PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

METALURGI Available online at

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

PENGUJIAN IMPAK BESI COR KELABU AUSTEMPER

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING PADA PROSES QUENCHING TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA AISI 4140

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

MENINGKATKAN KETANGGUHAN C-Mn STEEL BUATAN DALAM NEGERI. Jl. Soekarno-Hatta No. 180, Semarang *

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

STUDI MORFOLOGI MIKROSTRUKTUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAJU KOROSI ANTARA BAJA HSLA 0,029% Nb DAN BAJA KARBON RENDAH SETELAH PEMANASAN ISOTHERMAL

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

PENGARUH VISKOSITAS OLI SEBAGAI CAIRAN PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PROSES QUENCHING BAJA ST 60

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PERANCANGAN MATERIAL CORAN BAJA LINK TRACK UNTUK BUCKET WHEEL EXCAVATOR BATUBARA

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

TIN107 - Material Teknik #9 - Metal Alloys 1 METAL ALLOYS (1) TIN107 Material Teknik

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) F 191

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

STUDI KETAHANAN BALISTIK BAJA HIGH STRENGTH LOW ALLOY AISI 4140

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AUSTEMPERING TERHADAP KEKERASAN ADI HASIL AUSTEMPERING FCD 55

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AUSTEMPERING PADA PROSES AUSTEMPERING BESI COR NODULAR FCD 40

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIS BAJA ASSAB 705 M YANG DIGUNAKAN PADA KOMPONEN STUD PIN WINDER

EFFECT OF HEAT TREATMENT TEMPERATURE ON THE FORMATION OF DUAL PHASE STEEL AISI 1005 HARDNESS AND FLEXURE STRENGTH CHARACTERISTICS OF MATERIALS

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

TUGAS AKHIR. Analisa Proses Pengerasan Komponen Dies Proses Metalurgi Serbuk Untuk Pembuatan Sampel Uji Konduktivitas Thermal

Karakterisasi Material Sprocket

PERBEDAAN STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN, DAN KETANGGUHAN BAJA HQ 705 BILA DIQUENCH DAN DITEMPER PADA MEDIA ES, AIR DAN OLI

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri ke-20 BAHAN TEKNIK MEKANIKA BAHAN

Pengaruh Heat Treatment dengan Variasi Media Quenching Air dan Oli terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

11-12 : PERLAKUAN PANAS

Makrostruktur dan Permukaan Patah dalam Uji Tarik Terhadap Perlakuan Panas pada Baja Karbon Rendah

27 Andreas Reky Kurnia Widhi; Pengaruh Perubahan Temperatur Pada Proses Quenching Partitioning Terhadap Mikrostruktur Dan Kekerasan Baja JIS SKD 11

Pengaruh Unsur-unsur Paduan Pada Proses Temper:

R. Dwisunu Aji Ibrahim, Myrna Ariati Mochtar, Bondan Tiara Sofyan.

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

PENINGKATAN KUALITAS DODOS DENGAN VARIASI TEMPERATUR AUSTENISASI DAN MEDIA QUENCHING

PENGARUH HOLDING TIME PROSES INTERCRITICAL ANNEALING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA PADUAN RENDAH. Heru Suryanto *, Aminnudin *, Wahono *

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PEMINDAHAN SELAMA PROSES AUSTEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BESI TUANG NODULAR FCD 500

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

METALURGI FISIK. Heat Treatment. 10/24/2010 Anrinal - ITP 1

BAB IV HASIL PENELITIAN

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

Proses perlakuan panas diklasifikasikan menjadi 3: 1. Thermal Yaitu proses perlakuan panas yang hanya memanfaatkan kombinasi panas dalam mencapai

PRAKTIKUM JOMINY HARDENABILITY TEST

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro Baja Perkakas AISI H13 Setelah High Speed Quenching Dan High Impact Treatment (HIT) Dengan Media Quenching Oli

PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PISAU HAMMER MILL PADA MESIN PENGGILING JAGUNG PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA CABANG SEMARANG

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

Pengaruh Lama Pemanasan, Pendinginan secara Cepat, dan Tempering 600 o C terhadap Sifat Ketangguhan pada Baja Pegas Daun AISI No.

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

Abstrak. Abstract

Transkripsi:

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT (1) Beny Bandanadjaja (1), Cecep Ruskandi (1) Indra Pramudia (2) Staf pengajar Program Studi Teknik Pengecoran Logam - POLMAN Bandung (2) Mahasiswa D4 Teknologi Pengecoran Logam - POLMAN Bandung Abstrak Ketangguhan material baja merupakan sifat yang sangat penting untuk ditingkatkan. Kemampuan material baja dalam menyerap energi tumbukan dan tidak mudah pecah menjadi sifat yang penting. Tingginya kekuatan biasanya diikuti dengan turunnya elongasi sehingga ketangguhannya relatif menurun. Oleh karenanya perlu dilakukan pengembangan material baja yang memiliki kekuatan tinggi dengan elongasi yang cukup baik. Sifat material dapat dibentuk dengan membuat struktur mikro yang sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan material baja dengan struktur gabungan ferit dan bainit atau disebut sebagai dual phase steel (baja berfasa ganda). Struktur mikro bainit memiliki sifat kuat akan berdispersi pada struktur mikro ferit yang bersifat lunak. Sehingga diperoleh kombinasi sifat mekanik baik. Kekuatan yang tinggi diperoleh dari bainit dan elongasi yang tinggi dari adanya ferit. Hasilnya material baja akan bersifat tangguh. Bahan baja yang diproses adalah AISI 4340. Pencapaian struktur mikro ferit-bainit diperoleh dengan metode perlakuan panas. Proses perlakuan panas dilakukan dengan cara memanaskan material sampai temperatur austenit. Kemudian temperatur diturunkan sampai daerah intercritical annealing dan dilakukan penahanan untuk menghasilkan transformasi austenit menjadi ferrit, semakin lama penahanan semakin banyak ferit terbentuk. Selanjutnya dilakukan proses celup cepat ke media garam cair dengan temperatur 350 o C untuk membentuk struktur bainit dari sisa austenit yang ada. Pemenuhan porsi ferit-bainit menentukan ketangguhan yang dicapai hal tersebut ditentukan pada tahap intercritical annealing. Dalam penelitian ini dilakukan variasi waktu penahanan pada tahap intercritical annealing untuk mendapatkan waktu penahanan terbaik yang dapat menghasilkan ketangguhan terbaik. Kemudian hasilnya diperiksa melalui uji kekerasan, kuat tarik dan struktur mikro. Hasil terbaik diperoleh pada penahanan temperatur intercritical annealing (700 o C) selama 120 menit. Dari hasil pengujian tarik diketahui bahwa kuat yield dan kekuatan tarik material AISI 4340 sebesar 1097 Mpa dan 1129 Mpa. Elongasi yang dihasilkan cukup tinggi yaitu 14%. Kata kunci: Ketangguhan, Dual phase steel, AISI 4340, ferit-bainit, Intercritical annealing. 2. Pendahuluan Material AISI 4340 dikenal sebagai material HSLA (High Strength Low Alloy). Material ini termasuk kedalam baja karbon medium dengan paduan rendah Ni-Cr dan Mo. Baja AISI 4340 memiliki sifat yang baik dalam hal ketahanan impak dan sifat tahan abrasinya. Secara umum material ini diperoleh dalam kondisi annealing atau pre-hardened. Dapat juga diberikan perlakuan hardening dan tempering apabila diinginkan kekerasan yang tinggi. Pada kondisi dikeraskan menggunakan celup oli [1] dan tempering pada 540 o C baja AISI 4340 memiliki sifat kekuatan 1172 Mpa dengan kekuatan yield sebesar 1076 Mpa dan elongasi 13 %. Pengembangan material AISI 4340 banyak dilakukan oleh para peneliti dunia untuk meningkatkan kekuatan dan ketangguhannya. Lee dan Lam [2] menyatakan bahwa AISI 4340 lebih tangguh dalam beban dinamik dibanding beban statik. Juga disebutkan bahwa material ini mengalami temper embritlement apabila diberi proses tempering pada 350 o C. Disain struktur mikro yang dapat menghasilkan kekuatan dan elongasi yang baik adalah fasa ganda, dimana struktur kuat seperti bainit atau martensit dikombinasikan dengan struktur lunak berelongasi tinggi seperti ferit. Dalam hal ini Tomita [3] mendapatkan hasil bahwa martensit temper dengan 0,25 fraksi volume bainit memiliki sifat ketangguhan yang lebih baik dibandingkan dengan martensit temper atau bainit saja. Tartaglia et.al [4] menyebutkan bahwa lower bainit memiliki ketangguhan yang lebih baik daripada martensit temper. Struktur ferit sendiri memiliki ketangguhan yang lebih baik daripada lower bainit namun kekuatannya rendah, oleh karenanya dengan mengkombinasikan bainit dan ferit akan dapat menghasilkan ketangguhan dan kekuatan yang lebih baik. Khakian dalam Saeidi [5] C-16

menemukan bahwa penambahan fraksi ferit dalam fasa ganda bainit ferit akan meningkatkan elongasi. Namun pada kondisi fraksi volume ferit lebih dari 34 % maka akan terjadi penurunan elongasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa elongasi mencapai titik optimumnya pada ferit 34% pada struktur mikro fasa ganda bainit ferit. Melihat perkembangan penelitian yang telah dilakukan pihak lain maka untuk mendapatkan material AISI 4340 yang memiliki sifat kekuatan dan ketangguhan/elongasi yang baik dapat dilakukan dengan cara membuat material tersebut memiliki fasa ganda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat struktur mikro fasa ganda pada material AISI 4340 dengan komposisi persentase ferit-bainit (30%- 70%) dengan metode perlakuan panas. 3. Metodologi Untuk penelitian ini disiapkan 4 sampel seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sementara untuk uji tarik dipersiapkan sampel khusus berbentuk sampel uji tarik. tungku sampai temperatur intercritical annealing pada 700 C. Variasi waktu penahanan diberikan untuk 4 kondisi 60 menit, 80 menit, 100 menit dan 120 menit. Parameter Austempering ditentukan sebagai berikut: Media Quenching berupa bak garam menggunakan NaNO 3 dengan temperatur penahanan 350 C dan waktu penahanan 120 menit. Gambar 2 menunjukkan grafik proses perlakuan panas yang dilakukan dalam penelitian ini. Variasi waktu penahanan intercritical annealing Gambar 2. Grafik Proses Perlakuan Panas 4. Hasil dan Analisis Pengujian komposisi kimia AISI 4340 dilakukan dengan menggunakan mesin uji spektrometri. Dari hasil pengujian didapatkan data seperti berikut: Tabel 1. Komposisi AISI 4340 Gambar 1. Sampel Uji Kekerasan dan Struktur Mikro Penelitian material AISI 4340 dilakukan dengan memberikan proses perlakuan panas pada sampel berupa normalising dilanjutkan dengan perlakuan panas untuk pembentukan struktur fasa ganda ferit-bainit yaitu proses austenizing, intercritical annealing dan austempering. Variasi diberikan sebanyak 4 kondisi waktu penahanan proses intercritical annealing. Sampel hasil perlakuan panas kemudian diperiksa dan diuji dengan pengujian kekerasan, metalografi dan kuat tarik. Parameter Normalising ditentukan dengan temperatur pemanasan 900 C, waktu penahanan 120 Menit dan diikuti dengan pendinginan Udara Bebas. Pada proses perlakuan panas selanjutnya parameter yang digunakan yaitu temperatur pemanasan sebesar 830 C, waktu penahanan 120 Menit diikuti dengan pendinginan dalam Berdasarkan hasil pengujian, komposisi unsur yang dimiliki sampel sesuai dengan standar SAE-AISI 4340 [6]. Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode Rockwell C. Grafik hasil pengujian kekerasan ditunjukkan pada Gambar 3. Terjadi penurunan kekerasan seiring dengan semakin lama waktu penahanan saat proses intercritical annealing. HRC 45 40 35 30 25 20 Hardness Annealing (60 min) Annea ling (80 min) Annealing (100 min) Annealing (120 min) Gambar 3. Grafik Uji Kekerasan Pengujian metalografi dilakukan pada setiap sampel yang mengalami proses perlakuan panas. C-17

Larutan etsa yang digunakan yaitu dengan nital 5%. Struktur mikro yang terjadi sebagai berikut: Gambar 6. menunjukkan struktur mikro sampel pada penahanan intercritical annealing 100 menit. Hasilnya nampak struktur ferit sebanyak 15% dengan matriks bainit. Gambar 4. Intercritical Annealing 60 Menit Gambar 4 menunjukkan struktur mikro sampel pada penahanan intercritical annealing 60 menit. Hasilnya nampak struktur ferit sebanyak 5% dengan matriks bainit. Gambar 5. Intercritical Annealing 80 Menit Gambar 5 menunjukkan struktur mikro sampel pada penahanan intercritical annealing 80 menit. Hasilnya nampak struktur ferit sebanyak 7% dengan matriks bainit. Gambar 7. Intercritical Annealing 120 Menit Gambar 7. menunjukkan struktur mikro sampel pada penahanan intercritical annealing 120 menit. Hasilnya nampak struktur ferit sebanyak 29 % dengan matriks bainit. Dari hasil uji kekerasan dan struktur mikro nampak bahwa ada pengaruh waktu penahanan pada proses intercritical annealing terhadap sifat mekanik material AISI 4340. Semakin lama waktu penahanan maka semakin turun kekerasannya, hal ini dapat dianalisis bahwa lamanya waktu penahanan membuat semakin banyaknya pembentukan ferit pada tahap intercritical annealing. Dapat dilihat pada Gambar 8. diagram TTT bahwa pada penahanan di temperatur 700 o C di daerah intercritical annealing maka proses penahanan tersebut akan melewati daerah transformasi ferit (daerah A+F). Gambar 6. Intercritical Annealing 100 Menit Gambar 8. Diagram TTT AISI 4340 [7] C-18

Proses penahanan ditentukan tidak sampai pembentukan perlit (A+F+P). Karena target penelitian adalah pembentukan fasa ganda bainit ferit. Saat pembentukan ferit sudah mencukupi porsinya maka sisa austenit diubah menjadi bainit melalui proses austempering, mencelup kedalam bak garam bertemperatur 350 o C dan ditahan selama 120 menit untuk membentuk struktur bainit. Selanjutnya untuk mengetahui sifat kekuatan tarik dan elongasinya dilakukan uji tarik terhadap sampel dengan waktu penahanan 120 menit. Hasil uji tarik dapat dilihat pada Tabel 2. Berikut ini: Tabel 2. Data Hasil Uji Tarik Berdasarkan hasil pengujian tarik diketahui bahwa kekuatan dari material baja AISI 4340 dengan struktur mikro ferit-bainit (34%-66%), memiliki kekuatan yang cukup tinggi dimana yield strength >1000Mpa. Elongasi yang dihasilkan cukup tinggi yaitu 14%. Hal ini menunjukkan bahwa struktur fasa ganda dapat memberikan kekuatan dan elongasi yang relatif tinggi. Dari hasil tersebut menunjukkan ketangguhan material cukup baik. 5. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisa dari penelitian yang telah dilakukan maka proses perlakuan panas isothermal intercritical annealing dan austempering terbukti dapat menghasilkan fasa ganda bainit ferit. Semakin lama waktu penahanan pada temperatur intercritical annealing maka semakin banyak fraksi ferit yang dihasilkan. Proses penahanan pada temperatur intercritical annealing selama 120 menit menghasilkan 34% ferit. Dengan struktur mikro ferit-bainit (34%-66%), dihasilkan kekerasan sebesar 31 HrC, kekuatan tarik sebesar 1129 Mpa, kuat yield sebesar 1097 Mpa dan elongasi 14%. Material masuk dalam kategori ultra high strength steel. Referensi/Daftar Pustaka [1]. "EFunda: Properties of Alloy Steels Details." EFunda: Properties of Alloy Steels Details. N.p., n.d. Web. 12 July 2016. [2]. Lee, W. S., and H. F. Lam. "Mechanical Response and Dislocation Substructure of High Strength Ni-Cr-Mo Steel Subjected to Impact Loading." Le Journal De Physique IV J. Phys. IV France 04.C8 (1994): n. pag. Web. [3]. Tomita, Yoshiyuki. "Improved Lower Temperature Fracture Toughness of Ultrahigh Strength 4340 Steel through Modified Heat Treatment." MTA Metallurgical Transactions A 18.8 (1987): 1495-501. Web. [4]. Tartaglia, John M., Kristen A. Lazzari, Grace P. Hui, and Kathy L. Hayrynen. "A Comparison of Mechanical Properties and Hydrogen Embrittlement Resistance of Austempered vs Quenched and Tempered 4340 Steel." Metall and Mat Trans A Metallurgical and Materials Transactions A 39.3 (2008): 559-76. Web. [5]. Saeidi, N., and A. Ekrami. "Impact Properties of Tempered Bainite ferrite Dual Phase Steels." Materials Science and Engineering: A 527.21-22 (2010): 5575-581. Web. [6]. Properties and Selection-- Irons, Steels, and High-performance Alloys. Materials Park, OH: ASM International, 1990. Print. [7]. Callister, William D., and David G. Rethwisch. Fundamentals of Materials Science and Engineering. Hoboken, NJ: Wiley, 2013. Print. C-19