PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP LEAP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN SEPAK BOLA SSB BINTANG TIMUR MEDAN TAHUN 2009 MAHMUDIN MATONDANG Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK Hasil pengujian hipotesis penelitian pertama diperoleh nilai thitung > ttabel (9,721 > 1,94) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan latihan Side Shuffle terhadap Daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009 (Ha diterima) telah terbukti kebenarannya secara ilmiah. Hasil uji hipotesis kedua diperoleh nilai thitung > ttabel (33,667 > 1,94) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan latihan Depth Jump Leap terhadap Daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009 (Ha diterima) telah terbukti kebenarannya secara ilmiah. Hasil uji hipotesis ketiga diperoleh nilai thitung > ttabel (3,377 > 1,78) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan Depth Jump Leap lebih besar pengaruhnya dari latihan Side Shuffle terhadap Daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009 telah terbukti kebenarannya secara ilmiah. Harapan peneliti agar pelatih menerapkan latihan plyometric pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. Kata Kunci: Latihan Side Shuffle, Latihan Depth Jump Leap, Daya Ledak Otot Tungkai PENDAHULUAN Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan. Latihan plyometric adalah salah satu bentuk latihan yang favorit yang dilakukan oleh pelatih saat ini, terutama kepada cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan daya ledak otot tungkai. Sejarah latihan ini dimulai pada tahun 1960 Yuri Veroshanki pelatih atletik asal Rusia menggunakan metode latihan pliometrik kepada atlet lompatnya dan mengalami kesuksesan yang luar biasa dipertandingan (http://www.pponline.co.uk.htm tanggal 02 April 2009). Menurut Sajoto (1988: 3), salah satu faktor penentu dalam mencapai prestasi olahraga adalah terpenuhinya komponen fisik, yang terdiri dari kecepatan, kelincahan, koordinasi, daya ledak otot (power), daya tahan, daya kerja jantung dan paru-paru, kelenturan, keseimbangan, kecepatan dan kesehatan. Daya ledak otot tungkai sangat penting diperhatikan dalam permainan bola kaki terutama pada saat melakukan tendangan, tembakan (shooting) dan lompatan, sehingga dengan memiliki daya ledak otot tungkai yang baik maka kemampuan teknik-teknik dasar tersebut lebih baik. Kurangnya daya ledak otot tungkai seorang pemain bola kaki dapat menyebabkan tembakan yang dilakukan pada gawang lawan sering kurang kuat. Latihan Side shuffle dan Depth
jump leap merupakan bentuk-bentuk latihan plyometric yang dapat meningkatkan daya ledak (power) otot tungkai. Hal ini sesuai dengan biomekanika gerakan dari kedua jenis latihan tersebut yang mengutamakan latihan otot-otot tungkai bagian atas dan bawah. Latihan Side shuffle dan Depth jump leap diharapkan dapat mencapai pengembangan dan peningkatan daya ledak (power) otot tungkai. Kurangnya prestasi pemain bola kaki ini adalah karena kurangnya latihan-latihan yang mengarah pada peningkatan daya ledak (power) otot tungkai yang bertujuan meningkatkan kemampuan lompatan, sehingga permasalahan inilah yang menjadi latar belakang penulis mengadakan penelitian tentang perbedaan pengaruh latihan Side shuffle dan Depth jump leap terhadap daya ledak (power) otot tungkai dengan sasaran utama penelitian ini adalah menemukan informasi tentang manfaat latihan Side shuffle dan Depth jump leap dan melihat perbedaan dari pengaruh kedua bentuk latihan ini. LANDASAN TEORI Permainan sepak bola merupakan permainan beregu yang masing-masing terdiri dari sebelas orang pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini dimainkan diatas lapangan rumput rata dan berbentuk persegi panjang, biasanya dilakukan di lapangan terbuka akan tetapi bisa juga dilakukan di lapangan tertutup. Dalam pertandingan sepak bola digunakan bola yang bulat dan terbuat dari kulit atau bahan yang diperkenankan, dipimpin oleh seorang wasit dan dua orang hakim garis. Pertandingan dilangsungkan dalam dua babak diselingi dengan waktu istirahat. Tim yang menjadi pemenang ialah tim yang lebih banyak memasukkan bola ke gawang lawannya. Untuk dapat bermain sepak bola secara resmi harus memenuhi persyaratan. Laws of The Game (Peraturan Permainan) FIFA (2005 : 3-8) memaparkan persyaratan lapangan sepak bola. Standar Lapangan Sepak Bola Internasional Panjang: Minimal 100 m Maksimal 110 m Lebar : Minimal Maksimal 64 m 75 m Gambar 1. Lapangan sepak bola Laws of The Game (Peraturan Permainan) FIFA (2005 : 3-8) Menurut Sajoto (1988 : 57) kondisi fisik adalah: salah satu perasyaratan yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seseorang, bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa power adalah kekuatan dan kecepatan merupakan komponen dasar fisik yang perlu dimiliki seorang pemain bola kaki. Power otot tungkai dapat ditingkatkan melalui metode latihan plyometrics. Peningkatan power otot tungkai dapat dilatih dengan beberapa metode latihan. Menurut Radcliffe dan Farentinos (1985 : 1) Plyometrik adalah salah satu jalan dan merupakan bentuk latihan untuk mencapai tenaga ledak (eksplosif power) untuk beberapa kegiatan olahraga. Dengan diberikannya latihan pliometrik memungkinkan peningkatan prestasi yang diharapkan beberapa cabang olahraga, maka latihan dilakukan dengan pendekatan yang mendasarkan pada prinsip belajar dan latihan yakni proses yang berulang-ulang,
berkesinambungan serta disesuaikan dengan kondisi fisik. Untuk itu perlu diberikan latihanlatihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai diantaranya adalah dengan latihan side shuffle dan depth jump leap. Istilah Plyometrics berasal dari bahasa latin yang artinya peningkatan terukur (measurable increases). Secara fisiologis bentuk latihan plyometrics adalah latihan yang memungkinkan otot dapat meneruskan masuknya sensorik yang berhubungan dengan peregangan otot secara kuat untuk mengaktifkan refleks regang atau refleks miotatik merupakan respon terhadap tingkat peregangan otot yang diberikan dan merupakan salah satu refleks yang tercepat, karena ada hubungan langsung antara reseptor sensorik dengan sum-sum tulang belakang serta otot yang bersangkutan (Radcliffe dan Farentinos 1985 : 23). Radcliffe dan Farentinos (1985 : 13), mengemukakan Latihan Plyometrics adalah suatu bentuk latihan dari daya eksplosif kontraksi otot yang sangat kuat, yang merupakan reaksi terhadap pembebanan yang cepat. Dengan demikian dapat disimpulkan latihan plyometrics adalah latihan yang mengkombinasikan suatu regangan pada sekelompok otot yang memungkinkan otot untuk mencapai suatu maksimal dalam waktu yang singkat mungkin sebagai reaksi terhadap pembebanan yang cepat. Menurut Brown, L.E (2000:191), gerakan side shuffle adalah terdiri dari halhal sebagai berikut : Orang coba berdiri dengan posisi miring ke arah kanan, kaki kiri pada bidang miring (sudut) dan kaki kanan pada bidang lantai datar, lalu orang coba melompat ke arah sisi kanan, sehingga kaki kanan jatuh di atas bidang miring (sudut) dan kaki kiri pada bidang datar (lantai), kemudian gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang. (a) Gambar 2. Otot Tungkai Atas Bagian Anterior (a) dan Posterior (b) METODE Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diuraikan sebelumnya, bahwa penelitian yang dilakukan (b) bermaksud untuk menemukan informasi tentang perbedaan pengaruh latihan Side shuffle dengan latihan Depth jump leap terhadap peningkatan daya ledak Otot Tungkai siswa SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan permasalahan yang hendak di teliti yaitu dengan menggunakan metode eksperimen, untuk teknik pengambilan data digunakan test dan pengukuran. Ada 3 variabel penelitian yang di teliti dalam penelitian ini yaitu latihan Side shuffle sebagai variabel bebas pertama dan latihan Depth jump leap sebagai variabel bebas kedua serta daya ledak otot tungkai sebagai variabel terikat. Sebelum diberi perlakuan, terlebih dahulu diambil data tentang kemampuan awal daya ledak otot tungkai sampel, melalui tes vertikal jump. Pengambilan data pre test berguna untuk mengetahui kemampuan awal daya ledak otot tungkai dari sampel yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk menentukan kelompok latihan. Selanjutnya selama enam minggu sampel diberi Latihan Side shuffle dengan Latihan Depth jump leap berdasarkan kelompok latihan. Setelah sampel menerima Latihan Side shuffle dengan Latihan Depth jump leap selama enam minggu, selanjutnya dilaksanakan post test, untuk mengetahui perkembangan dari kedua bentuk perlakuan latihan yang telah dilakukan.
Tabel 4. Pre test and post test group simpangan baku adalah 4,947. Untuk posttest diperoleh data dengan rentang design nilai Pre- T1 Treat ment Post- T2 Latihan Side Shuffle Latihan Depth Jump Leap Keterangan : T1 : Pelaksanaan Pre T2 : Pelaksanaan Post Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan pre test dan post test dimana subjek dibagi dua kelompok latihan setiap kelompok latihan masing-masing berjumlah 7 orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil tes mengenai perbedaan latihan Side Shuffle dan Depth Jump Leap Terhadap Daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009 diperoleh data-data sebagai berikut : Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Penelitian No. 1 2 3 4 Hasil Perhitungan Latihan Side Shuffle Pre - test Pos t- test Latihan Depth Jump Leap Pre - test Post -test Nilai Maksimum 39 44 38 52 Nilai Minimum 26 32 25 39 Nilai Ratarata 32, 38, 32, 46,8 86 86 43 6 Simpangan 4,9 4,8 4,1 4,74 Baku 47 60 00 1 Dari data-data di atas dapat diketahui bahwa untuk kelompok latihan Side Shuffle diperoleh data pre-test dengan rentang nilai dari 26 sampai 39 sedang nilai rata-ratanya adalah 32,86 dan dari 32 sampai 44 sedang nilai rataratanya adalah 38,86 dan simpangan baku adalah 4,860. Dari hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pre-test dan post-test pada latihan Side Shuffle dan ada juga pengaruh yang signifikan antara pre-test dan post-test pada latihan Depth Jump Leap. Hal ini membuktikan bahwa secara signifikan kedua bentuk latihan, yaitu Side Shuffle dan latihan Depth Jump Leap berpengaruh terhadap Daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. Hal tersebut di atas sejalan dengan pendapat para ahli yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa selain dengan menggunakan beban yang khusus, untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai, metode latihan yang lebih mengarah pada pengembangan power/eksplosive adalah metode latihan yang disebut plyometric. Latihan Side Shuffle dan latihan Depth Jump Leap merupakan bagian dari plyometric yang sesuai dilakukan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan uji-t terhadap data post-test kelompok latihan Side Shuffle dan latihan Depth Jump Leap menunjukkan bahwa secara signifikan latihan Depth Jump Leap memberikan pengaruh yang lebih baik daripada latihan Side Shuffle terhadap Daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. Pada dasarnya bentuk latihan Side Shuffle dan bentuk latihan Depth Jump Leap memiliki kesamaan dalam gerakan melakukan gerakan lompatan, namun pada gerakan latihan Depth Jump Leap memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi karena pada latihan ini memiliki unsur daya tahan, daya ledak, keseimbangan dan berkesinambungan dan tidak terputus dibanding latihan Side Shuffle.
Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa latihan plyometric adalah suatu bentuk latihan mengenai daya ledak (power) yang berhubungan dengan kontraksi otot yang sangat kuat, yang merupakan reaksi terhadap pembebanan yang sangat cepat. Fungsi regangan otot yang cepat sebagai akibat dari pembebanan latihan yang sangat cepat pada latihan plyometric sangat dibutuhkan, seperti gerakan melompat, maka serabut akan sedikit memanjang. Memanjangnya sekelompok serabut otot menjadikan otot mengeluarkan tenaga yang besar, disamping itu juga elastisitas otot diperlukan untuk melakukan serangkaian gerakan pada latihan plyometric adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai daya ledak maksimal dengan elastisitas otot yang baik dalam waktu yang sesingkat mungkin. Dapat disimpulkan bahwa latihan plyometric terutama latihan Depth Jump Leap merupakan latihan yang sesuai untuk daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Side Shuffle terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan Depth Jump Leap terhadap daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. 3. Latihan Depth Jump Leap lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan latihan Side Shuffle terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada pemain sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009. SARAN 1. Agar pelatih sepak bola SSB Bintang Timur Medan Tahun 2009 memberikan latihan fisik disamping latihan teknik yang bertujuan meningkatkan daya ledak Otot Tungkai. 2. Untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai agar memasukan latihan Side Shuffle dan latihan Depth Jump Leap dalam program latihannya. 3. Kepada peneliti yang lain dapat diharapkan untuk meneliti tentang bentuk-bentuk latihan lain yang lebih bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor O. (1994). Power Training For Sport. Kendall Hunt Publishing Company. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan. Mukholid, 2004. Pendidikan Jasmani, Penerbit Yudistira Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta Sudjana. (1992). Metode Statisitk. Bandung : Tarsito