BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

IV Material. Bab. dan peralatan BAB IV BAHAN. diperoleh. pelaksanaan. Pada proyek. Excavator tanah ke. ditempat lain.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. 1. Staff teknik dengan staff logistik dan peralatan, memberikan data-data

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bab V. Metode Pelaksanaan Kerja

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop


BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB III BAHAN BANGUNAN DAN ALAT

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu

BAB III TINJAUAN BAHAN DAN ALAT ALAT. Moritz Presidential-2 dilakukan oleh PT. Adhimix dengan kapasitas truck mixer kurang


DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... LEMBAR PENDADARAN... KATA PENGANTAR... LEMBAR PERSEMBAHAN... DAFTAR GAMBAR...

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.


BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

Transkripsi:

BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical. Gambar 4.1 waterpass 4.1.2. Theodolith Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan IV-1

salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi. Gambar 4.2 Theodolith 4.2. Alat alat Fabrikasi 4.2.1. Bar Bender Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan kolom, juga pada tulangan balok, plat dan dinding geser. Bar bender haruslah ada dalam suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast atau pemasangan secara manual. Alat ini bekerja dengan menggunakan daya listrik dari genset dan memakai sistem hidrolis. Gambar 4.3 bar bender IV-2

4.2.2. Bar cutter Bar cutter digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Menurut tenaga penggeraknya, bar cutter terbagi menjadi 2 jenis : 1. Bar Cutter manual Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan penggerak tenaga manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm. 2. Bar Cutter listrik Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah tulangan diameter 16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah tulangan diameter 25 mm Gambar 4.4 bar cutter IV-3

4.3 Alat alat Pelaksana Pengecoran 4.3.1. Truck Mixer Truck Mixer merupakan alat pengangkut beton dari tempat pembuatannya (Batching Plant) ke lokasi proyek. Truk ini terus mengaduk dan selama proses pengangkutan molen Truck Mixer harus selalu dalam keadaan berputar sesuai dengan berlawanan arah jarum jam dalam perjalanannya agar pasta beton yang ada didalamnya tidak mengeras. Saat hendak mengeluarkan adukan maka putarannya akan berubah menjadi searah jarum jam. Truk yang digunakan berkapasitas, 6 m 3. Truck Mixer dilengkapi oleh tangki air yang berada di atas alat pengaduk yang berfungsi untuk membersihkan pengaduk dari sisa-sisa campuran beton setelah digunakan untuk mencampur. Truk ini disediakan oleh perusahaan pembuat beton, dari PT. Adhimix dan PT. Pionir Beton. Gambar 4.5 truck mixer 4.3.2 Concrete Pump Concrete Pump Digunakan apabila lokasi pengecoran yang akan dikerjakan pada di ketinggian tertentu. Untuk mengalirkan beton ke lokasi tersebut digunakan pipa-pipa penyambung. Cara kerja alat ini adalah dengan IV-4

memberikan tekanan di dalam pipa kepada adukan beton sehingga adukan dapat sampai ke lokasi yang akan dicor. Misalnya : untuk pengecoran pelat, balok. Gambar 4.6 concrete pump 4.3.3. Concrete Bucket Alat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan pengecoran yang sekiranya masih bisa di jangkau oleh tower Crane seperti pekerjaan pengecoran untuk kolom, balok, pelat, corewall dan shearwall. Alat ini menyerupai corong dengan alat penutup pada bagian mulut yang dapat dibuka tutup saat pengecoran. Alat ini dapat menampung beton cair hingga 0,8 m 3 dan 1.0 m 3. Terdapat operator khusus yang mengatur mulut bucket ini. Alat ini di angkut dengan tower crane saat pengecoran berlangsung. Gambar 4.7 concrete bucket IV-5

4.3.4. Trowel Alat ini digunakan untuk meratakan dan menghaluskan pekerjaan pengecoran, biasanya digunakan menghaluskan pengecoran plat lantai agar menjadi lebih mudah dan cepat biasanya alat ini digunakan pada lokasi tertentu saja yang tidak berhubungan langsung dengan fasad bangunan seperti tempat parkir. Gambar 4.8 trowel 4.3.5. Vibrator Alat ini digunakan untuk memadatkan beton pada saat pengecoran sehingga memperkecil rongga-rongga udara yang ada di dalamnya dan meratakan adukan agar menyebar ke segala arah. Terdiri dari ujung penggetar dan kabel penghubung dengan mesin diesel. Cara kerjanya dengan menggetarkan ujung getar (nail) yang di masukkan dalam adonan beton hingga ke sela-sela bekisting dan tulangan selama dilakukan pengecoran. Gambar 4.9 vibrator IV-6

4.3.6. Kompressor Udara ( Air Compressor ) Alat ini digunakan untuk membersihkan debu atau kotoran yang menempel baik itu pada pelat lantai, kolom maupun balok. Untuk pekerjaan pembersihan, diantaranya : bekisting yang akan dicor, pembersihan permukaan beton yang akan disambung atau permukaan pelat yang akan dipasang keramik/lantainya. Gambar 4.10 air compressor 4.3.7. Scaffolding Alat ini berfungsi sebagai penyangga pekerjaan struktur (perancah), penyangga bekisting, membantu pekerjaan finishing, pemasangan kabel dan lain-lain. Scaffolding juga dapat memperkecil lendutan yang terjadi pada saat adukan beton dituangkan kedalam bekisting. Tinggi rendahnya scaffolding dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Pada proyek Apartemen Nine recidence digunakan scaffolding yang dikelola oleh PT. Dwitama. IV-7

Gambar 4.11 scaffolding 4.3.8. Bekisting Bekisting sangat diperlukan sebagai persiapan untuk pekerjaan pengecoran. Seperti diketahui bahwa beton memerlukan waktu untuk merubah keadaan yang semula cair menjadi keras sepeti batu, bekisting juga diperlukan untuk memberi bentuk pada struktur yang akan dicor. Dalam merencanakan suatu bekisting, kontraktor berpedoman pada bentuk (arsiteksur), jenis beton, dan beban atau gaya yang harus dipikul oleh bekisting tersebut. Bekisting yang baik selain memenuhi kriteria tersebut di atas juga harus memenuhi syarat mudah dibongkar, sehingga selain menghemat waktu juga menghemat bahan. Bahan yang digunakan adalah venol film untuk kolom dan shear wall dengan ukuran 20 mm. Perawatan bekisting dengan cara dibersihkan terlebih dahulu lalu di oleskan dengan menggunakan oil setelah pekerjaan pengecoran. Umur pemakaian untuk bekisting : a. Kolom dan shearwall digunakan 3 sampai 4 kali pakai. b. Plat dan balok digunakan 4 sampai 5 kali pakai. Adapun alat yang pendukung pekerjaan ini antara lain : a. Tower crane IV-8

b. Benang c. Waterpass Dan bahan yang digunakan adalah : a. Bracing b. Tie Rod dan Wing Nut c. Waller Gambar 4.12 bekisting 4.3.9. Beton Decking Setelah pekerjaan pembesian selesai maka akan dipasang tahu beton atau beton decking, berfungsi untuk menahan posisi tulangan sekaligus mejaga jarak antara tulangan dengan bekisting. Jarak beton decking untuk selimut betonnya yaitu 2 cm untuk pelat lantai dan 2,5 cm untuk kolom. Gambar 4.13 beton decking IV-9

4.3.10 Tower Crane Alat ini berfungsi sebagai alat pengangkut, dengan adanya alat ini akan memudahkan mobilisasi alat, bahan atau apapun yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Tower Crane dioperasikan oleh tenaga yang berpengalaman sehingga dapat menyesuaikan kapasitas alat dengan barang yang diangkut. Pengangkutan ini tentu untuk mempermudah pelaksanaan pembangunan agar pembangunan dapat berjalan cepat dan efektif. Proyek Apartemen Nine Recidence ini memakai 2 Tower Crane yang mempunyai perbedaan tinggi, Tower Crane 1 memiliki tinggi 70 m dan Tower Crane 2 memiliki tinggi 60 m. Gambar 4.14 tower crane 1 Gambar 4.15 tower crane 2 IV-10

4.3.11 Pipa Conduit Merupakan pipa yang digunakan untuk kelistrikan, alat ini dipasang pada saat setelah penyelesaian pekerjaan pembesian sebelum di cor. Gambar 4.16 pipa conduit 4.4 Alat Pendukung Disamping alat diatas, untuk kelancaran pekerjaan digunakan pula alat bantu konvensional lainnya, seperti : Helm Kakatua / Gegep Palu Meteran Tang / Pemotong Cangkul Sekop Lampu Lapangan Sendok Semen Ember Selang Plastik Dan Lain-lain Alat-alat bantu tersebut dipakai sebagai pendukung dalam pekerjaan struktur bangunan pada proyek ini. 4.4.1 Generator Set ( Genset ) Tenaga listrik yang digunakan untuk operasional proyek disuplai oleh genset. Generator yang digunakan diletakkan ditempat khusus dan dioperasikan sesuai kebutuhan proyek. Proyek ini menggunaka genset berkapasitas 250 KVA. IV-11

4.5 Material Selain peralatan juga dibutuhkan bahan bangunan yang merupakan hal penting dalam sebuah pembangunan karena menentukan kekuatan sebuah bangunan dan jumlah biaya yang dibutuhkan. Jumlah dan jenis bahan bangunan sebelumnya dihitung dan ditentukan terlebih dahulu agar anggaran kebutuhan dapat diketahui. Bahan bangunan yang dipakai pada proyek ini merupakan bahan bangunan yang mutunya disesuaikan dengan spesifikasi yang diinginkan. Pada proyek ini ada dua bahan bangunan pokok yang ketersediaannya harus dipenuhi. Kedua bahan bangunan pokok itu adalah : 1. Beton siap pakai (Readymix). 2. Baja tulangan dan kawat. 4.5.1 Beton Readymix Penggunaan beton readymix dipandang lebih praktis dan lebih menguntungkan, hal ini dikarenakan pengadaannya lebih cepat sesuai kebutuhan, tempat/lapangan kerja yang diperlukan lebih efisien, serta mutu yang dihasilkan lebih terjamin karena merupakan hasil fabrikasi. Selain itu penggunaan tenaga kerja lebih hemat. Beton readymix didatangkan dari PT. Adhimix dan PT. Pionir Beton. Proyek ini menggunakan beton fc = 35 MPa untuk plat balok, fc = 45 MPa untuk kolom dan shearwall. Buku pencatatan dimana berisi informasi-informasi berikut harus tersedia diproyek, seperti : IV-12

a. Waktu kedatangan truck mixer. b. Waktu ketika beton ditempatkan/dicor. c. Lokasi pengecoran. d. Pengambilan jumlah test silinder ( uji tekan ). e. Slump test. Alasan - alasan yang mendasari pemilihan beton Ready mix adalah : a. Pelaksana proyek tidak perlu menghitung komposisi bahan pembentuk beton untuk mendapatkan beton dengan spesifikasi yang diinginkan. Pelaksana proyek hanya tinggal memesan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan kepada perusahaan penyedia beton Ready mix, dengan cara ini, pelaksana proyek dapat menghemat waktu dan sumber daya manusia yang tersedia. b. Pelaksanaan pengecoran dapat dilakukan dengan cepat, karena pihak pelaksana proyek tidak perlu kehilangan waktu dengan membuat beton. c. Kesamaan dan keseragaman mutu beton terjamin, karena pihak pelaksana hanya tinggal menguji, apakah beton yang digunakan sesuai atau tidak. d. Jika terjadi penyimpangan pada beton yang dipesan (semisal kekuatan beton yang diberikan tidak sesuai dengan yang dipesan), maka harus dilakukan langkah-langkah antisipasi seperti: 1. Pembongkaran pada struktur bangunan yang telah di cor. IV-13

2. Pemberian ganti rugi terhadap pihak kontraktor (dalam hal ini, perlu dilakukan negosiasi dengan pihak pemasok beton ready mix) 3. Jika beton yang telah di cor berada pada bagian non struktural, maka langkah-langkah pembongkaran dapat diabaikan, dan diredusir kerusakannya dengan langkah perkuatan dibagian yang mampu menyangga bagian tersebut. Beton jadi (Ready Mix) yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran setelah tiba di lokasi harus dilakukan pengujian slump test sesuai dengan standar uji yang berlaku, selain itu mencetak beton jadi dengan silinder dengan ukuran 15 x 30 cm. Standar slump test yang dipakai untuk pekerjaan pengecoran yaitu 12 ± 2. Uji tekan dilakukan setelah umur beton mencapai 7 hari dan 14 hari. Gambar 4.17 pengecoran dengan menggunakan beton ready mix 4.5.2 Baja Tulangan Baja tulangan merupakan unsur utama yang akan menahan kekuatan tarik yang terjadi akibat beban yang bekerja pada struktur beton. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Semua baja tulangan harus bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat seperti retak-retak. IV-14

b. Penyimpanan harus ditempatkan pada tempat yang bebas dari kelembaban dan bebas dari pengaruh negatif lainnya. c. Penyimpanan material tidak boleh menyentuh muka tanah langsung dan tidak boleh terkontaminasi material lain agar tidak mudah berkarat. d. Harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh konsultan perencana baik dari segi mutu dan diameter tulangan. Untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh konsultan. Baja mempunyai ukuran dan kekuatan dalam proyek ini menngunakan > Ø10 fy = 400 Mpa untuk Tulangan Ulir dan Ø10 fy = 240 Mpa untuk Tulangan Polos. Supplier besi beton pada proyek Apartemen Nine Residence ini adalah PT. Delko Prima. IV-15