BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

BAB III STUDI LITERATUR

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan merupakan persoalan yang sangat serius yang dapat

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN KARANG ANYAR KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN KARANG ANYAR KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank sampah lahir dari program Jakarta Green and Clean yaitu salah satu

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

HAK MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PROGRAM BANK SAMPAH DI KOTA DENPASAR

1

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sektor pariwisata di suatu daerah akan menarik sektor lain untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) By. Gotri Ruswani, S.Pd.

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

Abstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PENERAPAN PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS 3R

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus, organisme, dan respon

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi di berbagai bidang kehidupan saat ini sangat pesat. Perubahan pola hidup yang semakin praktis menyebabkan penggunaan

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DAERAH

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

Kajian Tentang Sampah Berbasis Masyarakat

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sampah Sampah ialah suatu bahan yang terbuang atau dibuang, merupakan hasil aktivitas manusia maupun alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau fungsi utamanya, Sejati (2009). Dalam Sumantri (2010) menyatakan bahwa penggolongan sampah menurut sumbernya yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut ini: 1. Pemukiman penduduk Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan. 2. Tempat umum dan tempat perdagangan Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa-sisa bahan bangunan, sampah khusus dan terkadang sampah berbahaya. 6

7 3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain: tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parker, tempat layanan kesehatan (misal: rumah sakit atau puskesmas), kompleks militer,gedung pertemuan, pantai tempat berlibur dan sarana pemerintah yang lain. Tempat ini biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah kering. 4. Industri berat dan ringan Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memprosesbahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya. 5. Pertanian Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, latang atau pun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman. Notoatmodjo, 2007 menyatakan sampah dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu: 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya, sampah dibagi menjadi: a. Sampah an-organik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya: logam atau besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya. b. Sampah organik adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya: sisa sisa makanan, daun daunan, buah buahan dan lain sebagainya.

8 2. Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas dan sebagainya. b. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng kaleng bekas, besi atau logam, pecahan gelas, kaca dan sebagainya. 3. Berdasarkan karakteristik sampah a. Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan makanan yang umumnya mudah membusuk dan berasal dari rumah tangga, restoran, hotel dan sebagainya. b. Rabish yaitu sampah yang bersalah dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah terbakar seperti kertas, karton, plastik dan sebagainya, maupun yang tidak mudah terbakar seperti kaleng bekas, klip, pecahan kaca, gelas dan sebagainya. c. Ashes (abu) yaitu sisa pembakaran dari bahan bahan yang mudah terbakar termasuk abu rokok. d. Sampah jalanan (street sweeping) yaitu sampah yang berasal dari pembersihan jalan yang terdiri dari campuran bermacam macam sampah, daun daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu dan sebagainya. e. Sampah industri yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik pabrik. f. Bangkai binatang (dead animal) yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak kendaraan atau dibuang oleh orang. g. Bangkai kendaraan (abandoned vehicle) adalah bangkai mobil, sepeda, sepeda motor dan sebagainya.

9 h. Sampah pembangunan (construction waste) yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah dan sebagainya yang berupa puing puing, potongan potongan kayu, besi beton, bamboo dan sebaginya. Menurut Syafrudin (2004) dalam Dwiyanto (2011) menyatakan sistem pengelolaan sampah terpadu (Integrated Solid Waste management) didefinisikan sebagai pemilihan dan penerapan program teknologi dan manajemen untuk mencapai sistem yang tinggi, dengan hirarki sebagai berikut: 1. Source Reduction, yaitu proses minimalis sampah di sumber dalam hal kuantitas timbulan dan kualitas timbulan sampah, terutama reduksi sampah berbahaya. 2. Recyclling, yaitu proses daur ulang yang berfungsi untuk mereduksi kebutuhan sumberdaya dan reduksi kuantitas sampah ke TPA. 3. Waste Transformation, yaitu proses perubahan fisik, kimia dan biologis perubahan sampah. Dimana ketiga komponen itu akan menentukan: Perubahan tingkat efesiensi yang diperlukan di dalam sistem pengelolaan; Perlunya proses reduce, reuse, dan recycle sampah; Proses yang dapat menghasilkan barang lain yang bermanfaat seperti pengomposan. 4. Landfilling, sebagai akhir dari suatu pengelolaan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Menurut penelitian Hokkanen & Salminen (1997) menyatakan bahwa solusi yang direkomendasikan untuk sistem pengelolaan sampah adalah penimbunan menengah, kompos dan RFD-pembakaran. Pada penelitian Kinnaman (2000) diperoleh dengan menentukan kebijakan harga pada setiap sampah yang dihasilkan dan sampah yang

10 didaur ulang oleh seseorang dapat mengurangi jumlah sampah yang akan ditimbulkannya. Namun, untuk terus mengurangi jumlah sampah yang setiap tahunnya dialihkan ke tempat pembuangan sampah, daur ulang harus diperluas untuk mencakup keragaman yang lebih besar (Kock & Domina, 2009). Pada penelitian Beccali, dkk (2001) juga menekankan pada daur ulang sampah untuk mengurangi volume sampah perkotaan. Ketidakpastian yang melekat dalam persepsi baik prioritas dan skala tujuantujuan ekonomi dan lingkungan dapat menghasilkan kesulitan tambahan dalam pengambilan keputusan manajemen (Chang, 1997). 2.2. Pengertian Bank Sampah Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankan. Penyetor adalah warga yang tinggal disekitar lokasi bank sampah serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank (Rozak, 2014). Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah. Sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah harus orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki

11 jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan penghargaan kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Konsep bank sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan (Novianty, 2012). 2.3. Kinerja Bank Sampah Kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan waktu yang diukur dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan ketepatan waktu. kinerja (prestasi kerja) dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kwantitas adalah jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan waktu adalah kesesuaian waktu yang telah direncanakan. Karakteristik yang membedakan kinerja auditor dengan kinerja manajer adalah pada output yang dihasilkan (Trisnaningsih, 2007). Menurut Indra Bastian, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategi (strategic planning) suatu organisasi (Fahmi, 2013).

12 Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikota Denpasar Nomor 188.45/195/HK/2015 tentang Penetapan Bank Sampah di Kota Denpasar Tahun 2015 memutuskan bahwa tugas dan tanggung jawab bank sampah adalah sebagai berikut yaitu Melaksanakan usaha penanganan tata kelola sampah dan kebersihan di wilayah masing masing; Memilah dan mengolah sampah organik dan non organik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya guna dalam upaya pengurangan beban sampah di tempat pembuangan akhir (TPA); Melayani, menyiapkan dan menampung sampah masyarakat di wilayahnya untuk di daur ulang; Menerima sampah masyarakat yang dapat dikonversi dalam bentuk uang yang dapat ditabung dan dibukukan pada buku tabungan; Melaksanakan kegiatan pembelajaran kebersihan lingkungan kepada masyarakat; dan Menyiapkan tenaga, sarana dan prasaranayang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan swakelola kebersihan. 2.4. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Sampah 2.4.1. Pendanaan atau pembiayaan Menurut Muhammad (2002) dalam Rimadhani (2011), pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory. Pandangan kedua dikemukakan oleh Miller

13 (1958) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Wijaya, 2010). 2.4.2. Komitmen pemilik bank sampah Komitmen pemilik bank sampah dapat diartikan tekad atau keinginan yang kuat dari pemilik bank sampah dalam mengembangkan dan memajukan bank sampahnya untuk dapat berkesinambungan serta selalu berperan aktif sehingga menghasilkan kinerja bank sampah yang baik dalam mewujudkan tujuan, visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini ditekankan bahwa komitmen adalah unsur perilaku sebagi upaya untuk mempertahankan dan menjaga hubungan jangka panjang antara kedua belah pihak agar hubungan ini lebih bermakna (Setiawan, 2007). 2.4.3. Sumber daya manusia Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan. Menurut Simanjuntak (1985) dalam Ali (1998) pengertian SDM ada dua macam yaitu : 1. Derajat kualitas usaha yang ditampilkan seseorang yang terlibat dalam proses produksi untuk menghasilkan barang atau jasa. 2. Manusia yang memiliki kemampuan kerja untuk menghasilkan produksi baik barang atau jasa. 2.4.4. Partisipasi masyarakat Partisipasi masyarakat ialah pengambilan bagian atau keikutsertaan masyarakat menjadi nasabah pada bank sampah. Masyarakat yang menjadi nasabah terlihat dari tercatatnya nama masyarakat pada buku register nasabah pada bank sampah. Semakin

14 banyak masyarakat yang ikut serta dan berperan aktif dalam menabung sampahnya pada bank sampah maka akan membuat bank sampah tersebut menjadi lebih berkembang serta mampu beroprasi dengan baik. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah tersebut dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Partisipasi langsung adalah keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan masyarakat, mulai dari gagasan, perumusan kebijakan hingga pelaksanaan operasional program. Sedang partisipasi tidak langsung adalah berupa keterlibatan dalam masalah keuangan, pemikiran dan material (Yuliastuti,dkk). Dalam penelitian Chrysantin (2013) yang berjudul Strategi Public Relations PT PJB (Pembangkitan Jawa-Bali) Dalam Program CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Sampah menyatakan bahwa penelitian ini menunjukkan public relations PT PJB memiliki model cooperative grand strategy dalam perumusan strategi kegiatan CSR bank sampah, sehingga penetapan isu, sasaran hingga tim pelaksana di lapangan memiliki kedekatan dengan mitra kerja yang bersangkutan, dan membuat proses setiap tahapan berjalan dengan baik hingga mampu merubah perilaku masyarakat. 2.4.5. Promosi ke masyarakat Menurut Green (1984) dalam Notoatmodjo (2010) merumuskan definisi sebagai berikut: Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. Promosi ke masyarakat merupakan suatu metode pengenalan bank sampah kepada masyarakat baik secara lisan ataupun tertulis untuk meningkatkan pengetahuan

15 dan wawasan masyarakat terhadap bank sampah guna meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat ke bank sampah. Metode tersebut dapat berupa penyebaran brosur, spanduk, presentasi, iklan di televise, radio, dan yang lainnya (Juliandoni, 2013). 2.4.6. Dukungan pemerintah dan pimpinan wilayah Koryati, dkk (2005) dalam Galileo (2012) menyebutkan kebijakan seringkali dikaitkan dengan keputusan pemerintah yang menjadi pedoman untuk mengatasi berbagai masalah publik dan mempunyai tujuan rencana dan program yang akan dijalankan secara jelas. Ada beberapa makna tentang kebijakan pemerintah yakni: 1. Kebijakan Pemerintah selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan. 2. Kebijakan itu merupakan apa yang benar benar dilakukan pemerintah, jadi bukan merupakan apa yang baru menjadi maksud atau pernyataan pemerintah melakukan sesuatu. 3. Kebijakan pemerintah itu bersifat positif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tindakan melakukan. 4. Kebijakan pemerintah dalam arti positif didasarkan atau selalu dilandaskan pada peraturan perundang-undangan dan bersifat memaksa (otoritatif). Dalam penelitian Joliandoni (2013) yang berjudul Pelaksanaan Bank Sampah Dalam Sistem Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan menyatakan bahwa masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki kesadaran dalam pengelolaan sampah yang ada di Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan karena

16 kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah untuk mengelola sampah di lingkungan tersebut. 2.4.7. Kemitraan atau kerjasama antar bank sampah Menurut Sulistiyani (2014) dalam penelitian Fahmi dkk, Kemitraan secara etimologis berasal dari kata partnership yang berasal dari suku kata partner yang berarti kawan, sekutu atau mitra. Secara definisi, maka kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Kemitraan atau kerjasama antar bank sampah merupakan hubungan antara bank sampah dengan bank sampah lainnya yang bertujuan saling membantu dan memotivasi kinerja bank sampah dalam memecahkan masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi.