BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. (RPP), pengelolaan kelas maupun hasil belajar siswa di kelas. Hal ini lah yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah banyak yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, dan hanya dapat dipahami oleh sedikit orang. Ini adalah pandangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. pasal 25 ayat 1 menyatakan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia mulai belajar mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan manusia belajar dan diarahkan untuk menemukan dan menggali potensi tersebut, memahami nilai-nilai sosial dan spiritual keagamaan, mengendalikan dirinya sendiri, serta mengembangkan keterampilannya, dengan harapan kelak manusia dapat mensejahterakan dirinya sendiri, serta bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara serta mampu menjawab dan menghadapi tantangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang. Hal tersebut sejalan dengan visi pendidikan nasional yang digariskan dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Alinea ke-4. Sekolah merupakan motor penggerak yang memiliki peranan penting dalam mewujudkan visi pendidikan nasional tersebut. Sekolah merupakan badan penyelenggara pendidikan formal dan mitra yang dipercayai pemerintah untuk mengelola proses pendidikan. Sekolah harus mampu memberdayakan faktorfaktor yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak dalam proses penyelenggara pendidikan seperti guru, siswa, dan sumber daya lainnya agar proses dan praktik pendidikan dapat terkontrol dan terlaksana dengan baik. 1

2 Guru merupakan salah satu faktor penting yang sangat berperan dalam memajukan dunia pendidikan. Ditengah paradigma pembelajaran yang berkembang saat ini (Student Centered Learning), yang mulai beranjak meninggalkan paradigma pembelajaran lama (Teacher Centered Learning), guru dituntut harus terus belajar, kreatif dalam mengembangkan diri, serta terusmenerus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajar mereka dengan penemuan baru dalam dunia pendidikan, psikologi, dan ilmu pengetahuan serta mengembangkan kompetensinya. Guru harus mampu menemukan dan mengembangkan potensi siswanya untuk menjadi manusia yang memiliki fokus atau tujuan serta berguna. Karena pada hakikatnya proses pendidikan bukan mendikte siswa untuk menjadi sesuatu (how to be), tetapi menjadikan siswa untuk menjadi sesuatu (how to become). Menurut Slameto (2010:64) untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang baik dan berhasil seorang guru harus mampu 1. Menerapkan model, metode, dan teknik pembelajaran. 2. Mengembangkan kurikulum dan perangkat pembelajaran, dan 3. Mampu menciptakan interaksi edukatif dengan siswanya. Jika melihat secara nyata proses pembelajaran di SMK Teladan Sumatera Utara-1, hal tersebut diatas jauh berbeda. Idealnya proses pembelajaran yang seharusnya sarat akan interaksi edukasi antara guru dan siswa, aktivitas, kreatifitas, inovasi, dan ide-ide cemerlang justru tidak terlihat. Dari observasi yang dilakukan penulis terlihat bahwa metode pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton dan tidak bervariasi. Setiap hari siswa dibebani dengan mencatat, menghapal, mendengar ceramah, dan mengerjakan tugas-tugas yang

3 diberikan guru. Hal ini diduga menyebabkan pembelajaran yang terjadi di kelas sangat kaku, pasif, kurang memberi ruang gerak bagi siswa untuk mengembangkan kretifitas intelejensinya. Selain itu, proses pembelajaran masih menempatkan guru sebagai subjek pembelajaran di dalam kelas, sehingga pembelajaran menjadi membosankan, siswa sering mengantuk, menghayal, kurang tertarik dalam proses pembelajaran, takut bertanya, tidak memahami mata pelajaran akuntansi dengan baik, dan cenderung pasif di dalam kelas. Data nilai ulangan akuntansi yang diperoleh dari guru mata pelajaran akuntansi di SMK Teladan Sumatera Utara- 1 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Nilai Ulangan Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 Jumlah Siswa Ulangan Tuntas % Tidak Tuntas % 38 KD 1 13 34,21 25 65,79 38 KD 2 15 39,47 23 60,53 38 KD 3 15 39,47 23 60,53 Sumber : Lampiran 17 Daftar Nilai Ulangan Kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumut-1 TP 2013/2014 halaman 129 Berdasarkan data nilai ulangan tersebut, hasil belajar akuntansi siswa masih sangat rendah dan jauh berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran akuntansi yaitu 80. Jumlah siswa yang dinyatakan kompeten pada ulangan KD 1 sebanyak 13 orang, pada ulangan KD 2 dan ulangan KD 3 sebanyak 15 orang, selebihnya belum mencapi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Apabila fenomena ini dibiarkan terus-menerus hal ini akan berdampak pada kegagalan pencapaian standar kompetensi dan spektrum yang telah ditetapkan

4 dalam kurikulum satuan pendidikan, hasil belajar siswa tidak akan pernah mencapai standar ketuntasan minimal atau klasikal yaitu 85% dari jumlah keseluruhan siswa, rendahnya kualitas lulusan SMK yang merupakan tenaga kerja siap pakai, dan secara luas visi pemerintah terhadap SMK yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan dan perkembangan ekonomi ditengah masyarakat tidak akan pernah tercapai. Untuk mengatasi masalah diatas, penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari beberapa siklus tindakan yang terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian yang dilakukan adalah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di SMK Teladan Sumatera Utara-1. Model pembelajaran Small Group Discussion merupakan model pembelajaran diskusi yang membagi siswa dalam kelompok kecil untuk berdiskusi secara aktif dalam memecahkan masalah serta mencari jawaban atau solusi dari masalah tersebut. Dengan seringnya siswa menyelesaikan suatu permasalahan, memperoleh temuan atau jawaban dari masalah tersebut, maka siswa akan terbiasa berinkuiri atau berpikir ilmiah dalam menyelesaikan soal dan topik masalah yang diberikan guru, sesuai dengan konsep pelajaran yang telah terbuntuk dan tertanam dalam pikiran peserta didik. Model pembelajaran Team Games Tournament merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Team Games Tournament

5 merupakan model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran, dimana siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran melalui permainan dan turnamen. Dengan adanya permainan dan turnamen tersebut, siswa akan terus aktif untuk berlomba menjadi pemenang permainan dan turnamen setiap minggunya. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.2. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Mengapa guru mata pelajaran akuntansi di Kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 masih menggunakan metode pembelajaran konvensional? 2. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1? 3. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1? 4. Apakah penerapan kolaborasi Model Pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament dapat menigkatkan aktivitas dan hasil belajar

6 akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 TP 2012/2013? 5. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II setelah menerapkan kolaborasi model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament? 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka permasalahan yang perlu dicari jawabannya adalah: 1. Apakah penerapan kolaborasi Model Pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 TP 2013/2014? 2. Apakah penerapan kolaborasi Model Pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 TP 2013/2014? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II setelah menerapkan kolaborasi model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament? 1.4 Pemecahan Masalah Suatu masalah dikaji guna mencari dan menemukan solusi dan pemecahannya. Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang masalah di atas,

7 bahwa hasil belajar akuntansi siswa di SMK Teladan Sumatera Utara-1 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah serta kemampuan guru dalam kegiatan pembelajaran masih sangat perlu untuk ditingkatkan. Perubahan paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) telah berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) dan pendekatan yang semula bersifat tekstual kini lebih bersifat kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil atau output dari pendidikan. Oleh karena itu, untuk menempuh paradigma tersebut dan untuk menjawab permasalahan di atas, penulis memberikan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran yaitu dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament. Model pembelajaran Small Group Discussion merupakan model pembelajaran kelompok kecil yang membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen. Model pembelajaran ini dimaksudkan untuk membangun kerjasama individu dalam kelompok, kemampuan analisis, kepekaan sosial, kemampuan dalam memimpin kelompok, tanggung jawab individu dalam kelompok dalam memecahkan suatu masalah, dan pengambilan keputusan dalam kelompok. Dalam model pembelajaran ini siswa tidak hanya mengandalkan kemampuan guru saja, siswa dituntut untuk saling memberi informasi, mengkesplorasi gagasan, memahami hal-hal baru dan mecari jawaban permasalahan.

8 Model pembelajaran Team Games Tournament adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen. Model pembelajaran ini memberikan peran kepada siswa sebagai tutor sebaya dalam satu kelompoknya serta mengandung unsur permainan. Dengan adanya unsur permainan atau turnamen memungkinkan siswa untuk belajar lebih rileks dan menyenangkan serta menumbuhkan kerjasama, persaingan sehat, tanggung jawab, keterlibatan belajar siswa, rasa sosial yang tinggi, dan meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam kelompok. Berdasarkan uraian di atas, penulis memiliki keyakinan untuk mengkolaborasikan model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament. Penerapannya dalam kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara penyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang dilakukan oleh guru terlebih dahulu, kemudian membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil (small group) yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen. Selanjutnya guru memberikan topik masalah atau bahan pelajaran yang akan didiskusikan dalam kelompok untuk dicari jawaban atau pemecahan masalahnya. Untuk memberikan umpan balik mengenai sejauh mana siswa memahami topik yang didiskusikan, guru mengkolaborasikan model pembelajaran tersebut dengan model pembelajaran Team Games Tournament. Dengan mengadakan kuis atau permainan setiap akhir diskusi dan setiap minggunya guru akan mengadakan simulasi melalui turnamen antar kelompok. Pada setiap kuis, skor masing-masing

9 anggota kelompok dikumpulkan untuk diakumulasikan pada turnamen mingguan yang dilaksanakan. Dari simulasi dan turnamen tersebut guru dapat mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, melihat perkembangan penguasaaan murid terhadap materi pelajaran, dan dari kuis dan turnamen yang telah diadakan guru dapat mengevaluasi dan menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa. Setiap akhir turnamen guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berprestasi yang mampu memperoleh skor paling tinggi dalam bentuk sertifikat atau hadiah lainnya. Dengan demikian siswa tertarik untuk menguasai setiap materi pelajaran dan berusaha untuk menjadi kelompok terbaik dalam setiap turnamen yang diadakan. Dari uraian diatas penulis yakin pemecahan masalah dalam penelitian dapat dilakukan melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan pemecahan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar Akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 TP 2013/2014 melalui penerapan kolaborasi Model Pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament.

10 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Akuntansi siswa kelas XI Akuntansi SMK Teladan Sumatera Utara-1 TP 2013/2014 melalui penerapan kolaborasi Model Pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament. 3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar akuntansi siswa antara siklus I dan siklus II setelah menerapkan kolaborasi model pembelajaran Small Group Discussion dengan Team Games Tournament? 1.6 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yaitu : 1. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan penulis dalam penerapan model-model pembelajaran khususnya model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah terkhusus guru mata pelajaran akuntansi di SMK Teladan Sumatera Utara-1 dalam menerapkan kolaborasi model pembelajaran Small Group Discussion dan Team Games Tournament dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa. 3. Sebagai sumber referensi bagi civitas akademika Universitas Negeri Medan khususnya Fakultas Ekonomi dalam melakukan penelitian sejenis.