BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan yang merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ada adalah masih rendahnya mutu SDM. Dan untuk mengatasinya jalan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran peserta didik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm.40

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN. karena memiliki iman dan akhlak yang kuat. 1. oleh sebagai penanggung jawab ketika terjadi hal-hal yang tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. pihak pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Menurut Dimyati Mudjiono

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. menentukan tinggi rendahnya kualitas dan nilai suatu negara, karena itu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses usaha manusia guna menimbulkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education. diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengatasi fenomena masih rendahnya mutu sumber daya manusia, jalan melalui pendidikan yang merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa 1 adalah alternatif utama. Suatu bangsa dapat dikatakan sebagai bangsa yang berkualitas jika memiliki potensi sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, yang berkualitas pula. Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari pendidikannya, untuk itu perlu adanya peningkatan sistem pendidikan dalam rangka peningkatan sumber daya manusia. Aktifitas pendidikan telah dan akan terus berjalan semenjak manusia pertama ada di dunia sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Bahkan kalau ditarik mundur lebih jauh lagi, kita akan dapatkan bahwa pendidikan telah mulai berproses semenjak Allah swt. menciptakan manusia pertama yaitu nabi Adam di surga dimana Allah telah mengajarkan kepada beliau semua nama-nama yang oleh para malaikat belum dikenal sama sekali. Seperti yang disebutkan dalam al Qur'an surat al Baqarah ayat 30-33, yaitu: 1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), 1

2 وعلم ادم الاسماء آلهاثم عرضهم علىالملاي كة فقال انبي وني با سماءهو الاان آنتم صا دقين. قالواسبحانك لاعلم لنا الا علمتنا انك انت العليم الحكيم. قال یاادم انبي هم باسماي هم فلما انباهم باس ماي هم قال الم اقل لكم اني اعلم غيب السماوات والارض واعلم ما اتبدون وماآنتم تكتمون. Semenjak manusia berinteraksi dengan aktifitas pendidikan ini semenjak itulah manusia telah berhasil merealisasikan berbagai perkembangan dan kemajuan dalam segala lini kehidupan mereka. Secara paralel proses pendidikan pun mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dalam bentuk metode, sarana maupun target yang akan dicapai. Karena hal ini merupakan salah satu sifat dan keistimewaan dari pendidikan, yaitu selalu bersifat maju (taqaddumiyyah). Komitmen meningkatkan kualitas sistem pendidikan adalah pengakuan penting akan mendesaknya mengatasi berbagai persoalan pendidikan yang carut marut. Komitmen ini akan dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam upaya memecahkan persoalan hidup yang makin kompleks. Penjajahan selama tiga setengah abad mengakibatkan bangsa Indonesia tidak bisa mandiri. Gerak hidupnya selalu mengikuti dan tergantung pada kemauan penjajah. Demikian pula sistem pendidikan yang dilakukannya.

3 Model pendidikan kolonial yang dipaksakan hingga pada abad XIX terus berlangsung sekalipun telah merdeka. Model yang dikenal dengan sistem klasikal ini membuat belajar menjadi muram, tidak alamiah, sulit, dan tidak efektif. Dan ini seringkali menjadi kendala tidak maksimalnya penyampaian materi dalam proses belajar mengajar. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar agar menjadi lebih efektif. Salah satunya adalah pendidik, dalam hal ini bisa dikatakan sebagai guru. Seorang guru harus bisa menjadikan suasana belajar mengajar menjadi menyenangkan dan menjadikan pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru saja (teacher centered) namun sebaliknya, siswa juga dilibatkan dalam memperdalam materi dengan pembelajaran yang lebih aktif (student centered). Seiring dengan upaya pengembangan dalam bidang pendidikan, berkembang pula strategi-strategi dan metode-metode pembelajaran baru yang menekankan pada keaktifan siswa. Seorang pendidik dituntut untuk bisa menggunakan strategi dan metode tersebut agar dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif. Penggunaan metode baru sering dijumpai pada pengajaran mata pelajaran umum, sedangkan pelajaran agama sering kali menggunakan metode klasikal yang banyak membuat siswa menjadi jenuh. Padahal materi dalam pendidikan agama sangatlah penting untuk disampaikan kepada siswa. Karena tujuan dari

4 pendidikan agama adalah pembentukan kepribadian yang luhur sesuai dengan ajaran dalam kitab suci. Pendidikan Agama, dan di sini yang dimaksud adalah pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al Qur an dan al hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman. 2 Dari sinilah dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam setidaknya terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan bertujuan mengembangkan aspek batin atau rohani dan pendidikan bersifat jasmani atau lahiriyah. Pendidikan bersifat rohani merujuk kepada kualitas kepribadian, karakter, akhlak dan watak, kesemua itu menjadi bagian penting dalam pendidikan kedua pengembangan terfokus kepada aspek jasmani, seperti ketangkasan, kesehatan, cakap, kreatif. Tujuan pendidikan berusaha membentuk pribadi berkualitas baik jasmani dan rohani. Dengan demikian secara konseptual pendidikan mempunyai peran strategis dalam membentuk anak didik menjadi manusia berkualitas, tidak saja berkualitas dalam segi skill, kognitif, afektif, tetapi juga aspek spiritual. Hal ini membuktikan pendidikan mempunyai andil besar dalam mengarahkan anak didik mengembangkan diri berdasarkan potensi dan bakatnya. Melalui pendidikan anak 2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), 21

5 memungkinkan menjadi pribadi soleh, pribadi, berkualitas secara skill, kognitif dan spiritual. Dalam masyarakat sekarang ini pendidikan akhlak sangatlah penting, mengingat seiring perkembangan zaman banyak tindakan-tindakan yang dinilai menyimpang dari norma agama dilakukan oleh anak yang masih duduk di bangku sekolah. Bisa jadi hal ini disebabkan mereka kurang akan pengetahuan agama dan akhlak yang lebih utamanya. Di sinilah secara tidak langsung ini adalah sebuah pekerjaan rumah bagi guru pendidik akhlak yang di sini guru pendidikan agama lebih berperan dalam mendidik anak ketika di sekolah. Banyak materi akhlak yang telah diberikan di sekolah, namun kadang siswa dalam menerima materi tersebut kurang maksimal. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor, dan metode termasuk dalam salah satu faktornya. Sebagai seorang pendidik, setidaknya mampu berinovasi dan memilih metode dalam menyampaikan materi. Strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 3 Dalam dunia pendidikan, banyak sekali ragam strategi pembelajaran yang digunakan. Setiap strategi pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu seorang pendidik harus mampu memilih strategi pembelajaran yang 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Predana Media, 2006), 126

6 tepat dalam menyampaikan materi yang berbeda agar tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. Ketika seorang pendidik ingin menyampaikan pelajaran tentang etika dan nilai di sini terdapat satu strategi pembelajaran yaitu billboard ranking yang dirasa tepat dalam penyampaian materi ini. Strategi pembelajaran ini selain mengaktifkan guru, juga mengaktifkan siswa. Sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tapi juga berpusat pada siswa. Atas dasar tersebut maka peneliti mengajukan judul STUDI KOMPARASI KEBERHASILAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENGGUNAKAN DAN TIDAK MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BILLBOARD RANKING DI SMA NEGERI I GEDEG MOJOKERTO. B. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Billboard Ranking di SMA Negeri I Gedeg Mojokerto? 2. Bagaimana keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran Billboard Ranking di SMA Negeri I Gedeg Mojokerto?

7 3. Adakah perbedaan antara keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yang menggunakan dan tidak menggunakan strategi pembelajaran Billboard Ranking di SMA Negeri I Gedeg Mojokerto? C. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Billboard Ranking di SMA Negeri I Gedeg Mojokerto. 2. Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran Billboard Ranking di SMA Negeri I Gedeg Mojokerto. 3. Untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan antara keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa yang menggunakan dan tidak menggunakan strategi pembelajaran Billboard Ranking di SMA Negeri I Gedeg Mojokerto. D. Kegunaan Penelitian 1. Secara teoritis adalah sebagai upaya memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam pengembangan wawasan akan strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga dapat membantu dalam proses pengajaran

8 Pendidikan Agama Islam di sekolah dalam membangun suatu pemahaman ajaran agama Islam yang integral secara kognitif, afektif, dan psikomotor. 2. Secara Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya dalam pengembangan strategi pembelajaran. b. Bagi pendidik merupakan suatu bahan informasi untuk upaya meningkatkan dan menambah pengetahuan serta keahlian dalam melaksanakan pola pembelajaran yang efektif dan efisien. E. Definisi Operasional Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menginterpretasikan isi dari hasil penelitian yang berjudul Studi Komparasi Keberhasilan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menggunakan dan Tidak Menggunakan Strategi Pembelajaran Billboard Ranking Di SMA Negeri I Gedeg Mojokerto, maka perlu adanya penjelasan beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini. Istilah tersebut antara lain adalah: 1. Komparasi Komparasi merupakan suatu perbandingan 4, atau perbandingan, bersamaan, bersejajaran, bersama-sama, bersifat perbandingan. 5 4 Mas ud Hasan, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Bintang Pelajar, 1998), 223

9 Dan yang dimaksud studi komparasi dalam penelitian ini adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengkomparasikan (membandingkan) keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yang menggunakan dan tidak menggunakan strategi pembelajaran billboard ranking. 2. Strategi Billboard Ranking Strategi pembelajaran yang digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi mengenai nilai-nilai, gagasan, dan pilihan-pilihan yang ada di dalam masyarakat. Strategi ini menggunakan papan sebagai media untuk menempelkan kertas yang sudah dituliskan nilai-nilai atau akhlak-akhlak yang hendak diajarkan. 6 3. Keberhasilan Belajar Suatu hasil yang diperoleh melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu hasil akhir yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran. Dalam hal ini diukur dengan menggunakan nilai. 5 Pins A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h.352 6 Hisyam Zaini Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), 78

10 4. Pendidikan Agama Islam (PAI) Pendidikan Agama Islam merupakan usaha berupa bimbingan dan usaha terhadap anak didik agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya pandangan hidup. 7 Di sini yang dimaksud pendidikan agama Islam adalah suatu bagian dari mata pelajaran di sekolah yang di dalamnya berisi tentang materi-materi agama Islam, seperti akhlakul karimah, beriman kepada Allah, dan lain sebagainyayang tentunya berdasarkan pada Al Qur an dan Hadis. Dengan belajar PAI di sekolah diharapkan siswa menjadi pribadi mandiri yang berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. 5. SMA Negeri I Gedeg Suatu lembaga pendidikan satu tingkat di atas SMP yang berada di bawah naungan departemen pendidikan nasional yang berada di desa Gedeg kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto. F. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN Dalam pendahuluan akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, sistematika pembahasan. 7 Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 82

11 BAB II : KAJIAN TEORI Bab ini akan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan teori yaitu tinjauan tentang strategi pembelajaran Billboard Ranking tinjauan tentang keberhasilan belajar siswa, dan tinjauan tentang hubungan antara strategi pembelajaran Billboard Ranking dengan keberhasilan belajar. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam Bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, rancangan penelitian, variabel, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan data yang diperoleh serta analisis data BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada Bab IV ini dijelaskan mengenai gambaran tentang objek penelitian, penyajian serta analisis data. BAB V : PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN