PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kubis merupakan tanaman asli daerah pesisir sungai sekitar mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti India, Nepal, Malaysia, Philipina dan Indonesia dengan beberapa jenis kubis yaitu kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990). Awalnya, kubis di Indonesia hanya ditanam di daerah berhawa dingin. Dalam perkembangannya, sekarang kubis mulai banyak ditanam di daerah sejuk dan bahkan di dataran rendah. Hal ini seiring dengan ditemukannya varietasvarietas baru yang sesuai untuk daerah dataran rendah (Pracaya, 2001). Kailan (Brassica olereceae Var. achepala) sebenarnya termasuk satu spesies dengan kubis kepala, tetapi tidak pernah dapat membentuk kepala dan hanya berbentuk daun biasa. Hingga kailan sering disebut kubis daun. Tanaman kailan sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno, dan sekarang banyak ditanam dimana-mana walaupun hanya dalam skala kecil (Pracaya, 1993). Tanaman kailan sangat penting bagi kehidupan karena bisa menyediakan 25% vitamin yang diperlukan tubuh manusia normal. Dalam 100 gram daun kailan mengandung 80 mg vitamin A, 0,06 mg vitamin B, 50 mg vitamin C, 1,4 gram protein, 0,2 gram lemak, 5,3 gram karbohidrat, 46 gram kalsium dan 31 mg phospor. Disamping itu tanaman kailan juga membantu proses pencernaan, menetralkan zat asam dan banyak mengandung serat serta dapat mencegah penyakit sariawan (Arief, 1990). Prospek pengembangan budidaya kailan yang tergolong tanaman kubis cukup cerah. Daya tarik komoditas ini, selain dapat dikembangkan di daerah
tropis Indonesia, juga mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang tinggi. Permintaan terhadap sayuran ini semakin meningkat baik di dalam negeri maupun di pasaran ekspor (Rukmana, 1994). Menurut Balai Pusat Statistik produksi kailan yang tergolong tanaman kubis di Indonesia mengalami pasang surut. Pada tahun 1998 merupakan puncak produksi yaitu 1,45 ton/ha dan terus menurun sampai tahun 2002 menjadi 1,23 ton/ha dan meningkat kembali pada tahun 2008 mencapai 1,32 ton/ha (www.bps.go.id, 2010). Pemberian pupuk ke dalam tanah akan meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah yang dapat diserap akar tanaman, namun demikian pemberian pupuk itu dapat mempengaruhi kondisi tanah. Hal itu terjadi karena pengaruh dari sifat-sifat, macam atau jenis dari pupuk yang diberikan (Damanik, dkk, 2010). Pemupukan dengan pupuk tertentu (terutama pupuk kimia, anorganik) mengakibatkan tanah menjadi asam. Pemberian pupuk kimia di tanah pertanian akan mengakibatkan konsentrasi kadar garam dalam larutan tanah. Hal ini karena meningkatnya tekanan osmosis larutan tanah sehingga berpengaruh pada penyerapan unsur hara. Tekanan osmosis yang tinggi dapat menyebabkan tanaman mengalami plasmolisis, unsur hara tidak terserap tanaman (Isnaini, 2006). Sejalan dengan makin banyaknya bahaya yang ditimbulkan oleh paket pertanian modern seperti pestisida, herbisida dan pupuk kimia terhadap lingkungan, maka dampak negatif pertanian modern mulai mendapatkan perhatian (Sutanto, 2002).
Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah, diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat. Penggunaan pupuk bernitrogen yang berlebihan juga mengakibatkan kadar nitrat dalam hasil pertanian juga meningkat karena terjadinya akumulasi nitrat dalam jaringan tanaman. Dampak negatif ini akan berkurang jika penggunaan pupuknya seimbang (Isnaini, 2006). Kandungan bahan organik dalam tanah semakin lama semakin berkurang. Data yang pernah dilaporkan bahwa tanah di pulau Jawa umumnya mengandung bahan organik dibawah 2%. Sementara dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimatologi menunjukkan sekitar 95% lahan pertanian di Indonesia mengandung C-organik kurang dari 1%. Padahal batas minimum bahan organik yang dianggap layak untuk lahan pertanian antara 4-5% (Musnamar, 2003). Pemupukan dengan pupuk organik seperti pupuk kandang, kascing, pupuk hijau, kompos, guano dan lain-lain bertujuan utama untuk menambah kandungan bahan organik tanah. Pupuk organik mempunyai peranan yang penting seperti peningkatan kadar humus di dalam tanah serta dapat mencegah keracunan besi dan aluminium pada tanah-tanah yang bereaksi masam. Dengan kandungan humus yang tinggi di dalam tanah maka tanah dapat manahan atau mempertahankan kelembapan tanah sehingga cadangan air di dalam tanah selalu tersedia. Asam-asam organis dan humus di dalam tanah juga dapat berfungsi
sebagai bahan perekat agregat tanah sehingga membentuk struktur tanah yang baik dan mantap (Damanik, dkk, 2010). Pemakaian pupuk organik di tanah yang mudah lepas seperti tanah berpasir sangat baik. Butiran tanah akan diikat oleh bahan organik sehingga tidak cepat hancur dan lebih padat. Tanah berpasir yang telah diberi pupuk organik lebih menunjang pertumbuhan tanaman. Namun, kekurangan pupuk organik adalah kuantitasnya besar sehingga biaya pengangkutannya lebih mahal. Kecepatan penyerapan unsur hara oleh tanaman lebih lama dibandingkan dengan penyerapan unsur hara dari pupuk anorganik (Parnata, 2004). Mengingat fungsi dan peranan bahan organik bagi tanah serta makin intensifnya penggunaan pupuk kimia oleh petani sangatlah penting untuk mulai memperhatikan usaha pengembalian bahan organik ke tanah. Keengganan sering timbul dalam pemakaian pupuk organik karena proses pematangannya cukup lama, biaya tenaga kerja tinggi, transportasi yang mahal dan organisme pengganggu tanaman masih mungkin terbawa dalam pupuk organik konvensional (Musnamar, 2003). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui pertumbuhan dan produksi kailan pada berbagai perbandingan kascing, urea, TSP dan KCl. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pertumbuhan dan produksi kailan pada berbagai perbandingan kascing, urea, TSP dan KCl.
Hipotesis Penelitian Ada perbedaan respon yang nyata pada pertumbuhan dan produksi kailan akibat berbagai perbandingan kascing, urea, TSP dan KCl. Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Medan serta sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.