BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan/sains dan teknologi (IPTEK)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB II KAJIAN TEORETIS

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak hanya menekankan pada pemberian rumus-rumus melainkan juga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

PEMBELAJARAN INOVATIF DENGAN MODEL THINK TALK WRITE DALAM MEMBANGUN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED PADA MATERI PECAHAN

P 6 Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB II KAJIAN TEORITIK. spesifik (Solso, 2008). Menurut Suherman (2001) pemecahan masalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Niken Larasati, Karlimah, Yusuf Suryana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Informasi itu ada yang baik dan mungkin ada yang kurang baik. Agar seseorang

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. tentang objek tertentu tetapi juga menuntut cara berpikir untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan nasional selalu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

I. PENDAHULUAN. pemerintah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

ABSTRAK. Kata kunci: Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif, Think Talk Write. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI MTs NEGERI I SUBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. National Cauncil of Teacher of Mathematics (NCTM, 2000) menyebutkan. masalah (problem solving), penalaran (reasoning), komunikasi

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran membutuhkan strategi yang tepat. Kesalahan

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kini berkembang dengan pesat. Dalam mengikuti perkembangan tersebut, manusia harus memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif, bernalar dan kemampuan bekerja sama yang efektif. 1 Selain itu, manusia juga harus memiliki bekal ilmu untuk mengembangkannya. Salah satu ilmu yang membekali siswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah matematika. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapan maupun penalarannya. Matematika mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. 2 Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam mengembangkan daya pikir manusia. 3 Mengingat pentingnya matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sudah sewajarnya matematika sebagai pelajaran wajib yang perlu dikuasai dan dipahami dengan baik oleh siswa di sekolah-sekolah. 4 Pemebelajaran matematika di sekolah berorientasi pada tercapainya tujuan pembelajaran matematika. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika di sekolah menurut National Council of Teachers of Mathematic (NCTM) meliputi: (1) kemampuan berkomunikasi; (2) kemampuan 1 M.Syaban, Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa SMA mela.lui Model Pembelajaran Investigasi, Jurnal Pendidikan dan Budaya Educare, 3:2, (2008), 129 2 Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departmen Pendidikan Nasional, 2000), 138. 3 Evy Yosita Silva, Zulkardi, Darmawijoyo, Pengembangan Soal Matematika Model Pisa Pada Konten Uncertainty Untuk Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama,5:1Jurnal PendidikanMatematika (2011), 1 4 Edy Saputra, Tesis Magister: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Anchored Instruction Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Self-Concept Siswa.(Bandung:UPI,2014),1. 1

2 bernalar; (3) kemampuan memecahkan masalah; (4) kemampuan membuat koneksi; dan (5) kemampuan representasi. 5. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengkaji kemampuan bernalar dan kemampuan berkomunikasi dalam memecahkan masalah matematika Kemampuan bernalar dapat diartikan sebagai kemampuan melakukan usaha dengan mempertimbangkan baik dan buruk oleh akal. Pengertian penalaran meliputi banyak proses yang kita gunakan untuk membentuk dan mengevaluasi keyakinan-keyakinan tentang dunia, orang, kebenaran, atau kesalahan dari klaim yang kita jumpai atau kita buat. Hal ini melibatkan proses dan evaluasi dari argumen-argumen, pembuatan kesimpulan dan gambaran dari beberapa kesimpulan, generasi dan juga melibatkan pengujian hipotesis. 6 Kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, di mana dalam penyampaian terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi Matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis. 7 Dalam proses pembelajaran matematika di kelas, komunikasi matematis dapat terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, ataupun buku dengan siswa. Komunikasi tersebut dapat terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa dapat diberi tugas belajar dalam kelompok kecil, sehingga terjadi interaksi antar sesama siswa dimana mereka akan bebas mengekspresikan ide dan gagasannya 8. 5 Nova Fahridina, Bansu L Ansari, Saiman, Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok, Jurnal Didaktik Matematika, 1:2(2014), 55 6 Pendapat Nickerson dan Suwardjono dalam Sri Wahyuni Hidayati Pakhrur Razi Zulhendri Kamus, Pengaruh Penerapan Lembar Kerja Siswa Berbasis Keterampilan Proses Sains terhadap Daya Nalar di Kelas XI SMAN 3 Payakumbuh, Jurnal Pendidikan Matematika, 5, (April, 2015), 193. 7 Edy Saputra, Op.Cit, hal 3 8 U, Sumarmo, Pembelajaran Ketrampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah Menengah. (Bandung: FPMIPA UPI, 2006), 3

3 Berdasarkan penjelasan tersebut maka kemampuan matematis harus diperhatikan dalam pembelajaran matematika. Dengan kemampuan matematis, siswa dapat menyampaikan ide-ide matematika yang dimilikinya dan siswa lain yang mendengarkan mampu memahami ide-ide yang disampaikan. Guru pun juga mudah dalam menilai apakah yang disampaikan benar atau salah. Jika pendapat siswa salah, guru dapat dengan mudah meluruskan, sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pemecahan masalah matematika adalah suatu usaha individu menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya untuk menemukan solusi dari suatu masalah matematika. 9 Menurut Polya dalam menyelesaikan masalah matematika memiliki empat tahap, yakni memahami masalah, membuat perencanaan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali hasil yang diperoleh. 10 Dalam upaya meningkatkan penalaran dan komunikasi matematis siswa dalam memecahkan masalah matematika diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat. Guru harus memilih metode dan media yang tepat sesuai dengan kondisi karakteristik siswa dan materi yang diajarkan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat, maka akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, siswa tidak bosan dan dapat menerima pembelajaran dengan baik. 11 Salah satu alternatif model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Anchored. Model pembelajaran Anchored adalah model pembelajaran yang berbasis teknologi yang dikembangkan oleh The Cognition and Technology Group at Vanderbilt University yang dipimpin oleh John Bransford. 12 Dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk mengamati suatu permasalahan lalu menemukan solusi 9 Pendapat Krulik dan Rudnik dalam Dindin Abdul Muiz Lidnillah, Heuristik Dalam Pemecahan Masalah Matematika dan Pembelajaran nya Di Sekolah Dasar, UPI Education, 3. 10 Pendapat Polya dalam Leni Marlina, Penerapan Langkah Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling dan Luas Persegipanjang, Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 1:1, (September: 2013), 44 11 Edy Saputra, Op.Cit.hal 1 12 Lilik Ariyanto, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Berjangkar (Anchored Intruction) Materi Luas Kubus dan Balok Kelas VIII, Aksioma, 2:2. (September, 2011), 2

4 untuk menyelesaikan permasalahan. Model pembelajaran ini mempunyai keunggulan dalam upaya meningkatkan penalaran matematis karena model pembelajaran Anchored adalah sesuatu bentuk situated learning (pembelajaran terkondisikan) yang menggunakan open-ended problem (permasalahan terbuka). 13 Hal ini merujuk pada ciri-ciri soal penalaran matematis, yaitu soal dengan open-ended problem (permasalahan terbuka). 14 Model pembelajaran anchored ini hampir sama dengan model Problem Based Learning (PBL). Namun, Model pembelajaran Anchored ini memiliki ciri yang khas yang berbeda yaitu penggunaan perangkat multi media pada tahap pemberian masalah. 15 Masalah yang diberikan ini digunakan untuk meningkatkan penalaran siswa, kemampuan analisis dalam menyelesaikan masalah, serta kemampuan dalam mengkomunikasikan hasil analisis tersebut. Selain itu, masalah yang diberikan dapat berbentuk suatu cerita sehingga siswa dituntut menalar dan menyaring data yang diperlukan dalam penyelesaian masalah. Model pembelajaran Anchored diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang ideal bagi siswa. Sama halnya dengan model pembelajaran yang lain, model pembelajaran Anchored juga memiliki tahap-tahap dalam pelaksanaannya. Tahap-tahap model pembelajaran Anchored adalah sebagai berikut: (1) pemberian masalah; (2) bekerja kelompok; (3) diskusi; (4) presentasi oleh setiap kelompok. Jika dilihat sekilas memang model pembelajaran Anchored tampak seperti pembelajaran berbasis masalah, walaupun kenyataannya tidak begitu. 16 Pada tahap pemberian masalah, siswa dilatih berpikir untuk memecahkan masalah, sehingga kemampuan penalaran siswa dapat ditingkatkan. Sedangkan pada tahap diskusi, siswa 13 K. Oliver. Anchored Intruction dalam www.edtech.vt.edu 14 Siti Lailiyah, Disertasi: Karakteristik Penstrukturan pada Penalaran Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika, (Malang: UM, 2015), 41. 15 Syerli Yolanda, Skripsi: Pengaruh Penggunaan Model Anchored Intruction terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik pada Siswa SMP.(Bandung:UPI, 2014), 3. 16 Ibrahim. Tesis: Pengaruh Model Pembelajaran Anchored Intruction terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA.(Bandung:UPI, 2010), 4

5 dilatih untuk berbicara, sehingga kemampuan komunikasi matemats siswa dapat ditingkatkan. Model pembelajaran lain yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Model pembelajaran ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Diawali dengan peserta didik membaca materi yang sudah dikemas dengan pendekatan konstruktivis untuk memahami kontennya (think), kemudian siswa mengkomunikasikan untuk mendapatkan kesamaan pemahaman (talk), dan akhirnya diskusi serta negosiasi, peserta didik menuliskan hasil pemikirannya dalam bentuk rangkuman (write). 17 Aktivitas berpikir (think) siswa dapat dilihat selama proses membaca teks matematika yang kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam membuat catatan, siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks, kemudian menerjemahkan ke dalam bahasanya sendiri. Membuat catatan berarti menganalisis tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Belajar membuat catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca, sehingga pada tahap ini kemampuan penalaran siswa dapat diringkatkan. Aktivitas siswa dalam berbicara (talk) dapat dilihat dalam aktivitas berkomunikasi dengan menggunakan kalimat dan bahasa yang mereka pahami. Pentingnya aktivitas berkomunikasi dalam matematika. Aktivitas menulis (write) dilakukan setelah peserta didik melakukan diskusi. Hasil diskusi yang berupa konstruksi pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk tulisan. 18 Pada aktivitas ini diharapkan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat ditingkatkan. Model pembelajaran kooperatif tipe think talk write ini mempunyai kelebihan yaitu pada tahap atau alurnya dalam suatu pembelajaran. Dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca masalah, selanjutnya berbicara dan membagi ide 17 L. Winayawati dkk. Implementsi Model Pembelajaran Kooperatif dengan Strategi Think-Talk Write Terhadap Kemampuan Menulis Rangkuman dan Pemahaman Matamatis Materi Integral, Jurnal UNNES 1:1.(Juni, 2012), 67 18 Ibid, halaman 67

6 (sharing) dengan temannya sebelum menulis. 19 Dari keunggulan tersebut diharapkan strategi ini dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa melalui proses berfikir dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui proses menulis. Berdasarkan penjabaran yang telah dipaparkan, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Penalaran dan Komunikasi Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Anchored dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write di Kelas VII SMP PGRI 9 Sidoarjo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan yang signifikan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Anchored dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write di kelas VII SMP PGRI 9 Sidoarjo? 2. Adakah perbedaan yang signifikan komunikasi matematis siswa dalam meyelesaikan matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Anchored dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write di kelas VII SMP PGRI 9 Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menguji perbedaan kemampuan penalaran siswa dalam meyelesaikan matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Anchored dengan 19 Novita Yuanari, Skripsi : Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) sebagai Upaya Meningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa Kelas VIII SMP N 5 Wates Kulonprogo. (Yogyakarta: UNY. 2011). 22

7 model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write di kelas VII SMP PGRI 9 Sidoarjo. 2. Menguji perbedaan kemampuan konunikasi matematis siswa yang dalam meyelesaikan matematika diajar dengan menggunakan model pembelajaran Anchored dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write di kelas VII SMP PGRI 9 Sidoarjo. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa. 2. Bagi guru Hasil penelitiian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis siswa. 3. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang dampak penerapan model pembelajaran Anchored dan model pembelajaran dengan strategi Think Talk Write terhadap kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan penalaran siswa. E. Definisi Operasional Definisi operasional variabel menghindari terjadinya kesalahpahaman yang disebabkan perbedaan pendapat mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut: 1. Model Anchored adalah model pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan multimedia sebagai sarana dalam pemberian masalah. 2. Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write adalah pembelajaran yang dibangun melalui berpikir, berbicara, menulis.

8 3. Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyampaikan ide-ide matematika dalam bentuk tulisan maupun lisan. Indikator penalaran matematis dalam memecahkan masalah matematika dalam penelitian ini yaitu: (1) menyajikan pernyataan matematika secara tertulis dan memberi alasan terhadap pernyataan yang ditulis; (2) mengajukan dugaan dan memberi alasan atas dugaannya; (3) melakukan manipulasi matematika dan memberi alasan terhadap manipulasi matematika yang dilakukan; (4) menarik kesimpulan dan memberikan alasan atas kesimpulan yang ditarik. 4. Kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan menjalankan prosedural penyelesaian masalah secara matematis dan menjelaskan atau memberikan alasan atas peneyelesaian yang dilakukan. Indikator penalaran matematis dalam memecahkan masalah matematika dalam penelitian ini yaitu: (1) menggambarkan situasi masalah menggunakan gambar, bagan, tabel, dan secara aljabar; (2) menggunakan representasi untuk menyatakan solusi dari pemecahan masalah; (3) menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat dalam memecahkan masalah; (4) menyatakan hasil dari pemecahan masalah dalam bentuk tertulis. F. Batasan Penelitian Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka peneliti membatasi pada materi pelajaran Aritmatika Sosial terdapat pada kelas VII SMP semester genap sesuai dengan kurikulum 2013. Peneliti juga membatasi pada penalaran matematis dan kemampuan matematis dalam bentuk tulisan dalam meyelesaikan masalah matematika menurut Polya