PEMBINAAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA BAGI INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

Seminar Nasional. Basri. Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau ABSTRAK

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

A. Pemanfaatan Air Sungai Citarum oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta. Raharja Kabupaten Bandung Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan

Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Kepedulian Kita Pentingnya Air dan Pengelolaan Air Limbah

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

BAB III LANDASAN TEORI

Melestarikan habitat pesisir saat ini, untuk keuntungan di esok hari

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. ditemui pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Salah satu

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB 1 PENDAHULUAN. Hotel Flamenggo merupakan salah satu hotel berbintang di kawasan kota serang banten

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

2017, No Pengolahan Air Limbah Usaha Skala Kecil Bidang Sanitasi dan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi Bidang Irigasi; Mengingat : 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA KEGIATAN USAHA

termasuk manusia dan prilakunya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

Payung Hukum. 1. kewajiban memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup. Menurut UU. Mengawal Hukum Lingkungan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR / 259 / /2010 TENTANG TIM PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. secara berkesinambungan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik di

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil.

KEGIATAN DITJEN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN TAHUN Jakarta, 7 Desember 2016

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

TEKNOLOGI DAUR ULANG AIR LIMBAH

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Evvie Ariantya Wulandari, 2013

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN (DLHK)

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 810 TAHUN : 2011

KISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SMK SE-KABUPATEN CIAMIS TP. 2013/2014

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai menjadikan

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN. Review Penyusunan Masterplan Air Limbah. Menyediakan dokumen perencanaan air limbah domestik skala Kabupaten

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

PROGRAM KALI BERSIH DAN PROGRAM LANGIT BIRU

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN III

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG PERCEPATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM

BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2012 NOMOR 17 PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMBINAAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA BAGI INDUSTRI A. Latar Belakang Pengelolaan Lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, merupakan masalah yang sangat penting dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan. Pencemaran dan kerusakan lingkungan dari tahun ke tahun terus berlangsung dan semakin meningkat, seperti pencemaran air, udara, laut dan tanah. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah ketersediaan air yanng semakin hari semakin berkurang. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena terjadinya pencemaran air yang diakibatkan oleh kegiatan industri yang dapat menyebabkan penurunan kualitas air di beberapa media air khususnya air sungai. Berdasarkan undang - undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup agar pembangunan diarahkan pada pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian penting dari ekosistem yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan makhluk hidup dimuka bumi, agar terwujud kelestarian fungsi lingkungan untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan. Oleh karena itu pengembangan kebijakan, strategi, program kegiatan pengelolaan lingkungan hidup hendaknya dapat disusun dan dilaksanakan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, Diharapkan peran seluruh lapisan masyarakat lebih optimal, sehingga percepatan pembangunan pengelolaan lingkungan hidup bisa dicapai dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi yang sedang melakukan pembangunan, di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang cukup kondusif untuk keberlangsungan berbagai macam kegiatan pembangunan. Kegiatan pembangunan merupakan sarana yang sangat efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan percepatan pembangunan di Provinsi Banten yang pada saat ini menunjukkan grafik yang positif. Hal ini membuktikan bahwa Provinsi Banten

masih kondusif sebagai tempat berinventasi bagi para pelaku pembangunan. Indikator kondusifnya Provinsi Banten antara lain tingkat keamanan berinvestasi dan keberadaan sumber daya alam serta lingkungan yang tetap mampu mendukung proses kegiatan pembangunan. Namun demikian kondisi ini harus tetap dijaga dan pelihara demi keberlangsungan hidup bersama, mengingat bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan sumber daya alam dan lingkungan keberadaannya sangat terbatas. Penurunan kondisi lingkungan sudah kita rasakan, baik dalam bentuk pencemaran air, laut dan udara maupun kerusakan lingkungan akibat kegiatan pembangunan yang hanya berorientasi mencari keuntungan semata. Oleh karena itu diperlukan pemecahan permasalahan yang terjadi saat ini seperti makin meningkatnya pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan limbah B3. Sesuai dengan karakteristik pengembangan wilayah, limpasan irigasi yang telah menggunakan bahan pestisida dan herbisida merupakan sumber pencemar air untuk daerah pedesaan sementara sumber pencemar air untuk daerah perkotaan berasal dari limbah cair domestik (sanitasi) dan limbah industri terutama untuk daerah perkotaan dengan kegiatan perindustrian yang terus meningkat dimana air limbah industri yang tidak diolah dan atau melebihi baku mutu air limbah yang ditetapkan adalah sumber pencemaran yang sangat signifikan. B. Maksud dan Tujuan Tujuan Pembinaan Teknis Pengendalian Pencemaran Air dan Udara antara lain : 1. Untuk melakukan pengelolaan lingkungan yang sinergi dalam menciptakan perubahan yang bersifat konkret untuk menuju keseimbangan ekologi, sosial dan ekonomi. 2. Untuk meningkatkan kepedulian kepada pemangku kepentingan tentang pentingnya pengendalian pencemaran lingkungan 3. Menurunnya beban pencemaran yang bersumber dari air limbah buangan industrian kegiatan lainnya dan meningkatnya kualitas air sungai/das, Udara dan Limbah B3 4. Meningkatnya kepedulian kalangan industri dan masyarakat penyebab pencemaran sehingga dapat berperan aktif dalam mengevaluasi IPAL industri.

C. Sasaran Sasaran kegiatan pembinaan teknis pengendalian pencemaran air dan udara bagi industri adalah 40 industri yang berada di wilayah Provinsi Banten D. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan Pembinaan Teknis Pengendalian Pencemaran Air dan Udara Bagi Industri dilaksanakan pada tanggal 3-4 Mei 2017 bertempat di Hotel Flamengo Jl. Raya Cilegon No. 1 Kepandean Serang Banten 42115 Tlp. (0254) 229888. E. Narasumber Kegiatan Pembinaan Teknis Pengendalian Pencemaran Air dan Udara Bagi Industri mengundang narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan DLHK Provinsi Banten. Materi Pembinaan Teknis Pengendalian Pencemaran Air dan Udara Bagi Industri antara lain : 1. Kebijakan Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Provinsi Banten 2. Pengendalian Pencemaran Air 3. Pengendalian Pencemaran Udara 4. Teknik Sampling Air 5. Evaluasi Pengendalian Pencemaran Lingkungan F. Peserta Peserta kegiatan pembinaan teknis pengendalian pencemaran air dan udara bagi industri adalah 40 industri yang berada di wilayah provinsi Banten.

G. Kesimpulan Dari rangkaian pelaksanaan kegiatan Pembinaan Teknis Pengendalian Pencemaran Air dan Udara Bagi Industri, sebagai berikut : 1. Masih terdapat perusahaan dalam pengelolaan lingkungan belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2. Perusahaan belum melakukan identifikasi terhadap sumber pencemar. 3. Masih terdapat perusahaan yang belum melakukan pelaporan pengendalian pencemaran air dan udara 4. Dalam melakukan pemantaua kualitas air limbah baku mutu pemantauan belum sesuai. 5. Perusahaan belum memahami peraturan tentang pengelolaan lingkungan hidup. 6. Pelaksanaan pembinaan teknis agar diadakan kunjungan ke lapangan.

DOKUMENTASI PEMBINAAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA BAGI INDUSTRI TAHUN 2017