BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) diajarkan secara terpadu dalam mata pelajaran IPA Terpadu. IPA Terpadu merupakan pembelajaran yang mengaitkan semua bidang kajian IPA yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi. Model pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa (Wilujeng, 2011: 2). Pembelajaran IPA terpadu menjadi salah satu ciri khas penerapan kurikulum 2013 di SMP. Pada pelaksanaan kurikulum 2006 keterpaduan dapat diasosiasikan dengan sebuah gelas berisi beberapa butir kelereng. Tiap butir diisikan secara terpisah, namun berada dalam satu wadah. Sedangkan di dalam kurikulum 2013 keterpaduan dilaksanakan secara terintegrasi. Pembelajaran IPA terpadu memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mengekspolorasi, mengelaborasi, mengonfirmasi, dan mengomunikasikan hasil pembelajaran yang akan membuat siswa aktif mencari tahu. (Indrawati, 2013). Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit terpadunya, menurut Fogarty (1991), terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Pada mata pelajaran IPA, terdapat kompetensi dasar yang mengandung konsep saling berkaitan tetapi tidak beririsan. Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring laba-laba. Model semacam ini disebut webbed. Karena selalu memerlukan tema pengait, maka model webbed lazim disebut model tematik. Dengan demikian melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan 1
2 pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif (Indrawati, 2013). Tema yang dipilih harus relevan dengan kompetensi dasar yang telah dipetakan. Tema sebaiknya dirumuskan dengan melihat isu-isu terkini yang terkait dengan permasalahan sains, teknologi, lingkungan, maupun masyarakat. Salah satu tema yang yang dapat menjadi materi ajar adalah permainan Roller Coaster. Di dalam permainan Roller Coaster, terdapat banyak konsep IPA yang dapat dikaji berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat di SMP sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu materi gaya, energi, sistem pencernaan manusia, dan sistem peredaran darah manusia. Pembelajaran IPA terpadu akan mencapai hasil yang optimal tidak hanya memerlukan kesiapan guru dan siswa, tetapi juga bahan ajar dan media pembelajaran yang dikembangkan secara terpadu (Anitah, 2009). Berdasarkan hasil observasi, sekarang ini masih sulit menemukan media pembelajaran yang menampilkan materi IPA secara terpadu. Pemilihan media perlu mendapat perhatian karena fungsi media sangat strategis dalam pelaksanaan pembelajaran. Selama ini belum banyak pembelajaran yang disajikan secara kreatif, sehingga membuat pembelajaran terkesan monoton, membosankan dan membuat peserta didik kurang antusias selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan belum banyak guru yang mengetahui beragam media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran yang lebih kreatif (Indrawati, 2010). Terdapat banyak media yang bisa digunakan untuk menyajikan media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran. Akan tetapi, tidak semua media baik digunakan untuk semua jenis materi pembelajaran. Dibutuhkan media yang sesuai untuk menyajikan setiap materi agar penyampaian materi tersebut dapat dipahami dengan baik. Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan secara online. Beberapa media pembelajaran yang sudah dibuat mempunyai ukuran file yang sangat besar dan tidak bisa digunakan di semua jenis komputer karena keterbatasan software yang dimiliki. Oleh karena itu dibutuhkan media pembelajaran yang mudah diakses baik secara online maupun offline, memiliki
3 ukuran file yang kecil dan memiliki format file yang dapat digunakan di semua jenis komputer. Prezi merupakan salah satu software pembuatan slide presentasi secara online. Berbeda dengan Power Point, Prezi memberikan ruang yang lebih bebas untuk menuangkan kreasi dalam pembuatan slide presentasi. Salah satu keunggulan Prezi adalah adanya zoomable canvas, sehingga dapat memfokuskan slide ke setiap kalimat dengan pergerakan slide yang dinamis dan variatif. Hal ini akan sangat memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang disampaikan. Kemudahannya dalam menyisipkan gambar, foto, ataupun video ke dalam slide yang juga menunjang kemudahan dalam menyusun slide presentasi. Program Prezi dapat menampilkan materi yang lebih mendalam dibandingkan dengan program Powerpoint, hal ini dikarenakan Prezi menyerupai kanvas yang sangat besar dengan jumlah slide yang tidak terbatas. Slide yang disajikan tidak dibatasi tata letaknya sehingga dapat disusun berdasarkan urutan materi. Materi yang disajikan dapat lebih mudah dipahami karena melalui program ini dapat disisipkan gambar dan video yang memperjelas penyampaian materi. Gambar dan video yang disajikan tidak dibatasi jumlahnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Suharjanto (2013) dan penelitian yang dilakukan oleh Ismunarso (2012), diketahui bahwa Prezi dapat menarik siswa untuk memahami materi dengan lebih menyenangkan sehingga materi ajar yang disampaikan mudah untuk dipahami. Program Prezi dapat diakses di alamat www.prezi.com. Selain menarik, file presentasi bisa dibuka dari mana saja asal ada koneksi ke internet. Tetapi jika tidak terdapat koneksi internet, Prezi masih menyediakan fasilitas untuk kita dapat mengunduh file presentasi kita ke dalam bentuk file executable (EXE) yang sebelumnya dikompres oleh Prezi dalam bentuk ZIP. Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, dan daya pikir (Thursan Hakim, 2000).
4 Prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah gaya belajar. Gaya belajar adalah suatu karakteristik afektif, kognitif dan psikomotoris. Sebagai indikator supaya pembelajar merasa paling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar pembelajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua agar anaknya memiliki prestasi yang baik adalah dengan menemukan gaya belajar anak dan menerima anak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (Ardhana, 2000). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gardner (1992), gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Teori kecerdasan ini terus berkembang, hingga tahun 2002, Gardner telah berhasil mengidentifikasi sembilan jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan linguistik, matematis-logis, ruang-visual, musik, intrapersonal, interpersonal, kinestetis, naturalis, dan eksistensial. Setiap anak memiliki kecerdasan yang beragam (Multiple Intelligence), di mana kecerdasan dalam bidang angka atau logika (kecerdasan matematis - logis) hanyalah sebagian kecil dari berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh seorang anak. Dalam mata pelajaran Fisika yang merupakan salah satu ilmu dalam bidang IPA biasanya dipelajari melalui pendekatan secara matematis sehingga seringkali menjadi mata pelajaran yang tidak disenangi siswa. Karena hanya sebagian kecil siswa yang memiliki kecerdasan matematis-logis (Chatib, 2010 :7). Setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda tergantung dengan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki. Oleh karena itu, perlu disiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan anak. Tetapi hal ini tidak mudah, karena dalam satu kelas bisa jadi terdapat banyak kecenderungan kecerdasan yang dimiliki anak, sehingga satu media pembelajaran tidak akan dipahami dengan baik oleh semua anak (Jalaluddin, 2007). Berdasarkan hasil angket Multiple Intelligence yang dibagikan kepada siswa kelas VIII G dan VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta sejumlah 48 siswa, diketahui bahwa dalam satu kelas tersebut terdapat lebih dari satu kecenderungan kecerdasan. Hal ini akan berpengaruh terhadap perbedaan gaya belajar siswa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sebaiknya juga
5 mempertimbangkan perbedaan gaya belajar siswa untuk memilih media yang akan digunakan karena hal ini akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh yang diberikan sebuah media pembelajaran, dalam penelitian ini digunakan program Prezi sebagai media pembelajarannya, terhadap prestasi belajar siswa maka disusun penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan media pembelajaran IPA Terpadu dengan program Prezi pada tema Roller Coaster dan tanpa menggunakan program Prezi tetapi menggunakan media presentasi Power Point terhadap prestasi belajar siswa SMP ditinjau dari Kecerdasan Beragam (Multiple Intelligence) siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu: 1. Belum banyak tersedia media pembelajaran yang menyajikan pembelajaran IPA secara terpadu. 2. Pemilihan penggunaan media pembelajaran belum mempertimbangkan perbedaan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki siswa berbeda-beda padahal hal ini mempengaruhi gaya belajar siswa. 3. Belum diketahui pengaruh yang diberikan sebuah media pembelajaran, dalam penelitian ini digunakan program Prezi sebagai media pembelajarannya, terhadap prestasi belajar siswa. 4. Belum diketahui pengaruh perbedaan kecenderungan kecerdasan siswa terhadap prestasi belajar siswa. C. Pembatasan Masalah Dari masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, hal yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada : 1. Media pembelajaran yang digunakan menggunakan program Prezi pada tema Roller Coaster untuk siswa SMP kelas VIII G sebagai kelas eksperimen.
6 2. Media pembelajaran yang digunakan menggunakan program Power Point pada tema Roller Coaster untuk siswa SMP kelas VIII H sebagai kelas kontrol. 3. Hubungan yang akan diteliti adalah pengaruh penggunaan media pembelajaran tersebut terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari kecerdasan beragam yang dimiliki siswa. 4. Kecerdasan Beragam yang akan ditinjau meliputi Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Visual, Kecerdasan Matematik. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh penggunaan media pembelajaran program Prezi sebagai media pembelajaran IPA Terpadu pada tema Roller Coaster terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII G dan VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta? 2. Apakah ada pengaruh kecerdasan beragam yang dimiliki siswa kelas VIII G dan VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta terhadap prestasi belajar siswa? 3. Apakah ada interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan program Prezi dan kecerdasan beragam yang dimiliki siswa kelas VIII G dan VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran program Prezi sebagai media pembelajaran IPA Terpadu pada tema Roller Coaster terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII G dan VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. 2. Mengetahui pengaruh kecerdasan beragam yang dimiliki siswa kelas VIII G dan VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta terhadap prestasi belajar siswa.
7 3. Mengetahui interaksi antara penggunaan media pembelajaran dengan program Prezi dan kecerdasan beragam yang dimiliki siswa kelas VIII G dan VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan ada dan dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan khususnya pendidikan IPA dalam mendeskripsikan pengaruh penggunaan media pembelajaran dengan program Prezi sebagai media pembelajaran IPA Terpadu pada tema Roller Coaster terhadap prestasi belajar ditinjau dari kecerdasan beragam yang dimiliki siswa 2. Secara Praktis a. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai masukan dalam memanfaatkan suatu media pembelajaran dengan memperhatikan aspek kecerdasan beragam dalam diri setiap individu. b. Bagi siswa, memberikan kemudahan dalam belajar secara aktif dan mandiri sesuai dengan karakteristik kecerdasan yang dimiliki, serta dapat mengembangkan kecerdasan yang dominan di dalam diri siswa dan meningkatkan kecerdasan yang tidak dominan sehingga dapat menyeimbangkan gaya belajar siswa. c. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pembuatan media pembelajaran yang lebih efektif, baik dengan tema yang sama atau berbeda.