BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan air yang bersih dan sehat dapat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. (D. Dwijosaputro, 1984). Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, untuk mandi dan mencuci, untuk pengairan pertanian, air untuk sanitasi dan transportasi baik di sungai maupun di laut. Selain untuk kebutuhan tersebut, air juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, yaitu untuk menunjang kegiatan industri dan teknologi. Kegiatan industri dan teknologi tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Dalam hal ini air sangat diperlukan agar industri dan teknologi dapat berjalan dengan baik. (Wisnu Arya Wardhana, 2004). 1. Kimia Air Sebuah molekul air terdiri dari satu atom oksigen yang berikatan secara kovalen dengan dua atom hidrogen. Semua atom dalam molekul air terjalin menjadi satu oleh ikatan yang kuat dan hanya dapat dipecahkan oleh perantara yang paling agresif, misalnya tenaga listrik maupun kimia seperti logam kalium. Ikatan kovalen tersebut merupakan sifat dasar air yang penting. Reaksi kimianya sebagai berikut :
2H+ + O H2O (F.G Winarno, 2004) 2. Sumber Sumber Air Minum Berdasarkan macam terjadinya sumber air dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, antara lain : a. Air Laut, yaitu mempunyai sifat asin, karena mengandung garam nace dan tidak memenuhi syarat untuk diminum b. Air Permukaan, yaitu air hujan yang mengalir dipermukaan bumi yang termasuk air permukaan adalah air sungai, air telaga, air waduk c. Air Tanah, Dibagi menjadi beberapa macam yaitu : 1) Air Rembesan laut yang dangkal, misalnya air sumur gali dan air sumur pompa 2) Air Tanah Dalam, misalnya air sumur pompa dalam 3) Air Artetis, yaitu Air tanah yang memancar dengan sendirinya melewati lubang pengeboran 4) Mata Air, yaitu Suatu tempat di atas permukaan tanah dimana air tanah keluar secara alamiah. ( C Totok Sutrisno, 2007). 3. Syarat Dan Kualitas Air Minum Kualitas air minum yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi persyaratan secara fisik, kimia dan biologis sesuai dengan standar mutu air minumm yang sesuai dengan PERMENKES RI nomor 416 / Menkes/ Per/ IX/ 1990, tentang syarat syarat dan pengawasan kualitas air minum. Adapun syarat syarat tersebut adalah :
a. Secara Fisik Kualitas air yang baik secara fisik adalah sebagai berikut 1) Kejernihan Dan Kekeruhan Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan. 2) Rasa Air minum yang baik biasanya tidak memberi rasa / tawar. Air yang terasa asam, pahit, manis atau asin menandakan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. 3) Warna Air minum sebaiknya tidak bewarna untuk alasan estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berbahaya. 4) Bau Air minum yang baik seharusnya tidak berbau bila dicium dari jarak jauh maupun dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang mengalami penguraian oleh mikroorganisme air.
b. Secara Kimia Air yang bermutu baik harus memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut: 1) Tidak mengandung zat kimia beracun Contoh : Arsen (As) dan timbal (Pb), Air Raksa(Hg) karena sangat berbahaya bagi tubuh 2) Tidak mengandung zat zat yang jika kadarnya melebihi batas tertentu dapat menimbulkan air bersifat sadah. Contohnya : kesadahan yang disebabkan oleh garam Kalsium(Ca) dan Magnesium(Mg) karena selain dapat merusak peralatan juga mudah menimbulkan endapan/kerak. 3) Tidak mengandung zat organik melebihi batas yang sudah ditentukan karena dapat meningkatkan populasi mikroorganisme dalam air. c. Secara Biologis Air minum yang baik tidak mengandung bakteri yang pathogen, misalnya bakteri Eschrericia coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain lain dan juga tidak mengandung kuman parasit misalnya protozoa, cacing dan lain lain karena berbahaya bagi kesehatan manusia. (Juli soemirat slamet, 2007). 4. Manfaat Air Bagi Kehidupan Manusia Air adalah bagian dari kehidupan di permukaan bumi. Bagi makhluk hidup air merupakan hal yang paling penting karena tidak satupun kehidupan di bumi dapat berlangsung tanpa adanya air. Untuk kebutuhan sehari hari air digunakan untuk perikanan, pertanian, industri, mandi, dan kebutuhan lainnya.
Di dalam tubuh manusia juga mengandung air 60% - 70% air diseluruh berat badan. Air juga terdapat diseluruh badan : di tulang terdapat sebanyak 22% air dari berat tulang, di darah dan ginjal sebanyak 83% dan di dalam otot sebanyak 70% air. Air menpunyai fungsi fital bagi tubuh misalnya peredaran darah, mengatur suhu tubuh, absorbsi nutrien dan ekskresi. Melalui darah air membawa nutrien dari makanan yang dimakan. Air juga membawa sisa-sisa nutrient ke tempat pengeluaran dari tubuh yang berupa urin, feses dan keringat(juli Soemirat Slamet;2007). B. Air Minum Isi Ulang 1. Definisi Air Minum Isi Ulang Air minum isi ulang merupakan air minum yang diperoleh dari tempattempat isi ulang yang berasal dari sumber air pegunungan yang telah di olah melalui proses chlorinasi, aerasi, filtrasi dan penyinaran dengan sinar ultra violet. 2. Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang Air minum yang berasal dari sumber-sumber mata air tidak langsung diminum begitu saja tetapi harus diolah melalui tahap-tahap pengolahan khusus. Dari sumber air, air tersebut kemudian diproses melalui beberapa proses diantaranya chlorinasi, aerasi (Pencampuran Oksigen), filtrasi dan penyinaran dengan Sinar Ultra Violet. a. Chlorinasi Suatu proses pengolahan air dengan cara menambahkan Chlorine (Cl2) dengan tujuan untuk desinfeksi yaitu membunuh kuman yang bersifat patogen, menghilangkan mikroorganisme dan untuk oksidasi. Pemberian
chlorine yang terlalu banyak dapat menyebabkan rasa yang tidak enak pada air minum. Senyawa chlorine yang biasa digunakan yaitu chlorine, hidrochlorine, kombinasi chlorine. b. Aerasi Suatu proses pencampuran Oksigen dalam air secara merata dengan tujuan menghilangkan gas yang dapat menyebabkan korosif pada logam, menghilangkan kotoran, bau dan rasa. c. Filtrasi Suatu proses penyaringan air yang mengandung zat tersuspensi dengan membran filter. Adapun tahapan dalam filtrasi sebagai berikut : 1) Sand Filter Untuk memisahkan zat-zat tersuspensi kemudian dilanjutkan penyaringan dengan karbon filter (karbon aktif). 2) Karbon Filter Untuk memisahkan air dari partikel-partikel kecil.
3) Mikro Filter Bertujuan untuk menyaring mikroorganisme yang berspora, mikrofilter yang digunakan biasanya adalah ukuran 0,2 mikron. 4) Penyinaran Dengan Sinar UltraViolet. Penyinaran dengan sinar ultraviolet menggunakan 254 nm dengan tujuan untuk membunuh kuman ganas/inveksius. 3. Kelebihan Air Minum Isi Ulang Kelebihan air minum isi ulang adalah praktis, mudah didapat dan harganya relatif lebih murah di banding dengan air minum kemasan yang lain karena bersumber dari pegunungan. C. Zat Organik Sebagai Angka Permanganat Zat organik yaitu zat yang pada umumnya merupakan bagian dari binatang atau tumbuh-tumbuhan dengan komponen utamanya karbon, protein, dan lemak lipid. Zat organik ini mudah sekali mengalami pembusukan menggunakan oksigen terlarut. Adanya zat organik oleh bakteri dengan dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia, hewan, atau oleh sumber lain. Makin tinggi kandungan zat organik dalam air maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar (http://smk3ae.wordpress.com/2008/11/12/dekomposisi-zatorganik) Zat organik diidentifikasikan sebagai Angka permanganat yaitu banyaknya jumlah mg/l KMnO4 yang diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terkandung dalam satu liter sampel air dengan di didihkan selama 10 menit. Dalam standar mutu air minum sesuai dengan PERMENKES RI No. 416 / Menkes / Per / IX
/ 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, batas maksimal kadar zat organik untuk air minum adalah 10 mg/l. (Unus Suriawiria,1993). D. Macam dan Kegunaan Zat Organik Zat organik dibagi menjadi 2, yaitu Aromatis dan Non-Aromatis 1. Organik Aromatis secara dasar dapat diartikan sebagai senyawa organik yang beraroma, secara kimia senyawa ini mempunyai ikatan rantai yang melingkar. Contoh: benzene, toluene. 2. Organik Non-Aromatis secara dasar dapat diartikan sebagai senyawa organik yang tidak beraroma, secara kimia senyawa ini tidak mempunyai ikatan rantai yang melingkar. Contoh : etana, etanol, formalin. Zat organik dapat digunakan sebagai bahan makanan, zat aditif, sampai bahan peledak(http://74.125.153.132/search?q=cache:qu4tgrqoscaj:evolatnic.multiply.co m/journal+ arti +zat +organik&hl=id&ct=clnk&gl=id). C. Penetapan Kadar Zat Organik Penetapan kadar zat organik dilakukan dengan metode asam / basa yang sebelumnya telah dilakukan orientasi kadar Cl terhadap sampel. 1. Metode Asam Digunakan apabila dalam sampel air mengandung ion Cl < 300 ppm a. Prinsip Zat organik di dalam sampel dioksidasi oleh KMnO4 berlebih dalam keadaan asam dan panas, sisa KMnO4 direduksi dengan larutan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4. b. Reaksi :
2 KMnO4 + 2 H2SO4 K2SO4 + 2 MnSO4 + 2 H2O + 5 On Zat organik + On CO2 + H2O 2. Metode Basa Digunakan apabila dalam air mengandung ion Cl >300 ppm a. Prinsip Sampel dididihkan dahulu dengan NaOH, selanjutnya dioksidasi oleh KMnO4 berlebih, sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat di titrasi kembali dengan KMnO4. b. Reaksi : 2 KMnO4 + H2O 2 MnO2 + 2 KOH + 3 On Zat organik + On CO2 + H2O 3. Faktor-Faktor Pengganggu Dalam Penetapan Kadar Zat Organik Dalam penetapan kadar zat organik biasanya terdapat faktor pengganggu, diantaranya : a. Ion sulfida dan nitrit, untuk menghilangkan harus dipanaskan dengan H2SO4 encer sampai H2S dan nitrit hilang. b. Garam ferro dapat dihilangkan dengan penambahan beberapa tetes KMnO4 sebelum dianalisa sampai larutan tepat merah muda. c. Bila disimpan lebih dari satu hari, lebih baik diasamkan kurang dari 5 (PH<5)