II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil pangan utama di Asia. Padi

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedikit glukosa, fruktosa, dan maltosa. Komponen terbesar pati endosperm adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk pada Kualitas Benih. Benih bermutu yang dihasilkan dari suatu produksi benih ditunjukkan oleh

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan.

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai varietas Grobogan memiliki umur polong berkisar 76 hari, bobot biji

TINJAUAN PUSTAKA. Fisiologi Benih Padi. padi dikelompokkan ke dalam subfamili Oryzaidae, suku Oryzae dan genus oryza (Gold dalam Manurung dan

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

I PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang menghasilkan makanan pokok

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan terna dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sorgum. Sorgum (Sorgum bicolor [L].Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. pokok bagi sebagian besar rakyat di Indonesia. Keberadaan padi sulit untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti (2010), biji jagung memiliki bentuk teratur, bergaris pada

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Padi Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo dan Padi Rawa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Tebu Botani dan Syarat Tumbuh Tebu

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya padi gogo dilahan kering dapat dilakukan dengan dua cara yaitu gogo

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

I. PENDAHULUAN. diminati orang (Widiastoety dkk, 2010). Tingginya minat akan bunga anggrek

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA. dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia

Transkripsi:

14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil pangan utama di Asia. Padi tergolong tanaman C3 dan toleran terhadap kondisi pengairan. Padi bisa ditanam pada kondisi tanah darat (tegal) dan tanah tergenang (sawah). Pada iklim tropis, tanaman padi tertentu ditanam pada musim hujan (tersedia cukup air) (Siregar, 1981 yang dikutip oleh Hutomo, 2011). Padi merupakan tanaman semusim yang termasuk golongan rumput-rumputan. Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan dalam division Spermatophyta, subdivision Angiospermae, termasuk dalam kelas Monocotyledoneae, ordo poales, family Graminae, genus Oryzae, dan spesiesnya Oryza sativa L. Sepesies Oryza sativa dapat dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering karena padi yang tumbuh di lahan kering (tanah daratan) dengan curah hujan yang mencukupi kebutuhan tanaman sedangkan padi sawah karena padi yang memerlukan air menggenang dalam pertumbuhan serta perkembangannya (Soemartono, 1980 yang dikutip oleh Ridwansyah, 2009). Morfologi tanaman padi dikelompokan dalam dua bagian yaitu bagian vegetatif yang terdiri atas akar, batang, dan daun serta bagian generatif yang terdiri dari malai, bunga, dan buah padi.

Akar tanaman padi tergolong akar serabut. Akar yang tumbuh dari kecambah 15 disebut akar utama (radikula), sedangkan akar yang tumbuh dari dekat buku-buku disebut akar seminal. Akar padi tidak memiliki pertumbuhan sekunder sehingga tidak banyak mengalami perubahan. Akar tanaman padi berfungsi untuk menopang batang, menyerap nutrisi, air, dan untuk pernapasan (Manurung dan Ismunadji, 1988). Tanaman padi tergolong dalam Graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak sama ukurannya, semakin ke atas ukuran ruas semakin panjang. Beberapa jenis padi mempunyai ruas yang bergaris-garis merah dan membentang dari buku ke buku dan letaknya sejajar (Soemartono, 1980 yang dikutip oleh Ridwansyah, 2009). Daun padi tumbuh di buku-buku tersusun berselingan, pada setiap buku tumbuh satu daun terdiri dari pelepah daun, helai daun, telinga daun, dan lidah daun. Daun bendera adalah daun yang paling atas dan memiliki ukuran daun terpendek. Daun keempat dari daun bendera merupakan daun terpanjang (Siregar, 1981 yang dikutip oleh Hutomo, 2011). Malai terdiri dari 8 10 buku yang menghasilkan cabang primer, dari cabang primer akan muncul cabang-cabang sekunder. Ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung susunan bunga seperti bulir (Manurung dan Ismunadji,1988). Buah padi terdiri dari bagian luar yang disebut sekam dan bagian dalam yang disebut kariopsis. Biji yang sering disebut beras adalah kariopsis yang terdiri dari

16 lembaga (embrio) dan endosperm. Endosperm diselimuti oleh lapisan aleuron, tegmen, dan perikap (Soemartono, 1980 yang dikutip oleh Ridwansyah, 2009 ) 2.2 Peran Benih dalam Budidaya Padi Benih padi adalah gabah (biji) yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman kembali. Kualitas benih ditentukan dalam proses perkembangan tanaman induk, kemasakan benih saat panen, perontokan, pengeringan, dan penyimpanan benih sampai fase pertumbuhan di persemaian (Siregar, 1981 yang dikutip oleh Hutomo, 2011). Benih berperan tidak hanya sebagai bahan tanaman semata, melainkan juga sebagai penyalur teknologi atau berperan dalam delivery mechanism. Jika teknologi berupa kultivar unggul, maka keunggulan kultivar tersebut harus sampai secara utuh kepada konsumen benih. Benih tidak semuanya dapat menyalurkan teknologi, hanya benih yang bermutu saja yang dapat menyalurkan teknologi. Mutu yang disampaikan benih mencakup mutu genetik, mutu fisik, dan mutu fisiologis. Mutu genetik benih mencakup keaslian dan kemurnian benih, mutu fisik mencakup kebersihan dan penampilan fisik benih tersebut; sedangkan mutu fisiologis mencakup kemunduran benih, viabilitas, dan daya simpan benih (Basoeki, 2009). 2.3 Peran Pemupukan terhadap Produksi dan Viabilitas Benih Pemberian pupuk dengan dosis yang tidak tepat, seperti pemberian yang berlebih, serba kekurangan dan pemberian pupuk yang tidak tepat waktu akan menyebabkan kematian tanaman yang dibudidayakan, timbul gejala-gejala

penyakit tanaman yang baru, kerusakan sifat fisik tanah, dan tidak ekonomis. 17 Oleh karena itu pemberian pupuk harus memperhatikan dengan baik teknologi dan ketentuan dalam pemupukan. Pengaruh tidak langsung indirect effect terhadap susunan tanah, tanaman, dan manusia yang memanfaatkan hasil tanaman, dapat dicegah dengan sebaik-baiknya (Pitojo,1995). Tanaman memerlukan berbagai unsur untuk pertumbuhannya. Unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman diketahui ada 17 macam. Unsur hara penting yang diperlukan dalam jumlah banyak (hara makro) antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrigen (N), fasfor (P), kalium (K), belerang (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit (hara mikro) antara lain mangan (Mn), besi (Fe), molibdenum (Mo), seng (Zn), tembaga (Cu), boron (Br), kobalt (Co), dan klor (Cl) (Pitojo, 1995) Ketersediaan N sangat menentukan laju berbagai proses pembentukan benih. Pengaruh hara N terhadap viabilitas benih bervariasi menurut jenis spesies, fase pertumbuhan tanaman, waktu panen, dan kondisi cuaca. Nitrogen berperan sebagai bagian dari asam amino, protein, asam nukleat, dan koenzim. Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion NO 3 - dan NH 4 +. Ion NO 3 - dalam sitosol dikonversi dalam bentuk NH + 4 yang selanjutnya digunakan dalam sintesis asam amino. Salisbury dan Ross (1995) mengungkapkan bahwa nitrogen akan disimpan dalan sel-sel biji pada struktur ikatan membran yang disebut benda protein (protein body). Pasokan hara nitrogen yang baik akan meningkatkan fertilitas anakan dan fertilitas cabang, ketersediaan nitrogen merupakan faktor dominan yang menentukan laju

berbagai proses yang berkaitan dengan pembentukan benih (Mugnisjah dan 18 Setiawan, 2004). Lebih lanjut Nurman (2002) menyatakan bahwa nitrogen meningkatkan jumlah bulir per rumpun. Selain itu, unsur hara nitrogen pada tanaman padi membuat malai lebih panjang dan jumlah bulir gabah lebih banyak. Kebutuhan nitrogen yang cukup pada fase pertumbuhan vegetatif, sejak semai sampai inisiasi bunga akan merangsang pertumbuhan anakan dan kerapatan pertumbuhan yang akhirnya meningkatnya hasil benih (Mugnisjah dan Setiawan, 2004). Hara P sangat penting sejak fase pertumbuhan awal sampai fase kematangan biji. Hara P penting untuk meningkatkan mutu benih yang meliputi potensi perkecambahan dan vigor awal benih. Fungsi utama fosfor bagi tanaman adalah penyimpanan dan pemindahan energi biosintetik, energi yang diperoleh dari proses fotosintesis dan metabolisme karbohidrat disamping dalam bentuk senyawa fosfat yang kemudian digunakan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman (Tisdale 1972 yang dikutip oleh Wardhana, 2009). Hasil penelitian Nurita (2001) menunjukkan bahwa tanggapan tanaman padi terhadap dosis pupuk P yang terus meningkat mempengaruhi peningkatan jumlah anakan, mempercepat pertumbuhan, dan keluarnya malai, sedangkan pupuk K dapat meningkatkan jumlah malai per rumpun dan mengurangi persentase gabah hampa per malai. Hara K adalah hara yang mudah bergerak sehingga dapat hilang dari profil tanah, hara K penting untuk pengisian biji dalam bentuk protein dan karbohidrat. Protein dan karbohidrat dapat meningkatkan kualitas biji serta meningkatkan resistensi tanaman terhadap hama penyakit (Mugnisjah dan Setiawan, 2004).

Hasil penelitian Wardhana (2009) menunjukkan bahwa pemupukan kalium 19 mampu meningkatkan tinggi tanaman maksimum, panjang malai, bobot 1.000 butir gabah isi, menurunkan persentase gabah hampa, meningkatkan produksi per hektar, dan tidak berpengaruh terhadap jumlah tanaman per rumpun maupun panjang malai per rumpun padi sawah. Kebutuhan unsur hara dikaitkan dengan kebutuhan tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Bila unsur hara dalam keadaan kurang maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Tanaman mengalami defisiensi unsur hara tertentu ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan tanaman mencapai 80% pertumbuhan maksimum (Salisbury dan Ross, 1995). Viabilitas benih yaitu daya hidup benih yang ditunjukkan dalam fenomena pertumbuhan benih atau gejala metabolismenya. Gejala metabolisme atau pertumbuhan dapat ditunjukkan dari potensi tumbuh maksimum dan daya berkecambah. Sadjad (1993) menyatakan bahwa viabilitas benih merupakan salah satu faktor penentu mutu benih terutama secara fisiologi yang ditentukan oleh daya berkecambah dan vigor benih. Pengujian viabilitas mencakup pengujian daya berkecambah dan pengujian vigor. Daya berkecambah menunjukan kemampuan benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi lingkungan yang optimum, sedangkan vigor benih mencerminkan kekuatan benih untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi lingkungan yang beragam (Sadjad, 1993). Dalam konsep Steinbauer-Sadjad mengemukakan bahwa perkembangan viabilitas benih selama periode hidup benih dibagi menjadi tiga bagian yaitu periode I,

20 periode II, dan periode III. Periode I adalah pembangunan benih yang meliputi partumbuhan dan perkembangan benih atau disebut juga periode penumpukan energi energy deposit. Periode II adalah periode penyimpanan benih atau periode mempertahankan viabiitas maksimum yang sering disebut juga periode penambatan energi energy transit. Periode III adalah periode tanaman atau periode kritikal yang sering disebut periode penggunaan energi energy release dan mulai terjadi proses kemunduran viabilitas benih. Pada semua periode, vigor aktual (vigor sesungguhnya) terus menurun secara gradual linear dari vigor benih maksimum sampai benih mati (Sadjad, 1999). Vigor benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan benihnya mampu disimpan pada kondisi simpan yang suboptimum. Vigor benih adalah total sifat-sifat benih yang menciptakan tegakan yang memuaskan pada kondisi lapang yang tidak menguntungkan (Sadjad,1993). Ciri-ciri benih bervigor adalah tahan bila disimpan, dapat berkecambah dengan cepat dan seragam, bebas dari penyakit benih, tahan terhadap gangguan mikroorganisme, benih tumbuh kuat baik di tanah basah maupun kering, benih mampu memanfaatkan bahan makanan yang ada di dalam benih dengan maksimum, sehingga tumbuh jaringan baru, laju pertumbuhan benih tinggi, dan mampu berproduksi tinggi dalam waktu tertentu (Sadjad,1993).

2.4 Perbaikan Produksi dan Mutu Benih dengan Pemupukan. 21 Pemupukan merupakan kegiatan menambah unsur hara ke dalam tanah yang bertujuan untuk memenuhi dan mempercepat penyediaan unsur hara bagi tanaman. Pemenuhan unsur hara dalam jumlah yang optimum bagi tanaman dapat mengoptimumkan pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya meningkatkan produksi dan mutu yang dihasilkan tanaman. Unsur hara dalam jumlah yang optimum bagi pertanaman padi dapat meningkatkan produksi dan mutu benih yang dihasilkan, karena unsur hara tersebut berperan dalam proses metabolisme yang terjadi dalam sel-sel tanaman (Pitojo, 1995) Pemupukan merupakan upaya perbaikan faktor induced (lingkungan) dalam perbaikan vigor benih. Vigor benih yang dihasilkan terbentuk dari faktor innate (genetik) dan induced (lingkungan) tempat benih diproduksi (Sadjad, 1999). Berdasarkan hal tersebut maka pemberian pupuk harus tepat agar diperoleh vigor benih yang optimum, seperti pemberian fosfor dan kalium. Fosfor terdapat dalam bentuk fitin, dan fosfatide merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Fosfor sebagai bagian unit sel berperan penting dalam pembelahan sel. Fungsi fosfor dalam tanaman sendiri dapat mempercepat pertumbuhan akar seminal, mempercepat perkembangan tanaman muda menjadi tanaman dewasa, mempercepat pembungaan dan pematangan biji, dan dapat meningkatkan produksi biji-bijian (Pitojo,1995). Peningkatan produksi tanaman tentunya akan berakibat terhadap peningkatan kebutuhan unsur-unsur lain, terutama fosfor dan kalium. Jika fosfor dan kalium tidak diberikan secara optimal maka proses metabolisme dan fotosintesis rendah

(Pitojo,1995). Tanaman memiliki tanggapan yang berbeda-beda terhadap 22 pemupukan tergantung dari kultivar, jenis pupuk (kandungan unsur hara). Perbaikan produksi dan mutu benih padi dapat ditingkatkan dengan pemupukan berimbang. Pemberian unsur hara P berkontribusi terhadap penyimpanan dan transfer energi serta penyusunan senyawa biokimia. Sedangkan unsur K berperan dalam transfer hasil asimilasi ke jaringan muda tanaman (Siregar1981 yang dikutip oleh Hutomo, 2011). 2.5 Kemunduran Benih Kemunduran benih adalah semua perubahan yang terjadi dalam benih dan pada akhirnya mengarah pada kematian benih. Kemunduran benih pasti terjadi dan merupakan proses yang tidak dapat balik. Kemunduran benih berbeda antara jenis benih, cara simpan, dan lama penyimpanan (Bryd 1968 yang dikutip oleh Sutomo, 2004). Proses-proses biokimia dan fisiologi benih yang berhubungan dengan kemunduran benih tarjadi di dalam benih jauh sebelum daya berkecambah benih menurun. Gejala-gejala fisiologi yang berhubungan dengan kemunduran benih antara lain berubahnya warna kulit, munurunnya toleransi terhadap keadaan yang kurang baik pada waktu berkecambah, munurunnya toleransi terhadap penyimpanan yang kurang baik, menurunnya daya berkecambah, dan meningkatnya jumlah kecambah abnormal. Kemunduran benih yang mengakibatkan turunnya daya berkecambah dapat menurunkan produksi melalui dua cara yaitu pertama dengan menurunya populasi tanaman, produksi tanaman akan menurun sebagai akibat menurunnya populasi tanaman karena benih gagal untuk bekecambah. Kedua penurunan produksi

tanaman yang berasal dari benih-benih yang kekuatan berkecambahnya rendah 23 mungkin karena menurunnya fungsi organel-organel subseluler yaitu mitokondria dan kloroplas (Perry, 1973 yang dikutip oleh Sutomo, 2004). Berbagai jenis metode dapat dilakukan untuk mengetahui kemunduran suatu benih seperti pengusangan secara kimia dan fisik. Metode pengusangan cepat secara fisik yaitu salah satunya dengan cara mendera benih dengan uap jenuh etanol. Penderaan dengan uap etanol dapat menyebabkan terdenaturasinya protein dalam benih. Denaturasi protein dalam benih ini akan menyebabkan turunnya viabilitas benih tersebut. Penderaan benih yang semakin lamanya mengakibatkan kerusakan protein dalam benih tersebut semakin tinggi dan menyebabkan laju penurunan viabilitas semakin tinggi yang pada akhirnya akan mempengaruhi laju kemunduran benih tersebut. Semakin tahan benih didera dalam waktu yang lama, maka semakin tinggi daya simpan benih tersebut (Delouche, 1971 yang dikutip oleh Herlambang, 2005). Etanol merupakan senyawa organik yang bersifat nonpolar. Pada konsentrasi tertentu, etanol dapat mendenaturasi protein. Etanol juga bersifat higroskopis sehingga dapat menarik molekul air yang menyelimuti koloid protein dan terjadi denaturasi protein. Protein yang telah terdenaturasi akan kehilangan fungsi biologisnya (Baum dan Scaif, 1972 yang dikutip oleh Saenong, 1984).