BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan matematika sangat penting untuk di ungkapkan. Dalam. Gambaran anak anak dalam mengikuti pelajaran mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. berhasilnya suatu pendidikan yang berada di negara tersebut. Berhasilnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kekuatan dinamis dalam kehidupan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULAUN. Dunia pendidikan sekarang ini dihadapkan pada tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar

BAB I PENDAHULUAN. pada provinsi Jawa Tengah. Menurut laporan hasil ujian nasional SMP tahun

PENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

MEMBANGUN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI MODEL T3C DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : WAHYU VITA LESTARI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini semakin lama menghasilkan teknologi yang canggih. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEER LESSONS DAN LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) PADA SISWA KELAS VII SMP

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika di Indonesia masih

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang lebih berhasil dalam belajar bila programnya memberikan peluang

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini juga tak dapat dipungkiri terjadi karena peran

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI HASTUTI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri Malangjiwan 01 Colomadu)

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh : SITI NURHAYATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. ada rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa ada daya tarik terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN 1 NGLURUP KECAMATAN SENDANG TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan bertujuan untuk membangun manusia seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil dan tidaknya pembangunan maka faktor manusia mempunyai peranan penting. Oleh karena itu, diperlukan manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta mempunyai sikap positif terhadap etos kerja. Pembangunan nasional tidak bisa lepas dari peranan pendidikan. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar dari meningkatnya mutu pendidikan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga negara. Marsigit menyatakan, ahli kependidikan menyadari bahwa mutu pendidikan tergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional (Sutama, 2000: 1). Refleksi keseluruhan dari pembelajaran ditunjukkan oleh prestasi belajar dicapai oleh siswa. Dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa belum memuaskan. 1

2 Banyak sekali siswa yang memperoleh nilai belum sesuai harapan untuk pelajaran matematika. Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktorfaktor tersebut mencakup faktor internal, faktor eksternal dan faktor keluarga. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Faktor eksternal meliputi metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dan faktor organisasi sekolah. Sedangkan faktor dari keluarga meliputi faktor sosial ekonomi keluarga, pendapatan keluarga, fasilitas yang menunjang dan iklim dalam keluarga. Inti pokok dari pembelajaran adalah siswa yang belajar. Belajar dalam arti perubahan dan peningkatan kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik apabila diikuti oleh proses belajar mengajar yang baik. Namun kenyataannya dalam belajar mengajar sesuai dengan tujuan tidaklah mudah. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sering dijumpai beberapa masalah. Banyak dijumpai siswa mempunyai nilai yang rendah dalam sejumlah mata pelajaran. Ada pula siswa yang mempunyai nilai yang tinggi dalam sejumlah mata pelajaran namun kurang mampu dalam menerapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap ke dalam situasi yang lain. Gambaran anak-anak dalam mengikuti pelajaran sebagai berikut: 1. Di ruang kelas siswa relatif tenang mendengarkan guru mengajar. 2. Siswa sibuk menyalin apa yang ditulis dan diucapkan guru. 3. Tidak pernah mengajukan pertanyaan atau komentar kritis atau saran terhadap apa yang diutarakan guru.

3 4. Ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, mereka cenderung takut untuk menjawab atau dijawab bersama-sama dengan suara yang tidak jelas. 5. Dalam menjawab pertanyaan siswa selalu bersama dan cenderung untuk berebut, namun ketika disuruh satu-satu mereka diam. 6. Di kelas terkadang siswa rebut pada saat guru mengajar sehingga suara guru tidak terdengar. Gaya mengajar guru merupakan permasalahan yang sering terjadi. Guru belum tampak memanfaatkan kemampuannya secara optimum. Guru sekarang ini cenderung mengajar kurang bervariasi, latihan yang diberikan kepada siswa kurang bermakna dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang diterapkan. Padahal guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam peningkatan prestasi belajar siswa bahkan guru merupakan center aktivitas di kelas. Guru bertanggung jawab untuk mengatur, mengelola dan mengorganisir kelas. Keberhasilan siswa di kelas yang paling berpengaruh dan dominan adalah guru (Sutama, 2000: 3). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa sangat memprihatinkan. Terutama pada pembelajaran matematika prestasi belajar yang dicapai oleh siswa sangat rendah sekali. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum banyak sekali, misalnya dalam hal metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, siswa dan faktor keluarga yang meliputi faktor sosial ekonomi keluarga, pendapatan keluarga, fasilitas belajar yang menunjang.

4 Berkaitan dengan masalah di atas, pada pembelajaran matematika berbagai keragaman masalah dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Kesiapan mental siswa seperti motivasi merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian bagi guru. Apabila motivasi siswa dalam pembelajaran matematika rendah, maka respon, kesadaran dan kemauan yang kuat berjuang secara gigih untuk bertanya, mengutarakan ide sebagai upaya menguasai materi ajar juga rendah. 2. Apabila keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika rendah, maka para siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan atau mengutarakan idenya, walaupun guru berulang kali meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum paham. Keaktifan untuk mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga kurang dan hanya menulis jawaban setelah soal dikerjakan oleh guru. 3. Kreativitas siswa dalam pembelajaran belum nampak. Pada pembelajaran matematika, sebetulnya banyak materi yang dapat dipraktekkan melalui percobaan. Namun kenyataannnya materi yang berkaitan dengan percobaan sering tidak diterapkan. Padahal dengan melakukan percobaan maka akan terlihat kreativitas siswa dalam belajar, dimungkinkan akan meningkatkan pemahaman siswa. 4. Permasalahan lainnya dalam pembelajaran matematika yang ditemukan adalah faktor guru dan materi ajar. Pada pembelajaran, dominasi guru sangat tinggi, pengorganisasian siswa cenderung searah dan klasikal serta guru jarang berkeliling mendekati siswa dan membantunya. Pengelolaan

5 materi ajar dari contoh yang dibahas sampai soal-soal yang diberikan sebagai latihan, kurang bervariasi dan tidak mencangkup semua permasalahan pokok bahasan. Pemberian tugas tidak pernah diikuti dengan bantuan atau bimbingan cara penyelesaiannya. Materi ajar matematika yang abstrak, dalam penyampaiannya guru jarang menggunakan alat peraga yang sesuai. Permasalahan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki guna meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa. Pentingnya matematika idealnya dimulai dari pembenahan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Guru menawarkan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa. Guru menerapkan cara pembelajaran yang hidup dalam arti memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk memfungsikan unsur-unsur fisik. Dengan kata lain diperlukan suatu cara pembelajaran yang bersifat langsung. Cara pembelajaran seperti ini tidak saja akan memunculkan kegemaran belajar, juga akan memberikan dampak positif berkembangnya aspek kognisi dan kreativitas. Metode pengajaran yang memungkinkan siswa mengembangkan kemampuannya sendiri untuk memahami konsep adalah dengan metode discovery inquiry. Metode discovery inquiry adalah dua metode yang digabungkan menjadi satu. Discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Sedangkan pendekatan

6 inquiry adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. (Moh.Amien, 1979: 6) Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan metode discovery inquiry perlu adanya kerjasama antara guru dan peneliti yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dengan proses pembelajaran matematika di sekolah yang menerapkan metode discovery inquiry diharapkan dapat meningkatkan motivasi, keaktifan, serta kemampuan matematika dan hasil belajar siswa juga meningkat. Maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Metode Discovery Inquiry melalui Media Gambar. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan diantaranya: 1. Kecenderungan guru masih menggunakan pendekatan pengajaran klasikal, sehingga kurang menarik siswa untuk aktif dalam pembelajaran matematika. 2. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar bisa terlihat dari kurangnya antusias siswa dalam belajar hal ini bisa diakibatkan kurangnya persiapan siswa dalam menerima pelajaran dari guru. Kemauan dan kesadaran dalam belajar yang sangat kurang, bisa diakibatkan oleh kurangnya persiapan mental sehingga ide-ide yang seharusnya bisa dituangkan dalam belajar juga mentah.

7 3. Rendahnya kemampuan matematika dan hasil belajar siswa terjadi karena dalam proses pembelajaran guru dalam menjelaskan materi hanya secara singkat sehingga siswa dalam menguasai materi masih sangat kurang akibatnya nilai yang diperoleh siswa juga rendah. 4. Tingkat partisipasi aktif siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Tingkat partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran matematika rendah bisa terjadi karena dalam proses pembelajaran, guru cenderung untuk memberitahukan segala sesuatu kepada siswa. Guru kurang memberi tugas yang bersifat pemecahan masalah baik secara individu atau kelompok. Pada waktu pelajaran berlangsung guru jarang mendekati dan membimbing siswa secara individu atau kelompok sehingga siswa terkadang tidak berani mengungkapkan apa yang dipikirkannya bahkan hal itu membuat siswa pasif dan mempertebal rasa takut siswa. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah, agar pengkajian masalah dalam penelitian ini dapat terfokus dan terarah. Secara ringkas penelitian ini dibatasi pada: 1. Metode discovery inquiry yang mendorong siswa untuk aktif berfikir dan bekerja keras atas inisiatif sendiri. 2. Motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi dengan antusias siswa dalam persiapan mental untuk belajar, adanya kemauan dan kesadaran untuk mendengarkan guru.

8 3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada keaktifan siswa untuk bertanya, mengemukakan ide dan mengerjakan soal-soal latihan. 4. Kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pada kreativitas siswa untuk melakukan demonstrasi atau percobaan dan ketepatan penggunaan alat atau media yang digunakan untuk percobaan. 5. Kemampuan matematika siswa dalam pembelajaran dibatasi pada hasil belajar siswa yaitu kemampuan untuk menguasai materi pokok bahasan konsep keliling dan luas persegi dan persegi panjang. D. Rumusan Masalah Berpijak pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan metode discovery inquiry melalui media gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III semester II SDN 03 Kaling?. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: Peningkatan hasil belajar matematika dengan metode discovery inquiry melalui media gambar pada siswa kelas III semester II SDN 03 Kaling. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya pada peningkatan kemampuan matematika siswa dengan metode discovery inquiry melalui media gambar.

9 2. Manfaat Praktis Penerapan metode discovery inquiry melalui media gambar mempunyai berbagai manfaat yaitu: a. Bagi guru Tercapainya tugas sebagai tenaga pengajar dan menambah wawasan guru dalam mengembangkan diri. b. Bagi siswa Meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar pada pelajaran matematika.