Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

ANALISIS PENGARUH MEDIA PACK CARBURIZING TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN SPROKET SEPEDA MOTOR. Sigit Gunawan 1 dan Sigit Budi Harton 2

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PERLAKUAN PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH SEBAGAI MATERIAL ALTRENATIF UNTUK PISAU POTONG PADA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

Campuran Arang Tempurung Kelapa Bekas dan Arang Tempurung Kelapa Baru untuk Media Karburasi Baja Karbon Rendah

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

ANALISA PENGARUH VARIASI KATALIS BaCO3, NaCO3 dan CaCO3 PADA PROSES KARBURASI BAJA KARBON SEDANG DENGAN PENDINGINAN TUNGGAL

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI ARANG KAYU SENGON NASKAH PUBLIKASI

PERUBAHAN HARGA TEGANGAN TARIK YIELD MATERIAL BAJA KARBON RENDAH SETELAH MELALUI PROSES PACK CARBURIZING

Meningkatkan Efektifitas Karburisasi Padat pada Baja Karbon Rendah dengan Optimasi Ukuran Serbuk Arang Tempurung Kelapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

07: DIAGRAM BESI BESI KARBIDA

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambahan karbon yang disebut carburizing atau karburasi, dilakukan dengan

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

Meningkatkan Efektivitas Arang Bakau Pada Proses Karburising Padat Baja Karbon Rendah Menggunakan Barium Karbonat

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Meningkatkan Efektivitas Arang Bakau Pada Proses Karburising Padat Baja Karbon Rendah Menggunakan Barium Karbonat

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

EFEK PERSENTASE BARIUM KARBONAT DENGAN ARANG TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KEKERASAN BAJA KARBON AISI 2015

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

ANALISA PENGARUH HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BESI COR NODULAR (FCD 60)

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH WAKTU PERLAKUKAN PANAS TERHADAP NILAI KEKERASAN KARBURASI BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

PENGARUH HOLDING TIME TERHADAP SIFAT KEKERASAN DENGAN REFINING THE CORE PADA PROSES CARBURIZING MATERIAL BAJA KARBON RENDAH. Darmanto * ) Abstrak

Karakterisasi Material Sprocket

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH AKIBAT PENGARUH PROSES PENGARBONAN DARI ARANG KAYU JATI

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN PROSES PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH DI TINJAU DARI STRUKTUR MIKRO

PENGARUH ANNEALING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAHAT HSS DENGAN UNSUR PADUAN UTAMA CROM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

Katalisator Cangkang Keong Mas Terhadap Sifat Mekanik Baja ST42 Melalui Proses Kaburasi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun : YOGI KUNCORO NIM : D

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015di

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang material baja karbon sedang AISI 4140 merupakan low alloy steel

SIFAT FISIS DAN MEKANIK BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU JATI NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH VARIASI MASSSA SERBUK ARANG DAN KALSIUM KARBONAT (CaCO 3 ) PADA PROSES KARBURASI TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON SEDANG

ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS

Pengaruh Proses Quenching Terhadap Kekerasan dan Laju Keausan Baja Karbon Sedang

PENGARUH SILIKON (Si) TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DARI BAJA TUANG PERKAKAS YANG MENGALAMI FLAME HARDENING SKRIPSI

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

Sistem Besi-Karbon. Sistem Besi-Karbon 19/03/2015. Sistem Besi-Karbon. Nurun Nayiroh, M.Si. DIAGRAM FASA BESI BESI CARBIDA (Fe Fe 3 C)

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah Heru Suryanto*, Viktor Malau**, Samsudin** * Teknik Mesin Universitas Negeri Malang, JL.Surabaya 6 Malang. Fax. 0341 588528 Hp.08123352891 **Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan energizer Barium Karbonat pada media karburasi terhadap karakteristik kekerasan lapisan karburasi pada baja karbon rendah. Spesimen terbuat dari baja dengan kandungan C = 0,158%, dimensi 20x22x3,2 mm 3. Media karburasi terdiri dari serbuk arang kayu dicampur 3%berat Kalsium Karbonat dan Barium Karbonat dengan variasi 0%, 20%, 25% dan 30% berat. Karburasi dilakukan pada suhu 950 C selama 2 jam, dikeraskan dengan media pendingin air dan ditemper suhu 200 C selama 1 jam. Uji keras mikro Vickers dilakukan sampai dengan kedalaman lapisan 1050µm. Kekerasan permukaan tertinggi sebesar 797 kg/mm 2 dihasilkan melalui penambahan Barium Karbonat sebesar 25%berat. Rata-rata tingkat kenaikan kekerasan lapisan karburasi terbaik mencapai 4,26 kali dibandingkan dengan material dasar dihasilkan melalui penambahan Barium Karbonat pada media karburasi sebesar 20%berat. Karakteristik kekerasan lapisan didekati dengan persamaan regresi polinomial Kata-kata kunci: kekerasan, karburasi, Barium Karbonat Pada saat ini besi dan baja merupakan bahan logam yang paling banyak digunakan sebagai bahan industri. Disamping vital keberadaannya, faktor ekonomis dan sifat-sifat besi dan baja yang bervariasi membuat bahan ini banyak memiliki keunggulan (Surdia, 1995). Keunggulan baja terletak pada sifat-sifatnya seperti kekerasan, keuletan, elastisitas, plastisitas, dan harganya relatif murah. Dari beberapa sifat fisik diatas, kekerasan merupakan sifat yang paling dipertimbangkan dalam perencanaan konstruksi khususnya yang berhubungan dengan bagian-bagian mesin yang bergerak dan bergesekan yang akan menimbulkan keausan pada permukaan logam. ASSAB (1996) menunjukkan bahwa jenis kegagalan yang sering terjadi pada bahan baja karbon rendah adalah: (1) keausan, (2) deformasi, (3) rompal, (4) pecah, dan (5) melekat. Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu dilakukan pengerasan permukaan sehingga baja tersebut akan memiliki kekerasan dan ketahanan aus yang lebih baik, khususnya untuk elemen mesin yang saling bergesekan. Pengerasan permukaan pada proses perlakuan panas, diantaranya dapat dilakukan dengan meningkatkan kadar karbon yang dimiliki baja dipermukaannya melalui proses karburasi. Proses karburasi diperuntukkan pada baja yang memiliki kadar karbon rendah. Proses karburasi dilakukan dengan memasukkan baja ke dalam kotak tertutup yang diisi dengan bahan sumber karbon (arang kayu, briket batubara, kokas, dll) dan ditambahkan dengan energizer (zat pengaktif karbon) seperti barium karbonat, natrium karbonat, dan kalsium karbonat pada komposisi tertentu kemudian dipanaskan dengan temperatur antara 900-950ºC, kemudian ditahan selama waktu tertentu (holding time) kemudian didinginkan, selanjutnya dilakukan proses perlakuan panas pengerasan (hardening). Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kekerasan dari lapisan karburasi antara lain temperatur pemanasan, waktu penahanan, bahan sumber karbon (carburizer), dan penambahan zat pengaktif karbon. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini penting untuk dilaksanakan guna memperoleh data tentang komposisi optimal campuran bubuk arang kayu dan Barium Karbonat sehingga dapat diperoleh karakterisrtik kekerasan yang baik. LANDASAN TEORI Pengerasan permukaan bertujuan untuk meningkatkan sifat kekerasan permukaan material sesuai dengan tujuan penggunaan yang diinginkan. Salah satu metode pengerasan permukaan dapat dilakukan adalah karburasi. Faktor yang mempengaruhi hasil karburasi diantaranya adalah temperatur, jenis sumber karbon, dan

waktu tahan proses. Penelitian tentang karburasi dilakukan oleh Syamsuir (2002) untuk mengkaji efek jenis sumber karbon pada proses karburasi terhadap keausan baja MS 705. Sumber karbon yang digunakan berupa arang kayu, kokas, dan briket batubara dengan berat zat pengaktif karbon BaCO 3 sebesar 10% berat. Hasil yang diperoleh adalah ketahanan terhadap keausan meningkat sebesar 3600% dibandingkan dengan raw material pada media karburasi briket batubara pada temperatur karburasi 925 C. Demikian pula Ariobimo (2001) telah membandingkan peningkatan persentase karbon dari baja ASSAB 760 yang dikarburasi dengan media padat dan gas. Media padat menggunakan serbuk kokas sedangkan media gas menggunakan 15%LPG daqn 85% N 2 pada temperatur 920 C. Dari hasil uji komposisi diperoleh bahwa karburasi dengan media padat, kandungan karbon baja meningkat sebesar 33%, yaitu dari 0,45%C menjadi 0,788%C dan untuk karburasi gas, meningkat sebesar 43%, yaitu dari 0,488%C menjadi 0,922%C. Difusi Atom Difusi didefinisikan sebagai mekanisme dimana atom ditransport kedalam atau keluar dari benda. Pergerakan atom akibat dari peningkatan energi atom saat dipanaskan yang menyebabkan atom-atom tersebut bergerak sehingga menimbulkan jarak atom yang lebih besar. Bila atom mempunyai cukup energi untuk mendobrak ikatannya dan melompat ke posisi baru maka proses pergerakan atom semacam ini disebut difusi. Pergerakan ini akan diikuti oleh pergerakan atom lain yang berdekatan sampai terjadi kondisi yang stabil (Vlack, 1995). Aliran difusi atom dan gradien konsentrasi atom karbon dalam baja yang terkarburasi dinyatakan dengan hukum Fick, yaitu (Shackelford, 1996) : dc atom J = D. (1) 2 dx m s C x C C s C 0 0 = 1 erf 2 x Dt dengan J = fluks atau aliran atom netto D = difusivitas atau koefisien difusi (m 2 /detik) C s = konsentrasi permukaan C 0 = konsentrasi awal dari elemen pada baja C x = konsentrasi elemen pada jarak x dari permukaan pada waktu t t = lamanya proses perlakuan (detik) x = jarak dari permukaan dc atom = gradien konsentrasi 4 dx m erf = error function (integral dari kurva Gaussian) Ketergantungan temperatur dari koefisien difusi dinyatakan dengan: 2 Q m D = D 0. exp RT s dengan: Do = koefisien difusi mula-mula (m 2 /detik) Q = gaya penggerak/energi aktivasi (joule/mol) R = tetapan gas (joule/mol. K) T = suhu (K). (2).. (3) Berdasarkan pers. (1), (2) dan (3) maka difusi yang terjadi berkaitan dengan temperatur dan waktu, dengan demikian untuk memperoleh kekerasan permukaan yang baik perlu dilakukan pengaturan temperatur dan waktu proses karburasi sehingga proses difusi dapat berlangsung dengan baik. Pengerasan Permukaan Dengan Metode Karburasi Karburasi padat adalah proses penjenuhan lapisan permukaan baja dengan unsur karbon dengan menggunakan zat padat sebagai sumber karbon. Sumber karbon yang digunakan adalah serbuk arang yang berasal dari kokas, briket batubara, dan arang kayu. Untuk mendapatkan kekerasan yang maksimal maka media karburasi dicampuri dengan zat pengaktif karbon (energizer) antara lain berupa Barium Karbonat, Kalsium Karbonat maupun Natrium Karbonat.

Pada proses karburasi diusahakan kadar karbon tidak lebih dari 1%, dengan kedalaman lapisan karburasi mencapai 0,5-2 mm. Kadar karbon yang melebihi 1% tidak diinginkan karena lapisan permukaannya menjadi sangat rapuh yang disebabkan terbentuknya jaringan sementit. Bila kotak baja beserta isi dipanaskan sampai suhu karburasi maka didalam kotak tersebut oksigen yang ada dan karbon dari arang akan bereaksi dengan persamaan berikut (Prabudev, 1995): 2C + O 2 2CO (4) 2CO CO 2 + C atom. (5) C atom mempunyai keaktifan yang tinggi sehingga mudah berdifusi dengan besi gama dan atom karbon membentuk sementit pada lapisan permukaan, dengan reaksi: 3Fe γ + 3C atom Fe 3 C. (6) Penambahan Barium Karbonat, yang pada suhu tinggi akan terurai melalui reaksi: BaCO 3 BaO + CO 2. (7) Karbon dioksida ini pada akhirnya bereaksi dengan arang: CO 2 + C 2CO (8) Gas CO akan berubah menjadi CO 2 dan C atom dan reaksi akan terus berlanjut. METODE PENELITIAN Bahan spesimen uji yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah baja karbon rendah berbentuk plat dengan dimensi 20x22x3,2 mm 3 dengan komposisi unsur: Fe = 98,86%, C = 0,158%, Mn = 0,666%, Si = 0,159%, Cr = 0,028%, Ni = 0,027, dan sisanya unsur lain. Media karburasi berupa arang kayu ditumbuk halus kemudian diayak sehingga menjadi lebih homogen. Media dibagi dalam 4 kelompok perlakuan kemudian dicampur dengan Kalsium Karbonat dengan penambahan sebesar 0%, 20%, 25% dan 30% berat dan pada semua kelompok ditambahkan 3% Kalsium Karbonat. Selanjutnya dipanaskan hingga temperatur 950 C dan ditahan selama 2 jam dan didinginkan lambat dalam kotak karburasi. Spesimen dibongkar dari kotak, kemudian panaskan sampai temperatur 860 C ditahan selama 20 menit, kemudian di quenching dengan media pendingin air kemudian ditemper dengan temperatur 200 C selama 1 jam Spesimen diuji kekerasan mikro dengan menggunakan metode Vickers dengan pembebanan 1 kg. Pengujian dilakukan mulai dari permukaan lapisan karburasi sampai dengan kedalaman 1050µm. Pendekatan persamaan karakteristik kekerasan lapisan permukaan dilakukan dengan program Microsoft Excel. HASIL PENELITIAN Kekerasan dari raw material adalah sebesar 130 kg/mm 2 sedangkan kekerasan lapisan karburasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1. berdasarkan rata-rata peningkatan kekerasan lapisan karburasi yang diukur pada setiap titik uji menunjukkan bahwa penambahan Barium Karbonat sebesar 20% memberikan hasil yang terbaik, berikutnya penambahan sebesar 25%, 0% dan 30%, dengan peningkatan berturut turut sebesar 4,26, 4,24, 4,0 dan 3,85 kali lebih tinggi dibandingkan material dasar. Peningkatan kekerasan ini terkait dengan bertambahnya jumlah atom karbon yang masuk melalui proses difusi kedalam permukaan material sehingga sifat kemampukerasan (hardenability) pada bagian permukaan menjadi lebih baik dan setelah dikeraskan maka terbentuk lapisan yang keras dengan matrik martensit Karakteristik kekerasan dari lapisan karburasi dapat dilihat pada Gambar 1 dengan pendekatan karakteristik kekerasan menggunakan persamaan regresi polinomial, yaitu: Penambahan Barium Karbonat 0% y = 4E-13x 5 + 2E-10x 4-5E-07x 3-0.001x 2 + 0.5557x + 614.08; R 2 = 0.9971 Penambahan Barium Karbonat 20% y = 5E-15x 6-2E-11x 5 + 3E-08x 4-2E-05x 3 + 0.0051x 2-0.3024x + 740.44; R 2 = 0.9963 Penambahan Barium Karbonat 25% y = -7E-12x 5 + 2E-08x 4-1E-05x 3 + 0.0042x 2-0.6185x + 779.24; R 2 = 0.9979 Penambahan Barium Karbonat 30% y = 6E-15x 6-3E-11x 5 + 5E-08x 4-3E-05x 3 + 0.0088x 2-0.9377x + 736.24 ; R 2 = 0.9933 Dengan diketahuinya karakteristik kekerasan lapisan karburasi maka dapat diduga kekerasan lapisan pada jarak tertentu dari permukaan sampai dengan kedalaman lapisan total.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Kekerasan Lapisan Permukaan Setelah Mengalami Proses Karburasi, Pengerasan, dan Temper Jarak dari per- mukaan (µm) Kekerasan permukaan (kg/mm 2 ) pada penambahan BaCO 3 0% MF 20% MF 25% MF 30% MF 0 612 4.71 763 5.87 797 6.13 767 5.90 50 641 4.93 706 5.43 739 5.68 702 5.40 100 658 5.06 748 5.75 754 5.80 703 5.41 150 679 5.23 772 5.94 746 5.74 710 5.46 250 681 5.24 749 5.76 717 5.52 682 5.25 350 658 5.06 702 5.40 661 5.09 600 4.61 450 623 4.79 638 4.91 585 4.50 566 4.35 550 580 4.46 550 4.23 495 3.81 405 3.11 650 497 3.82 449 3.45 405 3.12 300 2.31 750 388 2.98 357 2.74 351 2.70 278 2.14 850 325 2.50 276 2.13 296 2.28 270 2.08 950 284 2.19 257 1.98 319 2.46 258 1.98 1050 258 1.98 237 1.82 301 2.31 262 2.02 rerata 4 rerata 4.26 rerata 4.24 rerata 3.85 Keterangan: MF = multiplying factor (faktor pengali) = peningkatan kekerasan dibandingkan dengan kekerasan raw material 900 Kekerasan (kg/mm^2) 800 700 600 500 400 0%BaCO3 20%BaCO3 25%BaCO3 30%BaCO3 300 200 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 Jarak dari permukaan (mikron meter) Gambar 1. Karakteristik kekerasan lapisan permukaan karburasi sampai dengan kedalaman 1050µm

matrik martensit jejak uji keras ferit 100µm (a) (b) (c) (d) Gambar 2 Foto mikrostruktur lapisan karburasi dengan penambahan Barium Karbonat sebesar (a) 0%berat, (b) 20% berat, (c) 25% berat, (d) 30% berat, etsa nital 2,5%, pembesaran 100x Dari Gambar 1 dan Gambar 2 dapat dilihat batas kedalaman lapisan karburasi yang tampak melalui penurunan kekerasan dan gambar mikrostrukturnya. Pada umumnya kekerasan menjadi relatif konstan mulai pada kedalaman 850µm. Ini menunjukkan bahwa total kedalaman lapisan karburasi (case depth) adalah 850µm kecuali untuk media dengan penambahan Barium Karbonat sebesar 30% dimana total kedalaman mencapai 650µm. Bila dilihat gambar mikrostrukturnya tampak bahwa batas lapisan karburasi mulai terlihat dengan munculnya fasa ferit yang berwarna putih dan semakin dalam fasa feritnya bertambah. Pada permukaan lapisan pada perlakuan dengan penambahan Barium Karbonat sebesar 0% dan 20% terdapat penurunan kekerasan dibandingkan dengan lapisan yang lebih dalam. Hal ini diduga terkait dengan adanya dekarburisasi ataupun adanya austenit sisa (retained austenite). Austenit sisa terjadi akibat keberadaan karbon dalam jumlah yang tinggi dalam austenit, transformasinya terhambat selama proses quenching dan tertinggal sebagai bagian dari struktur. Austenit sisa ini bersifat lunak dan liat sehingga mempunyai kontribusi terhadap penurunan kekerasan dari permukaan lapisan karburasi. Dari gambar struktur mikro juga terlihat adanya gejala dekarburisasi (Gambar 2a) dimana pada permukaan luar lapisan terdapat warna putih yang menunjukkan fasa ferit atau menunjukkan hilangnya atom karbon dari permukaan. Proses dekarburisasi merupakan kebalikan dari proses karburasi yaitu keluarnya atom karbon dalam material yang terkait dengan keseimbangan atom karbon pada material dan lingkungan selama proses pemanasan ataupun pendinginan material. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa penambahan Barium Karbonat sebesar 20% berat memberikan karakteristik kekerasan yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA Ariobimo, R.D.S., 2001, Pengaruh Media Sementasi Terhadap Peningkatan Kadar Karbon Pada Baja ASSAB760. Jurnal Teknik Mesin Usakti, Vol 3 No. 2, 121-128. Jakarta ASSAB Club Indonesia, 1996, Pemilihan Baja Perkakas dan Perlakuan Panasnya. Jakarta: PT. Tira Austenit.

Vlack, L.H.,1995, Ilmu dan Teknologi Bahan. Alih bahasa oleh Sriati Djaprie. Erlangga, Jakarta. Prabudev, K.H. 1995. Handbook of Heat Treatment of Steels. Mc. Graw Hill, New Delhi Shackelford, James F., 1996, Introduction to Material Science for Engineering. Edisi ke empat, Prentice hall Inc, New Jersey Surdia, Tata, dan Saito, S. 1995. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha. Syamsuir. 2003. Pengaruh Karburasi Terhadap Keausan Baja DIN15CrNi6 (MS.7210). Thesis. UGM