BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI DATA. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Ponorogo. merupakan relokasi dari Madrasah Aliyah Negeri Ngawi.

BAB II KAJIAN TEORI DAN ATAU TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

Program Beasiswa Unggulan

KURIKULUM PRODISTIK KERJASAMA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DENGAN MA/SMA DI JAWA TIMUR. Kurikulum Prodistik 1

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Bandarlampung

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI (Permendikbud no 49/2014) Hotel Harris, Bandung, 18 Agustus 2014

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBIJAKAN AKADEMIK OLEH: SYAHNUR SAID

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai tempat penelitin sehingga perlu utuk diadakannya penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. pembelajaran dapat tercapai secara optimal. a. CTL (Contextual Teaching and Learning) b. Reading Guide (Bacaan Terbimbing)

Proposal Kegiatan dan Rencana Studi

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Zulkarnain, Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2008, hal.14 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKL: Pasal 5 26/03/2015

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

STANDAR MUTU DAN SASARAN MUTU PEMBELAJARAN UNIVERSITAS SETIA BUDI. No Standar Mutu Sasaran Mutu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap jenjang pendidikan, Bahasa Indonesia juga sebagai mata

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia yang berkualitas perlu disiapkan untuk berpartisipasi. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik untuk

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

LAPORAN PENGENDALIAN MUTU PROSES PEMBELAJARAN. Semester Ganjil 2016/ 2017

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI Oleh : Nisa Muktiana/ Nisamuktiana.blogs.uny.ac.id

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

CAPAIANPEMBELAJARAN LULUSAN S1 MANAJEMEN

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003,

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

BAB IV ANALISIS UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS PENDIDIKAN LIFE SKILL SMA MUHAMMADIYAH 02 KAB. PEKALONGAN

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijangkau secara tuntas dalam pembelajaran tatap muka terjadwal. Menurut Badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN Veteran Jawa Timur)

94. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan kita akan mecetak manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya sehingga melahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, sedangkan The Political and Economics Risk Consultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemajuan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMK PGRI BATANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

Transkripsi:

BAB V ANALISIS IMPLEMENTASI PRODISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN DI MAN 1 PONOROGO A. Analisis Pelaksanaan Prodistik di MAN 1 Ponorogo Prodistik adalah Program Pendidikan Terapan dalam Bidang Teknologi dan Komunikasi yang diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Serabaya untuk 21 sekolah menengah yang terdiri dari 20 Madrasah Aliyah (MA) dan 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) se Jawa Timur. Kurikulum prodistik setara dengan pendidikan Diploma 1 (D1). Terdapat 36 satuan kredit semester (SKS) yang harus dituntaskan selama 5 semester atau 2,5 tahun. Dalam upaya memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi siswa SMA dan MA pihak ITS memfokuskan Program ini lebih fokus pada jenjang MA. Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Dr. Purwanto selaku Kepala Madrasah yang mengunkapkan bahwa Madrasah Aliyah bisa dikatakan sebagai sekolah nomor 2 dalam bidang teknologi. Karena siswa Madrasah Aliyah dianggap tertinggal dalam kemampuan teknologinya. 56

57 Maka dari itu, pihak MAN 1 Ponorogo bekerja sama dengan pihak ITS Surabaya dengan harapan kemampuan siswa siswi MAN 1 Ponorogo dalam bidang teknologi mengalami peningkatan yang luar biasa. Kerja sama tersebut merupakan bentuk pengabdian ITS kepada masyarakat. Sedangkan bapak Syaifudin mengungkapkan bahwa yang melatar belakangi adanya prodistik di MAN 1 Ponorogo adalah karena pentingnya teknologi dalam bermasyarakat, dalam melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi maupun dalam dunia kerja. Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa latar belakang prodistik MAN 1 Ponorogo sudah sesuai dan selaras dengan pengertian suatu metode pembelajaran. Sehingga pembelajaran lebih maksimal dan kompetensi yang ada dapat dicapai yaitu siswa mampu dan menguasai penerapan TIK. Pelaksanaan prodistik ini dilaksanakan setelah pulang sekolah.siswa diberikan tambahan wawasan untuk bisa mengerti dan mendalami pelajaran TIK.Sementara itu, tenaga pendidik untuk program ini merupakan guru yang sudah mendapat pelatihan dari dosen ITS. Sedangkan untuk waktu pembelajaran dilakukan sebanyak dua hingga tiga jam setelah jam sekolah usai. Dengan adanya prodistik, walaupun di kurikulum 2013 tidak tercantum mata pelajaran TIK/ IT, tetapi di MAN 1 Ponorogo tetap ada dengan 6 jam pelajaran/ minggu. Materi yang digunakan adalah setingkat

58 dengan jenjang D1 TIK. Dimana materi dan kurikulum prodistik yang dijalankan di MAN 1 Ponorogo diperoleh dari pihak ITS Surabaya. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan juga guru prodistik, bahwa pelaksanaan prodistik di MAN 1 Ponorogo pada mulanya berjalan pada sore hari.namun karena keterbatasan alat, tahun ini berjalan pada pagi hari. Setelah tidak mengalami kendala, jam pembelajaran prodistik akan dikembalikan pada mulanya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pelaksanaan prodistik MAN 1 Ponorogo belum sempurna. Alokasi waktu yang terbatas dalam proses pembelajaran terjadi karena kurangnya sarana prasarana. Namun demikian, para siswa tetap antusias dalam mengikuti prodistik dan dari pihak MAN 1 Ponorogo masih tetap berusaha untuk mengurangi ketidak efektifan tersebut dan pihaknya berharap tahun depan pelaksanaan prodistik akan dikembalikan pada mulanya yaitu pada sore hari setelah jam pulang sekolah. Untuk kurikulum prodistik berasal dari ITS, dan pembelajaran akan diserahkan ke guru pada tiap-tiap sekolah. Guru prodistik dipilih langsung oleh ketua prodistik MAN 1 Ponorogo berdasarkan persetujuan kepala MAN 1 Ponorogo. Dari pihak ITS hanya mengadakan kuliah tamu selama 1-2 kali tiap semester.

59 Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan program studi adalah 4 (empat semester) terhitung sejak mahasiswa tersebut untuk pertama kalinya terdaftar sebagai mahasiswa. 1 Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Bapak Purwanto bahwa kurikulum prodistik di MAN 1 Ponorogo sepenuhnya dari ITS, guru hanya bertanggung jawab mengenai pembelajaran termasuk di dalamnya soal-soal ujian. Tiap semester ada 3 mata kuliah. Jadi ada 15 mata kuliah selama 5 semester. Semester 1-4 pembelajaran difokuskan pada teori dan praktik sedangkan pada semester 5 adalah fokus pada tugas akhir. Seorang mahasiswa selama mengikuti program studi diberi kesempatan untuk memperbaiki nilai-nilainya selama batas waktu studi yang diperkenankan baginya belum dilampaui.sedangkan nilai yang digunakan untuk evaluasi adaah nilai yang tertinggi.yang dimaksut dengan memperbaiki nilai adalah dengan memprogram dan menempuh kembali mata kuliah yang bersangkutan. 2 Jika seorang mahasiswa gagal dalam suatu ujian akhir, mahasiswa tersebut harus mengikuti ujian akhir ulang yang saat dan jenisnya ditentukan oleh direktur dan penguji.ujian akhir ini dapat dilaksanakan sepanjang batas studi mahasiswa belum/tidak terlampaui. 3 1 Ismaini Zain, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Program Prodistik ITS MAN 1 Ponorogo, 2014), 12. 2 Ibid., 11-12. 3 Ibid., 19.

60 Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh bapak Praba Yuda Herbali selaku guru prodistik bahwa konsekuensi bagi siswa yang tidak memenuhi 36 SKS dalam 5 semester adalah mereka harus mengerjakan tugas pengganti.mengenai prosedur tugas pengganti menjadi kebijakan dari masingmasing pembimbing.hal ini terjadi pada siswa kebanyakan pada tugas akhir. Berdasarkan pemaparan di atas, konsekuensi yang diberikan oleh pihak MAN 1 Ponorogo sudah sesuai dengan pedoman pelaksanaan ynag diberikan oleh pihak ITS.Bahwa ketika ada siswa yang gagal ataupun tidak memenuhi 36 SKS dalam 5 semester maka mereka harus mengulang ataupun mengerjakan tugas pengganti. B. Analisis Prodistik Memberikan Nilai Tambah pada Kompetensi Lulusan di MAN 1 Ponorogo. Prodistik MAN 1 Ponorogo adalah program kerjasama dibidang IT dengan ITS Surabaya yang telah berjalan selama 4 tahun. Program ini lebih fokus pada MA di daerah Jawa Timur sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan tahun 2007, banyak siswa MA masih kurang terampil dalam penguasaan dan penerapan ilmu TIK.

61 Selain itu, peneliti tersebut juga menunjukkan bahwa minat siswa MA dalam melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi masih sedikit. Karena itu, program ini diharapkan pihaknya dapat menjadi bakal para siswa ketika di dunia kerja. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Syaifudin selaku Waka MAN 1 Ponorogo mengenai perkembangan lulusan semenjak adanya Prodistik beliau mengungkapkan bahwa semenjak adanya prodistik di MAN 1 Ponorogo ini semakin bagus dan meningkat. Mampu mengembangkan kreatifitas dan keahlian siswa dalam menggunakan teknologi. Diharapkan saat lulus dari MAN 1 ini mereka memiliki bekal untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi ataupun dalam dunia kerjanya. Dari pihak prodistik sendiri mengemukakan bahwa lulusan dari prodistik itu lebih dipandang sebagai siswa yang sudah siap jika dibutuhkan dalam dunia kerja.karena lulusan tersebut sudah mampu menggunakan ilmu teknologi. Prodistik juga memberikan nilai tambah dalam hal pembelajaran pada mata pelajaran. Pembelajaran berbasis IT masuk ke dalam dua kartegori yaitu, Pembelajaran berbasis computer dan Pembelajaran berbasis internet. Pembelajaran berbasis computer adalah segala aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh computer. Jadi pada pembelajaran berbasis computer aktivitas pemberian materi, menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran, memberikan tes dan memberikan umpan balik semuanya dilakukan oleh computer.

62 Pemberlajaran berbasis internet adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan, menilai dan memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kompetensi lulusan MAN 1 Ponorogo semakin meningkat setelah adanya kerja sama dengan pihak ITS yaitu melalui prodistik. Siswa yang lulus dari MAN 1 sudah mengikuti Ujian Madrasah untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi juga tugastugas lainnya yang berkaitan dengan prodistik. Sebagaima yang telah diungkapkan oleh beberapa siswa-siswi lulusan dari MAN 1 Ponorogo bahwa setelah lulus dari prodistik mereka mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi. Seperti komputer, camera dan peralatan-peralatan teknologi lainnya.yang mana hal ini dapat menunjang daya saing siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan juga dapat mereka manfaatkan dalam lingkungan masyarakat, sekolah dan lingkungan kerjanya nanti. Mereka juga mengungkapkan selama menjalani pembelajaran prodistik merasa termotivasi untuk mampu dan menguasai teknologi. Jadi mereka memiliki semangat belajar dan mempraktekkan ilmu yang mereka pelajari dalam laboratorium itu sendiri.

63 Selama pembelajaran berlangsung siswa-siswi dituntut untuk mandiri dalam menggunakan teknologi tersebut.hal ini bertujuan untuk melatih ketrampilan dan kreatifitas siswa-siswi. Seperti dalam bab desaign grafis, mereka diberikan teori terlebih dahulu dan setelah itu mereka bisa mempraktekkan dengan komputer yang ada dihadapnnya. Hal ini juga mempengaruhi kepercayaan diri dari seorang siswa dalam mengikuti perlombaan-perlombaan. Terbukti dalam berbagai perlombaan mereka mampu mendapatkan prestasi yang memuaskan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Bapak Purwanto selaku kepala MAN 1 Ponorogo untuk kedepannya dari pihak ITS akan mengeluarkan sertifikat untuk mahasiswa yang lulus sesuai dengan bidang ahlinya (kompetensi mahasiswa). Sehingga akan memudahkan mereka untuk lebih mendalami ilmu pengetahuan yang sudah mereka dalami. Selain itu, semenjak adanya prodistik juga mampu merangsang lulusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan Perguruan Tinggi. Disetiap tahunnya lulusan yang melanjutkan ke Perguruan tinggi terus meningkat. Siswa siswi lulus dengan nilai yang memuaskan, memiliki ketrampilan dan pengetahuan dalam menggunakan elektronik dan diharapkan dapat menjadi bekal siswa dalam wirausaha seperti mendirikan percetakan dll.

64 Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa prodistik mampu meningkatkan kompetensi lulusan dari MAN 1 Ponorogo. Dengan mencetak generasi lulusan Madrasah Aliyah yang ahli dalam bidang teknologi, mampu bersaing dengan sekolah-sekolah kejuruan lainnya dan nantinya mampu menggunakan teknologi dalam lingkungan masyarakat dan dunia kerja. Dan juga sesuai dengan visi dari MAN 1 Ponorogo yaitu terwujudnya lulusan yang berakhlakul karimah, berkecakapan hidup, dan berkualitas di bidang Imtaq dan Iptek serta peduli dan berbudaya lingkungan. C. Analisis faktor pendukung dan penghambat prodistik di MAN 1 Ponorogo. Dalam melaksanakan penerapan pembelajaran prodistik di MAN 1 Ponorogo diharapkan mampu mencapai target yang diinginkan. Namun hal tersebut tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Adapun yang mendukung prodistik di MAN 1 Ponorogo adalah faktor guru dan murid, tingginya semangat bapak ibu guru serta siswa siswi MAN 1 Ponorogo berpengaruh besar terhadap berlangsungnya penerapan pembelajaran prodistik di MAN 1 Ponorogo.

65 Pendidik adalah salah satu faktor yang mendukung proses pembelajaran. Tanpa adanya pendidik dalam proses belajar mengajar tidak mungkin berhasil tujuan pembelajaran yang diharapkan. Peran dan kreativitas pendidik sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pembelajaran yang mencapai sasaran. MAN 1 Ponorogo memiliki beberapa tenaga pendidik yang membantu dalam tujuan yang diinginkan. Prestasi siswa semakin meningkat setelah adanya kerjasama dengan ITS. Siswa di Madrasah Aliyah bukan hanya berprestasi dalam bidang keagamaan saja, namun mereka mampu berkembang dalam bidang teknologi. Seperti juara umum Procommit maupun maccitos. Lomba yang di adakan oleh MAN 1 Ponorogo tiap tahun (Maccitos), lomba ini ditujukan kepada pelajar di seluruh Ponorogo mulai dari tingkat SD sampai SMP.Lomba ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengembangkan TIK dan juga untuk menumbuhkan kemandirian siswa dalam menatap perkembangan TIK. Lomba yang diadakan oleh ITS tiap tahun (Procommit).Procommit adalah ajang bertemunya siswa SMA/MA se Jawa Timur dalam rangka mengasah keterampilan mereka dalam menggunakan dan mengembangkan aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi diantaranya, Media Pembelajaran Interaktif, Design Poster, Film Pendek dan Robot Cerdas.

66 Procommitbertujuan untuk mengembangkan persaingan positif antar sekolah yang bekerja sama dengan prodistik untuk menjuarai perlombaan, menjalin komunikasi antar peserta lomba mitra prodistik ITS, dan juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa prodistik mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya. Dalam pelaksanaan penerapan pembelajaran prodistik di MAN 1 Ponorogo masih belum sempurna dengan kata lain masih belum maksimal penerapannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa hambatan diantaranya adalah kurangnya sarana prasarana, seperti masih kurangnya jumlah laboratorium di MAN 1 Ponorogo, saat ini masih memiliki 2 ruang laboratorium. Sedangkan yang dibutuhkan minimal adalah 4 laboratorium.ada juga beberapa komputer yang sedang mengalami kerusakan. Jjika komputer mengalami kerusakan maka akan ada siswa yang rela untuk bergantian dengan temannya. Sarana dan prasarana merupakan suatu perlengkapan yang harus ada dan merupakan suatu yang urgen bagi kelancaran kegiatan, sarana dan prasarana merupakan tolak ukur terhadap tingkat kemajuan dan kualitas lembaga itu sendiri.adapun sarana dan prasarana yang ada di MAN 1 Ponorogo sudah memadai. Terlebih di tahun ini siswa-siswi kelas XII melaksanakan UNBK di dalam laboratorium. Jika laboratorium dipakai siswa-siswi kelas XII maka kelas lain yang akan melaksanakan pembelajaran prodistik menjadi terhalang. Mereka hanya mendapatkan teori didalam kelasnya masing-masing.

67 Adanya pemadaman listrik, dan sekolah belum mempunyai mesin penyimpanan tenaga listrik. Jika terjadi pemadaman listrik, pembelajaran yang tadinya praktik menjadi berhenti dan siswa hanya akan mendapatkan teorinya saja. Pembelajaran akan dilakukan dengan metode ceramah ataupun diskusi, lalu dipertemuan yang akan datang akan dilaksanakan praktek langsung oleh siswa di lab prodistik. Prodistik MAN 1 masih membutuhkan lagi tenaga pendidik yang ahli dalam teknologi (sarjana teknologi). Walaupun sebenarnya ada kriteria tersendiri dari pihak ITS. Namun dengan perkembangan tahun dan teknologi semakin canggih, tenaga pendidik harus terus mengikuti arus perkembangan teknologi.guna menunjang kreatifitas dan ketrampilan dalam pembelajaran prodistik. Walaupun demikian, siswa menyambut dengan positif dan sangat antusias dengan memberikan respon yang baik untuk berpartisipasi dalam prodistik ITS MAN 1 Ponorogo.Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatkan prestasi yang telah diraih siswa-siswi dari tahun ke tahun.