BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. digunakan dalam sistem pakar ini yakni metode logika fuzzy, hasil yang diperoleh

dokumen-dokumen yang mirip
2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Kakao Dengan Metode Breadth First Search

Pemberantasan hama,penyakit dan gulma Pemberantasan OPT dilakukan secara terpadu.pengelolaan hama pada prinsipnya dilakukan dengan pendekatan

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

Christina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP

SERANGAN PENGGEREK BUAH KAKAO Conopomorpha cramerella Snellen. DI SENTRA PERKEBUNAN KAKAO JAWA TIMUR

Budidaya Kakao PENDAHULUAN II. PERSIAPAN LAHAN III. PEMBIBITAN

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

KEBUN GELAP OPT SENANG KEBUN TERANG OPT HILANG. Oleh: Erna Zahro in

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2010), kakao (Theobroma

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

PENYAKIT TANAMAN KOPI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Abd. Muis, SP

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

Teknis Budidaya Tanaman Kakao Ramah Lingkungan Dengan Teknologi Bio~FOB

ANCAMAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI WILAYAH JAWA TIMUR PADA BULAN AGUSTUS Oleh; Effendi WIbowo, SP dan Fitri Yuniarti, SP

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tenaga kerja petani kakao sebanyak 1,6 juta petani (Suswono, 2012).

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. inferensi Forward Chaining dan Backward chaining. Hasil penelitian

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

PEDOMAN UJI MUTU DAN UJI EFIKASI LAPANGAN AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA.

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

PENYAKIT BIDANG SADAP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

TINGKAT SERANGAN HAMA PBK PADA KAKAO DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER Oleh : Amini Kanthi Rahayu, SP dan Endang Hidayanti, SP

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan suatu media konsultasi yang bersifat online. mengemukakan pesoalan-persoalan yang terjadi kemudian pakar akan

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN BBPPTP SURABAYA DALAM MENANGANI SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PENTING KOMODITI PERKEBUNAN DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

REKOMENDASI UMUM PENGENDALIAN HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO 1) Oleh: Ir. Syahnen, MS 2) dan Muklasin, SP 3)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

HAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl.PB.Sudirman 90 Jember 68118

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hama penyakit utama tanaman kopi

Rekapitulasi Laporan Serangan OPT Penting Tanaman Perkebunan di Kalimantan Timur Tahun 2014

Dairi merupakan salah satu daerah

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

I PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

BAB VI PENUTUP. mendiagnosa penyakit pada tanaman kakao. 2. SMS gateway dapat dikembangkan dalam sistem pakar untuk mendiagnosa

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

REKAPITULASI PENGAMATAN OPT PENTING TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERKABUPATEN SE KALIMANTAN TIMUR

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

FUZZY DAN DEMPSTER-SHAFER PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN CABAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN FUZZY MCDM BERBASIS WEB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang

Taksasi Benih (Biji) (x 1.000)

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA. Oleh HAMDANI NIM

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

TATA CARA PENELITIAN

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

JSIKA Vol. 5, No ISSN X

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Chakraborty & Chakrabarti, ( 2008) telah menerapkan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman mangga di Negara India. Metode yang digunakan dalam sistem pakar ini yakni metode logika fuzzy, hasil yang diperoleh dari pengembangan sistem yang dirancang sangat memuaskan dan dapat membantu para petani. Pengembangkan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman bawang merah. Sistem pakar ini mengguanakan metode Forward Chaining. Sistem pakar yang dirancang dapat memberikan hasil diagnosa yang baik dan sistem ini dapat membantu para petani (Sasmito, Surarso, & Sugiharo, 2011). Mobile phone sebagai sebuah perangkat cerdas yang dipadukan dengan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada manusia. Pasien memasukan gejala melalui sms kepada server dan server akan memprosesnya dengan metode fuzzy dan mengirimkan hasil diagnosa serta cara pencegahannya kepada pasien melalui sms. Penggunaan perangkat mobile phone menjadi lebih kompleks disamping sebagai media komunikasi, mobile juga bisa digunakan sebagai perangkat cerdas (Ntalasha, 2012). Sarma, Singh, & Singh, (2012) mengembangkan Sistem Pakar untuk mendiagnosa tanaman padi dengan menggunakan metode forward chaining dan backward chaining berbasis WEB dapat memberikan hasil diagnosa melalui web dan pencegahannya ketika pengguna memasukan gejala. Sistem ini sangat mudah 12

13 dan dapat membantu para petani untuk mengakses pengetahuan tentang penyakit pada tanaman padi melalui internet berdasarkan gejala yang dilihatnya yang tidak terbatas pada waktu. Pengembangkan Sistem Pakar untuk mengidentifikasi penyakit pada sayur-sayuran dengan menggunakan metode Forward Chaining dan Certainty Factor yang dikembang oleh Ekawati bersama kawan-kawan. Sistem pakar ini dibangun dengan bahasa pemrograman visual basic 6.0 dan telah diuji dengan memberikan hasil keluaran baik berdasarkan gejala yang dimasukan. Sistem pakar ini dapat memberikan konstribusi kepada petani untuk menekan kegagalan panen sayur-sayuran (Yulsilviana & Merdekawati, 2012). Pengembangkan sistem pakar untuk menentukan penyakit pada benih biji kacang kedelai yang dikembangkan oleh Savita Kolhe dan kawan-kawan. Dengan diketahuinya penyakit pada sebuah biji benih kacang kedelai maka petani dapat memperoleh bibit unggul yang baik untuk dapat ditanam. Sistem pakar ini menggunakan metode logika fuzzy dan dari hasil pengujian yang telah dilakukan memberikan hasil yang baik (Kolhe Savita, dkk, 2011). Widians, (2011) mengembangkan Aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit pada tanaman pisang menggunakan metode forward chaining. Sistem ini telah diuji dan dapat berjalan dengan baik ketika pengguna memasukan gejala. Gejala yang dimasukan akan diproses dalam sebuah basis pengetahuan dan memberikan jawaban berupa jenis penyakit dan cara pencegahannya. Pengembangkan Sistem pakar berbasis mobile-android untuk mendiagnosa penyakit pada manusia yang dirancang dengan menggunakan metode forward chaining dan backward chaining. Gejala penyakit dimasukan melalui perangkat

14 mobile-android, berdasarkan gejala ini maka sistem akan memproses dan memberikan hasil diagnosa berupa jenis penyakit dan cara pengobatannya. Pengobatan yang dimaksud adalah menggunakan cara pengobatan dengan ramuan China, sehingga para herbalis dengan mudah meracik obat yang akan digunakan (Tong & Arbaiy, 2012). Pengembangkan sebuah Sistem Pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung dan sekaligus menyediakan fitur informasi tentang tanaman jagung. Sistem yang dibagun dengan menggunakan metode logika fuzzy untuk mendiagnosa penyakit pada jagung dan memberikan kesimpulan serta cara pencegahannya kepada user. Sistem ini dapat membantu para petani yang membutuhkan informasi ketika mereka tidak bertemu langsung dengan para penyuluh pertanian (Agbonifo & Olufolaji, 2012). Penerapan sistem pakar dalam bidang pertanian untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman perkebunan lainnya seperti : kelapa, kedelai, cabe, manggis serta menentukan waktu yang tepat untuk pemupukan sebuah tanaman. Semuanya dibangun dengan menggunakan sistem pakar. Sistem pakar juga dikembang dengan fungsi lain untuk menunjang kepentingan bidang pertanian seperti : sistem pakar menentukan cara perawatan tanaman yang baik meliputi pemupukan, kadar air, dan waktu panen [ (Abu-Naser, Kashkash, & Fayyad, 2010), (Roseline, Tauro, & Ganesan, 2012), (Sasmito, Surarso, & Sugiharo, 2011), (Dubey, Pandey, & Gautam, 2013), (Cărbureanu, 2010), (Shinde & Bothe, 2012), (Agbonifo & Olufolaji, 2012), (Patil & Kumar, 2011), (Prasad & Babu, 2006), (Purnomo, 2011), (Kolhe Savita, dkk, 2011), (Baig, Nawas, & Rehman, 2005), (Sonal Dubey, dkk, 2013), (Abdullah S. dkk, 2007), (Azlan, 2007)].

15 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Sistem Pakar Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam (Kusrini, 2008). Sebagai contoh Dokter, adalah seorang pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan terhadap penyakit tersebut. Sistem pakar memiliki dua komponen utama yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan diambil dari pengetahuan pakar. Mesin inferensi merupakan otak dari aplikasi sistem pakar. Bagian ini yang menuntun user untuk memasukan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Apa yang dilakukan mesin inferensi ini didasarkan pada pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan. Bagian dalam sistem pakar terdiri dari dua komponen utama, yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan (Arhami, 2005). Kesimpulan tersebut merupakan respon dari sistem pakar atas permintaan pengguna. Konsep dasar sistem pakar dapat digambarkan sebagai berikut :

16 User Fakta. keahlian Knowledge-base Mesin inferensi Sistem pakar Gambar 3.1 Konsep dasar fungsi sistem pakar (Arhami, 2005 hal. 4). Sistem pakar (expert system) merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagainya (Arhami, 2005). Sistem pakar merupakan subset dari Artificial Intellegence. Ada beberpa keunggulan sistem pakar adalah : 1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar. 2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu bentuk tertentu. 3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat tanpa jemu mencari kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi. Kemampuan sistem pakar adalah sebagai berikut: 1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya. 2. Bila diperlukan dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang digunakan untuk sampai ke jawaban yang dikehendaki. 3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran sahih yang baru ke dalam otaknya.

17 2.2.2. Logika Fuzzy Konsep logika fuzzy pertama kali diperkenalkan oleh professor Lotfi A. Zadeh dari Universitas California, pada bulan juni 1965. Logika fuzzy merupakan generalisasi dari logika klasik yang hanya memiliki dua nilai keanggotaan, yaitu 0 dan 1 (Arhami, 2005). Dalam logika fuzzy nilai kebenaran suatu pernyataan berkisar dari sepenuhnya benar sampai dengan sepenuhnya salah. Dengan teori himpunan fuzzy, suatu objek dapat menjadi anggota dari banyak himpunan dengan derajat keanggotaan yang berbeda dalam masing-masing himpunan. Logika fuzzy dapat dilihat sebagai superset dari logika konvesional (Boolean) yang telah diperluas untuk menangani konsep nilai parsial yang benar antara sama sekali banar dan sama sekali salah (Robandi, 2006). Pada tahun 1965, Zadeh menyarankan bahwa keanggotaan himpunan adalah kunci untuk mengambil keputusan ketika harus berhadapan dengan masalah yang tidak jelas. Sebuah himpunan klasik (crisp atau hard) adalah sekumpulan objek yang jelas, yang didefenisikan sebagai cara untuk memisahkan elemen-elemen dari semesta pembicaraan yang terbagi menjadi dua, yaitu anggota dan bukan anggota. Himpunan crisp dapat didefenisikan dengan fungsi karakteristik. Misalkan, U adalah semeseta pembicaraan. Fungsi karakteristik μ A (x) dari himpunan crisp A pada U memberi nilai dalam [0, 1] dan didefenisikan sebagai μ A (x)=1 jika x adalah suatu anggota dari A (misalkan : x ε A) dan 0, atau : 1 jika dan hanya jika x A μ (x) = 0jika dan hanya jika x A (2.1) Batas himpunan A adalah jelas dan memperlihatkan dua kelas dikotomisasi (yaitu x A atau x A) dan semesta pembicara U adalah himpunan crips.

18 Sebuah himpuanan fuzzy pada semesta pembicara U didefenisikan sebagai sebuah himpunan dari pasangan berurutan A = x, μ (x) x ε U (2.2) Notasi μ (x) disebut sebagai fungsi keanggotaan dari himpunan A (Robandi, 2006). Fungsi keanggotaan (membership function) addalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya (sering juga disebut derajat keanggotaan) yang memiliki interal antara 0 sampai 1 (Kusumadewi, 2002). Misalnya kita akan membuat himpunan tinggi badan orang. Kata TINGGI menunjukkan derajat seberapa besar orang dikatakan tinggi. Dengan menggunakan himpunan crisp, misallkan seorang dikatakan tinggi jika memiliki tinggi badan diatas 165 cm. secara tegas dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki tinggi badan di atas 165 cm dikatakan TINGGI dengan nilai keanggotaan (μ) = 1. sebaliknya, apabila seorang memiliki tinggi badan kurang atau sama dengan 165 cm, maka secara tegas dikatakan bahwa orang tersebut TIDAK TINGGI dengan (μ) = 0. Hal ini menjadi tidak adil, karena untuk orang yang memiliki tinggi badan 165,1 cm TINGGI, sedangkan orang memilki tinggi badan 165 cm dikatakan TIDAK TINGGI. Dengan menggunakan himpunan fuzzy kita bisa membuat suatu fungsi keanggotaan yang bersifat kontinu. Orang yang memililiki tinggi badan 160 cm sudah mendekati tinggi, dia dikatakan TINGGI dengan μ = 0,75. Sedangkan orang memiliki tinggi badan 153 cm, dia memang kurang tinggi, artinya dia dikatakan TINGGI dengan μ = 0,2. Suatu himpunan fuzzy dikatakan memilliki bentuk normal maksimum (maximum normal form) jika paling sedikit

19 elemennya memiliki nilai keanggotaan (1) dan satu elemennya memiliki nlai keanggotaan (0). Suatu himpunan fuzzy dikatakan memiliki bentuk normal minimum (minimum normal form) jika paling sedikit satu elemennya memiliki nilai keanggotaan satu (1) (Kusumadewi, 2002). Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan (Kusumadewi, 2002). Domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negatif. Suatu model variabel fuzzy sering kali dideskripsikan dalam syarat-syarat ruang fuzzy-nya. Ruang ini biasanya tersusun atas beberapa himpunan fuzzy, himpunan-himpunan fuzzy yang overlap yang mana masing-masing himpunan fuzzy mendeskripsikan suatu arti tertentu dari variabel-variabel yang diijinkan dalam permasalahan. Contoh parameter temperatur yang dibagi menjadi 4 himpunan fuzzy yaitu : dingin, sejuk, hangat dan panas. Keseluruhan ruang permasalahan dari nilai terkecil hingga nilai terbesar yang diijinkan disebutkan dengan semesta pembicaraan (universe of discourse). Penerapan sistem pakar dalam bidang kedokteran untuk mendiagnosa berbagai penyakit seperti : penyakit umum, penyakit kanker, penyakit mata, penyakit kanker payudara, penyakit kanker tenggorokan, penyakit THT, penyakit kulit, penyakit asma, penyakit menular dengan menggunakan beberapa metode seperti Forward chaining, Certainty factor, logika fuzzy, dan CLIPS memberikan hasil yang baik dan bermanfaat bagi pasien [ (Naser & Ola A., 2008), (Mehdi sadeghzadeh, 2012), (Patra, 2011), (Somro, 2011), (Munira M.Y., dkk, 2012),

20 (Pietka, 2008), (Charles V. Trappey, dkk, 2009), (Iantovics, 2008), (Eze & K., 2012), (Hasan, Sher-E-Alam, & Chowdhury, 2010), (Prasadl, Prasad, & Sagar, 2011), (Karabatak & Ince, 2009), (Ntalasha, 2012), (Umi Kalthum Ngah, dkk, 2007), (Prabowo, Widyananda, & Santoso, 2008), (Kadhim, Alam, & Kaur, 2011), (Munandar, Suherman, & Sumiati, 2012), (Asabere, 2012), (Tong & Arbaiy, 2012), (Putra & Prihatini, 2012), (Manongga, Prestiliano, & Yanti, 2007)]. Jampour Mahdi, dkk, (2011) dan Patil & Kulkarni, (2012) Menerapkan sistem pakar pada bidang peternakan seperti sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada hewan ternak atau peliharaan yang dikembangkan dengan beberapa metode seperti forward chaining, logika fuzzy, dan certainty factor. Neeraj Nehra, dkk, (2007), Sonal Dubey, dkk, (2013), dan Prasadl, Prasad, & Sagar, (2011) Mengembangkan sistem pakar sebagai media pembelajaran dan sebagai pengambilan keputusan di dalam sebuah perusahaan. Sistem pakar dalam mendistribusi tenaga dalam sebuah jaringan atau mitra kerja perusahaan dengan menggunakan metode fuzzy. 2.3. Penyakit dan Hama Pada Tanaman Kakao Menurut wahyudi dkk, (Wahyudi, Pangabean, & Pujiyanto, 2008) penyakitpenyakit penting pada tanaman kakao di Indonesia meliputi penyakit busuk buah (phytophthora palmivora), kanker batang, antraknose, vascular streak dieback (VSD), jamur upas, dan jamur akar. Penyakit busuk buah merupakan penyakit terpenting karena terdapat hampir di seluruh areal penanaman kakao dan

21 kerugiannya langsung dapat dirasakan dengan penurunan produksi yang cukup tinggi. Gejala penyakit pada tanaman kakao dan cara pengendaliannya [ (Wahyudi, Pangabean, & Pujiyanto, 2008), (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004)] dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini : Tabel 2.1 Gejala penyakit pada kakao dan pencegahannya No Nama Penyakit Gejala Pengendalian 1 Penyakit busuk buah - Bercak-bercak coklat kehitaman pada bagian buah seperti spot-spot yang kotor. - Terdapat serbuk berwarna putih pada permukaan buah. - Bercak hitam kecoklatan menutupi seluruh permukaan buah. - Biji kakao berkerut. - Biji kakao berubah warna menjadi hitam. - Warna permukaan buah menjadi hitam dan mengering seperti mumi - Intensitas serangan ringan (< 5 %)* sanitasi P adalah memetik buah busuk yang dilakukan bersamaan saat pemangkasan atau panen. Buah busuk yang telah dipetik selanjutnya dibenamkan ke dalam tanah sedalam 30 cm. - Intensitas serangan (5-20%)* sanitasi K + fungisida. K adalah memetik buah busuk dengan tenaga khusus dilakukan dengan waktu satu minggu terutama pada musim hujan, buah busuk dibenamkan ke dalam tanah sedalam 30 cm. fungisida dilakukan dengan cara disemprotkan pada buah sehat setelah dilakukan sanitasi. Jenis fungsida yang diaplikasikan adalah fungisida yang berbahan aktif tembaga (cooper Sandoz, Nordox, Cupravit, Vitigran Blue) dengan konsentrasi 0.3 %, interval waktu 2 minggu. Volume semprot 500 liter / ha. Penyemprotan dilakukan saat buah telah berumur ratarata tiga bulan atau panjang buah sekitar 10 cm. - Intensitas serangan (> 20%)* sanitasi P + K + fungisida + Lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah menjaga keadaan lingkungan agar kelembapannya tidak terlalu tinggi. Pengaturan naungan (pohon peneduh) dan pemangkasan tanaman merupakan salah cara alternatif untuk mengurangi

22 kelembapan yang terlalu tinggi. Untuk daerah yang sering terjadi genangan air perlu dilakukan pengaturan drainase (pengairan). - Penggunaan klon tahan hama atau penyakit. 2 Vascular streak dieback (VSD) 3 Kanker batang (Trunk Cancer) - Daun-daun menguning lebih awal, bercak berwarna hijau, dan gugur sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong) - Bila permuakaan bekas menempelnya daun diiris tipis, gejala bintik 3 kecoklatan. - Permukaan kulit ranting kasar dan belang, bila diiris memanjang tampak jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garisgaris kecil (sreak) berwarna kecoklatan. - Batang/cabang menggembung berwarna lebih gelap/kehitamhitaman - Permukaan kulit retak - Jika lapisan kulit luar dibersihkan, tampak lapisan dibawahnya membusuk dan berwarna merah anggur yang kemudian menjadi coklat. - Adanya cairan kemerahan seperti lapisan karat. 4 Antraknose. - Pada daun muda nampak bintik-bintik coklat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun. Ranting gundul berbentuk seperti sapu dan mati. - Pada buah muda nampak bintik-bintik coklat yang berkembang menjadi bercak - Memotong ranting atau cabang yang terserang VSD. - Pemangkasan bentuk - Membuat parit drainase untuk menghindari genangan air dalam kebun pada musim hujan. - Tidak menggunakan bahan tanaman kakao dari kebun yang terserang VSD. - Menanam klon yang tahan/toleran terhadap VSD. - Mengupas kulit batang yang membusuk sampai batas kulit yang sehat, luka kupasan dioles dengan fungisida tertentu. - Pemangkasan pohon pelindung dan tanaman kakao (agar di dalam kebun tidak lembab) - Jika serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar, maka tanaman dipotong atau dibongkar. - penyakit dilakukan dengan dengan memangkas cabang & ranting yang terinfeksi, mengambil buah-buah yang sakit dikumpulkan dan ditanam atau dibakar. - Melakukan pemupukan (N,P,K) satu setengah kali dosis anjuran. - Pengaturan naungan sehingga tajuk pohon kakao tidak terkena sinar matahari langsung dan perbaikan

23 coklat berlekuk (antraknose). Buah muda yang terserang menjadi layu, kering, dan mengeriput. Serangan pada buah tua akan menyebabkan gejala busuk kering pada ujungnya. - Penyakit ini tersebar melalui spora yang terbawa angin ataupun percikan air hujan. Penyakit cepat berkembang terutama pada musim hjan dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi 5 Jamur upas - Matinya ranting ditandai dengan mengeringnya daun dalam satu ranting atau cabang. - Pada ranting/cabang terdapat menempelnya jamur upas berwarna merah jambu. 6 Jamur akar daun menguning, layu dan gugur, kemudian diikuti dengan kematian tanaman. drainase tanah untuk menghindari genangan air di dalam kebun. - Memotong cabang/ranting yang terserang jamur pada bagian yang masih sehat,kemudian dibakar atau dipendam. - Membersihkan miselium pada gejala awal yang menempel pada cabang sakit kemudian dioles dengan fungisida misalnya tridemort atau tembaga konsentrasi 10%. - Menghilangkan dan memusnahkan sumber infeksi yang terdapat didalam maupun diluar kebun. Pencegahan penyakit dilakukan dengan membongkar semua tunggul pada saat persiapan lahan terutama yang terinfeksi jamur akar. Lubang bekas bongkaran diberi 150gr belerang dan dibiarkan minimal 6 bulan. Pada saat tanam diberi 100 gr Trichoderma sp. per lubang. Pada areal pertanaman, pohon kakao yang terserang berat dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar di tempat itu juga. Lubang bekas bongkaran dibiarkan terkena sinar matahari selama 1 tahun. Minimal 4 pohon di sekitarnya diberi Trichoderma sp. 200gr/pohon pada awal musim hujan dan diulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak

24 ditemukan gejala mpenyakit akar di areal pertanaman kakao tersebut. Jenis hama yang sering menyerang tanaman kakao (Wahyudi, Pangabean, & Pujiyanto, 2008) antara lain : a. Hama penggerek buah kakao b. Kepik penghisap buah kakao atau Helopeltis antonii Sign. Gejala Serangan Hama a. Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorpha cramerella Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak berbunyi. b. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp) Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas. Metode Pengendalian : Usaha pengendalian hama/penyakit tersebut terutama dilakukan dengan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu). 1. Hama penggerek buah.

25 Pengendaliannya dilakukan dengan : a. karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK; b. pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen; c. mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisasisa panen dibenam; d. penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus.; e. cara kimiaw i: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali. 2. Hama helopeltis Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15>15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa diletakkan di atas jorket dan diolesi gula. 2.4. SMS Gateway Short Message Service (SMS) merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel, memungkinkan dilakukan

26 pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan atau antara terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti email, paging, voice mail, dan lain-lain (Rozidi, 2009). Isu pertama kali muncul di belahan Eropa sekitar tahun 1991 bersama sebuah teknologi komunikasi wireless yang saat ini cukup banyak penggunanya, yaotu Global system for mobile Communication (GSM). Dipercaya bahwa message pertama yang dikirim menggunakan SMS dilakukan pada bulan Desember 1992, dikirimkan dari sebuah personal computer (PC) ke telepon mobile (bergerak) dalam jaringan GSM milik Vodafone Inggris. Layanan SMS merupakan sebuah layanan yang bersifat non real time dimana sebuah short message dapat di submit ke suatu tujuan, tidak peduli apakah tujuan tersebut aktif atau tidak. Bila dideteksi bahwa tujuan tidak aktif, maka sistem akan menunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan aktif kembali. Pada dasarnya sistem SMS akan menjamin delivery dari suatu tujuan short message hingga sampai ke tujuan. 2.4.1. Arsitektur dan Elemen Jaringan SMS Layanan SMS dibangun dari berbagai entitas seperti : ESME (external short message entities), SMSC (short message service center) yang saling terkait dan memenuhi fungsi dan tugas masing-masing (Rozidi, 2009). ESME merupakan entitas sistem yang berada pada jaringan berupa perangkat bergerak atau meruapakan service center yang berada di luar jaringan. ESME terdiri dari voice mail system (vms), web, dan Email. SMSC merupakan sebuah entitas yang bertanggung jawab untuk menyimpan, routing, dan meneruskan short message dari satu titik ke titik yang

27 lain yang merupakan tujuan, misalnya dari suatu SME ke perangkat telepon bergerak.