4 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 16 Maret 2017 23 Maret 2017 dan bertempat di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin Sibolga Unit 1. 3.2 Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah data dari pembangkit listrik tenaga uap labuhan angin Sibolga unit 1. Peralatan yang akan digunakan adalah laptop, kalkulator, buku panduan perhitungan NPHR dan software Ms. Excel. 3.3 Pelaksanaan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian, dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan terlebih dahulu. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan disimulasikan menggunakan software Ms. Excel untuk mendapatkan nilai SFC, Heat Rate, Efisiensi dan grafik. 3.4 Variabel yang Diamati Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi: Beban rata-rata yang didapat 40
Pemakaian bahan bakar (liter, kg) Nilai kalori (kcal/kg, kcal/mmbtu) 3.5 Prosedur Penelitian Pembuat Pernyataan,Berdasarkan diagram alir flowchart, teknik perhitungan dan pengolahan dapat dilihat pada Gambar 3.1 : Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 41
Berikut ini langkah-langkah penelitian skripsi ; 1. Melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian, yang meliputi ; Beban rata-rata, jumlah konsumsi bahan bakar dan nilai kalori bahan bakar berupa kwh bruto dan pemakaian sendiri. 2. Data-data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian diolah dan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari pemakaian konsumsi bahan spesifik. 3. Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai dari Heat Rate Bruto HR B dan Heat Rate Netto HR N serta efisiensinya. 4. Selanjutnya, jika ingin melakukan perhitungan kembali kita akan mengambil data sampai dihasilkan besar SFC, HR dan Efisiensi pembangkit. 5. Selanjutnya, jika besar SFC, HR dan Efisiensi sudah didapat untuk melihat pengaruh heat rate terhadap efisiensi pembangkit, maka dilanjutkan ke langkah hasil dan pembahasan yaitu penarikan kesimpulan dari hasil penelitian skripsi. 42
5 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Operasional PLTU Labuhan Angin Unit 1 Tabel 4.1 Data Net Plant Heat Rate PLTU Labuhan Angin Unit 1 16 Maret 2017 23 Maret 2017 Beban Pemakaian Kalori Produksi Produksi Pemakaian (MW) Bahan Bakar (kcal/kg, Bruto Netto Sendiri (kg) kcal/mmbtu) (kwh) (kwh) (kwh) 62,15 1070950 4381.721 1445236.365 1216962 238614.547 59,12 1126260 4285.383 1595781.820 1345284 239367.275 62,89 1217440 4663.859 1674065.456 1431070 242754.547 62,43 1234270 4457.578 1684101.820 1438616 243507.275 62,62 1730790 4320.386 1694138.184 1446840 244260.002 63,21 990000 4320.386 814952.728 621162 149040.001 63,2 109898.182 34,85 693000 4320.386 979549.092 792756 226570.911 43
4.2 Analisa Data Menghitung Spesific Fuel Consumption (SFC), Heat Rate (HR) dan Efisiensi (") i. Saat beban 62,15 MW 1070950 0.741 )/ h h 1445236.37 1070950 x 4381.72 h 1445236.37 1070950 x 4381.72 h 1216962 3246.946 / h η 859,845 100% 859,845 100% 26.482% - 3246.946 3855.999 / h ii. Saat beban 59,12 MW 1126260 0.706 )/ h h 1595781.82 1126260 x 4285.38 h 1595781.82 3024.508 / h 1126260 x 4285.38 3587.685 / h h 1345284 η 859,845-100% 859,845 3024.508 100% 28.43% iii. Saat beban 62,89 MW 1217440 0.727 )/ h h 1674065.46 44
1217440 x 4663.86 h 1674065.46 1217440 x 4663.86 h 1431070 3391.725 / h 3967.639 / h η 859,845 100% 859,845 100% 25.351% - 3391.725 iv. Saat beban 62,43 MW 1234270 0.733 )/ h h 1684101.82 1234270 x 4457.58 h 1684101.82 1234270 x 4457.58 h 1438616 η 859,845-100% 859,845 3266.937 3266.937 / h 3824.408 / h 100% 26.32% v. Saat beban 63,62 MW 1730790 1.022 )/ h h 1694138.18 1730790 x 4320.39 h 1694138.18 1730790 x 4320.39 h 1446840 4413.856 / h 5168.285 / h η 859,845-100% 859,845 4413.856 100% 19.481% 45
vi. Saat beban 63,21 MW 990000 1.215 )/ h h 814952.73 990000 x 4320.39 h 814952.73 990000 x 4320.39 h 621162 η 859,845-100% 859,845 5248.381 5248.381 / h 6885.777 / h 100% 16.383% vii. Saat beban 34,85 MW 693000 0.707 )/ h h 979549.09 693000 x 4320.39 h 979549.09 693000 x 4320.39 h 792756 3056.537 / h 3776.733 / h η 859,845-100% 859,845 3056.537 100% 26.109% 46
Tabel 4.2 Tabel Hasil Pemakaian Konsumsi Bahan Spesifik (SFC), Heat Rate dan Efisiensi Beban Pemakaian Kalori SFC HR B HR N η (MW) Bahan Bakar (kcal/kg, (kg/kwh) (kcal/kwh) (kcal/kwh) (%) (kg) kcal/mmbtu) 62,15 1070950 4381.721 0.741 3246.946 3855.999 26.482 59,12 1126260 4285.383 0.706 3024.508 3587.685 28.43 62,89 1217440 4663.859 0.727 3391.725 3967.639 25.351 62,43 1234270 4457.578 0.733 3266.937 3824.408 26.32 63,62 1730790 4320.386 1.022 4413.856 5168.285 19.481 63,21 990000 4320.386 1.215 5248.381 6885.777 16.383 34,85 693000 4320.386 0.707 3056.537 3776.733 26.109 Hasil analisa grafik berdasarkan tabel 4.2 adalah sebagai berikut ; SFC (kg/kwh) 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 GRAFIK HUBUNGAN BEBAN DENGAN SFC 0 62,15 59,12 62,89 62,43 63,62 63,21 34,85 BEBAN (MW) Gambar 4.1 Grafik Konsumsi Bahan Spesifik terhadap fungsi beban 47
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik konsumsi bahan spesifik terhadap fungsi beban semakin meningkat pada saat beban 62,89 MW sampai 63,62 MW bertambahnya beban, maka jumlah konsumsi bahan spesifik semakin meningkat. Artinya, jumlah konsumsi spesifik bahan bakar per kwh yang dikonsumsi meningkat seiring dengan perubahan beban. GRAFIK HUBUNGAN BEBAN DENGAN HEAT RATE HR (kcal/kwh) 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 62,15 59,12 62,89 62,43 63,62 63,21 34,85 BEBAN (MW) Gambar 4.2 Grafik Heat Rate terhadap fungsi beban Pada gambar 4.2 dapat dilihat grafik hubungan beban dengan heat rate. Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa perubahan beban mempengaruhi heat rate, dimana heat rate akan berubah sesuai dengan pemakaian bahan bakar dan kalori yang dihasilkan. Semakin tinggi beban yang dihasilkan maka akan semakin besar pemakaian bahan bakar yang mengakibatkan heat rate akan semakin meningkat. 48
GRAFIK HUBUNGAN BEBAN DENGAN EFISIENSI EFISIENSI (%) 30 25 20 15 10 5 0 62,15 59,12 62,89 62,43 63,62 63,21 34,85 BEBAN (MW) Gambar 4.3 Grafik Efisiensi terhadap fungsi beban Pada gambar 4.3 dapat dilihat grafik hubungan beban dengan efisiensi. Pada gambar 4.3 dapat dilihat perubahan beban mempengaruhi efisiensi, dimana efisiensi akan menurun jika pemakaian bahan bakar yang berlebihan. Penggunaan dari bahan bakar pembangkit menjadi tolak ukur untuk menentukan efisiensi dari suatu pembangkit. 49
GRAFIK HUBUNGAN EFISIENSI DENGAN HEAT RATE HR (kcal/kwh) 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 HEAT RATE EFISIENSI 0 26.482 28.43 25.351 26.32 19.481 16.383 26.109 EFISIENSI (%) Gambar 4.4 Grafik hubungan Heat Rate terhadap Efisiensi Berdasarkan gambar 4.4 di dapat grafik hubungan efisiensi dengan heat rate. Dimana, dapat dilihat bahwa grafik tidak linier karena adanya perubahan heat rate dan efisiensi yang disebabkan oleh perubahan beban yang tidak konstan. Penyebab beban tidak konstan karena adanya kerusakan peralatan pada saat beroperasi. 50
6 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil evaluasi data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ; 1. Perhitungan heat rate PLTU Labuhan Angin cenderung naik, hal ini mengidentifikasi bahwa kinerja unit mulai menurun disebabkan karena usia pakai dan adanya gangguan berupa kerugian-kerugian aliran uap dari boiler ke turbin 2. Dari hasil data, di dapat SFC terbesar saat beban 63,21 MW sebesar 1,215 kg/kwh dan terkecil saat beban 59,12 MW sebesar 0,706 kg/kwh 3. Heat rate berbanding terbalik dengan efisiensi, yang artinya semakin rendah heat rate yang di dapat maka efisiensi akan semakin baik, dimana nilai heat rate terendah saat beban 59,12 MW sebesar 3587,685 kcal/kwh dengan efisiensi sebesar 28,43% dan nilai heat rate tertinggi saat beban 63.21 MW sebesar 6885,777 kcal/ kwh dengan efisiensi sebesar 16,383% 4. Dari hasil data, didapat bahwa jumlah pemakaian konsumsi bahan spesifik (SFC) berbanding lurus dengan Heat Rate. 51
5.2 Saran 1. Perhitungan heat rate dan efisiensi termal dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi unit pembangkit dengan metode tidak langsung. 2. Inspeksi dan maintance harus dilakukan secara berkala agar unit tetap dalam kondisi baik. 52