FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG VULVA HIGIENE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

KOSALA JIK. Vol. 3 No. 2 September 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

NURLAINIYAH KARTIKA SARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN DENGAN PERSONAL HYGIENE MENSTRUASI PADA RMAJA PUTRI DI SMP NEGERI SATAP BUKIT ASRI KABUPATEN BUTON TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

VOLUME 1 NO. 2 (JULI DESEMBER 2016) P-ISSN: E-ISSN:

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan reproduksi (kespro) merupakan masalah vital dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI WANITA PADA SISWI SMP NASIONAL BANTUL DIY TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

PERILAKU REMAJA PUTRI TENTANG PERAWATAN ORGAN REPRODUKSI WANITA DI SMA NEGERI 1 DOBO KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROVINSI MALUKU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PERAN IBU SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI I TANGEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SISWI PADA SAAT MENARCHE DI MTS BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. masuk dan berkembang biak di dalam tubuh yang ditularkan melalui free

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

ANISA NURUL HANIFAH J

cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas 1 dan kelas 2 SMP : Perilaku personal hygiene

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

ABSTRAK. Desthi Minaristy, Pembimbing I : DR. dr. Felix Kasim, M.Kes, II : dr. Rimonta F. Gunanegara, Sp.OG

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS V DAN VI DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITAL SISWI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH PLUS GUNUNGPRING MUNTILAN MAGELANG

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

BAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH. PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI Di Madrasah Aliyah Darul Huda Mayak Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

Journal of Health Education

HUBUNGAN ANTARA PENEGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP I PARANG KABUPATEN MAGETAN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA Skripsi ini disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh: DENY EVA LUFIATI J410110097 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA. Oleh Deny Eva Lufiati*Anisa Catur Wijayanti**Farid Setyo Nugroho** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. FIK UMS,**Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,*** *Email: Denyeva@rocketmail.com ABSTRAK Personal Hygiene merupakan awal dari menjaga kesehatan reproduksi, hal ini berkaitan dengan masalah infeksi saluran reproduksi secara fungsional. Kesehatan reprodukasi berkaitan dengan kebersihan organnya. Organ genitalia sangat penting dipelihara sedini mungkin, agar dapat terhindar dari gangguan atau penyakit pada organ genitalia. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku personal hygiene pada pelajar putri di SMK N 7 Surakarta. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah SMK N 7 Surakarta. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 505 siswi, dengan jumlah sampel 211 siswi. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling sedangkan teknik uji statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menyimpulkan ada hubungan antara pengetahuan (p= 0,000 ), sikap (p= 0,000), dan dukungan keluarga (p= 0,014) dengan perilaku personal hygiene pada pelajar putri di SMK N 7 Surakarta. Kata kunci :Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, Personal Hygiene Organ Genitalia. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 1

ABSTRACT Personal Hygiene is the beginning of keeping reproductive health, it relates to the issue of reproductive tract infections functionally. Personal hygiene relates to the cleanness of the organ. Genitalia organ is important to take care as early as possible in order to avoid the disturbance or disease in the genitalia organ. The purpose of this research is to determine the factors related to personal hygiene genitalia organ behavior of the female student in SMK N 7 Surakarta. This study uses a cross-sectional design with observational. The population in this study was 505 students with a sample number is 211 students. The sample collecting uses proportional random sampling technique while the statistical test uses chi square test. The results show that there is a correlation between knowledge (p = 0.000), attitude (p = 0,000), family support (p =0,014) toward personal hygiene behavior of female student in SMK N 7 Surakarta. Keywords: Knowledge, Attitude, Family Support, Personal Hygiene Genitalia Organ. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 2

PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi menurut WHO, ICPD (1994) dalam Maryanti dkk (2009) merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi-fungsi dan proses-prosesnya. Kesehatan reproduksi merupakan unsur paling penting bagi pria maupun wanita pada umumnya. Peristiwa paling penting pada perempuan mengalami menstruasi atau haid yang menjadi salah satu tanda biologis kematangan seksual. Saat terjadi menstruasi pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi sehingga kebersihan organ genital harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Gejala seperti pruritus vulvae, iritasi, inflamasi, sekresi vagina dan rasa perih biasanya diakibatkan oleh candida albican, Trichomas vaginalls dan Gardnerella vaginalls. Untuk melakukan personal hygiene yang benar maka remaja putri perlu mengetahui cara-cara personal hygiene yang benar. Setiap remaja harus mempunyai bekal informasi yang benar dan tepat mengenai aspek kesehatan reproduksi seperti cara memelihara kesehatan organ reproduksi, serta dapat mempraktekkan perilaku memelihara organ reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab agar terhindar dari penyakit-penyakit yang mungkin bisa menyerang organ reproduksinya. Perilaku personal hygiene suatu cara atau tindakan perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka (Potter dan Perry, 2005). Dampak yang terjadi apabila perilaku personal hygiene tersebut tidak dilakukan maka infeksi dapat merembet ke rongga rahim kemudian ke saluran telur dan sampai indung telur dan akhirnya ke dalam rongga panggul. Untuk itu remaja putri perlu mengetahui tentang kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi. Dengan informasi yang benar diharapkan pelajar putri memiliki sikap dan perilaku yang bertanggung jawab tehadap kesehatan reproduksi wanita. Beberapa penyakit-penyakit infeksi pada organ reproduksi wanita diantaranya gonorrhoeae, chancroid, trikomoniasis, herpes genitalis, kanker rahim, kanker serviks, vaginosis bakterial, kandidiasis, vulvovaginitis, gonore, klamidia, dan sifilis. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yag digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah siswa kelas X dan Xl SMK Negeri 7 Surakarta berjumlah 211 siswa dengan metode pengambilan sampel menggunakan proposiaonal random sampling. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi- Squre Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL Karakteristik Responden 1. Umur Tabel I, Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi % 14-15 61 28,9 16-17 147 69,7 18-19 3 1,4 Jumlah 211 100 Distribusi umur responden persentase terbesar adalah umur 16-17 tahun yaitu sebanyak 147 siswi (69,7%). Sedangkan persentase terkecil adalah umur 18-19 tahun yaitu sebanyak 61 orang (28,9%). Analisis Univariat 1. Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia Responden Tabel 2. Distribusi perilaku responden tentang genitalia Perilaku Frekuensi % Tidak Baik 85 59,7 Baik 126 40,3 Jumlah 211 100 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa sebagian responden yang memiliki perilaku tentang genitalia tergolong tidak baik sebanyak 85 siswi (40,3%) dan sebagian lagi memiliki perilaku yang baik yaitu sebanyak 126 siswi (59,7%). Tabel 3. Distribusi pengetahuan responden tentang personal hygiene organ genitalia Pengetahuan frekuensi % Tidak baik 74 35,1 Baik 137 64,9 Total 211 100 Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang genitalia tergolong tidak baik sebanyak 74 siswi (35,1%) dan sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 137 siswi (64,9%). 2. Sikap Responden Tabel 4. istribusi sikap responden terhadap perilaku personal hygiene organ genitalia. Pengetahuan frekuensi % Tidak baik 93 44,1 Baik 118 55,9 Total 211 100 Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui dari 211 responden, 93 siswi (44,1%) memiliki sikap yang tidak baik terhadap personal hygiene organ genitalia. Sementara 118 siswi (44,1%) memiliki sikap yang baik terhadap genitalia. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 4

3. Dukungan keluarga responden Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga terhadap personal hygiene organ genitalia Dukungan Frekuensi % keluarga Tidak 83 39,3 mendukung mendukung 128 60,7 Jumlah 106 100 Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui dari 211 responden sebanyak 83 siswi (39,3%) tidak memiliki dukungan keluarga terhadap genitalia. Sementara 128 siswi (60,7%) memiliki dukungan keluarga terhadap personal hygiene organ genitalia. Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia Tabel 6. Hubungan antara tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia. Pengetahuan Perilaku Personal hygiene organ genitalia Total P Value PR 95% CI Contingency Coefficient Tidak baik baik N % n % n % Tidak Baik 43 58,1 31 41,9 74 100 Baik 42 28,2 95 69,3 137 100 Berdasarkan tabel 6, diperoleh data bahwa responden yang memiliki pengetahuan tidak baik dan perilaku personal hygiene organ genitalia tidak baik yaitu sebanyak 43 (58,1%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan perilaku genitalia baik 95 siswi (69,3%). Berdasarkan hasil analistik statistik dengan menggunakan Chi Square didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan Lower Upper 0,000 1,90 1,380 2,604 0,258 perilaku genitalia. Berdasarkan nilai contingency coeffient sebesar 0,258 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas dan terikat lemah (0,200-0,399). Nilai Rasio Prevalensi (RP) sebesar 1,90 yang artinya siswi yang mempunyai pengetahuan tidak baik memiliki risiko untuk melakukan perilaku genetalia yang tidak baik 1,90 kali sebesar dari pada siswi yang memiliki pengetahuan baik (95%CI=1,380-2,608) Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 5

2. Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia. Tabel 7. Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia Sikap Perilaku Personal hygiene organ genitalia Total P value Tidak baik baik n % n % n % Tidak Baik 51 54,8 42 45,2 93 100 Baik 34 28,8 84 71,2 118 100 PR 95% CI Lower Upper Contingency Coefficient 0,000 1,90 1,357 2,669 0,255 Berdasarkan tabel 7, menunjukkan bahwa responden memiliki sikap tidak baik dan perilaku genitalia tidak baik sebanyak 51 siswi (54,8%), sedangakan sikap baik dan perilaku personal hygiene organ genitalia baik sebanyak 84 siswi (71,2% ). Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulakn bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku genitalia pada pelajar putri di SMK N 7 Surakarta. Nilai Contingency Coefficient sebesar 0,255 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas dengan terikat lemah (0,200-0,399) 3. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia Tabel 8. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia Dukungan Keluarga Perilaku Personal hygiene organ genitalia Total P value PR 95% CI Contingency Coefficient Tidak baik baik n % n % n % Tidak 42 50,6 41 45,2 83 100 Mendukung Mendukung 43 33,6 85 66,4 128 100 Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui responden yang tidak memiliki dukungan keluarga dan perilaku genitalia yang tidak baik sebanyak 42 siswi (50,9%), sedangkan yang memiliki dukungan keluarga dan Lower Upper 0,014 1,50 1,090 2,081 0,167 perilaku genitalia baik sebanyak 85 siswi (66,4%). Berdasarkan hasil uji chisquare didapatkan nilai p= 0,014 < rsonal hygiene organ genitalia pada pelajar putri di SMK N 7 Surakarta. Nilai Rasio Prevalens Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 6

(RP) sebesar 1,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku genitalia. Berdasarkan nilai contingency coeffiicient sebesar 0,167 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat sangat lemah (0,000-0,199). 2. PEMBAHASAN 1. Karakteristik umur Berdasarkan karakteristik responden umur dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 14-15 tahun, 16-17 tahun dan 18-19 tahun. Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa rata-rata umur pada responden yaitu 0,768 ±15,90 dengan umur minimum 14 tahun dan umur maksimum 19 tahun. Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), remaja akan mengalami perkembangan salah satunya perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif manusia sendiri berkembang secara bertahap, untuk remaja pada usia 14-19 tahun dikenal dengan masa storm dan stress. Analisis Univariat 1. Perilaku Responden tentang Personal Hygiene Organ Genitalia. Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui perilaku responden tentang personal hygiene organ genitalia, dapat diketahui bahwa sebanyak 85 siswi (40,3%) memiliki perilaku tidak baik, sementara 126 siswi (59,7%) memiliki perilaku baik tentang personal hygiene organ genitalia. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa proporsi responden yang memiliki perilaku baik lebih besar bila dibandingkan dengan yang memiliki perilaku kurang baik. Hal tersebut dapat dipahami mengingat sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan sikap tentang genitalia yang baik. Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), perilaku seseorang sangat berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorang, sikap seseorang terhadap suatu tindakan. 2. Pengetahuan Responden tentang Personal Hygiene Organ Genitalia. Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui pengetahuan responden tentang personal hygiene organ genitalia. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 74 siswi (35,1%) memiliki pengetahuan tidak baik, sementara diketahui bahwa sebanyak 137 siswi (64,9%) memiliki pengetahuan baik tentang personal hygiene organ genitalia. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik lebih besar bila dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan kurang baik. Hal tersebut dapat dipahami mengingat sebagian besar responden mempunyai keterpaparan terhadap media informasi dari media cetak dan media elektronik sebesar (55%), informasi dari keluarga sebesar (60,7%) dan teman sebaya sebesar (54%) mengenai personal hygiene organ genitalia. 3. Sikap Responden tentang Personal Hygiene Organ Genitalia. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 7

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 93 siswi (44,1%) responden memiliki sikap yang tidak baik terhadap genitalia. Sedangkan sebanyak 118 siswi (55,9%) responden memiliki sikap yang baik terhadap personal hygiene organ genitalia. Sikap baik responden adalah responden setuju dan merespon dengan baik mengenai personal hygiene organ genitalia, sehingga responden perlu untuk melakukan personal hygiene organ genitalia. 4. Dukungan Keluarga Responden tentang Personal Hygiene Organ Genitalia. Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui sebanyak 83 siswi (39,3%) tidak memiliki dukungan keluarga terhadap genitalia, sementara 128 siswi (60,7%) memiliki dukungan keluarga terhadap personal hygiene organ genitalia, sehingga dapat disimpulakan bahwa sebagian besar responden menerima dan mendukung adanya personal hygiene organ genitalia. Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia. Bedasarkan tabel 6 diperoleh data bahwa responden yang memiliki pengetahuan tidak baik dan perilaku personal hygiene organ genitalia tidak baik yaitu sebanyak 43 (58,1%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan perilaku personal hygiene organ genitalia baik 95 siswi (69,3%). Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan Chi Square didapatkan nilai p = 0,000 < 0,05 sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku genitalia pada pelajar putri di SMK Negeri 7 Surakarta. Berdasarkan nilai Contingency Coefficient sebesar 0,258 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas dan terikat lemah (0,200-0,399). Nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,90 yang artinya siswi yang mempunyai pengetahuan tidak baik memiliki risiko untuk melakukan perilaku personal hygiene organ genitalia yang tidak baik 1,90 kali lebih besar dari pada siswi yang memiliki pengetahuan baik (95%CI=1,380-2,604). 2. Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia. Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki sikap tidak baik dan perilaku personal hygiene organ genitalia tidak baik sebanyak 51 siswi ( 54,8%), sedangkan sikap baik dan perilaku personal hygiene organ genitalia baik sebanyak 84 siswi (71,2%). Menurut Lawrence Green dalam buku Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, sikap belum merupakan suatu tindakan/aktifitas tetapi sikap Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 8

merupakan faktor presdiposisi untuk bertindak. Sikap yang positif akan cenderung mendorong seseorang berperilaku positif juga. Teori ini mendukung hasil uji statistik, diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara sikap responden dengan perilaku personal hygine organ genitalia di SMK Negeri 7 Surakarta. Pada penelitian ini didapatkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,90 yang artinya siswi yang mempunyai sikap tidak baik memiliki risiko untuk melakukan perilaku personal hygiene organ genitalia yang tidak baik 1,90 kali lebih besar dari pada siswi yang mempunyai sikap kurang baik (95%CI=1,357-2,667). Nilai Contingency Coefficient sebesar 0,255 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas dan terikat lemah (0,200-0,399). Menurut Newcomb (1955) dalam Notoatmodjo (2007), sikap berkaitan dengan perilaku seseorang, sikap seseorang terhadap suatu tindakan menunjukan perilaku responden tersebut terhadap suatu tindakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sesorang yang memiliki perilaku baik tentang personal hygiene organ genitalia, akan memiliki sikap baik juga terhadap personal hygiene organ genitalia. Menurut Newcomb (1955) dalam Notoatmodjo (2007), sikap berkaitan dengan perilaku seseorang, sikap seseorang terhadap suatu tindakan menunjukan perilaku responden tersebut terhadap suatu tindakan. 3. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Perilaku Personal Hygiene Organ Genitalia. Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui responden yang tidak memiliki dukungan keluarga dan perilaku genitalia yang tidak baik sebanyak 42 siswi (50,6%), sedangkan yang memiliki dukungan keluarga dan perilaku personal hygiene organ genitalia baik sebanyak 85 siswi (66,4%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p = 0,014 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku genitalia pada pelajar putri di SMK Negeri 7 Surakarta. Didapatkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,50 yang artinya siswi yang mendapatkan dukungan keluarga memiliki risiko untuk melakukan perilaku genitalia yang baik 1,50 kali lebih besar dari pada siswi yang tidak memiliki dukungan keluarga (95%CI=1,090-2,081). Nilai Contingency Coefficient sebesar 0,167 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas dan terikat sangat lemah (0,000-0,199). Menurut yang didapatkan Green dan Kreuter (1991) menjelaskan bahwa keluarga termasuk dalam faktor penguat atau pendorong Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 9

akan memotivasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melakukan perilaku kesehatan. Besarnya dukungan dari keluarga yang diterima oleh remaja putri memiliki pengaruh dalam menjaga perilaku personal hygiene organ genitalia, hal ini disebabkan keluarga merupakan salah satu faktor penguat bagi remaja putri dalam berperilaku kesehatan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada pelajar putri di SMK N 7 Surakarta, maka dapat disimpulkan: 1. Lebih dari separuh responden memiliki pengetahuan baik tentang genitalia yaitu sebanyak 137 siswi (64,9%). Hampir separuh responden memiliki sikap baik tentang personal hygiene organ genitalia yaitu sebanyak 118 siswi (55,9%). Sementara untuk dukungan keluarga, sebanyak 128 siswi (60,7%) memiliki dukungan keluarga tentang personal hygiene organ genitalia. 2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku genitalia pada pelajar putri di SMK Negeri 7 Surakarta, dengan nilai (p= 0,000). 3. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku genitalia pada pelajar putri di SMK Negeri 7 Surakarta, dengan nilai (p= 0,000). 4. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku personal hygiene organ genitalia pada pelajar putri di SMK Negeri 7 Surakarta, dengan nilai (p= 0,014). Saran 1. Bagi siswi kelas X dan XI di SMK Negeri 7 Surakarta Siswi kelas X dan XI perlu mencari informasi tentang bagaimana cara pemeliharaan organ reproduksi yang baik dan benar. Hal ini diperlukan agar masalah kesehatan reproduksi bisa cepat diketahui dan cepat untuk dilakukan pencegahan. 2. Bagi Instansi Sekolah Pihak sekolah perlunya dilakukan pembelajaran tambahan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi khususnya mengenai perawatan kebersihan alat reproduksi di sekolah sejak dini (kerjasama antara petugas kesehatan, guru UKS, guru biologi, dan bimbingan konseling). 3. Bagi Orangtua Orangtua hendaknya berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi khususnya tentang kebersihan alat reproduksi sedini mungkin kepada anak karena orangtua merupakan sumber informasi umum bagi anak. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas area penelitian. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang lain seperti dukungan teman sebaya, kelengkapan sarana dan prasarana dan keterpaparan terhadap media informasi yang dapat mempengaruhi perilaku genitalia pelajar putri dalam menjaga kebersihan organ genitalia. DAFTAR PUSTAKA Green., Lawrence W dan Kreuter. 2005. Health Program Planning. An. Educational Ecological Approach. New York: the MeGraw-HiII Companies. Inc. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 10

Maryanti, D dan Septikasari, M. 2009. Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Potter, P.A dan Perry A.G. 2005. Buku Ajaran Frundamental keperawatan. Jakarta:EGC Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku genitalia pada 11