BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin. berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB 1 PENDAHULUAN. bila peserta didik sebagai individu tidak memiliki motivasi untuk berprestasi sebaikbaiknya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan. persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin berkembang pesat dan arus globalisasi yang hebat maka muncullah persaingan dibidang pendidikan. Pendidikan sebagai suatu sistem pencerdasan anak bangsa dewasa ini diperhadapkan dengan berbagai persoalan, baik ekonomi, sosial, budaya dan politik. Oleh karena itu, untuk dapat bertahan dengan arus globalisasi saat ini perlu adanya peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tersebut, pemerintah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan, di antaranya dengan melakukan perbaikan kurikulum, sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari orang tua, guru, murid dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang bermutu. Salah satu perbaikan yang dilakukan pemerintah adalah perbaikan kurikulum, perbaikan kurikulum terus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang 1

digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik untuk lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah terlibat dalam pembelajaran. Dalam implementasi Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi yang diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: 1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah 2. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri 3. Warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. Dari hasil wawancara dengan Kabid Kurikulum SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kupang Ibu Yuli Rudatin mengatakan pendidikan di Kabupaten Kupang masih banyak kekurangan. Dari hasil UN SMP yang diperoleh, Kabupaten Kupang belum ada perubahan yang signifikan, di mana Kabupaten Kupang masih berada pada urutan 20 atau 21 dari keseluruhan kabupaten di NTT. Beliau berpendapat hal ini terjadi karena masih kurangnya sarana prasarana, kinerja tenaga pendidik dan 2

motivasi belajar dari peserta didik. Menurut beliau kurangnya motivasi belajar dari peserta didik itu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pergaulan, lingkungan sekolah, kurangnya peran guru memotivasi peserta didik dalam belajar, dan sarana prasarana terlebih sekolah yang berada di pedalaman yang belum lengkap. Proses pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang paling fundamental. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan antara lain bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami peserta didik sebagai anak didik. Salah satu aspek yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar, karena dengan mengetahui hasil-hasil dalam proses pembelajaran yang dicapai maka peserta didik tersebut akan terdorong untuk meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga dengan demikian peningkatan hasil belajar akan lebih optimal karena peserta didik tersebut akan termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik dari pada yang diraih sebelumnya. Hasil belajar yang diharapkan biasanya berupa prestasi belajar yang baik dan optimal. Namun dalam pencapaiannya masih saja mengalami kesulitan dan prestasi yang didapat belum terpenuhi secara optimal. Dalam peningkatan hasil belajar peserta didik, dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah motivasi belajar. Seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka peserta didik akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku 3

peserta didik dalam belajar. Menurut Sardiman (2000: 40) motivasi meliputi dua hal: (1) mengetahui apa yang akan dipelajari; dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari. Dengan berpijak pada ke dua unsur motivasi inilah dasar permulaan yang baik untuk belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti apa yang akan di pelajari dan tidak memahami mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan belajar sulit untuk berhasil. Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita dan aspirasi peserta didik, ini diharapkan agar peserta didik mendapatkan motivasi belajar sehingga mengerti apa yang menjadi tujuan dalam belajar. Disamping itu, keadaan peserta didik yang baik dalam belajar akan menyebabkan peserta didik tesebut bersemangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikan dengan peserta didik yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar. Selain motivasi belajar, pilihan guru dalam menerapkan model pembelajaran merupakan hal yang penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan dunia pendidikan dalam rangka menuju ketercapainya suatu perubahan. Pada pelaksanaan model pembelajaran melibatkan guru dan peserta didik. Guru menjalankan fungsi-fungsinya dengan menggunakan model pembelajaran untuk membelajarkan peserta didik, artinya guru harus berpikir kreatif dan inovatif guna menciptakan perubahan yang baik bagi dirinya dan peserta didiknya. Model pembelajaran dirancang dengan melihat kondisi perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. 4

Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap peserta didik untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir peserta didik (penalaran, komunikasi dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah. Menurut Tan (Rusman, 2012: 229), pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran ini kemampuan berpikir peserta didik betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim, sehingga peserta didik dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua guru memahami konsep dari model Pembelajaran Berbasis Masalah ini. Mungkin disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Kalor dan perpindahannya adalah salah satu materi pokok pada pembelajaran IPA terpadu kelas VII semester genap. Dalam materi pokok kalor ini peserta didik akan mempelajari tentang pengaruh kalor terhadap perubahan suhu, perubahan wujud zat, perpindahan kalor. Materi kalor dan perpindahannya berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari yang nyata dan dialami peserta didik. Konsep-konsep dan fakta-fakta dalam pembelajaran dapat ditemukan melalui percobaan-percobaan dan penyelidikan agar dapat dipahami oleh peserta didik. 5

SMPN 1 Kupang Tengah merupakan salah satu sekolah dari lima sekolah terpilih di Kabupeten Kupang yang menerapkan kurikulum 2013 yang di mana merupakan pailed project dari pemerintah pusat. Pailed project berarti bahwa semua kegiatan di sekolah di fasilitasi oleh pemerintah pusat, seperti penyediaan sarana prasarana, pelatihan guru, dan workshop yang diadakan di sekolah. Dari data yang diperolah, hasil UN SMPN 1 Kupang Tengah pada Tahun 2014, rata-rata nilai UN mata pelajaran IPA yang diperoleh adalah 50,81 sedangkan pada Tahun 2015 adalah 37,64. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan terhadap nilai UN peserta didik. Salah satu faktor yang menyebabkan turunnya nilai UN peserta didik adalah kurang motivasi belajar dari peserta didik sendiri. Menurut pengamatan di lapangan dan informasi dari guru bidang studi IPA SMPN 1 Kupang Tengah Ibu Rachel Ratu, dari banyaknya peserta didik di kelas VII J masih banyak yang mengalami kesulitan belajar, terlihat dari adanya peserta didik yang enggan belajar dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran Fisika di kelas, padahal dalam proses pembelajaran fisika, sudah diterapkan beberapa metode pembelajaran seperti ceramah, penugasan dan diskusi dalam bentuk kelompok tetapi masih ada sebagian peserta didik yang kurang berpartisipasi aktif, kreatif serta kurang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam pembagian kelompok di kelas tidak dilakukan secara heterogen, melainkan pembagian kelompok berdasarkan letak tempat duduk sehingga ada beberapa kelompok yang dominan laki-laki semua dan perempuan semua. Ada beberapa peserta didik 6

yang belum aktif dalam mengerjakan tugas baik latihan maupun pekerjaan rumah. Sehingga hasil belajar pun menjadi kurang memuaskan karena nilai fisika dibawah standar kelulusan (daftar nilai semseter 1 tahun ajaran 2015/2016), padahal di sekolah SMPN 1 Kupang Tengah sudah tersedia fasilitas-fasilitas sekolah yang mendukung sarana prasarana demi kelancaran dalam proses pembelajaran. Hal itulah yang menyebabkan motivasi peserta didik rendah dan menjadi permasalahan peneliti, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar yang hasil belajar yang dicapai oleh peserta didiknya. Berdasarkan pertimbangan pemikiran di atas maka dapat dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Materi Pokok Kalor dan Perpindahan Pada Peserta Didik Kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dikemukakan permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016? 7

2. Bagaimana ketuntasan indikator hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana ketuntasan hasil belajar dalam menerapkan Model Pembelajaran berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016? 4. Bagaimana motivasi belajar peserta didik dalam menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016? 5. Adakah pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dalam menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi 8

pokok kalor dan perpindahah peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016. 2. Mendeskripsikan ketuntasan indikator hasil belajar dalam pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar dalam menerapakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016. 4. Mendeskripsikan motivasi belajar peserta didik dalam menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016. 5. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar dalam menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah semester genap tahun pelajaran 2015/2016. 9

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Dengan penelitian Ini diharapkan peneliti dapat: a. Menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan tentang pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar seorang peserta didik, sehingga menjadi bekal untuk proses kedepannya. b. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran dan mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas. 2. Bagi Peserta Didik a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. b. Meningkatkan semangat belajar peserta didik c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik 3. Bagi Guru a. Sebagai bahan masukkan bagi guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika pada peserta didik. b. Sebagai bahan masukan bagi guru agar memberikan motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan prestasi peserta didik. 10

4. Bagi LPTK Unwira Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan materi yang sama, serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan. E. Asumsi Penelitian Adapun asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peserta didik sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran dan mengerjakan semua tugas dengan baik 2. Peserta didik mengikuti tes awal dan tes akhir yang diberikan secara perorangan dan dikerjakan tanpa dibantu dari pihak manapun, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar mencerminkan kemampuan peserta didik 3. Pengamat berlaku objektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peneliti selama proses pembelajaran berlangsung 4. Peneliti berlaku objektif dalam memberikan penilaian terhadap setiap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. F. Ruang Lingkup Adapun penelitian dibatasi sebagai berikut : 1. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas VII J SMP Negeri 1 Kupang Tengah Semester Genap Tahun ajaran 2015/2016. 2. Perlakuan kurang dari satu semeter yaitu pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 materi kalor dan perpindahan. 11

G. Batasan Istilah Batasan istilah bertujuan untuk menghindari penafsiran yang beranekaragam terhadap penelitian ini. Beberapa istilah yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2. Motivasi Suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya. 3. Hasil belajar Kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah memiliki pengalaman belajarnya. 4. Pembelajaran berbasis masalah Penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. 5. Peserta Didik Sesorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan guru ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. 12

13 6. Menerapkan Menggunakan suatu model tertentu menurut aturan atau kaidah tertentu. 7. Kalor. Bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika benda bersentuhan.