkan ke luar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). b. Unit Usaha Syariah merupakan unit usaha syariah yang masih di bawah pengelolaan bank konvensional. Unit usaha syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank konvesional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 15 c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, jasa-jasa perbankan yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum. 2. Pembiayaan Bank Syariah Terdapat dua fungsi utama bank syariah yang harus dilakukan. Diantaranya, mengumpulkan dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian pembiayan kepada 15 Ibid., hal. 33.

20 debitur yang membutuhkan, baik untuk modal usaha, maupun konsumsi. Praktik pembiayaan yang sebenarnya dijalankan oleh lembaga keuangan islami adalah pembiayaan dengan sistem bagi hasil atau syirkah. 16 Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Adapun jenis pembiayaan pada bank syariah, akan peneliti jelaskan secara singkat diantaranya 17 : a. Pembiayaan bagi hasil 1) Pembiayaan Mudharabah Perjanjian antara pemberi dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Aplikasi : Pembiayaan modal kerja, pembiayaan proyek, pembiayaan ekspor. 2) Pembiayaan Musyarakah Perjanjian antara para pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha 16 Armaiyanti, Pengaruh Simpanan, Spread Bagi Hasil, dan Non Performing Financing terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia, Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, 2014. 17 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMM YKPN, 2005, hal. 22-24.

21 tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Aplikasi : Pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan ekspor. b. Pembiayaan Jual Beli 1) Pembiayaan Murabahah Perjanjian jual beli dimana bank syariah membeli barang dari pihak ke tiga lalu menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Aplikasi : Pembiayaan investasi/barang modal, pembiayaan konsumtif, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan ekspor. 2) Pembiayaan Salam Perjanjian jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran terlebih dulu. Aplikasi : Pembiayaan sektor pertanian, dan produk manufaktur. 3) Pembiayaan Istishna Perjanjian jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kesepakatan antara pemesan dan penjual. Aplikasi : Pembiayaan konstruksi/proyek/produk manufaktur. c. Pembiayaan Sewa 1) Pembiayaan Ijarah

22 Perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa. Aplikasi : Pembiayaan sewa. 2) Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik/Wa Iqtina Perjanjian sewa menyewa suatu barang yang diakhiri dengan perpindahan kepemilikan barang. 3. Bagi Hasil Secara umum, prinsip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu musyarakah, mudharabah, muzara ah dan musaqah. Namun prinsip yang paling banyak dipakai adalah musyarakah dan mudharabah. 18 Sistem bagi hasil atau yang biasa disebut syirkah adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Lebih jauh prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) 18 Antonio, M. Syafi i, Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hal. 90.

23 maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan. 19 Dalam menyalurkan dana kepada masyarakat, bank akan memperoleh balas jasa berupa margin keuntungan atau bagi hasil. Pendapatan bagi hasil yang diperoleh bank dari nasabah pembiayaan akan dibandingkan dengan bonus dan bagi hasil yang dibayar oleh bank kepada nasabah yang menyimpan atau menginvestasikan dananya di bank syariah. Perbandingan antara pendapatan yang diterima dari nasabah pembiayaan dengan biaya yang dibayar kepada nasabah inilah yang disebut dengan spread. Dalam bank syariah, pendapatan bagi hasil akan selalu lebih besar dibanding dengan biaya bagi hasil dan bonus yang dibayarkan kepada nasabah. Dengan demikian, bank syariah tidak akan mengalami negative spread. 20 Spread adalah pendapatan bank yang utama dan akan menentukan besarnya pendapatan bersih bank. Penentuan tinggi rendahnya spread tergantung pada bagaimana bank menerapkan strategi serta target pasarnya dan risiko perbankan. 21 Dalam menghitung spread bagi hasil, digunakan perbandingan yaitu : 19 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Ed. 1, Cet. 2. Jakarta : Rajawali Pers, 2015, hal. 27. 20 Ismail, Perbankan Syariah, Ed.1. Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2011, hal. 44. 21 Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, hal. 105.

24 Spread Bagi Hasil = Bagi hasil yang diterima Bagi hasil yang disalurkan Sa diyah (2014) melakukan penelitian mengenai Analisis hubungan Spread, Fee Based Income, dan Financing To Deposit Ratio terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Dengan hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa terjadi hubungan yang tidak searah dan sangat kuat antara variabel spread terhadap return on assets. 4. Fee Based Income Dalam memperoleh keuntungan, bank tidak hanya menawarkan penyaluran dan penghimpunan dana, tetapi bank syariah juga menawarkan produk jasa sebagai pelengkap intermediasi. Produk jasa perbankan merupakan fungsi bank syariah yang ketiga. Aktivitas pelayanan jasa, merupakan aktivitas yang diharapkan oleh bank syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atau pelayanan jasa bank. 22 Dengan menawarkan produk jasa perbankan, bank syariah dapat meningkatkan pendapatannya berupa fee atas jasa yang diberikan. Pendapatan fee atas jasa pelayanan bank kepada nasabah disebut dengan fee based income. Pelayanan jasa bank akan menimbulkan dampak positif 22 Ismail, Perbankan syariah,, Ed.1. Cet. 1, Jakarta: Kencana, 2011, hal. 42.

25 terhadap perkembangan usaha bank. Meskipun secara total fee based income belum mampu menyaingi total pendapatan margin keuntungan dan pendapatan bagi hasil, namun fee based income sangat diperlukan oleh bank syariah untuk meningkatkan pendapatan. Dengan adanya pelayanan jasa, bank syariah semakin meningkatkan teknologi dan sistem informasi yang diantaranya digunakan unutk mengembangkan produk pelayanan jasa. 23 Produk-produk jasa keuangan bank syariah menggunakan akad yang sesuai dengan ketentuan syariah, diantaranya 24 : a. Wakalah Wakalah ialah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya, penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah. Jenis produk yang menggunakan akad ini yaitu L/C, transfer, inkaso, kliring, pembayaran gaji/rekening, dan RTGS. b. Kafalah Kafalah (Guaranty) adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak III untuk memenuhi kewajiban pihak II atau yang ditanggung. Dapat juga berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegangan pada 23 Ibid., hal. 44. 24 Bank Indonesia, Perjalanan Perbankan Syariah di Indonesia. Kelembagaan dan kebijakan serta tantangan ke depan, Departemen Riset Kebanksentralan, 2016, hal. 83-84.

26 tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya, penjamin dapat meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin. Akad yang digunakan berjenis kafalah bil maal/bit taslim/al-munjazah. Jenis produk bank syariah yang menggunakan akad ini yaitu bank garasi. c. Hawalah Hawalah (transfer service) adalah pengalihan utang/piutang dari orang yang berutang/berpiutang kepada orang lain yang wajib menanggung/menerimanya. Jenis produk yang menggunakan akad ini yaitu anjak piutang. d. Rahn Rahn adalah pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain (bank) dalam hal yang boleh diwakilkan. Atas jasanya, penerima kekuasaan dapat meminta imbalan tertentu dari pemberi amanah. Jenis produk yang menggunakan akad ini yaitu gadai. e. Qardh Qardh adalah pinjaman tanpa bunga kepada nasabah untuk keperluan emergency. Contoh produknya yaitu dana talangan. f. Sharf Jual beli suatu valuta dengan valuta lain. Contohnya yaitu produk moneychanger. g. Ujr Ujr merupakan imbalan yang diberikan atau diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan, contohnya safe deposit box dan ATM.

27 Rumus yang digunakan untuk mencari fee based income adalah : Fee Based Income = Pendapatan berbasis fee x 100% Pendapatan dari penyaluran dana Sa diyah (2014) dalam penelitiannya Analisis hubungan Spread, Fee Based Income, dan Financing To Deposit Ratio terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Berkesimpulan bahwa variabel Fee Based Income memiliki hubungan positif, bersifat searah dan sangat kuat terhadap ROA. Djuarni dan Awaludin (2013) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Fee Based Income terhadap Profitabilitas (Return On Assets) pada PT. Bank Jabar-Banten TBK. Sub Branch Cipanas-Cianjur. Dengan hasil penelitian yaitu Terdapat pengaruh positif antara Fee Based Income terhadap profitabilitas (Return On Assets) dan tidak ada hubungan secara signifikan antara Fee Based Income dengan Return On Assets. Penelitian mengenai fee based income juga dilakukan oleh Massie (2014) dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Fee Based Income & Intellectual Capital terhadap Profitabilitas (pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia). Dengan hasil penelitian yaitu Fee Based Income tidak berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas pada industri perbankan di Bursa Efek Indonesia.

28 5. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. 25 Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.09/24/DPbS/2007 efisiensi kegiatan operasional diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Besarnya rasio BOPO yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu tidak melebihi 90%, apabila melebihi 90%, maka bank tersebut dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Tabel 2. 2 Kriteria Penilaian BOPO Peringkat Kriteria Keterangan 1 BOPO 83% Tingkat efisiensi sangat baik. 2 83% < BOPO 85% Tingkat efisiensi baik. 3 85% < BOPO 87% Tingkat efisiensi cukup baik. 4 87% < BOPO 89% Tingkat efisiensi buruk. 5 BOPO > 89% Tingkat efisiensi sangat buruk. Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.09/24/DPbS/2007. 25 Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. Islamic Banking. Jakarta : Bumi Aksara, 2010, hal. 722.

29 Semakin rendah BOPO menunjukkan semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya. Dengan adanya efisiensi biaya, maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. 26 Rasio biaya menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus, sebagai berikut : 27 BOPO = Biaya Operasional x 100% Pendapatan Operasional Falaasifah (2014) melakukan penelitian mengenai Pengaruh CAR, FDR, BOPO Pada Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Periode Tahun 2010-2013. Dengan hasil penelitian yaitu terdapat pengaruh antara BOPO terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia. Penelitian mengenai BOPO terhadap ROA juga dilakukan oleh Hartini (2016) mengenai pengaruh biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Dalam penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. 26 Falaasifah, Yeni Vestal, Pengaruh CAR, FDR, BOPO Pada Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia periode Tahun 2010-2013, Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Walisongo Semarang, 2014, hal. 24. 27 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Ed. 1, Cet. 2. Jakarta : Rajawali Pers, 2015, hal. 254.

30 6. Financing to Deposit Ratio (FDR) Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi bank untuk dikelola dengan baik karena akan berdampak pada profitabilitas serta business sustainability dan continuity. Dalam dunia perbankan, pengertian likuiditas tergolong lebih kompleks dibanding dengan duni bisnis secara umum. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas. 28 Financing to deposit ratio merupakan salah satu ratio pengukuran likuiditas yang merupakan perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank tersebut. Sehingga semakin tinggi angka FDR suatu bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid dibanding dengan bank yang mempunyai angka rasio lebih kecil. 29 28 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Ed. 1 Cet. 2. Jakarta : Rajawali Pers, 2015, hal. 157. 29 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMM YKPN, 2005, hal. 55.

31 Semakin tinggi financing to deposit ratio menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, begitupun sebaliknya semakin rendah tingkat financing to deposit ratio maka menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Jika rasio financing to deposit ratio bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat dengan asumsi bahwa bahwa tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya secara efektif. 30 Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya Financing to Deposit Ratio ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Yang berarti bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak melebihi 110%. Rasio financing to deposit ratio ini harus dipelihara pada posisi tertentu yaitu 75%-100%. Jika ratio dibawah 75% maka bank dalam kondisi kelebihan likuiditas, dan jika ratio diatas 100% maka bank dalam kondisi kurang likuid. 31 Bank tidak dapat dengan leluasa memaksimumkan pendapatan karena adanya desakan kebutuhan likuiditas. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan jumlah likuiditas yang tepat. Terlalu banyak likuiditas akan mengorbankan tingkat pendapatan, dan terlalu sedikit akan 30 Suryani, Analisis pengaruh Financing To Deposit Ratio terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Jurnal Economica, Vol. 2 Edisi 2, November. 2012. 31 Muhammad, Manajemen Dana., hal. 167.

32 berpotensi untuk meminjam dana dengan harga yang tidak dapat diketahui sebelumnya, yang berakibat meningkatkan biaya dan akhirnya menurunkan profitabilitas. 32 Rasio Financing to deposit ratio ini diukur menggunakan rumus : FDR = Pembiayaan yang disalurkan x 100% Dana Pihak Ketiga Suryani (2012) melakukan penelitian mengenai Analisis pengaruh Financing To Deposit Ratio terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi menunjukkan tidak adanya pengaruh signfikan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return on Assets (ROA). Sa diyah (2014) dalam Analisis hubungan spread, fee based income, dan financing to deposit ratio terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Dengan hasil yaitu variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki hubungan tidak searah dan sangat kuat terhadap ROA. Anggraini (2014) melakukan penelitian mengenai Analisis pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Loan to Assets Ratio terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on 32 Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Pustaka Alfabet, 2006, hal. 61-62.

33 Assets (ROA). Sedangkan secara simultan kedua variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets (ROA). 7. Profitabilitas Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Kemampuan ini dilakukan dalam suatu periode. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara profitabilitas atau rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang ditetapkan. 33 Rasio profitabilitas juga merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi : Profit Margin, Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE). Dalam penelitian ini rasio yang akan digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perbankan syariah ialah Return on Assets (ROA). Rasio ROA ini diukur menggunakan rumus : ROA = Laba Sebelum Pajak x 100% Total Aktiva Alasan penggunaan variabel ROA dalam penelitian ini adalah karena peneliti ingin memperhitungkan bagaimana kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitasnya dan peningkatan efisiensi secara menyeluruh dan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal 33 Suryani, Analisis pengaruh Financing To Deposit Ratio terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Jurnal Economica, Vol. 2 Edisi 2, November. 2012.

34 dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan. Return on Assets adalah rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan. ROA adalah gambaran produktivitas bank dalam mengelola dana sehingga menghasilkan. 34 Semakin besar Return on Assets suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi pengunaan aset. Dalam pengukuran tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan ketentusn Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam system CAMEL, laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. 35 Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007, besarnya kisaran ROA yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara 0.5% sampai dengan 1.25%. Apabila bank tersebut memiliki ROA dibawah angka 0.5% maka bank tersebut berada dalam masalah. 34 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Ed. 1 Cet. 2. Jakarta : Rajawali Pers, 2015, hal. 254. 35 Dendawijaya, Lukman, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hal. 118.

35 Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian ROA Peringkat Kriteria Keterangan 1 ROA > 1.5% Perolehan laba sangat tinggi. 2 1.25% < ROA 1.5% Perolehan laba tinggi. 3 0.5% < ROA 1.25% Perolehan laba cukup tinggi. 4 0% < ROA 0.5% Perolehan laba rendah atau cenderung mengalami kerugian 5 ROA 0% Bank mengalami kerugian yang besar. Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No.09/24/DPbS/2007. C. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 = Spread Bagi Hasil memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). H2 = Fee Based Income (FBI) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). H3 = BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). H4 = Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Return On Assets (ROA). H5 = Secara simultan, terdapat pengaruh antara Spread Bagi Hasil, Fee Based Income, BOPO dan Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas.

36 D. Kerangka Berpikir Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir