BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan pendidikan yang baik tentunya akan menghasilkan hasil yang baik pula, demikian sebaliknya pendidikan yang kurang baik maka akan menghasilkan hasil yang kurang baik. Tinggi rendahnya hasil belajar sangat bergantung dari efektivitas model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Penerapan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik, yaitu guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar. Sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui berbagai pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan yang afektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Sebagai seorang guru yang profesional harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif secara penuh, mampu membuat pengaruh yang positif tertutama sikap dan perilaku siswa ketika belajar serta hasil belajar yang diperoleh terhadap model pembelajaran yang diterapkan. Keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh keefektifan penggunaan model pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang baik yaitu kesesuaian model yang akan digunakan dengan karakteristik materi yang akan diajarkan dan karakteristik siswa itu sendiri. Proses pembelajaran masih banyak ditemui yang cenderung berorientasi pada transfer pengetahuan semata dengan metode yang menoton misalnya
penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tetapi lebih cenderung pada metode ceramah, hal inilah yang mengakibatkan kegagalan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang digunakan masih menganut perspektif pembelajaran tradisional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan menjadikan siswa sebagai objek pasif yang harus banyak diisi informasi. Selain itu, penerapan kerja kelompok yang terdiri dari jumlah siswa cukup banyak akan menyebabkan kurang efektifnya kegiatan pembelajaran, biasanya dalam kegiatan diskusi kelompok banyak didapat hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam diskusi kelompok sementara siswa yang lain hanya mendengar tanpa ada keterlibatan dalam proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan model pembelajaran dengan materi pembelajaran yang kurang sesuai juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yang mengakibatkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga pada saat evaluasi pada akhir pelajaran banyak ditemui nilai siswa yang jauh dari yang diharapkan/ dibawah KKM yang telah ditetapkan. Untuk itu guru harus mampu menjadikan siswa terlibat dan merasa senang selama proses pembelajaran dan seseorang guru yang profesional juga harus mampu memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL, kegagalan dalam penerapan pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh kurang efektifnya model pembelajaran yang digunakan, tetapi juga dapat sebabkan oleh siswa itu sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru sudah berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dengan menggunakan alat peraga yang dapat mendukung penyampaian materi agar mudah dipahami, tetapi masih ada ditemui beberapa siswa yang menunjukkan sikap kurang berminat terhadap pelajaran yang diikuti. Mereka lebih mementingkan hal lain dari pada belajar, seperti menggambar, berbicara dengan teman sebangku, dan menganggu siswa lain. Hal ini tentu sangat menggangu kegiatan pembelajaran dan memungkinkan menurunnya hasil belajar.
Berbagai permasalahan pembelajaran yang mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa tersebut, salah satunya terjadi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang secara umum bertujuan untuk mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia, sehingga memiliki wawasan, sikap, dan keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dan mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan serta mampu hidup bersama dan berinteraksi antar sesama. Berdasarkan dari semua permasalahan yang dipaparkan diatas, maka dibutuhkan tindakan yang mampu mencari jalan keluarnya. Salah satu solusinya adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat, yaitu model yang mampu membuat seluruh siswa terlibat dalam suasana pembelajaran. Model mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan siswa pada saat berlangsungnya pelajaran. Oleh karena itu, peranan model mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seseorang guru guna melihat seberapa besar efektivitas penggunaan model pembelajaran terhadap nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu dengan menerapkan model pembelajaran cooperative script. Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau metode kooperatif. Model pembelajaran cooperative script adalah model belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikstisarkan bagianbagian dari materi yang dipelajari dan bertanggung jawab terhadap tugas. Dalam belajar cooperative script siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.
Dalam pembelajaran cooperative script mengandung arti sebagai suatu sikap membantu antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan uraian dan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian Eksperimen dengan judul "Efektivitas Penggunaan Model Cooperative Script Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas V di SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Kecamatan Sidomukti Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah model cooperative script efektif digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V di SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Kecamatan Sidomukti Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012?. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk menggambarkan efektivitas penggunaan model cooperative script dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas V di SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Metode pembelajaran kooperatif model cooperative script disandingkan dengan metode pembelajaran tanya jawab.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun secara praktis yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat menambah teori atau pengetahuan baru tentang efektivitas penggunaan model pembelajaran khususnya model cooperative script. 2. Manfaat praktis 1) Bagi Guru 1. Dapat memilih model pembelajaran yang cocok dengan karakteristik materi dan kondisi siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif 2. Agar dapat mengembangkan lagi model-model pembelajaran lain untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran. 2) Bagi sekolah Memberi masukkan bagi sekolah agar dapat mengarahkan, memotivasi, dan mendukung para guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran yang tepat. 3) Bagi Peneliti 1. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model cooperative script 2. Memberi masukkan bagi peneliti dalam mempersiapkan diri sebagai calon pendidik untuk menggunakan dan menggembangkan model cooperative script dalam pembelajaran.