BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki masalah dengan modal pembiayaan Kredit Kepemilikan Rumah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. waktu karena sebab-sebab tertentu pemegang saham utama atau pendiri (founders)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Model estimasi..., Andriyatno, FE UI, 2010.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bunga atau yang sering disebut Net Interest Margin (NIM), selain itu

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Indonesia, sepanjang tahun 2012, kinerja industri perbankan syariah nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan

I. PENDAHULUAN. juta rupiah. Belum lagi green fee dan pemasukan dari club house yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Saham perusahaan yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. perusahaan untuk memperoleh dana, salah satunya adalah dengan Right issue.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. makro atas suatu negara, sedangkan investasi di pasar modal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bahkan dunia. dana tersebut ke masyarakat serta memberi jasa-jasa bank lainnya.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Komodo, begitulah julukan yang diberikan The Economist. salah satu negara yang perekonomiannya stabil dan meningkat.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat dimana para investor melakukan transaksi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN. adalah menjaga dan mengelola kekayaan negera dengan baik. Hal ini selaras

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, para investor perlu melakukan kegiatan untuk menilai atas saham.

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Seiring dengan laju perekonomian Indonesia yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses penilaian terhadap perusahaan tertutup membutuhkan identifikasi atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

MANAJEMEN MERGER PERBANKAN. /

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini semakin ketat. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini bisnis di bidang jasa telekomunikasi telah

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penilaian saham diketahui terdapat tiga jenis nilai saham, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. atau Initial Public Offering (IPO) dalam rangka rencana Perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENGANTAR. Sesuai dengan Pasal 33 UUD 45, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham (Maximization shareholder wealth) dalam bentuk peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Modal merupakan salah satu faktor terpenting untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

BAB I PENDAHULUAN. signifikan, hal ini ditandai dengan diterbitkannya paket-paket deregulasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan penggabungan usaha. Bentuk penggabungan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berjalan selama ini di Indonesia terhadap perusahaan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. beresiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi (identifiable assets and

BAB I PENDAHULUAN. investasi, para investor tentunya mengumpulkan informasi-infromasi fundamental,

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

Transkripsi:

1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan usahanya. Strategi ini dapat dicapai baik dengan memperbaiki kondisi internal perusahaan, yaitu dengan memperbaiki strategi pengelolaan, dengan penekanan pada market for product, fokus pada perluasan pangsa pasar dan peningkatan laba, maupun dengan melakukan ekspansi eksternal. Ekspansi eksternal dapat dilakukan dengan penggabungan usaha atau penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi, karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain. Jenis penggabungan usaha dapat berbentuk merger dan akuisisi (Nurhayati, 2009: 01). Dalam dunia bisnis, merger dan akuisisi pada sebuah perusahaan adalah hal yang biasa terjadi. Hal yang biasa disebut dengan corporate action ini adalah bagian dari suatu dinamika bisnis yang terus berubah. Dalam merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan bersama sedangkan akuisisi lebih merupakan sebuah perjanjian. Perusahaan membeli aset atau saham perusahaan lain, dan para pemegang saham dari perusahaan yang menjadi sasaran akuisisi (perusahaan target) berhenti menjadi pemilik perusahaan (Djajanti dan Novaliza, 2013: 02).

2 Menurut Hamonangan dan Sulistyawati (2012: 21), sebelum dilakukannya proses corporate action dalam hal ini merger ataupun akuisisi, maka pihak share holders dalam hal ini investor wajib mengetahui informasi mengenai harga saham sebuah perusahaan. Menjadi suatu keputusan investasi untuk menanamkan modalnya di sebuah perusahaan atau bahkan mengambil suatu keputusan untuk mengakuisisi ataupun menggabungkan usaha (merger). Nilai sebuah perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, hal ini sangat berguna untuk mengambil keputusan penting, baik yang bersifat operasional maupun jangka panjang. Hal ini merupakan sebuah tuntutan untuk para stake holders yang telah dipilih oleh para share holders untuk memberikan keuntungan yang optimal untuk perusahaan. Melihat banyaknya kepentingan terkait dengan harga saham mendorong penulis untuk melakukan sebuah analisis mengenai penilaian harga wajar saham sebuah perusahaan, apalagi untuk keadaan pasar modal yang tidak efisien seperti keadaan pasar modal Indonesia akan banyak sekali terjadi kesalahan terhadap harga saham (mispriced) yang seharusnya disebabkan oleh beberapa alasan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan suatu analisis yang komprehensif, sehingga perhitungan harga saham yang wajar menjadi akurat dan mengecilkan mispriced yang terjadi. Salah satu perhitungan yang akurat adalah dengan melakukan suatu analisis fundamental yang membahas secara menyeluruh mengenai kondisi perusahaan tersebut, tidak saja mengenai perusahaan tersebut tetapi juga mengenai lingkungan di mana perusahaan tersebut berada. Mengingat perusahaan

3 tidak berdiri sendiri, tetapi juga bergantung pada kondisi makro ekonomi, politik, dan sosial budaya di mana perusahaan tersebut menjalankan usahanya. Dengan pentingnya bagi investor untuk mengetahui harga saham yang wajar dari sebuah perusahaan maka dibutuhkan sebuah kerangka kerja yang baik. Penilaian harga saham yang wajar dapat dimulai dengan memproyeksikan besarnya deviden dan earnings yang akan diterima perusahaan tersebut. Salah satu keberhasilan sebuah perusahaan dapat diukur dari besarnya deviden yang dapat dibagikan kepada para shareholders atau earnings yang didapatnya. Dalam menilai harga wajar saham sebuah perusahaan, ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu pertama discounted cash flow valuation, menghubungkan nilai aset dengan present value dari ekspektasi aliran kas di masa mendatang, kedua relative valuation, mengestimasi nilai aset dengan melihat harga aset yang sejenis dan sebanding dibandingkan dengan variabel seperti earning, cash flow, book value atau sales, ketiga contingent claim valuation yang menggunakan model option pricing untuk menaksir nilai dari suatu aset (Damodaran, 2002: 11). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, untuk menilai nilai wajar saham sebuah perusahaan dapat digunakan dengan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan pendapatan dengan menggunakan metoda discounted cash flow, pendekatan data pasar atau relative valuation, option pricing, dan pendekatan aset, namun pendekatan yang sering digunakan dalam menilai harga wajar saham adalah metoda discounted cash flow dan relative valuation dan pada penelitian ini penulis akan menggunakan dua pendekatan tersebut. Industri keuangan merupakan salah satu industri yang saham-sahamnya sangat diminati oleh investor belakangan ini selain industri lainnya. Salah satu

4 bagian dari Industri keuangan yang sangat diminati investor adalah perbankan. Bisa dikatakan perbankan adalah jantung dari industri keuangan. Hal ini karena industri keuangan merupakan motor penggerak roda perekonomian sebuah negara. Tanpa adanya perbankan, roda perekonomian di sebuah negara akan tidak berjalan, sehingga hal ini menjadikan industri keuangan (perbankan) memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah negara. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti harga wajar saham PT. Bank Sulteng saat masuknya investor swasta yakni CT Corp. Pada tahun 2013 dan dengan proses corporate action tersebut menjadikan PT. Bank Sulteng sebagai Bank BPD yang sebagian sahamnya dimiliki oleh investor swasta. Menjadi tantangan tersendiri tentunya dalam menilai valuasi harga wajar saham di industri perbankan ini, karena dalam industri perbankan cenderung mendapat regulasi yang ketat didalamnya dan pendapatannya yang tergantung kepada pihak ketiga terutama pembiayaan dalam bentuk kredit.

5 PT. Bank Sulteng sendiri dahulu bernama PD. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah didirikan pada tahun 1969 di Palu. Bank yang berkantor pusat di Jalan Sultan Hasanuddin No. 20 Palu dan hingga saat ini mempunyai 13 kantor cabang yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah. Kinerja keuangan Bank Sulteng selama 5 (lima) tahun terakhir sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 terus memberikan keuntungan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 kredit yang diberikan mencapai Rp385.038 miliar dengan perolehan laba bersih sebesar Rp13.413 miliar, kemudian pada tahun 2012 kredit yang diberikan sudah mencapai Rp754.178 miliar, sedangkan perolehan laba mengalam penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp8.694 miliar. Selama kurun waktu tersebut rata-rata peningkatan kredit yang diberikan mencapai ± 8,08 persen, sedangkan laba bersih meningkat rata-rata ± 29,81 persen. Persaingan dalam industri perbankan yang semakin ketat, memaksa bankbank meningkatkan produktifitas sumber dayanya dalam meningkatkan profit. Peningkatan profit antara lain dengan melakukan ekspansi kredit. Peningkatan penyaluran kredit perlu ditunjang dengan pertumbuhan modal disetor. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir pertumbuhan modal disetor dari Bank Sulteng dibandingkan dengan pertumbuhan kredit yang diberikan oleh Bank Sulteng tidak proporsional, dimana prosentase pertumbuhan modal disetor jauh lebih kecil dari pertumbuhan kredit yang diberikan. Pada tahun 2007 modal disetor adalah sebesar Rp77.815 miliar, sedangkan pada tahun 2012 modal disetor baru mencapai Rp126.563 miliar. Selama kurun 5 (lima) tahun rata-rata pertumbuhan modal disetor hanya mencapai ± 12,11 persen. Sesuai regulasi Bank

6 Indonesia hal tersebut dapat memberikan dampak penurunan CAR dan kesulitan ekspansi pada masa mendatang. Sesuai dengan Business Plan yang dibuat Bank Sulteng, sasaran yang hendak dicapai melalui rencana penguatan modal adalah sebagai berikut. 1. Mengembangkan usaha kerja bank guna mencapai target yang ditetapkan melalui ekspansi kredit yang berkelanjutan, ekspansi jaringan dan sebagainya. 2. Mempertahankan Ratio kecukupan modal (CAR) sebelum diperhitungkan dengan penerapan manajemen risiko tetap berada di atas ketentuan. 3. Rencana modal inti sampai dengan tahun 2012 sebesar Rp153.890 juta. 4. Rencana modal inti sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp183.683 juta. 5. Rencana modal inti sampai dengan tahun 2014 sebesar Rp219.434 juta. 6. Rencana modal inti sampai dengan tahun 2015 sebesar Rp386.185 juta. 7. Rencana modal inti sampai dengan tahun 2016 sebesar Rp439.836 juta. Terkait dengan sasaran tersebut, Bank Sulteng menetapkan beberapa alternatif dalam rangka penambahan modal disetor. 1. Setoran tunai pemegang saham. 2. Right Issue. 3. Sub Debt. 4. Go Public melalui pasar modal (Initial Public Offering/IPO). Bank Sulteng berencana akan merealisasikan salah satu alternatif yang telah ditetapkan yaitu dengan mengundang pihak ketiga sebagai pemegang saham baru dalam hal ini CT Corp., yang telah resmi memegang 30 persen saham Bank Sulteng senilai Rp62 Miliar.

7 Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa setiap investor maupun perusahaan berupaya untuk mengetahui dan menilai saham dengan beberapa pendekatan yang investor anggap tepat. Selanjutnya investor dan pihak perusahaan melakukan penilaian apakah terjadi under valued atau over valued dari penilaian saham tersebut. Maka, penerapan skenario dari tingkat pertumbuhan dan return yang diharapkan, akan menghasilkan rentang harga wajar saham. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik mengambil judul penelitian Analisis Nilai Wajar Saham Bank Sulteng Sebelum Masuknya Investor Pada Tahun 2013. 1.2 Perumusan Masalah Dalam memperkuat permodalan atau menambah modal bank, maka beberapat alternatif seperti tersebut diatas merupakan salah satu jalan keluarnya. Jalan kelaur yang dipilih dari ke empat alternatif, yaitu ; setoran tunai pemegang saham, right issue, sub debt atau go publik, masing-masing mempunyai prosedur yang tidak mudah untuk dilaksanakan dan memakan waktu yang cukup lama. Namun demikian harus tetap dipilih salah satu dari ke empat alternatif tersebut. Maka dari pada itu, alternatif yang paling mudah yang dipilih adalah setoran tunai dari para pemegang saham. Namun demikian dalam situasi saat ini baik secara ekonomi yang tidak menentu serta situasi politik dan pemerintahan yang dirasakan belum stabil, maka dicari alternatif lain, yaitu mencari investor dari pihak swasta nasional, di mana dari segi syarat dan prosedur tidak berbelit dan hanya mempertimbangkan kelayakan usaha semata. Tesis ini memberikan nilai dari sudut pandang penilai independen yang memberikan gambaran nilai saham perusahaan pasca masuknya investor swasta

8 baru dari sudut pandang pendidikan, yaitu menghitung nilai saham PT. Bank Sulteng sebelum masuknya investor swasta baru pada tahun 2013. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah menentukan nilai wajar saham PT. Bank Sulteng sebelum masuknya investor swasta baru pada tahun 2013. Diharapkan nilai tersebut dapat memberikan gambaran kondisi PT. Bank Sulteng pada saat penelitian dilakukan. 1.3.2. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut, 1. Memberikan gambaran kepada masyarakat investor tentang nilai saham Bank BPD sebelum masuknya investor swasta baru. 2. Bagi pemerintah khususnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai kajian penyempurnaan kebijakan mendatang dalam rangka penambahan modal saham bank, khususnya Bank BPD yang tadinya dimiliki 100 persen pemerintah (kabupaten, kota dan provinsi) dengan menggaet investor luar swasta nasional. Karena perbankan sangat disorot masyarakat kiranya kebijakan transparansi yang lebih luas untuk bank-bank yang telah menjadi perusahaan terbuka perlu dilakukan. 3. Bagi penulis, sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang penilaian bisnis, terutama pendalaman dalam penilaian saham perusahaan bank yang beroperasi di daerah.

9 1.4 Keaslian Penelitian Masuknya investor swasta ke dalam bank milik pemerintah, khususnya Bank BPD belum lama ini belum pernah terjadi, sehingga atas transaksi tersebut menurut pengetahuan kami belum pernah dilakukan penelitian. Penelitian ini merupakan yang pertama sehingga keasliannnya diharapkan tidak diragukan. Beberapa penelitian mengenai penilaian saham dengan pendekatan pasar dan pendapatan dalam proses penilaian dan pendapat kewajaran antara lain sebagai berikut. 1. Gilson, dkk. (2000) melakukan penelitian dengan mengunakan metoda DCF, comparable company multiple, fresh start valuation. 2. Damodaran (2002) melakukan penelitian mengenai analisis nilai pengendali pada perusahaan tertutup dan penilaian akuisisi yang berindikasi pada premi kendali, diskon marketability dan voting share differentials. 3. Tauriesanto (2007) Penilaian Saham PT. BNI Tbk dalam rangka Privatisasi tahun 2007, menyimpulkan bahwa Hasil penelitian dengan menggunakan metoda discounted cash flow, diperoleh estimasi nilai intrinsik saham BNI per November 2007 berkisar antara Rp3.139,40 sampai dengan Rp3.240,20. 4. Lenz (2008), meneliti lebih jauh tentang eksistensi valuasi dari suatu sinergi yang digunakan masa kini di mana hanya sekedar melakukan transfer pangsa pasar (market share) dan angka penjualan (sales figure). 5. Cain dan Danis (2010) menganalisis hasil penilaian dari perusahaan target yang diungkapkan dalam pendapat kewajaran saat negosiasi merger antara tahun 1998 sampai 2005 di Amerika.

10 6. Welc (2010), mengevaluasi keefektifan dari penyesuaian fundamental Price/Sales Multiple dalam membedakan antara under valued dan over valued saham yang tercatat di Bursa Efek Warsawa. 7. Damodaran (2010) dalam paper-nya mengamati equity risk premium secara praktikal. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari 4 (empat) bab dengan susunan sebagai berikut. Bab I, Pengantar yang mencakup uraian tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian,serta sistematika penulisan. Bab II, Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis, bab ini berisikan uraian mengenai tinjauan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian, landasan teori dan rencana penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian serta alat analisis yang digunakan. Bab III, berisi uraian tentang alat yang digunakan untuk melakukan penelitian, jalannya penelitian, pembahasan data berupa analisis data dari penelitian yang dilakukan. Bab IV, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan serta saran atas hasil penelitian. Bab ini berisi kesimpulan hasil analisis yang didapatkan dari hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian, keterbatasan berupa kendala dan kesulitan dalam penelitian serta saran yang disampaikan sebagai sumbangan pemikiran.