BAB III PELAKSANAAN INFAQ YANG DITENTUKAN UNTUK PEMBANGUNAN MASJID ASY-SYARIF DI DESA TANGGUNG PRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga (AD/ART) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Husna. Wetar Copper Project

BAB III PERAMPASAN HAK MILIK PEMBELI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DENGAN JAMINAN YANG DITANGGUHKAN

MASJID BAITURRAHMAN PERMATA ARCADIA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BAB III SANKSI TERHADAP NIKAH SIRRI YANG DIKENAKAN DENDA JIKA MELEWATI 3 BULAN DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID AL QOYYIMAH

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN AHLI WARIS ANAK YANG DIASUH OLEH IBU TIRI DI KELURAHAN PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA TAMBAK SEBELUM JATUH TEMPO

BAB III PENYALURAN ZAKAT FITRAH DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Berdirinya Pengajian Rutinan Tafsir Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III PENYAJIAN DATA LAPANGAN. A. Gambaran Umum Majelis Ta lim Masjid Nur sa id 1. Sejarah berdirinya Majelis Ta lim

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PRAKTEK SISTEM MARKETING DI KBIH RAUDHLATUSY SYARIFAH AL- MUFTI. 1. Sejarah Berdirinya KBIH Raudhlatusy Syarifah Al- Mufti

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB IV PROFIL KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) MASJD RAYA BUKITTINGGI. A. Sejarah Berdiri Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Masjid Raya

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) DEWAN KEMAKMURAN MASJID (DKM) AL HIJRAH

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa

ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR

BAB III PELAKSANAAN WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB III DEKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN. TANAH di DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB. PASURUAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KAMPUNG RANTAU PANJANG KUCHING SARAWAK. Secara umum Kampung Rantau Panjang termasuk dalam kawasan

PROPOSAL PEMBANGUNAN MASJID BAITUL HIKMAH SMA NEGERI 1 BLORA TAHUN 2012 / 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

MAJELIS MUSYAWARAH RW 05

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31).

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKALISASI KARAOKE SUKOSARI BAWEN

PERATURAN DESA SEPAHAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat bukanlah sesuatu yang

PEMBANGUNAN/RENOVASI TEMPAT WUDHU MASJID NURUL IMAN DI KOMPLEK KANWIL KEHUTANAN PROV. SUMATERA SELATAN PALEMBANG

BAB III PELAKSANAAN HIBAH OLEH PEWARIS PADA SAAT SAKIT YANG DISETUJUI OLEH SEBAGIAN AHLI WARIS DI DESA PEGIRIAN KECAMATAN SEMAMPIR SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V PENUTUP. akhirnya pada bab ini penulis dapat suatu kesimpulan. Adapun benang merah. 1. Pendapat Ulma Tentang Zakat Atas Tambak Garam.

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

ANGGARAN DASAR LEMBAGA RUMAH ZAKAT GERAKAN CINTA SHALAT (RUMAH ZAKAT GENTA) MUKADDIMAH Bismillahirrahmanirrahim

KETETAPAN MUKTAMAR MASJID VNI 3 Nomor 4/Muktamar/2003 tentang Anggaran Dasar Masjid ANGGARAN DASAR SEMENTARA (ADS)

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG POLA TANAM DAN RENCANA TATA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TAHUN 2011/2012

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GADAI SAWAH DI DESA SANDINGROWO KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Dakwah OLEH RISMAWATI, AKL

BAB III PROSES (TUKARGULING) TANAH DAN RUMAH WAKAF DI DUSUN UJUNG SARI DESA RANDUBOTO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK

LAMPIRAN TENTANG PEMBENTUKAN FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM REMAJA MASJID DESA KEMIRI PEMBUKAAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENDAYAGUNAAN DATA PROFIL DESA DAN KELURAHAN

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

NAMA PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN DAN PENGEMBANGAN SDM ANAK YATIM

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul ANALISIS HUBUNGAN ETOS KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pada awal mulanya di Desa Sungai Buluh, seperti juga 12 Desa eks-transmigrasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

RUKUN TETANGGA 004 RUKUN WARGA 07 KEL. JATISAMPURNA KEC. JATISAMPURNA KOTA BEKASI Sekretariat : Grand Cibubur Blok D No 9, Jatisampurna - Bekasi 17422

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB III PELAKSANAAN INFAQ YANG DITENTUKAN UNTUK PEMBANGUNAN MASJID ASY-SYARIF DI DESA TANGGUNG PRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Desa Tanggung Prigel 1. Letak Lokasi Desa Tanggung Prigel merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Adapun batas-batas wilayah Desa Tanggung Prigel Kecamatan Gelagah Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut : 1 Bagian Utara : Desa Bapuh Bandung. Bagian Timur : Desa Meluntur. Bagian Selatan : Desa Wangen. Bagian Barat : Desa Sudangan. Desa Tanggung Prigel merupakan dataran rendah yang sebagian besar tanahnya terdiri dari pemukiman dan pertanian atau tambak. Sebagaimana wilayah Indonesia beriklim tropis, begitu juga dengan Desa Tanggung Prigel yang terdiri dari dua musim yaitu musim hujan yang biasanya terjadi pada 1 Nasrullah, Perangkat Desa, Wawancara, Lamongan, tanggal 13 Oktober 2012. 43

44 bulan Oktober sampai bulan Maret dan musim kemarau yang terjadi pada bulan April samapai bulan September. 2. Profil Tentang Masjid Asy-Syarif Desa Tanggung Prigel Masjid Asy-Syarif merupakan masjid kuno yang dibangun pada tahun 1962 M dalam rangka mensejahterakan dan menghimpun potensi umat Islam dalam usaha pemberdayaan kaum muslimin, baik sebagai mustahiq maupun muhsinin. Dukungan kaum muslimin atau masyarakat sangat penting dan diharapkan dalam menjalankan program pembangunan masjid yang telah dibentuk oleh aparat masjid dalam membangun dan merenovasi masjid Asy- Syarif, segala dukungan moril maupun materil masyarakat tidaklah dapat diukur dengan jumlah namun kepedulian kecil masyarakat untuk berinfaq yang telah ditentukan nominalnya adalah langkah besar dalam merintis Lembaga Managemen masjid Asy-syarif untuk berinfaq yang dapat memberi arti dalam pengembangan dakwah Islam di Tanggung Prigel ini. 2 Desa Tanggung Prigel ini merupakan satu-satunya masjid yang berada dalam beberapa empat dusun. Dimana masyarakat semua dusun tersebut melaksanakan ibadah shalat jum at di masjid Asy-Syarif. Masjid ini merupakan masjid yang tidak pernah direnovasi bahkan menurut pandangan mata masjid Asy-Syarif tidak layak di tempati. 2 Profil masjid Dari Arsip Masjid Asy-Syarif Desa Tanggung Prigel Tahun 2012

45 3. Visi dan Misi Masjid Asy-Syarif Desa Tanggung Prigel Masjid Asy-Syarif dalam menjalankan administrasi dan pemberdayaan masjid terdapat beberapa visi dan misi dalam menjalankan dan mengelola masjid, dapat peneliti paparkan sebagai berikut: 3 1) Visi: Menjadi Lembaga Managemen masjid yang terpercaya, sebagai wadah bagi para muhsinin untuk memberdayakan dan mensejahterakan kaum masyarakat dalam meningkatkan pembangunan sosial, ekonomi ummat dan syi ar Islam di atas Al Qur an dan Sunnah. 2) Misi: Menjadikan lembaga masjid sebagai lembaga yang profesional, amanah, transparan dalam mengangkat kaum muslimin menjadi masyarakat mandiri. Menjadikan lembaga masjid sebagai wadah bagi para muhsinin dalam beribadah kepada Allah SWT untuk lebih takwa lagi. Sebagai tempat ibadah yang nyaman, aman, dan terlindungi dalam menjalankan perintah Allah. 3 Profil Masjid Asy-Syarif Desa Tanggung Prigel Tahun 2012

46 4. Keadaan Sosial Ekonomi dan Kriteria Ekonomi Elit, Ekonomi Sedang, serta Ekonomi Lemah di Desa Tanggung Prigel Masyarakat Desa Tanggung Prigel seluruh penduduknya beragama Islam dan terdiri dari petani dan buruh tani yang terdiri dari kalangan orang jawa. Sedangkan mata pencaharian masyarakat Desa Tanggung Prigel terdiri dari beberapa macam mata pencaharian antara lain: Pertanian 90 % dan mata pencaharian lainnya yaitu 10 %. Hal tersebut berkaitan dengan keadaan dan kondisi Desa Tanggung Prigel yang banyak terdapat sawah pertanian dan lahan tambak. Yang mana jika musim hujan menanam padi dan palawija lainnya, sedangkan pada musim kemarau dibuat sebagai lahan tambak, baik ikan bandeng, mujaer, dan ikan udang. Lahan tersebut digunakan sebagai lahan pertanian dan tambak dikarenakan tempat dan lahannya cocok dan subur untuk di tanami padi dan palawija lainnya.. 4 Selain mata pencaharian yang berbeda-beda di Desa Tanggung Prigel terdapat beberapa kriteria tentang ekonomi elite, ekonomi sedang, serta ekonomi lemah, antara lain: 5 1. Ekonomi Elite Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang 4 Ibid., 5 Subhan, Wawancara, lamongan, tanggal 13 Oktober 2012.

47 tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan. Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : posisi di dalam masyarakat di puncak struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, seperti orang yang bekerja dibidang pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas serta pengusaha yng mempunyai uang yang banyak. Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri pun watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive. 6 Golongan elite di Desa tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain : 1) Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan. 2) Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yang bersifat fisik maupun psikis, material maupun inmaterial, maupun pencapaian. 6 http://arifsubarkah.wordpress.com/2010/01/02/elite-dan-massa/

48 3) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain. 4) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya. Dalam artian masyarakat elit identik dengan masyarakat yang banyak uang dan mudah untuk mendapatkan uang. Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan masyarakat menengah maupun masyarakat ekonomi lemah. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap berbagai peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan datang. Golongan minoritas yang berada pada posisi atas secara fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite. 2. Ekonomi Sedang Tidak ada konsensus baku yang mengdefinisikan kaum kelas menengah. Namun umumnya kelas ekonomi menengah memiliki karakteristik yaitu penghasilan cenderung stabil selama keadaan ekonomi

49 makro dan juga memiliki rumah yang tidak begitu bagus sekali dan juga tidak begitu jelek. Dilihat dari sudut sumber daya manusia, kelas menengah dengan latar belakang pendidikan yang memadai, kecenderungan optimis dan ambisius untuk meraih jenjang ekonomi yang lebih tinggi (naik ke kelas atas) merupakan masyarakat yang biasa dan tidak menanggapi dengan kesusahan untuk membayar iuran infaq yang ditentukan karena perekonomiannya tidak begitu sulit untuk mendapatkan uang 250.000. Dari sisi keikhlasannya pun, kaum kelas menengah merupakan kaum ekonomi yang tidak begitu sulit atau segampang ekonomi elit karena tingkat penghasilan (discretionary income) mereka yang memadai untuk konsumsi gaya hidup. 3. Ekonomi Lemah adalah Ekonomi lemah adalah identik dengan ekonomi kalangan masyarakat miskin. Masyarakat miskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Oleh karena itu miskin merupakan suatu keadaan seseorang yang mengalami kekurangan atau tidak mampu memenuhi tingkat hidup yang paling rendah serta tidak mampu mencapai tingkat minimal dari

50 tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut dapat berupa konsumsi, kebebasan, hak mendapatkan sesuatu, menikmati hidup dan lain-lain. Sedangkan kemiskinan yang terjadi di Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu mencapai salah satu tujuannya atau lebih, tujuan-tujuan yang dimaksud di sini tentunya dapat diinterpretasikan sesuai persepsi seseorang. Dengan demikian, kemiskinan dapat diartikan berdasarkan kondisi seseorang dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Di lain pihak Friedman, mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuatan sosial. Basis kekuatan sosial meliputi modal yang produktif atau asset (misalnya, tanah, perumahan, peralatan, kesehatan dan lain-lain), sumber-sumber keuangan (income dan kredit yang memadai), organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama (partai politik, sindikat, koperasi dan lain-lain), jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang-barang dan lain-lain, pengetahuan dan keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna untuk memajukan kehidupan masyarakat.

51 B. Penentuan Jumlah Infaq di Masjid Asy-Syarif Desa Tanggung Prigel Masjid Asy-Syarif berada di lingkungan masyarakat Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. Sebuah kawasan pusat masjid yang sangat penting perannya baik bagi dusun sekitar maupun masyarakat umum yang ada di sekitar masyarakat masjid tersebut. Sampai saat ini shalat jamaah lima waktu dalam sehari selalu dalam kondisi penuh, diikuti sekitar 300 masyarakat yang melakukan jamaah setiap waktu shalat, apalagi shalat Jumat. Selain itu, kegiatan berupa kajian kitab, taklim, halaqah, setiap bulan Majelis ilmu yang terus menerus dilakukan di masjid ini. Masjid Asy-Syarif berlokasi di Jl. Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan yang saat ini kondisinya sudah kurang layak, dan direncanakan untuk segera di renoasi. Diperkirakan membutuhkan biaya Rp.100.000.000,- (Seratus juta rupiah). Adapun Rencana Anggaran Renovasi Masjid Asy-Syarif membutuhkan anggaran sebagai berikut : a. Perencanaan Rp. 3.250.000,- b. Persiapan ( Pembongkaran dan Pembersihan) Rp. 30.338.600,- c. Pemasangan keramik, jendela, pintu dll Rp. 30.140.000,- d. Atap Rp. 27.157.500,-

52 Jumlah : Rp. 90.886.100,- Adapun untuk melunasi iuran tersebut masyarakat diberi waktu 2 bulan untuk lunas membayar iuran yang telah diwajibkan Masjid Asy-Syarif. Sedangkan maksud dan tujuan pembangunan Masjid Asy-Syarif adalah untuk memberikan kemudahan bagi kaum Muslimin dalam melaksanakan ibadah dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya, karena lebih dekat jaraknya dengan tempat tinggal masing-masing masyarakat khususnya masyarakat Desa Tanggung Prigel. Selama ini kaum Muslimin disekitar pemukiman masyarakat Desa Tanggung Prigel tersebut melakukan ibadah di Masjid Asy-Syarif yang nota bene berada di komplek pemukiman masyarakat sekitar. Kaum Muslimin di Desa Tanggung Prigel membuat Masjid Asy- Syarif di desa tersebut dengan harapan agar mempermudah proses ibadah yang hendak mereka kerjakan. Adapun tujuan pembangunan Masjid Asy-Syarif adalah upaya peningkatan kualitas keimanan kaum Muslimin serta mengharapkan keridhaan Allah. Masjid tidak sekedar tempat untuk melaksanakan shalat belaka, tetapi Masjid adalah tempat mulia yang didalamnya juga patut dikerjakan pekerjaan-pekerjaan mulia, seperti menuntut ilmu, membahas berbagai persoalan kehidupan, meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi serta berbagai kegiatan positif lainnya.

53 C. Pelaksanaan Infaq Yang Ditentukan Untuk Pembangunan Masjid Asy-Syarif Di Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan Infaq merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta. Dengan demikian dari beberapa anjuran maka ta mir masjid dan semua aparat anggota ingin melakukan penentuan untuk mewajibkan dan menentukan nilai nominal berinfaq yang diwajibkan bagi setiap keluarga. Karena infaq untuk masjid sendiri selama 5 tahun pun tidak akan mampu untuk membangun Masjid Asy- Syarif. Bapak Ali Hasan menambahkan selaku penasehat ketiga bahwa infaq merupakan ibadah yang sangat memiliki fungsi dan peranan strategis. Di samping infaq merupakan bentuk taqorrub (pendekatan diri) kepada Allah, infaq juga merupakan sarana penting untuk membersihkan jiwa manusia dari nodanoda hati dan sifat-sifat tercela seperti kikir, rakus dan egois. Oleh karena itu maka Ta mir masjid menentukan kebijakan untuk mewajibkan semua keluarga untuk berinfaq untuk pembangunan Masjid Asy-Syarif. Dari pendapat Bapak Ali dapat memberikan solusi untuk menanggulangi problematika masjid yang hampir rusak tersebut maka semua aparat masjid melakukan kebijakan untuk mewajibkan setiap penduduk berinfaq yng ditentukan nominalnya. 7 7 Ali Hasan, (Penasehat Masjid Asy-Syarif), Wawancara, tanggal 08 November 2012.

54 Adapun pelaksanaan berinfaq tersebut dapat digolongkan menjadi dan dibedakan menjadi 3 (tiga). 8 Pertama yaitu kelompok elit atau kalangan orang mampu diwajibkan per KK berinfaq sebanyak Rp 350.000,00. Kedua yaitu kelompok atau kalangan orang yang ekonominya menengah diwajibkan per KK berinfaq sebanyak Rp 150.000,00. Ketiga yaitu kelompok atau kalangan keluarga yang ekonominya lemah sebesar Rp 100.000,00. Dalam hal ini tidak pandang bulu baik keluarga itu terdiri dari janda, anak yatim, atau miskin sekalipun tetap wajib berinfaq dengan katagori kelompok yang ketiga. 9 Menurut Abdullah Shidiq selaku ketua umum Masjid Asy-Syarif 10 mengatakan bahwa awal mula dilaksanakan penentuan infaq yang diwajibkan kepada semua keluarga karena masjid Asy- Syarif semenjak berdiri sampai sekarang tidak pernah dibangun bahkan direnovasi pun tidak dengan demikian maka KH. Abdul Matin selaku penasehat ingin merenovasi dan mengumpulkan beberapa pengurus masjid untuk memecahkan maslahah, supaya masjid ini bisa direnovasi. Setelah pengurus terkumpul maka hasil dari musyawarah semua warga berkewajiban berinfaq dengan beberapa golongan Pertama yaitu kelompok elit atau kalangan orang mampu diwajibkan per KK berinfaq sebanyak Rp 350.000,00. Kedua yaitu kelompok atau kalangan orang yang ekonominya 8 Iskandar, (Anggota Masyarakat), Wawancara, tanggal 08 November 2012. 9 Ali Hasan Ahmad, Ta mir Masjid Asy-Syarif, Wawancara, tanggal 09 November 2012. 10 Abdullah Shiddiq, Ta mir Masjid Asy-Syarif, Wawancara, tanggal 09 November 2012.

55 menengah diwajibkan per KK berinfaq sebanyak Rp 150.000,00. Ketiga yaitu kelompok atau kalangan keluarga yang ekonominya lemah sebesar Rp 100.000,00. Dalam hal ini tidak pandang bulu baik keluarga itu terdiri dari janda, anak yatim, atau miskin sekalipun tetap wajib berinfaq dengan katagori kelompok yang ketiga. Sedangkan yang menagih iuran terhadap semua warga yaitu bagi kelompok elit atau kalangan orang mampu yang menarik iuran adalah Fadloli, bagi kalangan yang ekonominya lemah yang menarik adalah Drs. Achabba, sedangkan bagi kelompok atau kalangan keluarga yang ekonominya lemah yang menarik iuran adalah H. Munassir. Dari sini dapat dikatakan bahwa kata infaq mencakup segala macam pengeluaran (nafkah) yang dikeluarkan seseorang, baik wajib maupun sunnah, untuk dirinya, keluarga, atau pun orang lain, ikhlas atau tidak ikhlas. Dengan demikian mekanisme penentuan infaq yang diwajibkan terhadap semua warga karena hasil dari infaq hanya dapat 20.000 perbulan. Dengan demikian maka semua hasil musyawarah menetapkan bahwa mekanisme ketentuan infaq tersebut harus terealisasi dengan dukungan masyarakat. Setelah hasil musyawarah sepakat kemudian hasil tersebut diumumkan meskipun ada sedikit hambatan dari masyarakat yang sebagian kurang setuju. Tetapi hasil voting lebih banyak masyarakat yang setuju dari pada

56 masyarakat yang tidak setuju.dengan beberapa alasan dan pertimbangan maka semua warga yang tidak setuju harus ikut dan sepakat terhadap hasil voting. 11 KH. As ad Hamdillah menjelaskan selaku penasehat kedua memberikan sedikit tausiyah dan menjelaskan bahawa hasil dari infaq masyarakat per bulan hanya 20.000 dan setelah dikalkulasikan infaq tersebut tidak cukup untuk merenovasi masjid Asy-Syarif. 12 Adapun panitia pembangunan Masjid Asy-Syarif di Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan dikukuhkan dengan Surat Keputusan Lurah Nomor : KPTS.013/004/X/2010 tanggal 18 Oktober 2010. Selanjutnya untuk mengakomodir masukan dan saran dari semua pihak serta tuntutan perkembangannya, maka Surat Keputusan Lurah diatas dicabut dan direvisi dengan Surat Keputusan Lurah Belian Nomor : KPTS.05/004/III/2011 tanggal 16 Maret 2011 tentang Pembentukan Panitia Pembangunan Masjid Asy- Syarif Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan. Adapun Panitia Pembangunan Masjid Asy-Syarif Desa Tanggung Prigel Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan terdiri dari : 1. Pelindung/Penasehat, 2. Pengarah, 3. Penanggungjawab, 11 Kasdi Sisworo, Seksi HUMAS dan PHBI masjid Asy-Syarif, Wawancara, tanggal 09 November 2012. 12 As ad Hamdillah, Penasehat masjid Asy-Syarif, Wawancara, tanggal 09 November 2012.

57 4. Ketua Umum/Wakil Ketua, 5. Sekretaris Umum/Wakil Sekretaris, 6. Bendahara, 7. Bidang Pembangunan, 8. Bidang Dana, 9. Bidang Perlengkapan, 10. Bidang Umum/Humas. Salah satu hal penting yang menjadi tugas dan tanggungjawab Panitia Pembangunan adalah melaporkan perkembangan pembangunan, baik fisik maupun keuangan secara berkala kepada Jamaah melalui Lurah Desa Tanggung Prigel dan pada akhirnya akan dipertanggung jawabkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa.