PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2015 SERI E.7

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN Nomor : 47 TAHUM 2014 TENTANG

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs),

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 28 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 24 SERI D

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

TAHUN : 2006 NOMOR : 06

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO 37 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

TIEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG PELAKSANAAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 2 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 58 TAHUN 2012

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KEHUTANAN NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Kepala Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. NOMOR : 10 TAHUN 2005 LAMPIRAN : 2 (dua) berkas TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

Pedoman Pelaksanaan Seleksi Calon Pengawas Sekolah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

2014, No Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Le

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 89 TAHUN 2012

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

WALIKOTA BANJARMASIN

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik penilaian yang sesuai. Desain organisasi PAUD didalamnya terdapat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2016

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PLUS PANYABUNGAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA


BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 19 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2O16 TENTANG

Transkripsi:

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO OENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa dalam rangka mempersiapkan kualifikasi Kepala Sekolah yang profesional serta memiliki kompetensi dibidang Kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervrsi dan sosial, perlu dipersiapkan calon kepala sekolah yang berstandar melalui rangkaian proses Seleksi, Pendidikan dan Pelatihan dan Penilaian Akseptabilitas Calon Kepala Sekolah ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu mengatur Optimalisasi Tata Kelola Pengangkatan Kepala Sekolah di Kota Mojokerto yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Mojokerto. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Oaerah-Oaerah Kota Kecil Oalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur / Jawa Tengah / Jawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-Kota Besar dan Kota-Kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ; 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) ;

2 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4586) ; 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ; 7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494 ); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4283); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737) ;

3 13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157} ; 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah ; 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah ; 16. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Nomor 05/X/PB/2011, Nomor SPB/03/M.PAN-RB/10/2011, Nomor 48 Tahun 2011, Nomor 158/PMK.01/2011, dan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil; 17. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 8 Tahun 2007 tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan. MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO. BABI KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Kota adalah Kota Mojokerto. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Mojokerto. 3. Walikota adalah Walikota Mojokerto. 4. Badan Kepegawaian adalah Badan yang bertanggung jawab di bidang Kepegawaian di Kota Mojokerto; 5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah Dinas yang bertanggung jawab di bidang Pendidikan di Kota Mojokerto; 6. Kantor Kementerian Agama adalah perwakilan Kementerian Agama di Kota Mojokerto; 7. Dewan Pendidikan Kota adalah Dewan Pendidikan Kota Mojokerto;

4 8. Pengawas Sekolah adalah Guru yang diangkat dalam Jabatan Pengawas Sekolah; 9. Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Oasar (SO), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau yang sederajat; 10. Guru adalah Pendidik Profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada Pendidikan Oasar (SO), Pendidikan Menegah Pertama (SMP) dan Pendidikan Menengah Atas/Kejuruan (SMAlSMK) atau yang sederajat pada jalur Pendidikan Formal; 11. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan; 12. Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan Calon Kepala Sekolah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik tentang Kompetensi Kepala Sekolah yang diakhiri dengan penilaian sesuai Standar Nasional; 13. Pola Kemitraan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan adalah pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Oaerah bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kependidikan atau Lembaga Penyelenggara Program Penyiapan calon Kepala Sekolah yang terakreditasi atau ditunjuk oleh yang berwenang; 14. Kompetensi Kepala Sekolah adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial; 15. Sertifikat Kepala Sekolah adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada Guru bahwa yang bersangkutan telah memenuhi kualifikasi dan kompetensi berdasarkan penilaian hasil Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah dan yang bersangkutan memenuhi syarat untuk dapat diberi tugas tambahan atau diangkat menjadi Kepala Sekolah sesuai Formasi; 16. Penilaian akseptabilitas adalah penilaian Calon Kepala Sekolah yang bertujuan untuk menilai ketepatan Calon dengan Sekolah dimana yang bersangkutan akan diangkat dan ditempatkan; 17. Penilaian kinerja adalah suatu proses menentukan nilai kinerja kepala sekolah dengan menggunakan patokan-patokan tertentu;

5 18. Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah proses dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional Kepala Sekolah yang dilaksanakan berjenjang, bertahap, dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah. BAB II RUANG LlNGKUP Pasal2 Ruang Lingkup Peraturan Walikota Mojokerto ini meliputi Seleksi Calon Kepala Sekolah, Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah, Pengangkatan Kepala Sekolah dan Pengembangan Profesi Kepala Sekolah. Pasal3 (1) Seleksi Calon, Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah dan Pengangkatan Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dilaksanakan melalui prosedur penilaian persyaratan, kompetensi dan akseptabilitas; (2) Pengembangan Profesi Kepala Sekolah meliputi Masa Tugas, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Penilaian Kinerja, Mutasi dan Pemberhentian Kepala Sekolah. Pasal4 Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 difasilitasi, dikoordinasikan dan/atau diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian. BAB III SELEKSI CALON KEPALA SEKOLAH Bagian Kesatu Umum Pasal5 (1) Seleksi Calon Kepala Sekolah dilaksanakan melalui rekrutmen dari Guru yang memenuhi persyaratan; (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi : a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. Memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan perguruan tinggi yang terakreditasi; c. Berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu pengangkatan pertama sebagai kepala sekolah; d. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter Pemerintah;

6 e. Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. Memiliki sertifikat pendidik; g. Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenis dan jenjang Sekolah masing-masing, dan memiliki pengalaman mengajar 3 (tiga) tahun untuk Jenis dan jenjang Sekolah Taman Kanak - kanak; h. Memiliki Golongan Ruang serendah-rendahnya 1II/e bagi Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bagi Guru bukan PNS disetarakan dengan Kepangkatan yang dikeluarkan oleh Yayasan atau Lembaga yang berwenang dibuktikan dengan SK inpasing; I. Memperoleh nilai amat baik untuk unsur Kesetiaan dan nilai baik untuk unsur penilaian lainnya sebagai Guru dalam Daftar Penilaian Prestasi Pegawai (DP3) bagi PNS atau Penilaian yang sejenis DP3 bagi bukan PNS dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan j. Memperoleh nilai baik untuk Penilaian Kinerja sebagai Guru dalam 2 (dua) tahun terakhir. Pasal6 (1) Seleksi Calon Kepala Sekolah dilaksanakan berdasarkan proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan datang; (2) Penyusunan proyeksi kebutuhan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Kantor Kementerian Agama sesuai kewenangannya setelah berkoordinasi dengan 8adan Kepegawaian. Bagian Kedua Rekrutmen Calon Kepala Sekolah Pasal7 (1) Calon Kepala Sekolah direkrut dari Guru yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2); (2) Rekrutmen Calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan melalui proses Seleksi; (3) Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala Kantor Kementerian Agama sesuai dengan kewenangannya menyampaikan pemberitahuanl pengumuman Penyiapan Calon Kepala Sekolah melalui pelaksanaan Seleksi Calon Kepala Sekolah kepada Kepala Sekolah dan/atau Pengawas; (4) Atas dasar pemberitahuan/pengumuman sebagaimana dimaksud ayat (3), Kepala Sekolah dan/atau Pengawas mengusulkan nama Calon Kepala Sekolah yang memenuhi persyaratan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Kantor Kementerian Agama.

7 Bagian Ketiga Pasal8 (1) Tim Seleksi Calon Kepala Sekolah melaksanakan penilaian sesuai dengan substansi penilaian seleksi Calon Kepala Sekolah; (2) Susunan keanggotaan dan tugas tim sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota Mojokerto atau oleh Penyelenggara Sekolah sesuai dengan kewenangannya ; (3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : 1. Unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ; 2. Unsur Badan Kepegawaian ; Penilaian 3. Kantor Kementerian Agama sesuai dengan kewenangannya ; dan 4. Dapat ditambah unsur Lembaga lain yang terkait.; (4) Hasil penilaian Tim Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Walikota melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal9 (1) Substansi Penilaian Seleksi Calon Kepala Sekolah oleh Tim Seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) meliputi Seleksi Administrasi dan Seleksi Akademik; (2) Seleksi Administrasi sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah penilaian kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai bukti bahwa Calon Kepala Sekolah bersangkutan telah memenuhi persyaratan; (3) Seleksi Akademik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah penilaian potensi kepemimpinan dan penguasaan awal terhadap kompetensi yang dimiliki dibidang Kepribadian, Manajerial Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Pasal 10 Untuk menjamin kualitas dan obyektifitas Penilaian Seleksi Calon Kepala Sekolah, pelaksanaannya mengacu pada peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan pedoman penilaian yang dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang; PENDIDIKAN Bagian BABIV CALON KEPALA DAN PELATIHAN Umum Pasal11 Kesatu SEKOLAH (1) Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah merupakan proses lanjutan pentahapan Pengangkatan Kepala Sekolah setelah melalui proses penilaian Seleksi Calon Kepala Sekolah;

8 (2) Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) harus dilaksanakan untuk memperoleh kualifikasi standar kompetensi. Pasal12 (1) Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah dapat diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian melalui Pola Kemitraan dengan Lembaga terakreditasi yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan Nasional; (2) Pola Kemitraan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat difasilitasi oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Provinsi atau langsung dikoordinasikan oleh Badan Kepegawaian. Bagian Kedua Rekrutmen Peserta Pasal13 (1) Peserta Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah direkrut dari Guru yang telah mengikuti proses Seleksi dan dinyatakan lulus berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; (2) Guru yang telah lulus Seleksi Calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mengikuti Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang difasilitasi atau diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12. Pasal 14 Pendaftaran sebagai peserta Pendidikan dan Pelatihan dengan melampirkan bukti - bukti dokumen proses Seleksi dan hasil Penilaian melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Kantor Kementerian Agama beserta surat usulan dari Kepala Sekolah dan/atau Pengawas sesuai dengan kewenangannya. Bagian Ketiga Penyelenggaraan Pasal15 (1) Dalam menyelenggarakan Pendidikan dan Peltihan Calon Kepala Sekolah, Badan Kepegawaian melakukan kerjasama Pola Kemitraan dengan Lembaga Penyelenggara Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah terakreditasi dengan melibatkan unsur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan unsur lembaga terkait lainnya; (2) Apabila jumlah peserta tidak memenuhi syarat untuk diselenggarakannya Pendidikan dan Pelatihan oleh Badan Kepegawaian, maka untuk menunjang kelancaran Program, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Badan Kepegawaian Daerah dapat memfasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah melalui pengiriman peserta kepada Lembaga Penyelenggara Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah terakreditasi.

9 Pasal 16 Untuk menjaga kelancaran penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud Pasal 15 ayat (1), Badan Kepegawaian Daerah merencanakan, melaksanakan, mengadakan monitoring dan evaluasi serta melakukan perbaikan guna keberhasilan Program. Pasal 17 Kelancaran penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud Pasal 16 meliputi : a. Proses Belajar Mengajar; dan b. Kesiapan Sarana dan prasarana. Pasal 18 (1) Proses belajar mengajar sebagaimana dimaksud Pasal 17 adalah dengan memberikan pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktek yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan, pada Dimensi Kompetensi Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial; (2) Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah dilaksanakan dalam kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal 100 (seratus) jam dan praktik pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama 3 (tiga) bulan. Pasal 19 (1) Kesiapan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud Pasal 17 meliputi persiapan dan penataan tempat serta kebutuhan fasiltas lainnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan Calon Kepala Sekolah; (2) Penyiapan sarana, prasarana dan fasilitas lainnya disesuaikan dengan kemampuan Keuangan Daerah. Bagian Keempat Penilaian Pasal20 (1) Lembaga Penyelenggara Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah berdasarkan kerjasama Pola Kemitraan melaksanakan penilaian hasil Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah sebagai hasil akhir kegiatan Pendidikan dan Pelatihan yang meliputi pencapaian Dimensi Kompetensi; (2) Calon Kepala Sekolah yang dinyatakan lulus penilaian diberi Sertifikat Kepala Sekolah oleh Lembaga Penyelenggara/Lembaga Pelaksana Teknis Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan;

10 (3) Sertifikat Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud ayat (2) dilaporkan ke Pemerintah Pusat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk dicatat dalam Database Nasional dan diberi nomor unik oleh Kementerian pendidikan Nasional atau Lembaga yang ditunjuk. Pasal21 Untuk menjamin kualitas penyelenggaraan dan obyektifitas penilaian hasil Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang berstandar, pelaksanaannya sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang. Pasal22 Kepala Badan Kepegawaian selaku Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang berstandar harus melaporkan hasil penilaian kepada Walikota Mojokerto. BABV PROSESPENGANGKATANKEPALASEKOLAH Bagian Kesatu Urn urn Pasal23 (1) Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah apabila berstatus sebagai Guru pada jenis dan jenjang Sekolah yang sesuai dengan Sekolah tempat yang bersangkutan. (2) Pemberian tugas tambahan atau Pengangkatan Kepala Sekolah ditetapkan dengan Keputusan Walikota Mojokerto dan dilaksanakan secara akuntabel; (3) Guru yang telah ditetapkan menjadi Kepala sekolah mendapatkan tunjangan sesuai Peraturan Per-Undang-undangan yang berlaku. Bagian Kedua RekrutrnenKepala Sekolah. Pasal24 Pengangkatan Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud Pasal 24 ayat (2) direkrut dari Guru yang memenuhi persyaratan meliputi : a. Telah mengikuti Seleksi Calon Kepala Sekolah dan dinyatakan lulus; b. Telah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah dan telah memperoleh Sertifikat Kepala Sekolah sesuai jenis dan jenjang Pendidikan; c. Mendapatkan Rekomendasi sesuai penilaian Akseptabilitas oleh Tim Pertimbangan; d. Telah tercatat dalam daftar tunggu yang dipersiapkan diangkat menjadi Kepala Sekolah atau berdasarkan formasi Kepala Sekolah;

11 (1) Tim Pertimbangan Pengangkatan Kepala Sekolah melaksanakan Penilaian Akseptabilitas Calon Kepala Sekolah sesuai dengan substansi Penilaian; (2) Tim sebagaimana dimaksud ayat (2) terdiri dari unsur Badan Kepegawaian, Dinas pendidikan dan Kebudayaan dan melibatkan unsur Pengawas serta Dewan Pendidikan; Bagian Pasal25 Ketiga Penilaian (3) Tim Pertimbangan Pengangkatan Kepala Sekolah ditetapkan dengan Keputusan Walikota Mojokerto atau Oleh Penyelenggara Sekolah yang dilaksanakan masyarakat sesuai dengan kewenangannya. Pasal26 Substansi Penilaian Akseptabilitas Calon Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) meliputi: a. Kesesuaian latar belakang pendidikan dan keahlian Calon Kepala Sekolah dengan karakteristik Sekolah; b. Relevansi visi, misi dan strategi yang ditulis Calon Kepala Sekolah. Pasal27 Untuk menjamin kualitas dan obyektifitas Penilaian Akseptabilitas Calon Kepala Sekolah yang berstandar, Tim Pertimbangan Pengangkatan Kepala Sekolah mengacu pada Pedoman Penilaian Akseptabilitas yang dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang. Pasal28 Tim Pertimbangan Pengangkatan Kepala Sekolah melaporkan hasil Penilaian Akseptabilitas kepada Walikota serta memberikan pertimbangan yang obyektif dan akuntabel sebagai dasar Pengambilan Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah. BABVI PENATAAN PROFESI KEPALA SEKOLAH Bagian Kesatu Urn urn Pasal29 Penataan Profesi Kepala Sekolah dilaksanakan meliputi : a. Masa tugas Kepala Sekolah; b. Pengembangan Profesi Kepala Sekolah secara berkelanjutan;

12 c. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah; d. Mutasi dan Pemberhentian Kepala Sekolah. Pasal30 Untuk menjamin kualitas dan akuntabilitas penataan Profesi Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud Pasal 29 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. Bagian Kedua Masa Tugas Pasal 31 (1) Kepala Sekolah diberi 1 (satu) kali masa tugas selama 4 (empat) tahun; (2) Masa tugas Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa tugas apabila memiliki prestasi kerja dengan nilai minimal baik berdasarkan penilaian kinerja; Pasal32 (1) Kepala Sekolah yang masa tugasnya sudah 2 (dua) kali berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi Kepala Sekolah di sekolah lain yang memiliki nilai akreditasi lebih rendah dari sekolah sebelumnya, apabila : a. Telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa tugas; atau b. Memiliki prestasi yang istimewa; (2) Prestasi yang istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah memiliki nilai kinerja amat baik dan berprestasi dalam melaksanakan tugas Sebagai Kepala Sekolah pada Tingkat Kota; Pasal33 Kepala Sekolah yang masa tugasnya berakhir, tetap melaksanakan tugas sebagai Guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban melaksanakan proses pembelajaran atau bimbingan dan konseling. Bagian Ketiga Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pasal 34 (1) Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial; (2) Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif;

13 (3) Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan Pedoman yang dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang. Bagian Keempat Penilaian Kinerja Pasal35 (1) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dilakukan secara berkala setiap tahun dan secara kumulatif setiap 4 (empat) tahun; (2) Penilaian Kinerja tahunan dilaksanakan oleh Pengawas Sekolah; (3) Penilaian Kinerja 4 (empat) tahunan dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan mempertimbangkan; Penilaian Kinerja oleh Tim Penilai yang terdiri dari Pengawas Sekolah, Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Komite Sekolah dimana yang bersangkutan bertugas; (4) Pembentukan Tim Penilaian Kinerja sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan; (5) Pembentukan Tim Penilai Kinerja bagi Sekolah dibawah kewenangan Kantor Kementerian Agama dan Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat dapat menyesuaikan dengan unsur sebagaimana pada ayat (3). Pasal36 (1) Tim Penilai Kinerja sebagaimana dimaksud Pasal 36 ayat (4) melakukan Penilaian sesuai substansi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah; (2) Substansi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi: a. Usaha pengembangan sekolah yang dilakukan selama menjadi Sekolah; Kepala b. Peningkatan kualitas Sekolah berdasarkan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang bersangkutan; dan c. Usaha pengembangan profesionalisme sebagai Kepala Sekolah; (3) Kategori hasil Penilaian Kinerja terdiri dari Tingkatan amat baik, baik, cukup, sedang atau kurang; Pasal37 Untuk menjamin kualitas dan obyektifitas Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, pelaksanaannya mengacu pada Pedoman yang dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang.

14 Pasal38 (1) Tim Penilai Kinerja Kepala Sekolah melaporkan hasil Penilaian kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ; (2) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mengkoordinasikan hasil Penilaian dengan Badan Kepegawaian dan melaporkannya kepada Walikota Mojokerto. Bagian Kelima Mutasi dan Pemberhentian Kepala Sekolah Pasal39 Kepala Sekolah dapat dimutasikan setelah melaksanakan masa tugas dalam 1 (satu) Sekolah sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. Pasal40 (1) Kepala Sekolah dapat diberhentikan dari penugasan karena: a. Permohonan sendiri; b. Masa penugasan berakhir; c. Telah mencapai batas usia pensiun jabatan fungsional guru; d. Diangkat pada jabatan lain; e. Dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat; f. Dinilai berkinerja kurang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 39; g. Berhalangan tetap; h. Tugas belajar sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan;dan/atau I. Meninggal dunia. (2) Pemberhentian Kepala Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Walikota atau Penyelenggara Sekolah sesuai dengan kewenangannya. Pasal41 Keputusan perpanjangan masa penugasan Kepala Sekolah ditetapkan oleh Walikota selaku Pembina Kepegawaian berdasarkan Penilaian Kinerja dan masukan dari Tim Pertimbangan Pengangkatan Kepala Sekolah. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal42 Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini :

15 (1) Masa tugas Kepala Sekolah dihitung sejak tanggal Pengangkatan menjadi Kepala Sekolah; (2) Bagi Kepala Sekolah yang belum memiliki Sertifikat Kepala Sekolah, yang bersangkutan tetap dapat melaksanakan tugas sebagai Kepala Sekolah sampai selesai masa tugasnya. BABVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal43 (1) Peraturan Walikota ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. (2) Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal 21 Jul.i 2014 Diundangkan di Mojokerto pada tanggal 21 Juli 2 14- SEKRETARIS DAERAH KOTA MOJOKERTC MAS AGOES NIRBITO MOENASI WASONO, S.H., M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 19570917 198309 1 001 BERITA DAERAH KOTA MOJOKERTO TAHUN 2014 NOMOR 8alliilF1lian sesl.!i:aji dengan ;as~linya KEPALA BAG.IAN HlUKUM I ttd PUIDJI HARCJONO, SHiI NIP'. 196001.2911985'03 1 001