BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman herbal merupakan bahan utama dalam pembuatan jamu.

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM TEH DI BOGOR BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

berpengaruh terhadap gaya melukis, teknik pewarnaan, obyek lukis dan lain sebagainya. Pembuatan setiap karya seni pada dasarnya memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

julukan live laboratory. Sekitar jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. makan dengan teratur, istirahat yang cukup, dan rajin berolahraga. Namun, pola

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam yang tinggi. Kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia diperkirakan

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. A Latar Belakang Masalah

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

perawatan badan, pengencangan bagian tubuh, foot theraphy, gym, serta konsultasi dengan dokter- dokter spesialis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS JAMU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Selain itu tingkat polusi di Indonesia yang cukup tinggi, dapat membuat seseorang mudah stress dan tertekan dengan lingkungan yang ada di Indonesia. K

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL

RINGKASAN. masyarakat dalam berkesehatan. Instansi ini berfungsi sebagai lembaga

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, pembangunan dan kemajuan teknologi dan pariwisata. Dilain pihak

U N I V E R S I T A S K R I S T E N M A R A N A T H A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia salah satunya berfungsi dalam menyembuhkan. berbagai penyakit yang dikenal sebagai tumbuhan obat.

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 3A. OBAT TRADISIONAL. (Seri: Ketrampilan Komunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

1. Pengantar A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman herbal merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAKSI. SPA Grha Candi Golf adalah salah satu SPA yang direncanakan terletak di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alam yang sangat melimpah. Diperkirakan terdapat jenis tumbuhan

Resep Alam, Warisan Nenek Moyang. (Jamu untuk Remaja, Dewasa, dan Anak-anak)

1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang membahas mengenai permasalah yang ada terkait dengan sebuah objek. Adanya permasalahan menimbulkan beberapa pertanyaan, yang akan dibahas untuk menghasilkan solusi dalam memecahkan masalah lewat perancangan sebuah interior. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembagan zaman yang semakin maju, serta meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, menuntut makhluk hidup untuk dihidup dalam gaya instant. Dimana seiring kali gaya hidup yang serba instant, tidak selalu memberikan dampak positif, terutama bagi kesehatan. Seperti halnya terhadap makanan dan minuman yang instant. Terutama bagi kehidupan di kota, yang menuntut seseorang dengan kerja keras yang memakan banyak waktu dan tenaga. Dengan pola hidup yang seperti ini, seringkali orang melupakan bagaimana caranya hidup yang sehat. Sehingga dampak yang diperoleh menyebabkan banyak anak-anak muda yang sudah memiliki penyakit dan semakin banyaknya ditemukan bebagai macam jenis penyakit baru. Perkembangan yang terus meningkat dan berbicara mengenai gaya hidup akhir-akhir ini. Pemikiran manusia modern sudah mulai menyadari bahwa hal-hal yang bersifat organik dan alami, seperti halnya minuman dan makanan jauh lebih baik dibandingkan dengan hal yang bersifat kimia seperti olahan pabrik. Wawasan seperti inilah yang akan meningkatkan kembali minuman alami yang menyehatkan untuk tubuh, seperti halnya jamu. Selain terbuat dari bahan-bahan alami, jamu juga memberikan manfaat yang baik bagi tubuh, serta merupakan salah satu bukti kekayaan hayati Indonesia. Keanekaragaman hayati Indonesia bisa dikatakan sangat lengkap. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang sangat potensial bagi ditemukannya pengobatan herbal. Di mana berbagai jenis tanaman herbal bisa tumbuh dengan 1

2 subur di tanah Indonesia. Tanaman herbal merupakan bahan utama dalam pembuatan jamu. Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan sering disebut dengan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, dan buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular, atau tangkur buaya. Seringkali kuning telur ayam kampung juga dipergunakan untuk tambahan campuran pada jamu. Pengertian jamu dalam Permenkes No.003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian, atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena dipercaya memberikan andil yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal menjaga kebugaran, kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh. Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun yang telah menggunakan obat tradisional. Istilah jamu muncul pada zaman Jawa Baru, dimulai sekitar abad pertengahan 15-16 masehi. Karena jamu identik dengan budaya Jawa maka pengertian jamu pun di ambil dari bahasa Jawa Kuno. Menurut ahli bahasa Jawa Kuno, istilah jamu berasal dari singkatan dua kata bahasa Jawa Kuno yaitu Djampi dan Oesodo. Djampi berarti penyembuhan yang menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa dan ajian-ajian sedangkan Oesodo berarti kesehatan. Para ahli botani mempublikasikan tulisan-tulisan mengenai ragam dan manfaat tanaman untuk pengobatan. Sehingga jamu yang dulunya hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja pada saat sekarang ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat baik orang tua maupun muda, anak-anak maupun orang dewasa. Dengan demikian jamu menjadi sangat popular di Indonesia. Sebenarnya, daerah asal jamu tradisional tidak diketahui. Tetapi, banyak peracik dan penjual jamu tradisional yang berasal dari desa Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Kabupaten Sukoharjo merupakan sentra penjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia. Kabupaten Sukoharjo merupakan salah

3 satu kabupaten yang termasuk dalam Provinsi Jawa Tengah. Dari banyaknya pedagang jamu tradisional di Kabupaten Sukoharjo, maka didirikanlah patung identitas Sukoharjo yaitu patung Jamu Gendong yang ada di Bulakrejo. Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa jamu merupakan pengobatan tradisional Indonesia yang memiliki begitu banyak manfaat dan kegunaan selain pada sisi kesehatan namun juga merupakan obat tradisional warisan budaya Indonesia. Oleh karena itu penulis ingin merancang sebuah museum jamu. Dimana didalamnya pengunjung yang datang dapat mengenal sejarah dari jamu, mempelajari bahan dasar dari jamu Indonesia, dan mengerti manfaat dari jamu. Untuk itu penulis membuat sebuah museum dengan fasilitas yang akan menunjung kegiatan tersebut dan ditambah sebuah wadah bagi pengunjung yang ingin belajar untuk membuat jamu, serta sebuah cafe kecil yang menjual jamu khas rempah Indonesia. Museum ini dirancang sedemikian rupa tidak hanya untuk masyarakat lokal memahami jamu sepenuhnya namun juga pada meningkatkan daya tarik macanegara yang datang ke Indonesia untuk belajar dan mengetahui sebuah warisan kebudayaan Indonesia yang diwujudkan melalui sebuah minuman tradisional Indonesia yaitu jamu. Selain itu museum jamu ini mengingatkan untuk back to nature menyadarkan masyarakat akan pentingnya penggunaan bahan alami terhadap segala aktivitas kehidupan terutama, menyangkut tentang kesehatan. Kebanyakan orang telah mengerti bahwa penggunaan obat tradisional selain harganya yang murah, mudah diperoleh, dan juga memberikan sedikit efek samping terhadap kesehatan. Hal tersebut memberikan peluang pasar yang perlu direspon dengan baik melalui perencanaan produksi yang tepat baik jenis, kuantitas, kualitas, maupun kontinuitas sehingga keberadaan jamu harus terus berkembang baik dalam domestik dan internasional. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang sebuah interior Museum Jamu yang dapat memperkenalkan dan memberikan pengetahuan kepada pengunjung mengenai Jamu Indonesia? 2. Bagaimana mengatur sebuah sirkulasi didalam Museum Jamu agar dapat memudahkan pengunjung dalam mendapat informasi yang baik dan benar?

4 3. Bagaimana merancang interor sebuah museum dengan display yang baik dan menarik, sehingga pengunjung dapat dengan cepat dan jelas mengerti tentang informasi diberikan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Perencanaan 1.3.1 Tujuan Perencanaan - Merancang interior sehingga memberikan petunjuk yang jelas, alur perjalanan museum yang dapat menuntun setiap pengunjung untuk mempelajari informasi yang diberikan. - Merancang interior Museum Jamu yang dapat mengakomodasikan kebutuhan dengan fasilitas secara maksimal. - Mengaplikasikan desain sesuai dengan isi dan kegiatan didalamnya. Sehingga desain yang disampaikan memberikan nilai tambah bagi museum tersebut. 1.3.2 Manfaat Perencanaan - Membuat Jamu semakin dikenal oleh masyarakat lokal maupun non-lokal sebagi warisan budaya Indonesia yang memiliki banyak manfaat dan kesehatan. - Meningkatkan penjualan jamu baik domestik maupun internasional. Serta meningkatkan pengetahuan akan jamu pada generasi muda Indonesia. - Membuat setiap pengunjung datang dengan antusias dan pulang dengan membawa wawasan lebih akan jamu, serta pengalaman yang menarik akan jamu. - Menampilkan sebuah museum yang kaya akan pengetahuan dan pengalaman didalamnya, serta sebagai sarana rekresai yang menarik bagi pengunjung lokal maupun internasional. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian dilakukan dengan melakukan survei di 3 tempat yang berada di Semarang, Jawa Tengah, yakni Museum Jamu Nyonya Meneer, Museum Jamu Jago dan Taman Djamoe Indonesia. Adapun data yang diteliti dan disurvei adalah:

5 1. Aktifitas dan fasilitas yang dibutuhkan di sebuah museum, khususnya museum jamu. 2. Pembagian ruang demi ruang yang sesuai dengan aktifitas pengunjung. 3. Mengenal lebih dalam mengenai bahan dasar pembuatan jamu serta manfaat yang didapat dalam mengkonsumsi jamu. 4. Proses pembuatan jamu secara tradisional dan industri. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1. Studi Literatur Bentuk pengumpulan data yang bersumber dari buku maupun media internet, untuk mencari infomasi yang berkaitan dengan judul perancangan. 2. Survei Survey dilakukan dengan langsung melihat ke lapangan untuk mengamati secara dekat mengenai hal-hal yang terkait didalamnya. Seperti melihat bahan dasar dan cara pembuatan jamu secara tradisional. 3. Wawancara Merupakan pencarian data dengan cara melakukan perbincangan dengan beberapa orang, sehingga menghasilkan pendapat yang berbeda-beda guna untuk mendengar pendapat lingkungan mengenai perancangan yang dilakukan, sehingga mendapat masukan dan pemikiran yang berbeda. 1.5.2 Metode Perancangan 1. Tahap Pengumpulan Data Setelah memperoleh semua data yang digunakan dalam perancangan Museum Jamu, maka selanjutnya melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan. Dari semua masalah tersebut akan menjadi dasar dan panduan dalam tahap perancangan yang akan dilakukan. Setelah melakukan penelitan dan pengamatan lebih lanjut. Mulai ditentukan kegiatan apa saja yang akan ada didalam Museum tersebut dan bagaimana melakukan perancangan

6 ruangan dan sirkulasi desain. Melakukan perhitungan antara kegiatan, kebutuhan ruang dan hubungan antar ruang. 2. Tahap Desain Jika semua data kegiatan sudah di kerjakan, maka berlanjut pada proses pencarian konsep.pemahaman akan proyek yang baik akan menghasilkan sebuah konsep desain yang menarik. Dengan konsep yang sudah matang, berlajut pada tahap desain yang sebenarnya. Apikasi antara konsep dan program kegiatan akan diaplikasikan dalam pembuatan layout. Gambar desain yang lain akan dilakukan jika perancangan layout sudah benar-benar sesuai dengan konsep dan kebutuhan. 3. Tahap Pengumpulan Gambar Kerja dan Gambar Presentasi Pengumpulan gambar kerja meliputi : Site Plan. Layout furniture. Floor plan, wall treatment, Ceiling dan mechanical electrical Potongan. Detail konstruksi dan detail furniture.pengumpulan Gambar Presentasi Layout furniture Layout ruang khusus Tampak Prespektif Maket dan aksonometri Skema material dan warna 1.6 Konstribusi Penelitian - Diharapkan perancangan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa interior Universitas Bina Nusantara dalam menambah wawasan lewat infomasi yang diberisikan terkait mengenai Museum Jamu. - Diharapkan perancangan uni dapat berguna bagi mahasiswa interior non- Universitas Bina Nusantara dalam mengerkan tugas yang berkaitan dengan Museum Jamu.

7 1.7 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Memberikan penjelasan mengenai pemilihan proyek, latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, ruang lingkup penelitian, konstribusi penelitian, sistematika penulisan. Guna memperdalam akan infomasi proyek yang akan dikerjakan secara umum dan khusus sehingga mempermudah tahap perancangan. BAB 2 LANDASAN TEORI Memberikan definisi mengenai teori yang digunakan dalam penelitian yang dilakuakan. Secara menjelaskan fungsi museum secara umum. Dan menjelaskan mengenai jamu secara luas seperti jenis dan manfaat. Serta halhal yang terkait dalam perancangan Museum Jamu. BAB 3 METODE PERANCANGAN Berisikan data-data yang diambil secara lebih spesifik dan akan dilakukan dalam perancangan. Pembagian ruang dengan kegiatan yang dibutuhan. Pengaturan dalam sirkulasi yang dibutuhkan. Menyesuaikan aktifitas dengan fasilitas yang ada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Berisikan mengenai masalah yang ditemukan setelah melakukan analisa dari proyek Museum Jamu. Dan cara menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi. Mengelolah dasar pola pikir lewat pengembangan desain dan kemudian di aplikasikan pada museum ini. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan dari kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan. Membuat ringkasan kesimpulan dari semua data yang telah dituliskan dari bab 1-4. Serta saran dari kekurangan dan hal-hal yang perlu ditingkatkan dari penelitian ini.

8 2.8 Tinjauan Pustaka Pada bagian ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pokok pembahasan yaitu mengenai jamu. Selain itu menjelaskan mengenai perkembangan hipotesis berdasarkan datang yang didapat. 2.8.1 Jamu merupakan hasil Mahakarya Indonesia Indonesia itu justru memiliki mahakarya yang menghasilkan mahakarya lain, Mahakarya yang merubah peradaban dunia. Dan Mahakarya Indonesia yang membuat Nusantara dikenal di mata dunia adalah Rempah-rempah. (JJ Rizal,20154) Sejarah mencatat bahkan sejak sebelum Masehi rempah dari Indonesia sudah menyebar ke seluruh dunia. Kekayaan Indonesia akan rempah-rempah membuat Indonesia di kenal dan dipandang oleh dunia. Rempah-rempah sebagi Mahakarya Indonesia juga menghasilkan sebuah karya salah satunya yaitu jamu. Jamu yang dibuat dengan bahan dasar rempah-rempah khas Indonesia tidak hanya menjadi bagian wariasan sejarah dan budaya Indonesia. Namun menjadi satu bagian dari Mahakarya bangsa Indonesia yang harus dikenal dan dipandang oleh generasi muda bahkan mancanegara. 2.8.2 Perkembangan Jamu Generasi muda Indonesia sering kali kurang mencintai hasil karya bangsa sendiri. Perkembangan gaya hidup mulai menarik pada hal-hal yang berbau teknologi dan segala sesuatu yang serba instan. Sampai tidak menyadari kekayaan dan rasa bangsa akan negeri Indonesia. Seharusnya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, membawa masyarakat Indonesia harus lebih mencintai bangsanya, dengan begitu karya-karya anak bangsa dikembangkan. Sehingga tidak kalah dengan bangsa lain. Begitu pula dengan minuman tradisional khas Indonesia ini harus dimulai dari ketertarikan bangsa Indonesia. Dilestarikan dan dikembangkan menjadi milik bangsa Indonesia.