BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 1 ayat (1) (dalam Samino, 2010:36) menyebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat cenderung memasuki era globalisasi. yang berkualitas. Dalam era globalisasi, pendidikan pun dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang dewasa (pendidik) kepada orang yang belum dewasa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) memasukkan keterampilan-keterampilan berpikir yang harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sektor utama dalam pembangunan di setiap

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

Muhammad Miftahul Ulum Pendidikan Luar Biasa Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. prestasi siswa dapat dilihat dengan menggunakan tolak ukur batas kelulusan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pendidikan merupakan hal yang penting di era globalisasi, karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu sesuai potensi masing-masing guna membekali peserta didik dalam menjalani kehidupan. Sebagaimana konsep dari pendidikan yang tercantum dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat (1) bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (dalam Samino, 2011: 19). Dalam arti lain pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri dengan bimbingan yang diberikan oleh pendidik agar dapat mengembangkan bakat, potensi dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Maka dari itu sudah semestinya perlu adanya desain pembelajaran yang tepat agar peserta didik memperoleh pemahaman mengenai potensi yang dimiliki, sehingga dapat berguna dalam meningkatkan prestasi, bakat, keterampilan yang dimiliki peserta didik. 1

2 Dalam upaya meningkatkan prestasi, bakat, keterampilan tentunya peserta didik haruslah memahami akan pembelajaran yang disampaikan. Didalam mengupayakan hal tersebut, tentunya ditemui berbagai permasalahan. Permasalahan yang banyak terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah, lebih tepatnya di kelas, di mana siswa di tempatkan sebagai pendengar setia saat guru menyampaikan konsep materi belajar. Sehingga siswa merasa bosan dengan hanya duduk diam dan mendengarkan, seolah tidak ada waktu yang terpakai untuk berfikir dan berkreasi seefektif mungkin. Pemahaman siswa akan konsep materi yang diajarkan akan dirasa kurang begitu dimengerti karena siswa tidak merasakan betul apa yang disampaikan guru di kelas dan ini dirasa tidak efektif dalam proses pembelajaran. Berkenaan hal tersebut sudah selayaknya seorang pendidik tidak hanya cukup menyampaikan materi dengan ceramah dan hafalan, tetapi juga harus memikirkan mengenai pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memahami suatu pembelajaran tersebut. Salah satu unsur yang mendukung terciptanya pembelajaran yang kondusif ialah bahasa, karena bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan. Salah satu bahasa yang penting dipahami selain bahasa nasional dan bahasa daerah, ialah bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang secara resmi dipergunakan dalam berinteraksi antar bangsa, terlebih di era informasi dan teknologi komunikasi dituntut untuk memiliki kecakapan berbahasa inggris yang

3 semakin tinggi. Berkenaan dengan hal tersebut pendidikan di Indonesia telah menerapkan pembelajaran mengenai pengenalan kosa kata bahasa Inggris, dari pendidikan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi telah diajarkan bahasa inggris. Menurut Udin (2004:1.28) Bahasa inggris adalah bahasa asing yang dianggap penting diajarkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni budaya, serta pengembangan hubungan antar bangsa. Meskipun sampai pada saat ini Bahasa Inggris hanya tergolong ke dalam muatan lokal. Tetapi perlu diketahui bahwa pada PP Nomor 28 Th. 1990 pasal 14 ayat 3 menyatakan, Muatan Lokal berfungsi memberikan peluang untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan. Satuan pendidikan dasar dapat menembah mata pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungan dan ciri khas satuan penddiikan yang bersangkutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang berlaku secara nasional. Pembelajaran bahasa Inggris telah diupayakan oleh pendidik dalam membantu memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang bahasa Inggris. Di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang baik dimana diberikan pembelajaran mengenai bahasa Inggris. Pendidikan di Indonesia khususnya di jenjang sekolah dasar telah dilaksanakan pembelajaran tersebut, tetapi di lain pihak tidak sedikit peserta didik yang mengakui betapa sulitnya belajar bahasa inggris. Pelaksanaan dari berbagai aspek pengajaran Bahasa Inggris yang diajarkan di Sekolah Dasar khususnya pengenalan kosa kata Bahasa Inggris

4 dalam prakteknya tidak pernah lepas dari berbagai permasalahan. Permasalahan klasik dalam proses pengajaran tersebut adalah kesulitan memahami kosa kata bahasa Inggris. Dalam hal ini maka perlu adanya suatu evaluasi dalam proses pembelajaran baik dari teknik guru mengajar sampai pada Pembelajaran apa yang diterapkan dan apakah telah sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Salah satu contoh Sekolah Dasar yang mengajarkan tentang Bahasa Inggris adalah SD Negeri Gajahan, Colomadu, Karanganyar. SD ini telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan berbagai macam Pembelajaran dan model pembelajaran sebagai upaya membantu memberikan pemahaman kepada siswa mengenai kosa kata bahasa inggris. Pada realitanya masih banyak sekolah yang menerapkan Pembelajaran secara konvensional, sehingga banyak siswa yang kurang memahami bahasa Inggris. Mulyadi dan Risminawati (2012:12), menjelaskan bahwasanya istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan Pendekatan pembelajaran, bahkan suatu model pembelajaran diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran. Pendekatan dalam proses pembelajaran di sekolah memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dalam pembelajaran harus dapat menumbuhkan interaksi antara guru dengan murid sehingga dapat mengembangkan peserta didik yang kritis, kreatif, serta responsif dalam menghadapi pelajaran. Karena itu perlu adanya suatu inovasi pembelajaran yang membawa siswa pada tingkat pemahaman yang lebih, dengan waktu yang cukup, sesuai

5 dengan waktu yang di gunakan untuk satu konsep bahasan, demi tercapainya kurikulum yang sudah ditetapkan di sekolah juga penggunaan media dan model yang tidak terlalu sulit dapat mempermudah siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan mengimplementasikan suatu Pembelajaran yang membantu siswa dalam penanaman konteks atau makna dari materi yang mereka pelajari. Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Depdiknas dalam Bayu, 2013:4 ). Pembelajaran konstektual dirancang dan dilaksanakan berdasarkan landasan filosofis kontruktivisme yakni, bahwa belajar akan lebih bermakna dengan cara mengalami, menemukan, dan membangun sendiri (mengkonstruksi) pengetahuan dan keterampilan barunya. Menurut Piaget, kontruktivisme mengandung beberapa kegiatan diantaranya yakni, mengandung pengalaman nyata, adanya interaksi sosial, dan terbentuknya kepekaan terhadap lingkungan. (Mulyadi dan Risminawati, 2012:27). Berkenaan dengan mendukung terlaksananya kegiatan konstruktivisme sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Piaget, maka Pembelajaran Kontekstual berbasis Outing Class dirasa tepat untuk diterapkan. Pembelajaran yang bermakna merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan dari pendidikan tersebut, salah satu

6 pembelajaran yang bermakna ialah pembelajaran dengan metode Outing Class. Pembelajaran outing class adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan di luar ruangan atau kelas yang bertujuan membekali ketrampilan anak didik dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki ( Lenterahati, 2012 dalam Wijilestari 2013:11). Outing Class merupakan media pengajaran yang sangat menantang dan menyenangkan bagi anak, karena media ini mampu merangsang minat dan keinginan anak untuk belajar dan meningkatkan potensi diri serta media ini sangat menarik untuk diikuti semua peserta didik. Gagne, Briggs, dan Wager (dalam Wijilestari, 2013:12) berpendapat mengenai outingclass. Metode outing class mencakup beberapa karakteristik seperti keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan perilaku, dan keterampilan motorik. Selain hal tersebut, metode outing class penting untuk diterapkan dalam pembelajaran sebagai upaya mengembangkan tiga komponen pendidikan yakni afektif, kognitif, dan psikomotor. Karena ketiga aspek tersebut digunakan secara integral dan berkesinambungan. Melalui pembelajaran kontekstual berbasis Outing Class, guru dapat memanfaatkan materi dan media pembelajaran konkret di luar kelas atau alam yang dapat membantu siswa khususnya kelas III di SD N Gajahan dalam pemahaman kosa kata bahasa Inggris yang abstrak dan teoritis menjadi lebih konkret. Pemanfaatan materi dan media konkret yang dipilih guru dalam

7 proses pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris. Berdasarkan paparan diatas, maka penulis berminat untuk menemukan ada tidaknya pengaruh pembelajaran kontekstual berbasis Outing Class terhadap pemahaman kosa kata bahasa Inggris siswa, dengan mengangkat judul: Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Berbasis Outing Class Terhadap Pemahaman Kosa Kata Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas III Di SD N Gajahan, Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Pemahaman siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris rendah. 2. Prestasi belajar siswa pada satu atau beberapa mata pelajaran khususnya bahasa Inggris tergolong rendah. 3. Model pembelajaran yang diterapkan belum tentu sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Penelitian harus mempunyai arah yang jelas dan pasti, sehingga perlu diberikan batasan masalah. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian yang dibatasi pada permasalahan sebagai berikut :

8 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas III di SD N Gajahan Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Objek Penelitian Objek penelitian dibatasi pada : a. Pembelajaran kontekstual berbasis Outing Class. b. Pemahaman kosa kata bahasa Inggris siswa kelas III di SD Gajahan Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas serta untuk memperjelas masalah maka disusun sebuah rumusan masalah yaitu apakah pembelajaran kontekstual berbasis outing class berpengaruh terhadap pemahaman kosa kata bahasa Inggris pada siswa kelas III Di SD N Gajahan Karanganyar tahun ajaran 2013/2014? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual berbasis Outing Class terhadap pemahaman kosa kata Bahasa Inggris pada siswa kelas III di SD N Gajahan Karanganyar tahun ajaran 2013/2014.

9 F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah dasar, yakni memberikan sumbangan tentang pengaruh pembelajaran kontekstual berbasis outing class untuk membantu siswa dalam memahami kosa kata bahasa Inggris. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Bagi guru memperoleh pengetahuan mengenai berbagai macam Pembelajaran pembelajaran yang inovatif, sehingga kelak dapat memberikan pelayanan dengan menerapkan Pembelajaran pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa. b. Bagi Siswa Memberikan suasana belajar yang lebih kondusif dan inovatif sehingga pembelajaran tidak monoton dan dapat membawa dampak pada peningkatan kemampuan pemahaman kosa kata bahasa Inggris sehingga anak dapat terbantu mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya melalui kegiatan pembelajaran yang menerapkan metode sesuai dengan kemampuan, kebutuhanya, juga sesuai karakteristinya.. c. Bagi Sekolah Diharapkan dapat mengkaji secara mendalam dan dapat mengembang sehingga dapat dicapai hasil yang lebih baik, serta dapat

10 memberikan masukan atau saran dalam upaya mengembangkan suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak, sehingga dapat meningkatkan sumber daya pendidikan.