BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menggunakan fitrah tersebut manusia belajar dari keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang dan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendidikan dan yang ditegaskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dalam pasal 3 telah ditegaskan fungsi dan tujuan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuannya. Disamping itu tiap-tiap individu manusia mempunyai kepentingan dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pengetahuan, kemampuan akhlak, juga seluruh pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. terhadap perubahan ataupun kemajuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang hidup sejahtera dengan aspirasi cita-cita untuk maju, bahagia dan

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Ki Hajar Dewantara menyatakan, bahwa pendidikan sebagai tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari dan sebagainya) dan ditunjukan kepada orang yang belum dewasa. 1 Bagi bangsa Indonesia pendidikan merupakan sarana untuk mencapai cita-cita, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha 1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996 ), h.2

Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Untuk mewujudkan pendidikan nasional seperti yang dikemukakan diatas diperlukan peningkatan dan penyempurnaan segenap komponen pendidikan yang disebut Tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam pandangan Islam tanggung jawab pendidikan diberikan kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena ketiga bagian tersebut mempunyai andil yang sangat besar dalam pencapaian pendidikan maksimal, tetapi yang sangat berpengaruh pada kelangsungan pendidikan anak adalah keluarga. Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila membicarakan masalah pendidikan, pandangannya selalu kedunia sekolah dan menghubungkan antara guru dan siswa. Mereka tidak atau kurang menyadari bahwa sebelum seorang anak menjadi siswa, anak-anak telah memperoleh pendidikan yang diberikan keluarga yaitu orang-orang yang ada disekitarnya terutama ayah dan ibu (keluarga inti). Peranan keluarga sebagai dasar kepribadian seorang anak yang sangat penting, karena anak yang tidak sempat dipelihara dalam suatu keluarga utuh yang pada masa-masa awalnya akan berakibat buruk pada kehidupannya kelak. Keluarga khususnya orang tua diharapkan dapat mendidik anaknya supaya menjadi anak sholeh dan sholehah, beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Adapun kewajiban memberikan pendidikan Islam kepada keluarga ditegaskan dalam Q.S.Lukman Ayat 13-17 2 Departemen Pendidikan RI, Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaan Pendidikan Nasional (Bandung : Citra Umbara, 2003), h.4

Pada ayat diatas menjelaskan bahwa setiap muslim berkewajiban menjaga dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka, terutama seorang ayah sangat dianjurkan sekali untuk menjaga keluarganya. Hal tersebut dapat dilakukan apabila seseorang ayah memahami agamanya. Oleh karena itu, pendidikan agama yang diberikan orang tua tidak terlepas seberapa luas pemahaman dan pengalaman orang tua itu sendiri terhadap agama. Pengertian keluarga diatas antara lain termasuk didalamnya anak-anaknya dan

menginginkan agar mereka kelak menjadi orang yang bahagia hidupnya dan senantiasa mendapatkan ketentraman serta menemukan pilihan hidup yang terbaik bagi dirinya, maka kewajiban orang tualah mendidik anak, sehingga terhindar dari siksa api neraka. Seiring perkembangan zaman dan waktu berbagai macam keluarga pun terbentuk dari berbagai macam etnis dan keturunan yang beragam dan latar belakang orang tua yang berbeda,baik orang tua yang masih utuh ataupun hanya seorang single parent. Single parent adalah keluarga yang mana hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk biasa terjadi pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah. Adanya ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan adanya perbedaan persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar. Supaya masalah ekonomi/pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh, kematangan emosional yang kurang, perbedaan agama, aktifitas suami istri yang tinggi di luar rumah sehingga kurang komunikasi. Saat ini keluarga orang tua tunggal memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini disebabkan karena hanya ada satu orang tua yang membesarkan anak. Bila diukur dengan angka mungkin lebih sedikit sifat positip yang ada dalam diri suatu keluarga dengan satu orang tua dibandingkan dengan keluarga dengan orang tua tunggal. Orang tua tunggal ini menjadi lebih penting bagi anak dan perkembangannya karena orang tua tunggal ini tidak mempunyai pasangan untuk saling menopang.

Memang tidak mudah membesarkan anak-anak sendirian, apalagi buat ibu yang juga bekerja. 3 Dalam lingkungan keluarga, apa yang dilihat, didengar maupun perlakuan yang diterima anak dari orang tua akan menentukan pembinaan pribadi Agamanya. Karena memang orang tua adalah pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. 4 Pendidikan agama dilingkungan keluarga hendaknya dilakukan sedini mungkin dengan tujuan untuk memberikan pengaruh terhadap perkembangan jiwa anak melalui nilainilai keagamaan dengan memberikan contoh, keteladanan, pembiasaan maupun larangan. Pada masa sekarang ini, memperhatikan anak yang mempunyai orang tua tidak lengkap, amat berpengaruh terhadap proses perkembangan pendidikan Agama anak. Biasanya anak yang bermasalah dengan pendidikannya karena perceraian orang tuanya adalah anak antara umur 7-15 tahun, karena pola fikirnya yang belum maksimal. Pada usia anak-anak fungsi bermain mempunyai pengaruh besar sekali bagi perkembangan anak. 5 Maka setiap anak mendapatkan bermacam-macam problema pendidikan, khususnya pada pendidikan Agama, yang ditemui oleh anak dalam keluarga antara lain adalah, kurangnya perhatian orang tua terhadap belajar anak, kurangnya motivasi belajar yang diberikan orang tua terhadap belajar anak, dan minimnya waktu yang diberikan orang tua,(ibu atau ayah) untuk mengajari anaknya dirumah karena orang tua (ibu atau ayah) bekerja sendiri. Padahal dalam sebuah keluarga orang tua 3 Sylvia L Namira, La Tahzan for Single Mother,(Jakarta: Lingkar Pena, 2009), h.145 4 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama (Jakart: Bulan Bintang, 2003), h.69 5 Kartini Kartono, Psikologi Anak dan Perkembangan, (Bandung Mundur Maju, 1995). H.116.

dituntut menjadi pemimpin yang baik, bijaksana dan menjadi panutan yang baik dalam perkataan, perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Perceraian atau perpisahan orang tua dipastikan akan berpengaruh pada jiwa anak, mereka tidak secara bersama-sama lagi, kejadian seperti ini sangat berpengaruh sekali terhadap jiwa seorang anak, ketidakstabilan emosi, mengalami rasa cemas, tertekan, dan juga bisa sering marah-marah. Kejadian seperti ini bisa mengakibatkan orang tua melalaikan tanggung jawabnya sebagai orang tua terhadap anak. Hal seperti ini berakibat terhadap belajar anak, terganggunya pergaulan dengan teman sebaya, keadaan seperti ini berbeda dengan anak-anak yang keluarganya utuh (orang tuanya bersama-sama) yang tetap memperlihatkan gairah belajarnya. Anak-anak dari keluarga kasus perceraian berubah menjadi canggung. Meski memang tidak semua anak hasil perceraian menjadi pengaruh besar dalam perkembangan pendidikan anak sehingga menimbulkan berbagai macam problema pendidikan anak. 6 Dengan gambaran kondisi seperti tersebut di atas, maka penulis tertarik dan ingin lebih mengetahui Problema pendidikan Agama anak single parent di kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala, agar lebih jelasnya penulis pun merampungkannya kedalam karya ilmiah berjudul: PROBLEMA PENDIDIKAN AGAMA ANAK KELUARGA SINGLE PARENT DI KECAMATAN CERBON KABUPATEN BARITO KUALA B. Penegasan Judul 6 M. Save Dagun, Psikologi Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1989), h.116-120

Untuk menghindari kesalahpahaman judul di atas, maka perlu ditegaskan beberapa istilah yang erat kaitannya dengan judul skripsi ini yaitu: 1. Problema Pendidikan Istilah problema menurut kamus praktis bahasa Indonesia adalah problem artinya masalah atau soal. Dalam kamus istilah pendidikan dan umum, problematika berasal dari kata problem artinya masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan. Sedangkan Pendidikan dalam pengertian yang agak luas pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. 7 Jadi, problema pendidikan yang dimaksud dalam judul ini adalah masalah atau kendala dalam pelaksanaan pendidikan dan bimbingan agama anak, berupa bimbingan belajar buat anak seperti,shalat lima waktu, puasa dan membaca Alquran. 2. Anak Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang orang tuanya hanya ada ayah atau ibunya saja. 3. Keluarga Menurut Moh.Shochib, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya 7 M.Dalyono, Psikologi Pendidikan, cet 3,(Jakarta: PT. Rineka Cipta.2005), h.4-5

pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan dan saling menyerahkan diri. 8 Keluarga memegang peranan orang tua dan memegang tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Sikap hormat sangat penting untuk ditumbuhkan dalam semua anggota keluarga. Kasih sayang semua anggota keluarga yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan akan diberikan kepada anak dengan wajar atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai arti penting bagi anak, karena anak akan merasa di perhatikan oleh semua anggota keluarga. Apabila keluarga itu tidak memberikan kasih sayang terhadap anak, maka anak akan merasa bahwa kehadiran dirinya tidak ada artinya bagi kedua orang tuanya, sehingga anak akan sulit diatur, mudah memberontak dan sikap negatif lainnya. 4. Single Parent Single parent yang dimaksud disini adalah salah seorang ayah atau ibu yang memiliki anak berusia 7-15 tahun, namun yang akan penulis teliti disini adalah problema pendidikan agama anak dari single parent tersebut. C. Rumusan Masalah Apakah problema pelaksanaan pendidikan Agama yang dihadapi anak keluarga Single Parent di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala? 8 Moh. Shochib, Pola Asuh Orang Tua, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.17

D. Tujuan Penelitian Melihat dari rumusan masalah dan memperhatikan latar belakang mengadakan penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui problema pendidikan Agama yang dihadapi Anak Keluarga Single Parent di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala. E. Signifikasi Penelitian Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat berguna untuk: 1. Menjadikan hasil penelitian sebagai gambaran bagi keluarga itu dan masyarakat umum bagaimana pola pendidikan Agama Islam yang ada dilingkungan keluarga Single Parent sehingga dapat mengambil hikmah dan pelajaran baik maupun buruknya. 2. Menambah wawasan pengetahuan bagi penulis serta pihak lain yang berkepentingan terhadap hasil penelitian ini. 3. Sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. F. Alasan Memillih Judul Adapun beberapa alasan yang mendasari penulis memilih judul dalam penelitian ini adalah:

Penulis merasa permasalahan ini perlu diteliti untuk mengetahui bagaimana sebenarnya Problema pendidikan Agama anak keluarga Single Parent di Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala. 1. Diantara beberapa penelitian tentang pendidikan dalam keluarga, penulis tertarik dengan Problema pendidikan Agama anak keluarga Single Parent di Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala. 2. Sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti masalah Problema pendidikan Agama anak keluarga Single Parent di Kecamatan Cerbon, Kabupaten Barito Kuala. G. Kajian Pustaka Jam iah/0701218090, dengan judul Pendidikan Agama Islam Di Kalangan Keluarga Broken Home di Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur. faktor yang kurang mendukung adalah karena keterbatasan ilmu yang dimiliki orang tua, dan kurangnya waktu untuk mengajarkan pendidikan Agama karena sibuknya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mahran/0901210239, dengan judul Problematika Pendidikan Keluarga Tenaga kerja wanita di kecamatan Daha Selatan Hulu Sungai Selatan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi problematika pendidikan anak keluarga tenaga kerja wanita antara lain: Faktor jasmani (Kesehatan, Cacat tubuh), Faktor psikologis (Intelegensi, Minat, Motivasi), Faktor Kelelahan.

Jauhar Rafiqah/0201215176, dengan judul Pendidikan Agama Islam bagi anak dalam lingkungan keluarga orang tua tunggal di kecamatan Selat kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah cukup baik karena dalam memberikan pendidikan agama kepada anak dari berbagai Asfek, baik dari asfek ibadah (shalat, puasa dan membaca Al-Qur an) maupun aspek pembentukan budi pekerti, yang mereka berikan melalui keteladan,pembiasaan, pengawasan dan memberikan pelajaran tentang pendidikan Agama tersebut, baik dilakukan sendiri orang tua dirumah, diajarkan oleh guru mengaji maupun melalui guru Agama di SD dan guru TP Alquran dan dari keluarga sendiri. Yuli nita sari/ 0801219142, dengan judul Problema pendidikan Agama anak single parent di Kecamatan Cerbon Kabupaten Barito Kuala dari beberapa skripsi yang judulnya mirip dengan penelitian saya tetapi ternyata belum ada yang meneliti masalah problemanya, kebanyakan meneliti masalah pendidikan Agama anak. H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan pembahasan penilitian ini maka penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan,yang terdiri dari latar belakang masalah, penegasan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, alasan memilih judul dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teoritis, meliputi: Pengertian pendidikan agama, dasar pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, fungsi pendidikan agama

Islam, metode pendidikan Agama pada keluarga, peran dan tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak, problema pendidikan anak keluarga single parent (pengertian keluarga single parent, penyebab terjadinya single parent dan kendala pendidikan anak pada keluarga single parent). Bab III Metode Penelitian, yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, tekhnik pengolahan data dan analisis data serta prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian, yang memuat gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data serta analisis data. Bab V Penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.