Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

I. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak

I. PENDAHULUAN. dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda, sudah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. (2010 hingga 2014) sebanyak kasus anak terjadi di 34 provinsi dan

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

I. PENDAHULUAN. melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang besar. Perubahan tersebut membawa dampak, yaitu munculnya problema-problema terutama dalam lingkungan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan yanag dapat dipidana, orang yang dapat dipidana, dan pidana. Istilah tindak pidana di

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembicaraan tentang anak dan perlindungan tidak akan pernah

MEKANISME PERLINDUNGAN DAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK. Grasia Kurniati, S.H, M.H, Wulansari, S.H, M.H. Tim Abdimas Pusat Studi Gender

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHUULUAN. terjadi tindak pidana perkosaan. Jika mempelajari sejarah, sebenarnya jenis tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN

I. PENDAHULUAN. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi,

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya kejahatan dilakukan oleh orang yang telah dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

I. PENDAHULUAN. usahanya ia tidak mampu, maka orang cenderung melakukanya dengan jalan

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis formal, tindak kejahatan

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berupa kebiasaan, nilai kesopanan, norma dan kesemuanya bermuara pada

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara hukum. Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. 1 Sebagai masa depan

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

Kajian yuridis terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak-anak geng nero (studi kasus di Pengadilan Negeri Pati)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

Wawancara bersama penyidik Unit Pelayanan Perempuan Dan Anak

I. PENDAHULUAN. harus dilindungi. Anak tidak dapat melindungi diri sendiri hak-haknya, berkepentingan untuk mengusahakan perlindungan hak-hak anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3).

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah:

Transkripsi:

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta ) OLEH : Aswin Yuki Helmiarto E 0003104 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sebagai bagian dari generasi muda mempunyai peranan yang penting dalam suatu negara. Hal ini karena anak merupakan salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa Indonesia, yang dikemudian hari diharapkan dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan makmur. Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas diperlukan pembinaan secara terus menerus demi kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa depan. Namun dalam perjalanannya menuju kedewasaan, kadang-kadang seorang anak melakukan perbuatan yang lepas dari kontrol, melakukan perbuatan yang tidak baik, melangar hukum, yang dapat merugikan orang lain, masyarakat dan dirinya sendiri. Penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh anak disebabkan oleh berbagai faktor antara lain adanya dampak negatif dari perkembangan pembangunan yang cepat, arus globalisasi di bidang komunikasi dan informasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya dan cara hidup sebagai orang tua, telah membawa perubahan sosial yang

mendasar dalam kehidupan masyarakat yang sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. Selain itu anak yang kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan dan bimbingan dan pembinaan dalam pengembangan sikap perilaku penyesuaian diri, serta pengawasan dari orang tua, wali atau orang tua asuh akan mudah terseret dalam arus pergaulan masyarakat dan lingkungannya yang kurang sehat dan merugikan perkembangan pribadinya. Tingkah laku yang demikaian dapat disebabkan karena dalam masa pertumbuhan sikap dan mental anak tersebut belum stabil dan juga tidak terlepas dari lingkungan pergaulannya. Sudah banyak terjadi, karena lepas kendali dan pengaruh film-film porno ataupun gambar-gambar porno yang saat ini dipermasalahkan, kenakalan anak sudah menjadi tindak pidana ataupun kejahatan, sehingga perbuatan tersebut tidak dapat ditolerir lagi. Hal tersebut mengakibatkan anak yang melakukan kejahatan tersebut harus berhadapan dengan aparat penegak hukum yang ada. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak melakukan tindak pidana, yaitu: 1. Adanya keinginan untuk memuaskan dan solusi Karena keinginan untuk memuaskan nafsu begitu besar, maka anak melakukan pemerkosaan dan untuk menghilangkan permasalahan yang dilakukannya maka anak nekat melakukan pembunuhan yang diangggap suatu solusi yang baik. Keinginan ini dapat timbul karena anak sering kurang mampu menguasai diri. Ini biasanya terjadi bila anak terlalu dibebaskan dan kurang adanya pantauan dari keluarga. Penyebab lainya adalah karena terlalu bebas kemudian salah pergaulan. 2. Tidak ada pendidikan moral dalam keluarga dalam keluarga harus ada pendidikan moral yang benar. Sekalipun pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan ketamakan akan merangsang anak untuk melakukan kejahatan. Tidak adanya pendidikan

moral dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak mempunyai kebiasaan yang menyimpang. 3. Sekedar memuaskan nafsu menghilangkan masalah. Ada anak yang memerkosa dan membunuh karena ingin memuaskan keinginan yang besar untuk memerkosa serta dengan membunuh maka permasalahan akan dianggap selesai. 4. Gejala penyakit. Ini mungkin terjadi karena pengaruh tontonan yang berunsur porno dalam jiwanya, sehingga mengalami karakter yang terbagi dan perilakunya berbeda dengan biasanya. 5. Adanya rasa keingintauan Ada anak yang mempunyai rasa penasaran dan keingintauan, sehingga anak melakukan ataupun mempraktekan apa yang telah dia lihat dan saksikan didalam tontonan film porno kemudian anak melakukan pemerkosaan, kadang kala anak merasa takut kemudian dia dengan terpaksa melakukan dengan pembunuhan. Berdasarkan keadaan di atas maka anak dapat melakukan kejahatan salah satunya, yaitu pembunuhan dan pemerkosaan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh bujukan, spontanitas atau sekedar ikut-ikutan. Meskipun demikian tetap saja hal itu merupakan tindak pidana. Namun demi pertumbuhan dan perkembangan mental anak, perlu diperhatikan pembedaan perlakuan di dalam hukum pidana. Pembedaan perlakuan dan ancaman yang diatur dalam Undang- Undang dimaksudkan untuk lebih melindungi dan mengayomi anak tersebut agar dapat menyongsong masa depannya yang masih panjang. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 1 butir ke-2 menjelaskan bahwa perlindungan anak

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berparsitipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sedangkan dalam Pasal 1 butir ke-15 dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak juga menjelaskan tantang perlindungan khusus bagi anak adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dari penelantaran. Pembedaan anak dengan orang dewasa tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada anak melalui pembinaan akan diperoleh jati dirinya untuk menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, dan berguna bagi diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Menjatuhkan pidana kepada anak adalah perkara sulit, hakim harus melihat segala faktor, baik yang memberatkan dan meringankan terdakwa anak, selain itu lebih jauh lagi hakim harus benar-benar memperhatikan, mengapa anak sampai melakukan tindak pidana, atas dasar apa tindak pidana dilakukan, bagaimana cara anak melakukan tindak kejahatan. Penyebab terakhir ini yang harus diperhatikan, apakah anak melakukan kejahatan itu sendiri, atau bersama-sama dengan orang dewasa, dengan menggunakan alat apa, atau anak mempelajari kejahatan dari tayangan kriminal yang sering ditayangkan di media elektronik televisi. Pembunuhan merupakan salah satu tindak pidana yang dapat diancam dengan hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup, meskipun tidak semua pelaku tindak pidana pembunuhan divonis mati atau penjara seumur hidup. Karena hakim dalam menerapkan hukum diharuskan

memandang banyak aspek, yaitu aspek pelakunya, aspek alat/cara melakukan pembunuhan, dan aspek perencanaan pembunuhan tersebut. Salah satu aspek yang akan diteliti adalah pelaku tindak pidana pembunuhan adalah anak. Apakah hukuman mati atau penjara seumur hidup dapat diterapkan kepada anak? Jika tidak, apa dasar hukum yang mengaturnya. Dasar hukumnya adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak pada ayat (2) menyatakan: apabila anak nakal, melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau seumur hidup maka pidana penjara yang dijatuhkan kepada anak paling lama 10 tahun. Pembunuhan di atur dalam Pasal 338-350 KUHP. Pemerkosaan di atur dalam Pasal 285 KUHP. Dalam Pasal 339 KUHP disebutkan bahwa pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului dengan perbuatan yang dapat dihukum dan yang dilakukan dengan maksud untuk menyiapkan atau memudahkan perbuatan itu atau jika tertangkap tangan akan melindungi dirinya dari kawan-kawannya dari pada hukuman atau mempertahankan barang yang didapatnya dengan melawan hak, hukum penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya 20 tahun. Tindak pidana pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh anak menarik untuk diteliti, dapat dilihat bagaimana penerapan hukum pidananya, apakah hakim memakai KUHP atau hakim memakai Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Atas latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan penulisan hukum dengan judul KAJIAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DISERTAI PEMERKOSAAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA). B. Perumusan Masalah Agar tujuan penelitian dapat tercapai dan permasalahan yang dibahas dapat terarah, maka perlu adanya identifikasi dan spesifikasi permasalahan

yang akan diteliti dan dibahas. Adapun penelitian ini berdasarkan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang menjadi dasar hukum dalam menyelesaikan perkara tindak pidana pembunuhan disertai pembunuhan yang dilakukan oleh anak? 2. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam mengadili tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak? C. Tujuan Penelitian Untuk memberikan arah yang jelas serta kepastian hasil, setiap penelitian harus memiliki tujuan. Dalam penelitian ini mempunyai tujuan subjektif dan objektif sebagai berikut: 1. Tujuan Subyektif a. Memperoleh data sebagai bahan penulisan hukum (skripsi) agar dapat memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar sebagai Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. b. Memberikan sumbangan pemikiran terutama pengetahuan praktis, sebagai pelengkap pengetahuan teoritis khususnya Hukum Pidana 2. Tujuan Obyektif a. Mengkaji tinjauan hukum pidana terhadap tindak pidana pemerkosaan disertai pembunuhan yang dilakukan oleh anak. b. Mengkaji pertimbangan hakim dalam mengadili tindak pidana pemerkosaan disertai pembunuhan yang dilakukan oleh anak. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam Hukum Pidana terutama yang berkaitan dengan tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan b. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut di masa depan. c. Untuk lebih mendalami teori yang diperoleh selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan bagi pihak Pengadilan Negeri Surakarta dalam penjatuhan pidana terhadap terdakwa anak dalam perkara pembunuhan disertai pemerkosaan.. b. Untuk mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir yang dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh. E. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsisten. Penelitian hukum menurut Soerjono Soekanto merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Dalam melakukan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode sebagai berikut. 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif. Mengikuti konsep hukum dari Soetandyo Wignyosoebroto, yaitu:

a. Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundangundangan nasional. b. Hukum adalah apa yang diputuskan hakim inconcrete dan tersistematisasi sebagai judge made law. c. Hukum adalah asas kebenaran dam keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal. d. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai variabel sosial yang empirik. e. Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik para pelaku sosial sebagaimana tampak dalam interaksi mereka (Setiono, 2005: 20-21). Penelitian hukum dengan pendekatan normatif yang dilakukan penulis adalah penelitian hukum dengan pertimbangan hukum adalah adalah apa yang diputuskan oleh hakim inconcrete dan tersistematisasi sebagai judge made law. Penelitian hukum normatif sendiri adalah penelitian hukum yang berbahan hukum sekunder, dengan bahan hukum utama adalah peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 2. Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul dan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis mengambil lokasi di Pengadilan Negeri Surakarta. 3. Jenis Data Data adalah suatu keterangan atau fakta dari obyek yang diteliti. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, merupakan data atau fakta atau keterangan yang digunakan oleh seseorang yang diperoleh melalui bahan-bahan, dokumen-dokumen, peraturan perundangundangan, laporan, desertasi, bahan-bahan kepustakaan, dan sumbersumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 4. Sumber Data

Berkaitan dengan jenis data yang digunakan, maka sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, terdiri dari : a. Bahan hukum primer berupa : 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana 2) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak 3) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. 4) Undang undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. 5) Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor : 118 / Pid. / B /2004 / PN. Ska. 5. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memakai teknik pengumpulan data studi kepustakaan atau dokumentasi. Studi dokumentasi ini sebagai metode pengumpulan data yang utama dan dokumen-dokumen tersebut diharapkan dapat menjadi nara sumber yang dapat memecahkan permasalahan penelitian. Di dalam melakukan metode dokumentasi, penulis menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol (Arikunto, 1998: 149-150). 6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah content analysis, yaitu analisis data ini berdasarkan isi peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang diteliti dengan memperhatikan penafsiram dan logika hukum yang digunakan oleh pembuat undang-undang dan hakim.

F. Sistematika Penulisan Hukum Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai keseluruhan isi penulisan hukum ini maka perlu disajikan sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini penulis berusaha menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yamg digunakan dalam penelitian ini dan sistematika penulisan hukum BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kerangka teorotik dan kerangka pemikiran dan permasalahan ini. Kerangka teoritik berisikan beberapa tinjauan yaitu: tinjauan umum tentang hukum pidana yang meliputi: pengertian hukum pidana, pembagian hukum pidana. Tinjauan umum tentang tindak pidana yang juga meliputi: pengertian tindak pidana, unsure-unsur tindak pidana, jenis tindak pidana. Tinjauan umum tentang tindak pidana pembunuhan, tinjauan umum tentang tindak pidana pemerkosaan yang meliputi: kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja, kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan tidak sengaja. Berikutnya adalah, tinjauan umum tentang anak, tinajauan umum tentang sanksi hukum terhadap. Kemudian kerangka pemikiran yang disampaikan dalam bentuk bagan. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya yang berisikan tentang bagaimana dasar hukum Undang-undang Nomor 3 tahun 1997 Tentang Pengadilan dalam penyelesaian perkara tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak tersebut dan apa yang

menjadi dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Surakarta dalam mengadili tindak pidana oleh anak. BAB IV : PENUTUP Bab ini menerangkan dari keseluruhan uraian yang telah dipaparkan kedalam bentuk kesimpulan dan juga memuat saran saran apa yang sesuai dengan yang diteliti. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN