PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 SERI B. 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENITIPAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN ANGKUTAN UMUM DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 3 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI KARTU KELUARGA, KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR: 17 SERI C.17 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 3

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

Peraturan...

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

L E M B A R A N D A E R A H

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT ALLAH SUBAHANAHUWATA ALA BUPATI ACEH BESAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN OPTIK

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 09 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

L E M B A R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN JASA KETATAUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 18 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 42 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN KAKUS

BUPATI GOWA PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2005

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 1 Tahun 2003 tentang Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah selain yang Ditetapkan Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000, pemungutan Retribusi Tanda Daftar Perusahaan perlu segera dilaksanakan; b. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Tanda Daftar Perusahaan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan ( Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara 1820); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3214); 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara 4048); 1

5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Dan Bentuk Rancangan Undangundang, Rancangan Peraturan Pemerintah Dan Rancangan Keputusan Presiden ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70 ); 9. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 14 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 12, Seri D Nomor 02 Tanggal 26 April 2000 ); 10. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 1 Tahun 2003 tentang Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Selain Yang Ditetapkan Dalam Undang-undang Nomor 34 Tahun 2002 (Lembaran Daerah Nomor 3 Tahun 2003 Seri Nomor 02 Tanggal 24 Pebruari 2003). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BALIKPAPAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Kota adalah Balikpapan. 2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Balikpapan. 2

3. Walikota adalah Walikota Balikpapan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Balikpapan selaku Badan Legislatif Daerah. 5. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi yang selanjutnya disingkat Disperindagkop adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan. 6. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Perdagangan adalah kegiatan usaha jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara terus menerus dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi. 8. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah kerja negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. 9. Anak Perusahaan adalah perusahaan yang dimiliki secara keseluruhan atau sebagian dan dikendalikan atau diawasi oleh Perusahaan lain yang pada umumnya memiliki seluruh atau sebagian terbesar saham/modal yang ditempatkan dari anak perusahaan tersebut. 10. Cabang Perusahaan adalah perusahaan yang merupakan unit atau bagian dari perusahaan induknya yang dapat berkedudukan ditempat yang berlainan dan dapat bersifat berdiri sendiri atau bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dari perusahaan induknya 11. Agen Perusahaan adalah Perusahaan yang diberi kuasa untuk melakukan sebagian atau seluruh kegiatan dari Perusahaan lain yang diageni dengan suatu ikatan atau perjanjian. 12. Perwakilan Perusahaan adalah Perusahaan yang bertindak mewakili Kantor Pusat Perusahaan melakukan kegiatan perusahaan dan atau pengurusan yang ditentukan sesuai wewenang yang diberikan. 13. Kantor Pembantu Perusahaan adalah Perusahaan yang menangani sebagian tugas dari Kantor Pusat dan atau cabangnya. 14. Perusahaan Perseorangan adalah Perusahaan yang dimiliki oleh Perorangan yaitu seorang pribadi dan juga bertindak sebagai pengusaha yang mengurus dan mengelola perusahaan sendiri miliknya itu termasuk didalamnya seorang yang mengurus dan mengelola atau mengawasi setiap usahanya secara langsung dan tidak merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan. 3

15. Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dan atau peraturan-peraturan pelaksanaannya dan memuat hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dan Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan. 16. Buku Daftar Perusahaan adalah kumpulan kumpulan Daftar Perusahaan yang telah disusun oleh Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan serta terbuka untuk semua pihak yang berkepentingan. 17. Tanda Daftar Perusahaan adalah tanda daftar yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan. 18. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan. 19. Badan adalah suatu bentuk badan usaha meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 20. Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 21. Wajib Retribusi adalah orang perseorangan atau badan usaha yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi. 22. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan izin tempat usaha. 23. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SPdORD, adalah surat yang dipergunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut peraturan perundang-undangan retribusi daerah. 24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat SKRD, adalah surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. 4

25. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang selanjutnya dapat disingkat SKRDKBT, adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan. 26. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya dapat disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang. 27. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. 28. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh Wajib Retribusi. 29. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan. 30. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 5 BAB II NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Tanda Daftar Perusahaan, dipungut retribusi atas Pendaftaran Perusahaan. Pasal 3 Objek Retribusi Tanda Daftar Perusahaan adalah Pendaftaran Perusahaan yang meliputi : a. Perseroan Terbatas; b. Koperasi; c. Persekutuan Komanditer; d. Firma; e. Perusahaan Perorangan;

f. Perusahaan Milik Negara/Perusahaan Daerah; g. Bentuk Perusahaan Lainnya; h. Perusahaan Asing; i. Kantor Cabang; j. Kantor Pembantu; k. Anak Perusahaan; l. Perwakilan perusahaan asing yang bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia. Pasal 4 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendaftarkan perusahaannya. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Tanda Daftar Perusahaan digolongkan sebagai retribusi jasa umum. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan bentuk perusahaan dan jenis perusahaan yang didaftarkan. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 (1) Prinsip dalam penetapan struktur dan besarnya ariff Retribusi Tanda Daftar Perusahaan didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya yang dipergunakan dalam melakukan proses pendaftaran perusahaan. (2) Sasaran adalah untuk menghimpun data dan informasi perusahaan dalam rangka pembuatan data base Perusahaan. 6

BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 (1) Struktur ariff retribusi ditetapkan berdasarkan bentuk perusahaan. (2) Besarnya ariff retribusi ditetapkan sebagai berikut : a. Perseroan Terbatas Rp. 500.000,- b. Koperasi Rp. 100.000,- c. Persekutuan Komanditer Rp. 250.000,- d. Firma Rp. 250.000,- e. Perusahaan Perorangan Rp. 100.000,- f. Perusahaan Milik Negara/Perusahaan Daerah Rp 250.000,- g. Bentuk Perusahaan Lainnya Rp 250.000,- h. Perusahaan Asing/PMA Rp 1.000.000,- i. Kantor Cabang,Kantor Pembantu,Anak Perusahaan, Agen, Perwakilan Perusahaan dikenakan Retribusi sesuai Bentuk Perusahaan induknya. (3) Setiap permintaan informasi perusahaan dikenakan biaya administrasi setinggi-tingginya sebagai berikut : a. Salinan resmi dari Daftar Perusahaan sebesar Rp. 50.000,- b. Petikan resmi dari Daftar Perusahaan sebesar Rp. 25.000,- c. Buku Profil atau direktori perusahaan sebesar Rp. 100.000,- BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Retribusi Tanda Daftar Perusahaan dipungut di Wilayah Daerah. BAB VIII INSTANSI PEMUNGUT Pasal 10 (1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi adalah Disperindagkop Kota Balikpapan. (2) Petugas Pemungut Retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Disperindagkop yang ditunjuk Kepala Disperindagkop. 7

BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 11 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD. BAB X MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 12 (1). Masa Retribusi adalah jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya Tanda Daftar Perusahaan. (2) Retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB XI SANKSI ADMINISTRASI Pasal 13 Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% ( dua perseratus) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. 8 BAB XII TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 14 (1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus. (2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 ( lima belas ) hari sejak diterbitkannya SKRD.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB XIII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 15 (1) Pengeluaran Surat Teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terutang. (3) Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk. BAB XIV PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 16 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) telah dilampaui dan Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi TDP kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut. 9

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB. (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% ( dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi. Pasal 17 (1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah dengan sekurang-kurangnya menyebutkan : a. nama dan alamat Wajib Retribusi; b. masa retribusi; c. besarnya kelebihan pembayaran; d. alasan yang singkat dan jelas. (2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat. (3) Bukti penerimaan oleh pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk. Pasal 18 (1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi. (2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya, pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran. BAB XV KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 19 (1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi. 10

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) tertangguh apabila ; a. diterbitkan Surat Teguran atau; b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung. BAB XVI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 20 (1) Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, PPNS diberi wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah: a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana Retribusi Daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah; g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; 11

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan kepada Penuntut Umum, melalui Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XVII KETENTUAN PIDANA Pasal 21 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang. (2) Tindak pidana yang dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. 12

Pasal 23 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Balikpapan. Disahkan di Balikpapan pada tanggal 12 Agustus 2004 WALIKOTA BALIKPAPAN, TTD IMDAAD HAMID Diundangkan di : Balikpapan Pada tanggal : 12 Agustus 2004 SEKRETARIS DAERAH KOTA BALIKPAPAN Drs. IDHAM KADIR, MSi LEMBARAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2004 NOMOR 14 SERI C NOMOR 2 13