BAB I PENDAHULUAN. dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal untuk mencapai semua standar proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. boleh mengesampingkan proses belajar. Pendidikan tidak semata-mata berusaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru harus menata kegiatan. sesuai dengan situasi dilingkungan siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. belajar (pengajaran) maupun penilaian pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan metode pembelajaran yang kurang. Djamarah (2013:3) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu bagian yang tidak dapat lepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini, yang mana praktik-praktik pembelajaran di lapangan cenderung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar ada interkasi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Kong, dan Indonesia berada diperingkat 69 dari 76 negara.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dewasa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pembudayaan karakter nilai kehidupan manusia. Sebab hingga saat ini dunia pendidikan dipandang sebagai sarana yang efektif dalam berusaha melestarikan dan mewariskan nilai-nilai hidup. Kurikulum, pendekatan, metode, strategi dan model yang sesuai, fasilitas yang memadai dan sumber daya yang professional adalah aspek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan dan kualitas pendidikan. Belajar adalah suatu proses dimana terjadi perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Tujuan belajar adalah untuk memperoleh hasil belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun dari luar diri siswa tersebut. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah tinggi rendahnya motivasi belajar pada siswa.untuk dapat meningkatkan hasil belajar dapat dilakukan dari dalam diri siswa (internal) dan bersumber dari luar diri siswa (eksternal). Faktor internal terjadi karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, sedangkan faktor dari eksternal adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar, dimana faktor eksternal ini terdiri dari tiga aspek, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

2 Dalam pendidikan, siswa merupakan titik fokus yang strategis karena kepada mereka bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran yang diberikan. Sudah dipahami bahwa setiap siswa memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga diperlukan suatu model yang berbeda untuk merangsang keaktifan siswa serta meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari kualitas kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas. Dimana guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran secara optimal, dengan harapan mampu menghasilkan generasi yang mandiri, kreatif, kritis, dan mampu bersaing dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Dalam proses mengajar di kelas, guru harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa yang berbeda karena tidak jarang dalam satu kelas terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menangkap ilmu yang diberikan oleh guru, dengan demikian seorang guru dituntut untuk menemukan alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri agar sejalan dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Berikut tabel nilai ulangan harian siswa pada semester genap siswa kelas XII IPS di SMA Yayasan Gajah Mada Medan pada bidang studi akuntansi tahun pelajaran 2012/2013 yaitu :

3 Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas UH Tuntas Tidak Tuntas Jumlah Presentase Jumlah Presentase (%) (%) XII 1 22 40% 28 60% Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat jumlah siswa yang tidak lulus lebih dominan, nilai rata-rata ujian harian siswa masih dibawah kriterria ketuntasan minimum belajar yang ditetapkan yaitu 70. Dapat dikatakan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kondisi ini, strategi pembelajaran yang digunakan selama ini belum efektif, sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi yang diberikan guru. Fenomena di atas terjadi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena kecenderung bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran akuntansi masih rendah. Siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik. Dalam hal ini siswa cenderung hanya menerima pelajaran, kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, tidak mau bertanya bila ada materi yang kurang jelas, kurang memiliki kemampuan merumuskan gagasan sendiri, dan siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain Di sisi lain juga karena kurangnya kreatif guru sebagai pendidik dalam memvariasikan model-model pembelajaran sehingga membuat proses pembelajaran akuntansi yang terjadi hanya berupa penyampaian informasi satu

4 arah, dari guru kepada siswa. Dengan kata lain, guru hanya bergantung pada metode yang itu-itu saja, yaitu ceramah, Tanya jawab, dan penugasan. Pembelajaran cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa sehingga membuat suasana proses belajar mengajar menjadi pasif, tidak ada interaksi dan pada akhirnya siswa akan termenung, mengantuk, dan membuat keributan di dalam kelas. Pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang membutuhkan suatu keterampilan, pemahaman, dan kemampuan untuk menganalisis suatu perkiraan yang terjadi. Agar pembelajaran akuntansi menjadi kegiatan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Melihat kondisi diatas maka salah satu alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah guru perlu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran akuntansi yang diajarkan sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu, Number Head Together, Think Pair Share, Make A Match, Jigsaw dan lain sebagainya. Penulis menyarankan menggunakan model pembelajaran Giving Question and Getting Answer dengan The Power of Two. Penerapan model GQGA dimulai dari membentuk kelompok yaitu siswa menerima 2 kartu yang dimana 1 kartu bertanya dan 1 kartu menjawab lalu guru memberikan soal dan siswa mulai mengerjakan soal yang dimana setiap pertanyaan di tulis di kartu bertanya dan jawaban di kartu menjawab, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa lebih tertantang

5 untuk mengerjakan materi yang diberikan guru terbiasa memecahkan soal secara individu sebelum dipertanggungjawabkan. Menerapkan kolaborasi model pembelajaran GQGA dengan The Power of Two memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pokok pikirannya sendiri kepada teman-temannya dan mengetahui konsep yang kurang dipahami. Dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran GQGA dengan The Power of Two, siswa mendapat beberapa pendapat tentang materi yang kurang dipahami sehingga siswa akan lebih mengerti tentang materi yang kurang dipahami tersebut. Berdasarkan pemikiran diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer Dengan The Power of Two Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Yayasan Gajah Mada Medan T.P 2012/2013. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah ini sebagai berikut: 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar siswa kelasa XII SMA Yayasan Perguruan Gajah Mada Medan. 2. Bagaimana meingkatkan hasil belajar akuntansi kelas XII SMA Yayasan Perguruan Gajah Mada Medan. 3. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran GQGA dengan the power of two dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII SMA Yayasan Perguruan Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.

6 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran GQGA dengan the power of two dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XII Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran GQGA dengan the power of two dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. 3. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara siklus I dan siklus II. 1.4 Pemecahan Masalah Salah satu penyebab kurang aktivnya siswa dalam mengikuti pelajaran adalah cara penyampaian materi pelajaran oleh guru. Guru cenderung menerapkan pola pembelajaran yang bersifat monoton yaitu dengan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan, jenuh untuk mengikuti pembelajaran dan tujuan pembelajaran pun tidak tercapai. Model pembelajaran GQGA adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif (active learning). Tipe ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti dan memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk menjawab pertanyaan secara individu. Tipe ini akan meningkatkan keberanian siswa untuk meningkatkan keberaniannya. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan pada saat kegiatan belajar mengajar dan

7 selama ini siswa juga kurang mampu mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi banyak orang beranggapan bahwa akuntansi adalah mata pelajaran yang sulit dan sukar untuk dipelajari. Untuk itu, model pembelajaran yang dipergunakan harus bervariatif agar menarik bagi siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Model pembelajaran the power of two berarti menggabungkan kekuatan dua kepala. Menggabungkan dua kepala dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, yaitu masing-masing siswa berpasangan. Kegiatan ini dilakukan agar munculnya suatu sinergi yakni dua kepala lebih baik dari satu. Siswa dididik untuk menghargai pendapat orang lain. Siswa yang mempunyai kelebihan akan membantu siswa yang kurang mampu dalam belajar tanpa rasa minder sehingga kelompok-kelompok yang heterogen ini akan menciptakan persaingan positif di dalam kelas. Model pembelajaran GQGA dengan the power of two memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pengkolaborasian model pembelajaran ini didesain untuk melatih keterampilan berpikir siswa dalam menjawab soal secara individu ter lebih dahulu lalu bekerja sama dengan pasangannya dalam mendiskusikan jawaban yang benar dan jawaban-.jawaban individu masing-masing siswa tadi, serta dapat mengomunikasikan hasilnya sehingga siswa terlibat dalam seluruh langkah-langkah pembelajaran. Dengan diterapkannya penerapan model pembelajaran GQGA dengan the power of two diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa sehingga mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan standar penilaian.

8 Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran GQGA dengan The Power of Two Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas Akuntansi Siswa Kelas XII SMA Yayasan perguruan Gajah Mada Medan Tahun Ajaran 2012/2013. Berdasarkan uraian diatas maka diharapkan dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran GQGA dengan the power of two dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII di SMA Yayasan Perguruan Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran GQGA dengan the power of two dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran GQGA dengan the power of two dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII SMA Gajah Mada Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013 3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara siklus I dan siklus II. 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah pengetahuan, wawasan bagi penulis guna meningkatkan pengetahuan bidang pendidikan secara teori maupun aplikasi dalam

9 lingkungan pendidikan mengenai penerapan kolaborasi model pembelajaran GQGA dengan the power of two untuk meningkatkan aktivitas dan Hasil belajar akuntansi siswa pada saat mengajar nanti. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru akuntansi di SMA Gajah Mada Medan untuk menentukan model pembelajaran GQGA dengan the power of two yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di SMA Gajah Mada Medan. 3. Sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya bagi mahasiswa UNIMED jurusan Pendidikan Akuntansi yang sejenis.