BAB I PENDAHULUAN. Dalam kelompok tersebut lama-kelamaan akan menjadi sebuah pemukiman,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya. Begitu pula dalam hal jual beli.

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Desa Padang Manih termasuk ke dalam Nagari Campago. Campago

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan penciptaan manusia. Syariat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

A. Analisis Praktek Jual Beli Mahar Benda Pusaka di Majelis Ta lim Al-Hidayah

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mencapai hajat hidup dengan meningkatkan taraf

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI ISTISHNA. atas dasar saling merelakan, atau jual beli merupakan pemilikan harta benda

JUAL BELI TANAMAN HIAS MENURUT TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Toko Eny s Green Desa Kadireso Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali)

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. baik bekerja untukn mencapai penghidupan yang layak dan menghasilkan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TANPA HAK KHIYAR (Studi Kasus Pada Jual Beli Pakaian Di Pasar Baru Kota Langsa). SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan yang sedang berlangsung di negara ini disertai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya, namun harta yang diperoleh itu juga mempunyai fungsi sosial 1. Di

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. antara orang lain agar mereka saling tolong-menolong dan tukar-menukar

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggapan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh seseorang

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KHIYAR. Sedangkan jual beli di tinjau dari dari segi bahasa (lughawi) berarti :

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. berupa uang atau barang yang akan dibayarkan diwaktu lain sesuai dengan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satu bentuk kegiatan tolong menolong yang dianjurkan oleh agama. Sebagai mana firman

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah Swt. menciptakan manusia di bumi ini dengan dua jenis yang

BAB I PENDAHULUAN. atas dasar suka sama suka atau bisa juga memindahkan hak milik kepada orang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidupnya, hal tersebut sangat wajar mengingat mereka

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain. Apalagi sebagai seorang

BAB I PENDAHULUAN. usaha prospektif namun padanya tidak memiliki permodalan berupa keuangan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB V PEMBAHASAN. A. Mekanisme Penetapan Harga Jual Kerajinan Marmer pada UD. Tukul Jaya

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB III TINJAUAN UMUM AQAD MURABAHAH DALAM FIQH MUAMALAH. Kata aqad dalam kamus bahasa arab berasal dari kata ع ق د - ی ع ق د - ع ق د ا yakni

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran terhadap adat akan berdampak pada ketidak seimbangan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah agama yang universal. Segala sesuatunya telah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung hidup berkelompok yang bertujuan untuk saling membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kelompok tersebut lama-kelamaan akan menjadi sebuah pemukiman, dalam pemukiman yang semakin berkembang akan timbul berbagai kebutuhan di sekitar pemukiman tersebut, seperti jual beli dan fasilitas umum, diantaranya yaitu pasar. 1 Dalam pengertian sederhana, Pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli pada tempat dan waktu tertentu. 2 Sedangkan menurut Peraturan Presiden No 112 Tahun 2007, Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa unsur pokok yaitu adanya penjual, pembeli, tempat dan waktu serta kesepakatan transaksi. Pasar yang demikian disebut juga sebagai Pasar Tradisional. Didalam jual-beli, dikenal dengan istilah bermuamalah. Muamalah merupakan suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara kehidupan sesama manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 1 Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Surakarta: Erlangga, 2012), h 4-6 2 Mayhuri, Ekonomi Mikro, (Yokyakarta: UIN-Malang Press, 2007), h 199 1

2 Muamalah berasal dari kata عامل - یعامل - معاملة sama dengan wazan yang artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling فاعل یفاعل - مفاعلة mengamalkan. 3 Yang dimaksud bermuamalah dalam hal ini ialah Jual beli. Jual-beli menurut bahasa adalah menukar barang dengan barang atau barang dengan uang, dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan 4. Hukum pelaksanaan jual beli didalam Islam pada dasarnya dibolehkan, hal ini dijelaskan didalam al-qur an surat Al- Baqarah ayat 275 : Artinya : Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Islam memberikan tuntunan dalam melaksanakan jual beli, agar tidak ada yang merasa dirugikan antara penjual dan pembeli. Tuntunan yang diberikan oleh Islam antara lain adanya kerelaan dua pihak yang berakad, dan barang yang dijadikan objek dalam jual beli dapat dimanfaatkan menurut kriteria dan realitanya. Jual beli yang mendapatkan berkah dari Allah adalah jual beli jujur, yang tidak curang, tidak mengandung unsur penipuan dan penghianatan 5. Dalam jual beli harus ada khiyar. Hal ini bertujuan untuk melindungi pembeli dari kemungkinan penipuan dari pihak penjual. Sesungguhnya agama islam adalah agama yang penuh kemudahan dan syami i (menyeluruh) meliputi segenap aspek kehidupan, selalu memperhatikan berbagai maslahat dan 3 Hendi Suhandi. Fiqh Muamalah. (Jakarta : PT. Grafindo Persada. 2011), h. 1 4 Ibid, h. 67 5 Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syari ah dari Teori Kepraktek (Jakarta: Gema Insani, 2007), h. 109

3 keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Termasuk dalam maslahat tersebut adalah sesuatu yang Allah syariatkan dalam jual beli berupa hak memilih bagi orang yang bertransaksi, supaya dia puas melihat maslahat dan mudharat yang ada dari sebab akad tersebut sehingga dia bisa mendapatkan apa yang diharapkannya dari pilihannya itu atau membatalkan jual belinya apabila dia melihat tidak ada maslahat padanya. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis, yang berbunyi: : "الب ی ع ان ب ا ل خ ی ار م ا ل م ی ت ف رق ا, ف ا ن ص دق ا و ب ی ن ا, ب و ر ك ل ھ م ا ف ي ب ی ع ھ م ا, وإ ن كذب ا وك ت م ا م ح ق بركة ب ی ع ھ م ا" Artinya : Dari Hakim bin Hizam r.a bahwa Nabi SAW. bersabda, Dua orang yang berjual beli memiliki hak khiyar selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan apa adanya, maka keduanya mendapatkan keberkahan dalam jual beli mereka. Jika keduanya berdusta dan merahasiakan cacat dagangannya, maka hilanglah keberkahan jual beli mereka. 6 Khiyar dalam bahasa arab berarti pilihan. Pembahasan al-khiyar dikemukakan para ulama fiqh dalam permasalahan yang menyangkut transaksi dalam bidang perdata khususnya transaksi ekonomi, sebagai salah satu hak bagi kedua belah pihak yang melakukan transaksi (akad) ketika terjadi beberapa persoalan dalam transaksi dimaksud. 7 6 M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim (Jakarta: Gema Insani Pres, 2005), h. 448 7 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut: Dar al-fikr, 1983), jilid III, Cet.ke-4, h. 164

4 Secara termonologi, para ulama fiqh telah mendefinisikan al-khiyar, antara lain menurut Sayyid Sabiq. الخیار ھ و ط ل ب خ ی ر ال لا م ر ی ن م ن الا م ض اء أ و الا ل غ اء. Kyihar adalah mencari kebaikan dari dua perkara, melangsungkan atau meninggalkan (jual-beli). Dalam Pelaksanaannya dikenal Khiyar beberapa jenis, seperti Khiyar Majelis, 8 Khiyar Syarat, 9 Khiyar aib/ cacat. 10 Semua itu merupakan macammacam dari khiyar. Dalam Khiyar juga adanya batasan lamanya Khiyar. Mengenai batasan lamanya khiyar ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ulama, diantaranya adalah : a. Menurut Abu Hanifah dan Syafi i, Batas khiyar itu paling lama adalah tiga hari. Tidak boleh lebih dari itu b. Manurut Imam Malik, Lama tidaknya khiyar tergantung kebutuhan dan tingkat nilai barang, barang-barang yang kurang berharga boleh tidak sampai sehari, sedangkan barang yang sangat berharga bisa lebih dari tiga hari. c. Menurut Imam Ahamad, Abu Yusuf dan Muhammad, Panjang pendeknya waktu khiyar tergantung kesepakatan antara penjual dan pembeli d. Menurut Abu Hanifah, Syafi i dan Ahmad habisnya waktu Khiyar menunjukan kepastian jual beli jadi atau tidak. h.100 8 Op.Cit, Suhendi Hendi, h. 83 9 Muhammad azzam abdul aziz, fiqh muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010) Cet ke-1, 10 Op.Cit, Suhendi hendi, h. 84

5 e. Sedangkan menurut Imam Malik, habisnya waktu khiyar tidak secara otomatis menunjukan kepastian jual beli. Dimana, yang bersangkutan tetap mempunyai hak untuk menawar. Hak khiyar ditetapkan syariat islam bagi orang-orang yang melakukan transaksi perdata agar tidak dirugikan dalam transaksi yang mereka lakukan, 11 dan juga agar tidak terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai dengan sebaikbaiknnya dan tidak ada yang merasa tertipu. 12 Khiyar dalam transaksi jual beli di lapangan saat ini belum bisa dikatakan sesuai. Dalam penelitian ini penulis memilih Pasar Selasa Panam Pekanbaru sebagai objek penulisan sekripsi ini dengan alasan bahwa pasar selasa merupakan salah satu ikon pasar tradisional di Pekanbaru yang menyediakan berbagai macam barang dengan harga miring baik itu barang bekas maupun barang baru dan juga di pasar selasa ada terjadi kejanggalankejanggalan dalam transaksi jual beli mengenai barang yang diperjual belikan. Di pasar selasa sendiri ada penjual yang memperselisihkan khiyar dan ada pula yang melakukan khiyar. Karena barang yang diperjual belikan dipasar selasa bukan hanya barang baru saja, melainkan ada barang bekas juga, dimana para penjual yang berdagang di pasar selasa Panam Pekanbaru bukan hanya pedagang tetap, melainkan pedagang yang datang pada setiap hari selasa. 11 Amir Syarifuddin, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Pranada Media, 2005), ke-1, h. 213 12 Abdul Rahman, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 98

6 Di pasar selasa panam tersebut ada pedagan yang melaksanakan Khiyar dan juga mmasih ada pedagang yang tidak melaksanaan Khiyar. Seperti halnya pada beberapa pedagang sepatu dan sendal yang mengatakan apabila barang yang ingin dibeli harus benar-benar diperhatikan, agar tidak salah seketika sudah dibawa. Dan pada pedagang aksesoris juga mengatakan bahwa sebelum barang yang akan di beli maka terlebih dahulu harus di lihat dan diperhatikan sebelum dibeli, dengan alasan barang yang sudah dibeli apabila tidak sesuai maka untuk ditukar atau dikembalikan sangat rumit, dengan alasan lain sudah menjadi kesalahan konsumen/ pemakai, bukan kesalahan penjual. 13 Lain halnya pada pedagang pakaian, dimana meberikan pernyataan Apabila baju atau pakaian lain yang dibeli yang berjumlah banyak seperti perbalan/perikat dan seketika sampai rumah di cek ada yang cacat atau rusak, maka dapat ditukarkan selama lebelnya belum dilepas atau capnya belum dicabut. Dari peristiwa tersebut antara transaksi jual-beli yang terjadi, konsumen merasa tidak mendapatkan hak-haknya secara utuh dan merasa dirugikan akan transaksi yang telah dilakukan karena adanya kecurangankecurangan yang dilakukan pedagang dalam menjual barang dagangannya. Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen pasal 7 huruf E dan F, yang berbunyi: huruf E Memberi kesempatan kepada konsumen menguji, dan /atau mencoba barang dan/ atau 13 Wawancara dengan pedagang sepatu sandal dan pedagang aksesoris, Kamis, 31 Maret 2015, 11.00 wib, Pasar Selasa Panam Pekanbaru.

7 jasa tertentu serta memberi jaminan dan /atau garansi atas barang yang dibuat dan /atau yang diperdagangkan., huruf F yang berbunyi Memberi konpensasi, ganti rugi dan /atau penggantian apabila barang dan /atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Dari Undang-Undang tersebut dapat di simpulkan bahwa Pasar Selasa Panam Pekanbaru tidak menjalankan transaksi sesuai peraturan yang telah di buat oleh Negara Indonesia. Disini penulis ingin menganalisis pelaksanaan Hak Khiyar di Pasar Selasa Panam Pekanbaru khususnya pada pedagang barang pecah belah dan pedagang pakaian, dan penulis merasa lokasi inilah yang sesuai untuk dijadikan lokasi penelitian yang dapat menjadi subjek dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah yang demikian maka penulis akan menuangkan dalam bentuk karya ilmiyah yang berjudul: Pelaksanaan Khiyar Di Pasar Selasa Panam Pekanbaru Menurut Perspektif Fiqih Muamalah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Pelaksanaan Khiyar Di Pasar Selasa Pada Pedagang Barang Pecah Belah dan Pedagang Pakaian di Pasar Selasa Panam Pekanbaru? 2. Bagaimana pelaksanaan Khiyar Di Pasar Selasa Pada Pedagang Barang Pecah Belah dan Pedagang Pakaian di Pasar Selasa Panam Pekanbaru menurut Prespektif Fiqih Muamalah?

8 C. Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah sesuai dengan judul diatas maka penulis hanya memfokuskan pada masalah mengenai Pelaksanaan Khiyar Di Pasar Selasa Panam Pekanbaru Menurut Perspektif Fiqih Muamalah pada pedagang barang pecah belah dan pedagang pakaian Pasar Selasa Panam Pekanbaru. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Relevan dengan permasalahan yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini pada dasarnya bertujuan, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan jual beli di pasar selasa Panam Pekanbaru dan untuk mengetahui seberapa besar kecurangan-kecurangan yang terjadi dalam setiap transaksi di pasar selasa Panam Pekanbaru. 2. Untuk mengetahui bagaimana perspektif Fiqih Mualamah mengenai Hak Khiyar pada Pasar Selasa Panam Pekanbaru. Sedangkan Kegunaan dari penelitian ini yaitu: 1. Sebagai syarat kelulusan menjadi sarjana di Fakultas Syari ah Dan Ilmu Hukum. 2. Sebagai sumbangan pikiran kepada pembaca serta untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

9 3. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan memperluas pengetahuan atau wawasan baik secara tertulis maupun praktek mengenai Hak Khiyar pada Pasar Selasa Panam Pekanbaru. 4. Bagi aktifitas dilingkungan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, khususnya fakultas syari ah dan ilmu hukum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran ilmu pengetahuan, sebagai bacaan perpustakaan. E. Metode Penelitian 1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini berdasarkan jenisnya merupakan jenis penelitian hukum sosiologis. Dan suatu kajian yang digolongkan kepada jenis penelitian lapangan yakni kajian yang langsung meneliti di lapangan yaitu di pasar selasa Panam Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan Identifikasi Hukum Tidak Tertulis, yaitu hukum adat yang berlaku dalam masyarakat dan normanorma hukum yang tidak tertulis lainnya yang biasa dipakai oleh pedagang di pasar selasa panam pekanbaru. 2. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Pasar Selasa Panam Pekanbaru. Karena dilokasi tersebut terdapat permasalahan tentang pelaksanaan khiyar yang dapat menjadi instrumen penelitian. 3. Subjek dan objek data penelitian

10 Subjek penelitian ini adalah Pedagang Selasa Panam Pekanbaru. Sedangkan objek penelitian adalah Pelaksanaan Khiyar Di Pasar Selasa Panam Pekanbaru menurut perspektif fiqih muamalah. 4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang Pecah Belah yaitu pedagang yang menjual berbagai macam/bentuk peralatan rumah tangga yang banyak dibutuhkan oleh ibu rumah tangga untuk keperluan seharihari dan Pedagang Pakaian di Pasar Selasa Panam Pekanbaru. Jumlah populasi penelitian yang peneliti ambil sebanyak 100 orang, Karena banyaknya jumlah populasi maka penulis mengambil sampel sebanyak 30 orang. terdiri dari 10 pedagang barang pecah belah, 10 pedagang pakaian dan 10 orang pembeli. Dalam pegambilan sampel penulis menggunakan Purposive Sampling. 14 Purposif sampling adalah tehnik pengambilan sampel data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang yang paling tau tentang penelitian ini. 15 5. Sumber data a. Data Primer merupakan sumber-sumber yang memberikan data langsung 16, Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penjual barang pecah-belah dan pedagang pakaian di Pasar Selasa Panam Pekanbaru. 14 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum. (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h. 47 15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2014). Cet ke-20. h. 215 16 Ibid, h. 100

11 b. Data Sekunder yaitu data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer 17. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari riset perpustakaan (library research) dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian. 6. Metode pengumpulan data Untuk mendapatkan data lapangan yang valid dan akurat dari subjek penelitian, penulis menggunakan instrumen : a. Observasi Yaitu cara pengumpulan data yang penulis lakukan dengan pengamatan dilokasi penelitian untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai subjek penelitian, pengamatan yang penulis lakukan yaitu secara langsung pada pasar selasa panam pekanbaru, sehingga penulis dapat mengamati segala aspek yang terjadi dilapangan. b. Wawancara Wawancara penulis gunakan untuk suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada subjek penelitian. c. Angket Penulis menggunakan angket untuk suatu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan dalam bentuk tulisan kepada subjek penelitian. 17 Ibid, h. 39.

12 d. Studi kepustakaan. Penulis memakai literature atau buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, untuk dapat menjadi bahan bacaan sebagai pendukung teori penelitian ini. 7. Metode Analisis Data Selanjutnya penulis menggunakan beberapa metode analisa, yaitu: a. Deskriptif Analitis yaitu penelitiaan yang menggambarkan atau melukiskan kaedah subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. 18 Metode ini penulis gunakan untuk memahami konsep dan metode pelaksanaan khiyar pada pedagang barang pecah belah dan pedagang pakaian di pasar selasa panam pekanbaru. b. Induktif, adalah berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan peristiwa yang kongkrit, kemudian dari fakta dan peristiwa itu ditarik generalisasi-generalisasinya yang bersifat umum. Dalam penelitian ini tentang fakta-fakta pelaksanaan khiyar pada pedagang barang pecah belah dan pedagang pakaian dalam transaksi menjual barang dagangannya. F. Sistematika Penulisan 2003), h 38-39 18 Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo persada,

13 Penelitian ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab diuraikan kepada beberapa sub bab, yang mana keseluruhan uraian tersebut mempunyai hubungan yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan kegunaan penelitian, Metode penelitian serta Sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Meliputi : Gambaran Umum Kota Pekanbaru, Geografis, Letak, Luas, Fasilitas Pasar, Sosial Ekonomi sekitar pasar, pengelola pasar. Semua ini dimaksudkan agar pembaca lebih jelas dan dapat memahami situasi dan kondisi Pasar tersebut. BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG KHIYAR Meliputi : Pengertian Jual Beli dan Khiyar, Dasar hukum Khiyar, Syarat Khiyar, Macam-Macam Khiyar, Pendapat Ulama Mengenai Khiyar. BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan ( Pelaksanaan Khiyar Di Pasar Selasa Panam Pekanbaru Menurut Prespektif Fiqih Muamalah). Penyajian hasil penelitian dan analisis data serta kesimpulan. BAB V : PENUTUP

14 Yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran, yang merupakan bagian akhir yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.