PENGARUH METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN TANPA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN DASAR BOLA BASKET 1) Rury Rizhardi 1) Universitas PGRI Palembang Jl. Ahmad Yani, Plaju, Palembang Email : rury_rizhardi@yahoo.com 1) Abstract Based on observation in the field,it showed that there is a lack of basketball basic capabilities Kartika1-5 Senior High School Padang.This study aims to explain the differences in the effect of Demonstration Method using Media Audiovisual and without the use of Media Audiovisual on the basketballbasis of the ability of Senior High School Kartika 1-5 Padang. Methods this study was a quasi-experimental methods (quasi experimental).the population of this study a number of 52 students, the samples were taken by sampling saturated so obtained a sample of 36 students.the tests used are dribbling tests zig-zag, passing and underbasket which aims to determine the basic basketball ability of Senior High School Kartika 1-5 Padang. While the analysis of the data used is the T-test. The results showed that: (1).Demonstration method using media audiovisual can enhance the basketball basic ability of Senior High School Kartika 1-5 Padang (51.42 tcount> ttable 1.74). (2).Demonstration methods without the use of media audiovisual can enhance the basketball basic ability of Senior High School Kartika 1-5 Padang (17.40 t count> t table 1.74). (3) Exercise Demonstration Method using media audiovisual more effectively enhance the basketball basic capabilities larger than the method Demonstration without the use of media audiovisual of Senior High School students Kartika 1-5 Padang (10.10 t count<t table 1.74). Key words: Demonstration method, audiovisual media, without media audiovisual, basketball basic ability. Abstrak Berdasarkan pengamatan penulis di lapangan menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan dasar bola basket SMA Kartika 1-5 Padang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan pengaruh metode demonstrasi menggunakan media audiovisual dan tanpa menggunakan media audiovisual terhadap kemampuan dasar bola basket SMA Kartika 1-5 Padang. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimental). Populasi penelitian ini sejumlah 52 orang siswa, sampel diambil secara sampling jenuh sehingga diperoleh sampel sebanyak 36 orang siswa. Tes yang digunakan adalah tes dribble zig-zag, passing dan under basket yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar bolabasket SMA Kartika 1-5 Padang,sedangkan analisis data yang digunakan adalah uji-t. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) metode demonstrasi menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan bermain bolabasket SMA Kartika 1-5 Padang (thitung 51,42 > ttabel 1,74), (2). metode demonstrasi tanpa menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan bermain bolabasket SMA Kartika 1-5 Padang (thitung 17,40 > ttabel 1,74); (3) terdapat perbedaan yang berarti antara metode demonstrasi menggunakan media audiovisual dengan metode demonstrasi tanpa menggunakan media audiovisual terhadap kemampuan bermain bola basket SMA Kartika 1-5 Padang (thitung 10,10< ttabel 1,74). Key words: Metode Demonstrasi, media audiovisual, tanpa media audiovisual, kemampuan dasar bola basket. 1. Pendahuluan Olahraga adalah suatu aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Di samping menjadi suatu kebutuhan untuk mencapai kebugaran jasmani, olahraga juga dikembangkan untuk pencapaian prestasi di masingmasing cabang olahraga yang dibina dan dikembangkan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi para pakar olahraga banyak menemukan penemuan-penemuan baru, baik dari segi teori-teori olahraga, teknik-teknik latihan maupun dalam penemuan peralatan yang canggih dapat menunjang peningkatan prestasi olahraga. Salah satu cabang olahraga yang mendapat perhatian serius dalam pembinaan, yaitu permainan bola basket. Permainan bolabasket merupakan permainan bola besar beregu yang digemari di kalangan masyarakat mulai dari tingkat anak-anak, remaja maupun orang dewasa baik putra maupun putri. Salah satu wadah pembinaan bola basket siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler didasari atas tujuan kurikulum sekolah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pada setiap sekolah diharapkan dapat menjadi wadah untuk 17
penyaluran bakat para siswa dalam bola basket di SMA Kartika 1-5 Padang. Menurut informasi dari Guru pendidikan jasmani di SMA Kartika 1-5 Padang dan pengamatan peneliti, para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler belum dapat menguasai teknik dasar permainan bola basket yang baik. Banyak faktor penyebab rendahnya prestasi bola basket pelajar tersebut, hal ini bisa disebabkan oleh faktor fisik, teknik, taktik, mental, dan juga metode latihan. Teknik yang bagus tanpa didukung oleh fisik yang prima juga tidak ada artinya, karena untuk dapat memasukkan bola dengan tembakan tiga angka bukan hanya faktor teknik saja yang mempunyai peranan, tetapi faktor fisik juga memiliki andil yang besar, mengingat jarak tembakan yang cukup jauh. Untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam cabang bola basket perlu didukung kemampuan kondisi fisik, teknik, taktik, strategi, dan mental. Syafruddin [1] menyatakan bahwa Kondisi fisik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap atlet bila ingin meraih prestasi tinggi. Dengan kata lain faktor fisik sangat mendukung kemampuan teknik untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Selain unsur kondisi fisik, seorang pemain bola basket juga harus menguasai berbagai teknik dasar dalam permainan bolabasket seperti menembak, menggiring, passing. Teknik yang bagus, fisik yang prima tetapi kalau tidak di dukung oleh mental yang bagus juga tidak ada artinya. Teknik, fisik, dan mental bagus tetapi hanya sebahagian pemain saja yang dikondisikan untuk melakukan dribbling, shooting dan passing juga tidak ada artinya, karena seluruh pemain mempunyai kesempatan untuk melakukan berbagai teknikitu sendiri. Banyak masalah yang dapat dijadikan fokus penelitian sehubungan dengan kemampuan dasar bola basket atlet atau siswa.permasalahan tersebut antara lain adalah, kondisi fisik, sarana dan prasarana serta metode latihan. Kondisi fisik merupakan syarat untuk pencapaian prestasi bahkan menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, setiap program latihan peningkatan kemampuan atlet yang dilakukan adalah mengembangkan komponen kondisi yang terkait baik secara umum maupun spesifik dari komponen yang sangat penting dalam bolabasket untuk melakukan passing, shooting, dribbing. Kondisi fisik yang baik seorang atlet sangat menunjang dalam pencapaian kemampuan dasar teknik dasar bolabasket. Metode latihan yang digunakan pelatih juga dapat mempengaruhi kemampuan dasar atlet.metode yang tepat dapat membantu pelatih dalam melaksanakan latihan, sehingga program latihan dapat berjalan dengan baik dan pelatih harus dituntut terus untuk meningkatkan kemampuannya dengan mengikuti beberapa pelatihan, sehingga melatih tidak hanya berdasarkan pengalaman semata yang digunakan pelatih untuk mencapai kemampuan yang maksimal. Di dalam proses latihan banyak metode latihan yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan latihan, seperti metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi ini dapat dilakukan menggunakan bermacam media contohnya media audiovisual. Didalam hal ini, mengenai keterampilan bola basket diperlukan metode pembelajaran latihan dan beberapa metode lainnya. Penggunaan metode dan bentuk latihan yang salah dapat menimbulkan hasil yang tidak tepat. Hal ini harus diperhatikan oleh para guru olahraga dalam latihan keterampilan bermain bola basket agar dapat menggunakan metode ini untuk dapat memberikan latihan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 2. Metodologi Penelitian Permainan Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan lima pemain pada masing-masing tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan mencegah tim lain melakukan hal serupa [2]. Bola basket adalah suatu permainan yang dimainkan secara tim yang setiap tim terdiri dari 5 orang pemain. Tujuan dari permainan bola basket yaitu mencetak point sebanyak-banyaknya dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka [3]. Beragam keterampilan kontrol dan olah bola dibutuhkan karena bola basket adalah olahraga yang bersifat sangat dinamis, dan selalu berubah. Setelah penguasaan dan kontrol bola, maka teknik dasar harus dikuasai oleh pemain basket. Susilo [4] menyatakan bahwa Secara garis besar bahwa teknik dasar permainan bola basket terdiri dari: (a) mengoper (passing), (b) menggiring (dribbling), (c) menembak (shooting). Menurut beberapa kutipan di atas dapat dikatakan bahwa bola basket merupakan cabang olahraga yang memiliki unsur-unsur gerakan yang beragam untuk dapat bermain, oleh karena itu seorang pemain bola basket memahami seluruh gerakan yang ada di dalam permainan bolabasket. Proses latihan menyebabkan terjadinya perubahan prilaku orang yang belajar melalui hubungan timbal balik atau interaksi edukatif antara pelatih dan siswa. bentuk hubungan yang terjadi ini merupakan hasil dari persiapan dan penyanjian latihan dalam kondisi lingkungan yang diciptakan oleh pelatih secara sengaja. Pelatih salah satu faktor eksternal yang sangat penting dalam mempengaruhi proses latihan dalam menetukan bentuk suatu latihan yang dipilih untuk mencapai tujuan proses tertentu. Seiring itu, pelatih merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membawa atlet suatu perubahan tingkah laku yang diinginkan tujuan pembelajaran. Bentuk suatu latihan sangat ditentukan oleh strategi dan metode latihan yang dipilih untuk mencapai tujuan proses belajar tertentu. 18
Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan memberikan latihan guna membantu siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini sangat bergantung pada keterampilan pelatih didalam merencanakan kegiatan latihan dengan baik memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan di mana pelatih itu melatih, sedangkan Nasution [5] menyatakan bahwa Metode pembelajaran adalah kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya dalam kegiatan proses belajar mengajar. Proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-prinsip pelatihan secara teratur dan terencana sehingga mempertinggi kemampuan dan kesiapan pemain yang dilakukan secara berulang-ulang Penggunaan suatu metode adalah mutlak diperlukan oleh guru dalam usaha mencapai mencapai tujuan pembelajaran. Bertitik tolak dari penjelasan terdahulu dapat dikatakan bahwa antara metode latihan dengan metode mengajar mengandung tujuan yang sama. Karena kedua istilah ini silih berganti pemakaianya, dalam beberapa hal dianggap mengandung makna yang sama, mengajar atau melatih adalah sebagai seperangkat kegiatan yang disengaja oleh seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih daripada orang yang diajarkannya atau yang dilatih. 2.1 Metode Demonstrasi Menggunakan Media Audiovisual Demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk memperlihatkan sebuah tindakan atau prosedur yang digunakan [6]. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi dan pernyataan lisan atau pergaan secara tepat. Dalam metode ini ada kesengajaan untuk mempertunjukan tindakan atau prosedur yang disertai penjelasan, ilustrasi atau pernyataan secara visual atau lisan. Konsep pemanfaatan media adalah agar materi yang ada dalam pendidikan jasmani yang menurut peserta didik merupakan hal yang sangat sulit atau tidak bisa mereka bayangkan akan menjadi lebih terbantu dengan adanya media visual. Sebagai contoh guru menjelaskan materi dribbling, passing, dan shooting sebelum peserta didik melihat gerakan yang sebenarnya, guru dapat menjelaskan terlebih dahulu dengan menggunakan gambar gerakan keseluruhan dribbling, passing dan shooting. Setelah menyampaikan materi dengan gambar dilanjutkan gerakan yang sebenarnya. Hal ini akan lebih memberikan pemahaman konsep kepada peserta didik tentang bola basket yang benar. Media Audiovisual merupakan jenis media yang paling mudah digunakan karena dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indera, dapat menjelaskan suatu masalah. Metode latihan dalam pelaksanaan proses latihan bolabasket ini diperlukan untuk pengulangan satu bentuk gerakan yang telah diajarkan sehingga siswa dapat melakukan gerakan tersebut secara lebih lancar, tepat, luwes dan sempurna. Bentuk latihan ini diperlukan juga untuk meningkatkan prestasi dari suatu keterampilan atau bentuk-bentuk gerakan tertentu. Pada dasarnya pemilihan media secara tepat harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi atlet/siswa, materi, dengan kemampuan pelatih mengenal media, sehingga proses penguasaan akan berjalan lancar dan pencapaian hasil akan lebih maksimal. Walaupun kriteria pemilihan media yang baik sudah ada tetapi penerapannya dalam proses penguasaan masih kurang. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman atau pengetahuan pelatih mengenai kriteria pemilihan media yang baik. Program latihan direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam perencanaan ini media yang akan dipakai dan cara menggunakannya telah dipertimbangkan dan ditentukan dengan seksama. Media audiovisual merupakan jenis media yang paling mudah digunakan karena dapat dapat membantu menjelaskan setiap kriteria gerakan yang diajarkan dengan video yang ditampilkan. Dengan setiap kriteria gerakan yang ditampilkan diharapkan berpengaruh terhadap kelancaran dalam proses penguasaan teknik. Oleh sebab itu, penggunaan media audiovisual yang tepat dalam proses latihan bola basket, sehingga dapat diduga penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bola basket. 2.2 Metode Demonstrasi Tanpa Menggunakan Media Audiovisual Demonstrasi atau pemberian contoh yang diperagakan oleh seseorang sangat berpengaruh pengamat dan akan mempunyai implikasi psikologis yang sangat besar terhadap siswa. Muhibbin [7] menyatakan, Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang disajikan. Dari pendapat di atas dapat diketahui metode demonstrasi adalah metode yang dalam proses pelaksanaan memberikan penjelasan, peragaan dan ilustrasi tentang apa yang akan dilakukan oleh siswa. Fokus utamanya terletak pada sosok guru standar yang dimiliki serta tingkat penampilan kegiatan yang dilakukan oleh siswanya karena bila guru sudah berhasil memberikan contoh maka siswa akan segera dapat melakukan gerakan yang diminta gurunya. Pemberian contoh dalam bentuk demonstrasi merupakan hal yang sangat penting dan memegang peranan yang tidak sedikit dalam proses pengajaran yang dilakukan, sehingga berdasarkan penjelasan di atas dapat diduga penggunaan metode demonstrasi tanpa media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bola basket. 19
Kedua model latihan tersebut memiliki keefektifan yang berbeda dalam meningkatkan tingkat penguasaan keterampilan teknik dasar bolabasket siswa. Latihan menggunakan audiovisual memiliki beberapa keunggulan daripada latihan dengan demontrasi. Siswa yang berlatih menggunakan audiovisual mengandalkan penglihatan dan pendengaran berupa teknik senam yang telah dikemas, sehinggga dituntut lebih berkonsentrasi. Panduan dari media audiovisual yang ditampilkan pada saat latihan bias menjadi contoh motorik yang baik untuk para siswa/atlet, sedangkan siswa yang mendapat metode demontrasi akan mendapat contoh secara langsung dari guru/pengajar, kemudian siswa mengikuti. Jika ada kesalahan maka secara langsung guru akan memperbaiki dan siswa kembali melakukan gerakan tersebut sampai benar atau mendekati benar. Sebaliknya saat siswa menggunakan metode audiovisual, maka siswa akan memahami dan menginterpretasikan apa yang dilihat dan didengar sesuai dengan kemampuan siswa masingmasing, artinya terdapat kemungkinan perbedaan persepsi dan cara memahami dari siswa, sehingga dapat diduga latihan dengan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual lebih efektif meningkatkan kemampuan dasar bolabasket lebih besar daripada metode demonstrasi tanpa media audiovisual. 2.3 Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas maka dapat diajukan hipotesisnya sebagai berikut: 1) Metode demonstrasi menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bola basket terdapat siswa SMA Kartika 1-5 Padang, 2) Metode demonstrasi tanpa menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bolabasket terdapat siswa SMA Kartika 1-5 Padang, dan 3) Latihan dengan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual lebih efektif meningkatkan kemampuan dasar bolabasket lebih besar daripada metode demonstrasi tanpa menggunakan media audiovisual terhadap pada siswa SMA Kartika 1-5 Padang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (Quasi Exsperimen). Menurut Nazir [8], Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang mendekati percobaan sesungguhnya dimana tidak mungkin mengadakan kontrol memanipulasikan semua variabel yang relevan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan latihan antara Metode Demonstrasi menggunakan media audiovisual dan tanpa menggunakan media audiovisual terhadap kemampuan bolabasket SMA Kartika 1-5 Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Kartika 1-5 Padang yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bolabasket. Populasi siswa putra berjumlah 36 orang sedangkan atlet putri berjumlah 16 orang.. Sampel dalam penelitian ini adalah atlet putra sebanyak 36 orang. Jadi teknik penarikan sampel adalah Purposive sampling, yaitu sub-sub dipilih untuk dijadikan sampel dari populasi. Selain itu, pertimbangan lain adalah jumlah atlet yang mengikuti latihan lebih dominan putra. Kemampuan bolabasket yang akan diteliti dalam penelitian ini ada 3 macam yaitu (1) Passing Accuracy, (2) Shooting Underbasket, (3) Dribbling Zig-zag. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Metode demonstrasi menggunakan audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bola basket terhadap siswa SMA Kartika 1-5 Padang Uji statistik yang digunakan adalah t-test yaitu melihat peningkatan rerata hitung dalam satu kelompok yang sama pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil tes awal sebelum diberikan perlakuan dengan Metode Demonstrasi menggunakan Audiovisual, yang dilakukan terhadap 18 orang siswa, diperoleh kemampuan dasar bolabasket dengan skor rata-rata 49.96, Sedangkan dari hasil analisis data tes akhir dengan skor rata-rata 67.96, Berdasarkan hasil data, jelaslah bahwa terdapat peningkatan kemampuan dasar bola basket siswa SMA Kartika 1-5 dengan metode demonstrasi menggunakan audiovisual. Ini terlihat dari Kelompok skor tes akhir mengalami peningkatan dari hasil tes awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok metode demonstrasi menggunakan audiovisual memang dapat meningkatkan keterampilan dasar bola basket. Dalam meningkatkan keterampilan dasar bola basket sangat dibutuhkan metode latihan yang tepat dalam melihat ciri dari cabang olahraga ini. Pemilihan metode yang tepat dalam latihan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pelatih agar latihan yang diberikan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.seperti yang diketahui bahwa dribbling, passing, dan shooting merupakan salah satu kemampuan dasar bolabasket yang sangat dibutuhkan dalam permainan bola basket. 3.2 Metode demonstrasi tanpa menggunakan audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bolabasket terhadap siswa SMA Kartika 1-5 Padang Berdasarkan hasil data tes awal (Pre-test) yang dilakukan terhadap 18 orang siswa, diperoleh kemampuan dasar bola basket dengan, skor rata-rata (mean) 50.04, sedangkan dari hasil analisis data tes akhir (Post-test) skor rata-rata 58.97 jelaslah bahwa terdapat peningkatan kemampuan dasar bola basket siswa SMA Kartika dengan metode demonstrasi tanpa menggunakan audiovisual. Demonstrasi atau pemberian contoh yang diperagakan oleh seseorang sangat berpengaruh pengamat dan akan mempunyai implikasi psikologis yang sangat besar terhadap siswa. Muhibbin [7] menyatakan, Metode Demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang 20
sedang disajikan. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi tanpa audiovisual dalam proses latihan ialah untuk memperjelaskan pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu proses terjadinya sesuatu. Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan yang diimplementasikan dalam latihan secara independen, karena merupakan alat bantu memperjelaskan apa-apa yang diuraikan, baik secara verbal maupun tekstual. 3.3 Metode demonstrasi menggunakan media audiovisual lebih efektif meningkatkan kemampuan dasar bolabasket daripada tanpa media audiovisual terhadap siswa SMA Kartika 1-5 Padang Untuk melihat apakah terdapat perbedaan peningkatan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual dan metode demonstrasi tanpa media audiovisual dan terhadap kemampuan dasar bola basket siswa SMA Kartika 1-5 Padang dapat dilihat dengan diperolehnya nilai thitung (10.10) > tabel (1.740). Berdasarkan skor ini maka Ha diterima. Dengan demikian terdapat perbedaan yang signifikan dari metode latihan menggunakan media audiovisual dengan metode demonstrasi tanpa menggunakan media audiovisual terhadap kemampuan dasar bola basket siswa SMA Kartika 1-5 Padang. Hasil dari analisis data yang di peroleh rata-rata metode latihan menggunakan media audiovisual sebesar 67.96, sedangkan rata-rata dari metode demonstrasi tanpa menggunakan media audiovisual sebesar 58.97 artinya diantara ke dua latihan ini yang paling mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kemampuan dasar adalah metode latihan demonstrasi menggunakan media audiovisual. Media visual dalam konsep pembelajaran visual dapat berupa gambar, model, benda atau alat-alat lain yang memberikan peserta didik pengalaman visual yang nyata. Dalam penggunaannya media visual bertujuan untuk mengenalkan, membentuk, dan memperjelas pemahaman materi yang bersifat abstraks kepada peserta didik, mengembangkan fungsi afektif dan mendorong kegiatan peserta didik lebih lanjut [9]. Konsep pemanfaatan media adalah agar materi yang ada dalam latihan yang menurut atlet atau siswa merupakan hal yang sangat sulit atau tidak bisa mereka bayangkan akan menjadi lebih terbantu dengan adanya media visual. 4. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan terdahulu, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hipotesis alternatif yang menyatakan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bola basket terdapat siswa SMA Kartika 1-5 Padang, diterima keberadaan dan keberartiannya, di mana hasil yang diperoleh dengan rata-rata pada pre-test 49,96 menjadi 67,96 pada posttest. 2. Hipotesis alternatif yang menyatakan Metode demonstrasi menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan dasar bola basket terdapat siswa SMA Kartika 1-5 Padang, diterima keberadaan dan keberartiannya di mana hasil yang di peroleh dengan rata-rata pada pre-test 50,04 menjadi 58,97 pada posttest. 3. Hipotesis alternatif yang menyatakan latihan dengan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual lebih efektif meningkatkan kemampuan dasar bolabasket lebih besar daripada metode demonstrasi tanpa menggunakan media audiovisual terhadap pada siswa SMA Kartika 1-5 Padang, di mana hasil yang di peroleh thitung> ttabel= 10,10>1,740 yang artinya bentuk latihan ini bisa di gunakan untuk proses latihan kemampuan dasar bola basket siswa SMA Kartika 1-5 Padang. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diajukan beberapa saran kepada : 1. Pelatih SMA Kartika 1-5 Padang yang ingin meningkatkan kemampuan teknik dasar bola basket hendaknya melakukan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual, karena dengan melakukan latihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar bola basket. 2. Guru SMA Kartika 1-5 Padang yang ingin meningkatkan kemampuan teknik dasar bolabasket hendaknya melakukan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual, karena dengan melakukan latihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar bola basket. 3. PERBASI Sumbar yang ingin meningkatkan kemampuan teknik dasar bola basket hendaknya melakukan metode demonstrasi menggunakan media audiovisual, karena dengan melakukan latihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar bolabasket. Daftar Pustaka [1] Syafruddin, Pengantar Ilmu Melatih. Padang: FPOK IKIP, 1996. [2] H. Wissel, Bola basket. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000. [3] PERBASI, Peraturan Resmi Bola Basket. Jakarta: Pengurus Besar Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia, 2010. 21
[4] I. Susilo, Pembelajaran Permainan Bolabasket. Jakarta: Depdiknas - Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Penjas dan BK, 2009. [5] S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. [6] J. Ellizar, Pengembangan Program Pembelajaran. Padang: UNP Press, 2009. [7] S. Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. [8] M. Nazir, Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003. [9] N. Sudjana and A. Rivai, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2003. 22