BAB I PENDAHULUAN. direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PERTANIAN. Tunjangan Kinerja. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

I. PENDAHULUAN. (SDM) lah yang dapat mendayagunakan sumber-sumber daya organisasi lainnya

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 68/Permentan/OT.140/11/2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. paling tajam dalam pelaksanaan pekerjaan, menyangkut kesiapan, jumlah,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam reformasi birokrasi saat ini dan persaingan global mendorong

2014, No diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi keefektifan berjalannya aktivitas dalam organisasi.

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERGADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BALAI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR BENGAWAN SOLO DI SURAKARTA

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BERITA NEGARA. No.1496, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Tunjangan Kinerja. Pegawai. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.66/MENHUT-II/2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Pelaksanaan pengawasan diantaranya: b. Tindak lanjut hasil pengawasan sangat diperlukan dalam rangka

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan teori perlu berimplikasi pada praktik. Oleh karena itu antara teori dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 23 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

PERBANDINGAN EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi sehingga mempengaruhi orientasi dan nilai hidup di segala bidang;

BERITA NEGARA. Disiplin Kerja. Pegawai Negeri Sipil. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. REPUBLIK INDONESIA

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai suatu instansi sehubungan dengan visi yang dimiliki organisasi.

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran Negara Tahun 1966 Nomor 7, Tambaha

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

BAB I PENDAHULUAN. ini disalahgunakan oleh penguasa Orde Baru untuk menguasai struktur birokrasi

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban negara untuk membantu dalam pencapaian tujuan nasional.

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 45/Permentan/OT.140/4/2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan munculnya beberapa permasalahan nyata yang menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

-1- REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.73/KP.403/MPEK/2013 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan dan peranan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

BAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran

2011, No dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lemba

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

2 Di Lingkungan Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara R

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Seiring dengan reformasi yang berlangsung di Indonesia sejak tahun 1998, berbagai tuntutan masyarakat selalu mengemuka agar kegiatan kenegaraan direformasi. Reformasi itu meliputi berbagai bidang termasuk birokrasi-alat pemerintah untuk melaksanakan tugas pokok dan kegiatan lainnya. Setelah lebih dari satu dasawarsa berjalan, masyarakat belum merasakan reformasi birokrasi di instansi pemerintah secara nyata. Reformasi birokrasi mendorong agar adanya percepatan perubahan perbaikan kinerja aparatur pemerintah. Aparatur pemerintah sebagai alat pemerintah dituntut agar bekerja lebih professional, bermoral, bersih dan beretika dalam mendukung reformasi birokrasi dan menunjang kelancaran tugas pemerintahan dan pembangunan.reformasi birokrasi di lingkungan Bakorkamla diprioritaskan pada bidang Kelembagaan (Penataan Organisasi), Penyempurnaan Bisnis Proses, Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia. Peningkatan kinerja pegawai menjadi penting mengingat perubahan arah kebijakan pemerintah sebagaimana dikehendaki oleh semangat reformasi untuk lebih jelas memberi ruang gerak dan peran serta yang lebih besar bagi masyarakat dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan, dimana pemerintah beserta

2 aparaturnya lebih berperan sebagai fasilitator. Perubahan ini membawa implikasi terhadap kemampuan profesionalisme pegawai dalam menjawab tantangan era globalisasi dalam menghadapi persaingan ketat dengan Negara-negara lain di dunia. Bertitik tolak dari pemikiran ini, maka peningkatan kinerja aparatur merupakan hal yang mendesak untuk dilaksanakan dewasa ini. Pegawai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dihadapkan pada berbagai pilihan, seperti cara bertindak bagaimana yang paling tepat, bahan kerja apa yang paling sesuai, metode penyajian data bagaimana yang efektif, alat bantu kerja apa yang paling cocok, langkah-langkah apa yang paling efisien, sistem pelaporan dan evaluasi apa yang paling tepat, dan sebagainya. Pegawai sebagai level pelaksana di suatu organisasi diberi keleluasaan untuk menuangkan kretivitasnya dan dapat menentukan pilihannya dengan mempertimbangkan semua aspek yang relevan demi tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, dalam organisasi tersebut dituntut memiliki tingkat disiplin yang tinggi serta budaya organisasi yang baik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, sehingga mampu meningkatkan kinerja organisasi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Sedangkan pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan

3 atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun diluar jam kerja. Pemahaman yang kurang terhadap peraturan disiplin serta kurang tegasnya hukuman yang diberikan akan membuat pegawai sering melanggar aturan tersebut. Berkenaan dengan masalah pelanggaran disiplin, berikut kami sajikan data mengenai pelanggaran disiplin Pegawai di Bakorkamla sebelum implementasi Peraturan Pemerintah Tahun 2010 dimulai tahun 2007 sampai dengan 2010 sebagai berikut. Tabel 1.1. Rekapitulasi Data Pelanggaran Disiplin Pegawai Bakorkamla Sebelum Implementasi PP 53 Tahun 2010 No Tahun Jumlah Pelanggaran disiplin Persentase Pegawai Ringan Sedang Berat 1 2007 60 - - - 0 2 2008 70 - - - 0 3 2009 112 - - - 0 4 2010 157 - - - 0 Rata-rata 0 % Sumber : Kantor Bakorkamla Berdasarkan data diatas terlihat bahwa catatan pelanggaran disiplin pegawai sejak berdirinya Bakorkamla pada tiga tahun terakhir (2007 s.d. 2010) sebelum implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tidak ada pelanggaran displin pegawai. Hal ini sangat kontras dengan pelanggaran disiplin pegawai yang terjadi pada 3 (tiga) tahun setelah implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 seperti terlihat pada Tabel 1.2. berikut ini :

4 Tabel 1.2.Rekapitulasi Data Pelanggaran Disiplin Pegawai BakorkamlaSetelah Implementasi PP 53 Tahun 2010 No Tahun Jumlah Pelanggaran disiplin Persentase Pegawai Ringan Sedang Berat 1 2011 232 12-10 5,17 % 2 2012 222 1-1 0,9 % 3 2013 221 1 - - 0,45 % Rata-rata 2,17 % Sumber : Kantor Bakorkamla Berdasarkan data diatas terlihat bahwa catatan pelanggaran disiplin pegawai Bakorkamla pada tiga tahun terakhir setelah implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 cukup memprihatinkan karena rata-rata pelanggaran disiplin pegawai Bakorkamla lebih dari 2,17 % dengan dominasi pada pelanggaran tingkat berat yaitu pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS yang pada umumnya tidak masuk kerja tanpa keterangan yang sah selama 46 (empat puluh enam) hari kerja akumulasi dalam satu tahun. Berdasarkan data tentang pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai tersebut mencerminkan bahwa tingkat disiplin pegawai Bakorkamla cenderung rendah. Hal ini merupakan kondisi yang sangat disayangkan sehubungan dengan Bakorkamla masih merupakan instansi yang baru berdiri 6 (enam) tahun sudah terjadi beberapa pelanggaran disipllin kerja yang cukup tinggi. Sehingga apabila kondisi tersebut diabaikan dapat memperburuk kinerja Bakorkamla secara keseluruhan serta memberi dampak pada budaya kerja yang buruk. Permasalahan kinerja pegawai dari kurang disiplinnya pegawai dapat dilihat dari masih adanya pegawai yang keluar kantor diwaktu jam kerja dengan

5 kepentingan pribadinya. Rendahnya disiplin pegawai dari hasil pengamatan awal dilapangan menunjukkan rendahnya tingkat disiplin pegawai yang terlihat dari pegawai yang masuk kerja siang dan pulang kerja lebih awal dari waktu jam kerja dari ketentuan masuk kerja jam 07.30 WIB dan pulang jam kerja 16.00 WIB. Suatu organisasi biasanya dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kinerja segenap sumberdaya manusia yang ada dalam organisasi. Namun, kinerja sumber daya manusia sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan internal maupun eksternal organisasi, termasuk budaya organisasi. Karenanya, kemampuan menciptakan suatu organisasi dengan budaya yang mampu mendorong kinerja adalah suatu kebutuhan. Untuk permasalahan budaya organisasi selama ini Bakorkamla dapat dijelaskan sebagai organisasi yang menekankan formalisasi, pola yang menekankan struktur dan aturan formal atau kebijaksanaan. Sehingga walaupun mempunyai sumberdaya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi dapat saja menjadi organisasi tidak berhasil karena kekurangmampuan mengelola keragaman budaya diantara sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Kinerja organisasi pada dasarnya merupakan tanggung jawab setiap individu yang bekerja dalam organisasi. Tanggung jawab terhadap manajemen kinerja sebenarnya tidak lahir dari manajer namun dari individu. Apabila dalam organisasi individu bekerja dengan baik, berprestasi, bersemangat, dan memberikan kontribusi terbaik mereka terhadap organisasi, maka kinerja

6 organisasi secara keseluruhan akan baik. Dengan demikian, kinerja organisasi merupakan cermin dari kinerja individu (Mahmudi, 2007 : 21). Sehubungan hal tersebut, Instansi Bakorkamla dituntut untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang disiplin dan berbudaya organisasi yang baik untuk usahanya mengejar tujuan instansi. Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 mempengaruhi tingkat disiplin pegawai, budaya organisasi dan kinerja organisasi.maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap kinerja organisasi Bakorkamla sebelum dengan sesudah implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. 1.2. Perumusan Masalah 1.2.1.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Telah terjadi masalah pada aspek kinerja organisasi di Bakorkamla secara keseluruhan; 2. Telah terjadi masalah-masalah pada diri pegawai, yaitu masih buruknya tingkat disiplin dan budaya organisasi. 1.2.2.Batasan Masalah Penelitian ini akan dibatasi pada masalah-masalah yang menimpa pegawai saja. Dengan demikian peneliti akan melakukan penelitian pada

7 aspek-aspek tingkat disiplin pegawai, budaya organisasi dan kinerja di Bakorkamla. 1.2.3.Rumusan masalah Berdasarkan batasan-batasan masalah diatas, makadidapatkan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perbedaan disiplin pegawai,budaya organisasi dan kinerja organisasi sebelum dengan sesudah implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasi di Bakorkamla? 2. Bagaimanakah pengaruh disiplin pegawai dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Bakorkamla? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan disiplin pegawai, budaya organisasi dan kinerja organisasi sebelum dengan sesudah implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dan pengaruhnya terhadap kinerja organisasi di Bakorkamla. 2. Mengetahui pengaruh disiplin pegawai dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai di Bakorkamla. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah :

8 1. Dari aspek praktis sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi manajemen kantor Bakorkamla dalam meninjau kembali kebijakan yang terkait dengan tingkat disiplin, budaya organisasi dan kinerja di Bakorkamla. 2. Dari aspek teoritis untuk kepentingan penulis dalam rangka menerapkan ilmu yang diperoleh selama proses belajar pada Magister Administrasi Publik khususnya dalam memahami aspek sumber daya manusia. 3. Dari aspek pemerintah : a. Sebagai masukan bagi instansi Bakorkamla untuk merencanakan dan melaksanakan pembinaan SDM agar dapat meningkatkan kinerjanya; b. Bagi pemimpin pengambilan keputusan di instansi Bakorkamla agar dapat mengambil langkah-langkah perbaikan dalam meningkatkan kinerja Bakorkamla; c. Bagi pemimpin instansi Bakorkamla agar dapat menambah saran rekomendasi dari kebijakan yang sudah ada.